spot_img

Cara Pindah Faskes BPJS Kesehatan dengan Mudah

Seiring berjalannya waktu ada kalanya Anda perlu memindahkan data pribadi Anda, salah satunya terkait dengan fasilitas kesehatan (Faskes) Anda. Agar Anda tidak kebingungan, pada artikel ini akan dibahas mengenai cara pindah faskes BPJS Kesehatan yang mudah Anda ikuti.

1. Cara Pindah Faskes BPJS Kesehatan Melalui Aplikasi JKN

cara pindah faskes bpjs
Ilustrasi aplikasi BPJS Kesehatan. Foto: BPJS-Kesehatan.go.id.

Berikut adalah cara mengubah faskes BPJS melalui aplikasi JKN Mobile yang bisa Anda ikuti:

  1. Download aplikasi JKN di ponsel melalui Google Play Store atau App Store.
  2. Buka aplikasi dan login dengan memasukkan data diri. Baik itu nomor BPJS, nomor KTP, tanggal lahir, nama ibu kandung, password, email, dan nomor handphone.
  3. Setelah login berhasil, pilih menu “Ubah Data Peserta” di halaman utama aplikasi.
  4. Pilih data peserta yang ingin diubah secara online. Untuk mengubah faskes, pilih menu “Faskes 1”.
  5. Akan muncul pop-up yang menampilkan pilihan provinsi, kabupaten, dan faskes. Pilih sesuai dengan domisili dan keinginan. Jika sudah yakin, klik simpan.
  6. Anda akan mendapatkan kode verifikasi yang dikirim ke email atau nomor handphone yang sudah didaftarkan sebelumnya.
  7. Masukkan kode verifikasi tersebut ke kolom yang tersedia dan klik verifikasi.
  8. Jika verifikasi berhasil, akan muncul konfirmasi perubahan faskes tingkat satu dari yang lama ke yang baru, beserta tanggal mulai berlakunya.

2. Cara Pindah Faskes Kesehatan Melalui Aplikasi WhatsApp

cara pindah faskes bpjs
Ilustrasi chat WA BPJS Kesehatan. Foto: YouTube.

Tanpa melalui aplikasi pun Anda bisa memproses perpindahan fasilitas kesehatan. Salah satunya menggunakan WhatsApp. Berikut langkahnya:

  1. Tambahkan nomor PANDAWA BPJS 08118165165 ke daftar kontak Anda.
  2. Lalu buka aplikasi WhatsApp dan temukan kontak PANDAWA.
  3. Kirim pesan dengan menyampaikan tujuan Anda ingin pindah faskes.
  4. Ikuti dan taati petunjuk selanjutnya sesuai arahan.

Harap Anda ketahui, layanan PANDAWA ini hanya beroperasi pada jam kerjanya, yaitu Senin-Jumat, pukul 08.00-15.00 waktu setempat. Layanan ini juga tidak buka pada hari libur nasional. Pastikan Anda menghubungi layanan tersebut pada waktu yang sesuai.

3. Mengurus Perpindahan Faskes dengan Cara Offline

Selain melalui online, Anda juga bisa melakukan penggantian faskes BPJS secara offline. Anda cukup mendatangi kantor BPJS Kesehatan yang terdekat.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus Anda lakukan:

  1. Datang ke kantor BPJS Kesehatan yang paling dekat dari tempat Anda tinggal.
  2. Isi formulir perubahan faskes dengan benar yang bisa Anda dapatkan di loket kantor BPJS Kesehatan.
  3. Periksa kembali apakah formulir perubahan faskes telah Anda isi.
  4. Terakhir, serahkan formulir beserta dokumen pendukung lainnya ke petugas BPJS Kesehatan.

Terkadang ada berbagai alasan yang menyebabkan Anda harus mengganti data dan fasilitas kesehatan yang selama ini sudah terdaftar. Semoga bagi Anda peserta BPJS Kesehatan tidak bingung lagi jika harus memindahkan faskes Anda ke tempat yang baru.

 

Startup Medis Scan.Com Tawarkan Pelayanan Pencitraan Medis dengan Cepat

startup medis scan.com
Ilustrasi penggunaan Scan.com. Foto: Scan.com/Techcrunch.

Startup medis Scan.com adalah sebuah perusahaan medtech berbasis di London. Mereka menghubungkan pasien dengan berbagai fasilitas pemindaian. Mulai dari MRI, ultrasound, CT, sampai X-ray.

Belum lama ini pihak perusahaan mendapatkan pendanaan sebesar $12 juta dalam putaran pendanaan Seri A. Dengan dana segar tersebut perusahaan lebih leluasa dalam mengembangkan peluncuran pelayanan pencitraannya di Amerika Serikat.

Startup Medis Scan.Com Berupaya Memangkas Waktu Tunggu

startup medis scan.com
Ilustrasi penggunaan Scan.com. Foto: Scan.com/Techcrunch.

Scan.com melihat adanya masalah dalam waktu tunggu bagi pasien di Inggris (UK). Walaupun mereka bisa membuat janji bersama dokter, akan tetapi jika harus melakukan pemindaian (scan) perawatan elektif seringkali harus menunggu hingga berbulan lamanya. Belum lagi mereka harus kembali menanti lama untuk mendapatkan hasilnya.

Secara rata-rata, pasien membutuhkan waktu tunggu hingga 14,6 minggu. Akibatnya, banyak orang yang beralih ke sektor swasta yang mampu memberikan pelayanan pemindaian. Melihat hal ini, Scan.com menawarkan solusi dengan cara bermitra bersama ratusan pusat pemindaian.

Kerjasama yang dilakukan oleh Scan.com memungkinkan individu untuk mengakses layanan pencitraan medis dengan atau tanpa rujukan dari dokter umum. Bukan itu saja karena startup medis Scan.com juga memberikan hasil dalam bentuk laporan yang akan dikirimkan hanya dalam waktu satu minggu.

Cara Kerja Scan.Com

Scan.com memungkinkan pengguna untuk mendapatkan akses pencitraan medis dengan atau tanpa rujukan dari dokter umum. Untuk menggunakan layanan ini, pengguna membayar di muka untuk mengamankan pemindaian yang akan mereka lakukan.

Setelah pembayaran di muka, mereka akan dijadwalkan untuk berkonsultasi secara virtuall bersama seorang klinisi dalam waktu 48 jam. Harga yang diterapkan dapat bervariasi. Semua tergantung pada berbagai faktor seperti lokasi, dan jenis pemindaian yang dilakukan.

Apabila pasien teridentifikasi atau menemukan dirinya mengalami masalah serius, mereka dapat masuk ke jalur “Temuan Mendesak,” tim klinis akan menghubungi dokter dan pasien untuk menjelaskan hasil. Kemudian pihak perusahaan akan menawarkan panduan mengenai apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Apabila ternyata setelah dilakukan pemindaian namun klinisi mengatakan tidak ada alasan kuat untuk melakukannya, Scan.com memberikan jaminan. Bentuk jaminan tersebut adalah pengembalian biaya secara penuh. Hal ini diungkapkan oleh CEO Scan.com, Charlie Bullock, dan hal ini terjadi sekitar 3% dari kasus yang ada.

 

RS IMC Bintaro Berhasil Menyelesaikan Masalah dengan Merombak Manajemen

RS IMC Bintaro
Bagian depan Rumah Sakit Ichsan Medical Center. Foto: Bintaro.co.id.

Rumah Sakit Ichsan Medical Center atau disingkat RS IMC Bintaro berhasil menyelesaikan permasalahan tunggakan kepada pihak karyawan dan mantan karyawan. Pihak rumah sakit telah melakukan perombakan di dalam manajemen dan memastikan sudah memenuhi seluruh kewajiban.

Sebelumnya, banyak pegawai dan mantan karyawan dari RS IMC Bintaro yang mengadu ke Disnaker Kota Tangerang Selatan. Mereka menyampaikan keluhan terkait dengan tidak dibayarkannya BPJS Kesehatan dan gaji yang tidak lancar.

Dede Widyawati, selaku Plt Direktur Operasional Rumah Sakit Ichsan Medical Center menyatakan pihaknya telah memenuhi seluruh kewajiban. Dia mengatakan bahwa hak-hak karyawan dan mantan karyawan adalah prioritas utama dari manajemen baru. Ini adalah bagian dari komitmen RS IMC Bintaro untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat.

“Penyelesaian yang sudah kami lakukan menunjukkan bahwa restrukturisasi berjalan dengan baik,” katanya dilansir dari TEMPO, Rabu 19 April 2023.

Widyawati menyampaikan apresiasi kepada karyawan dan dokter RS IMC Bintaro. Ia berterima kasih atas dukungan mereka sehingga mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah yang sempat terjadi.

“Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang tetap loyal dan mengutamakan pelayanan kepada pasien di tengah kondisi yang tidak mudah beberapa waktu lalu,” ujarnya.

Widyawati juga menjamin rumah sakit tidak akan mengalami hambatan ketenagakerjaan di masa depan. Ia melanjutkan, malah kini membuka kesempatan bagi para tenaga kesehatan untuk bekerja sama dengan pihaknya.

RS IMC Bintaro juga Memperpanjang Kerja Sama dengan BPJS Kesehatan

Selain itu, pihak rumah sakit juga telah memperpanjang kerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk memberikan akses layanan yang lebih luas kepada masyarakat Tangsel dan sekitarnya.

“Kerja sama ini sesuai dengan misi kami untuk selalu memberikan layanan kesehatan terbaik kepada masyarakat kelas menengah-bawah,” kata Widyawati.

“Mayoritas pasien yang kami tangani adalah pasien BPJS Kesehatan. Dari 100.000 pasien yang kami layani setiap tahunnya, lebih dari 70 persen adalah pasien BPJS Kesehatan,” tambahnya.

Dengan penambahan fasilitas, termasuk perluasan gedung dan kapasitas, rumah sakit diharapkan dapat melayani lebih dari 150.000 pasien per tahun. Meningkat dari sekitar 70 ribu pasien per tahun saat ini.

Widyawati mengatakan bahwa penambahan fasilitas ini menunjukkan komitmen rumah sakit dalam menyediakan layanan kesehatan berkualitas. Tentunya dengan standar tinggi dan profesional.

“Kami ingin RS IMC Bintaro menjadi manfaat dan solusi kesehatan bagi masyarakat. Terutama bagi masyarakat kurang mampu yang sulit mendapatkan layanan kesehatan berkualitas,” ujarnya.

 

Startup Pemindaian Retina Berbasis AI Mediwhale Dapatkan Pendanaan $9 Juta

startup pemindaian retina
Ilustrasi pemindaian retina. This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC-ND

MediWhale, sebuah startup pemindaian retina berbasis AI untuk mendeteksi penyakit mata dan sistemik, telah mengumpulkan $9 juta dalam putaran pendanaan Seri A. Putaran ini dipimpin oleh SBI Investment. Pendanaan juga didukung oleh partisipasi dari Innopolis Partners, BNK Venture Capital, dan IPS Ventures.

MediWhale didirikan oleh Kevin Choi. Ia sendiri mengalami kehilangan penglihatan saat usianya baru 24 tahun akibat glaukoma. Dia melihat potensi AI untuk membantu dokter mata dalam mendiagnosis dan merawat pasien dengan lebih efektif dan efisien.

Setelah menjalani perawatan, Choi bersama dokternya, Tyler Rim yang merupakan ahli bedah vitreoretinal mendirikan Mediwhale di tahun 2016. Startup pemindaian berbasis retina ini berkantor pusat di Seoul. Tujuan startup ini adalah memberikan pemindaian retina non-invasif ditenagai oleh AI (Kecerdasan Buatan) untuk mendiagnosis gangguan jantung dan ginjal serta penyakit lain. Diagnosis dilakukan melalui foto retina pasien.

MediWhale mengembangkan platform bernama Reti-CVD. Teknologi ini memungkinkan penggunaan algoritma AI untuk menganalisis gambar retina dan memberikan hasil pemeriksaan secara otomatis.

Reti-CVD dapat mendeteksi berbagai kondisi mata. Mulai dari glaukoma, katarak, degenerasi makula terkait usia, retinopati diabetik dan oklusi vena retina. Teknologi berbasis kecerdasan buatan ini juga dapat mengidentifikasi faktor risiko penyakit kardiovaskular. Risiko yang dimaksud antara lain diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke.

Mengapa hal ini dimungkinkan? Jawabnya karena retina adalah bagian dari sistem saraf pusat dan mencerminkan kondisi kesehatan keseluruhan tubuh.

Startup Pemindaian Retina untuk Mendeteksi Risiko Kesehatan Bahkan Sebelum Muncul Gejala

MediWhale mengklaim bahwa teknologi pemindaian retina Reti-CVD memiliki akurasi yang setara atau lebih baik dari dokter mata manusia. Terutama dalam mendeteksi penyakit mata.

Platform ini juga dapat membantu banyak orang untuk mendeteksi risiko kesehatan lebih cepat bahkan sebelum muncul gejala. Choi menyampaikan bahwa pendeteksian terhadap risiko dini CVD (penyakit kardiovaskular) memungkinkan pengguna memulai terapi sedini mungkin. Terutama bagi kelompok risiko menengah dan tinggi. Hasil bisa didapatkan hanya dalam waktu kurang dari satu menit.

Mediwhale mengklaim bahwa Reti-CVD-nya memiliki presisi yang sama dengan pemindaian CT jantung. Teknologi ini juga mampu menghindari paparan radiasi sama sekali kepada pasien.

Target utama startup pemindaian retina Mediwhale saat ini adalah kepada mereka yang tidak memiliki penyakit kardiovaskular tetapi berpotensi mengembangkan CVD di masa depan. Risiko ini dapat terjadi kepada beberapa orang seperti pasien diabetes dan penyakit metabolik, kata Choi. Mediwhale berfokus di Korea Selatan sebagai tempat uji coba sebelum meluncurkan layanannya di AS.

 

Startup Kesehatan Mito Health Mengamankan Pendanaan S$1,7 Juta (US$ 1,3 Juta)

startup kesehatan mito health
Pendiri Mito Health. Foto: e27.

Startup kesehatan Mito Health yang berfokus pada kesehatan digital dan perawatan pribadi, telah mengumpulkan US$1,3 juta. Pendanaan ini berasal di dalam putaran pra-seed yang dipimpin oleh Forge Ventures.

Putaran pendanaan ini juga melibatkan partisipasi dari beberapa investor lain. Beberapa diantaranya termasuk 500 Startups Vietnam, Antler Singapore, Cocoon Capital, Insignia Ventures Partners, dan Surge.

Mito Health didirikan pada tahun 2020 oleh dua mantan eksekutif Grab, Kevin Lee dan Aditya Lesmana. Startup ini bertujuan agar setiap orang mampu mengambil kendali atas kesehatan mereka sendiri. Dengan begitu siapa saja yang membutuhkan dapat terhubung dengan dokter profesional dan layanan perawatan pribadi.

Startup kesehatan Mito Health memungkinkan pengguna untuk melakukan konsultasi online dengan berbagai kebutuhan pelayanan kesehatan. Contohnya dengan dokter yang berlisensi, memesan tes laboratorium di rumah atau di klinik terdekat, dan mendapatkan resep obat yang dapat diantarkan ke rumah.

Platform ini juga menawarkan konten edukasi kesehatan dan fitur pelacakan kesehatan. Pengguna akan mampu memantau kondisi dan mencapai tujuan kesehatan yang mereka inginkan.

Startup Kesehatan Mito Health Berupaya Melayani Masyarakat Asia Tenggara

Menurut Lee, CEO dan co-founder Mito Health, startup ini ingin mengatasi tantangan yang dihadapi oleh banyak orang di Asia Tenggara. Khususnya dalam mengakses layanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau.

Ia mengatakan bahwa dengan menggunakan teknologi dan data, Mito Health dapat memberikan solusi kesehatan yang holistik dan dipersonalisasi.

“Kami percaya bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia. Kami ingin membangun sebuah perusahaan yang dapat membuat perbedaan nyata dalam hidup orang-orang,” kata Lee dilansir dari e27 (18/04/2023).

Saat ini, Mito Health telah meluncurkan layanan beta-nya di Indonesia dan Vietnam, dengan rencana untuk memperluas ke pasar lain di Asia Tenggara dalam waktu dekat. Startup ini juga berencana untuk menggunakan pendanaan segarnya untuk meningkatkan tim, mengembangkan produk, dan meningkatkan basis penggunanya.

Forge Ventures, investor utama dalam putaran ini, adalah sebuah perusahaan modal ventura yang berbasis di Singapura. Perusahaan ini berfokus pada investasi awal di startup teknologi di Asia Tenggara. Portofolionya mencakup beberapa startup terkemuka di wilayah ini, seperti Grab, Bukalapak, Carousell, ShopBack, dan Zilingo.

“Kami sangat senang untuk mendukung Mito Health dalam misi mereka untuk membawa layanan kesehatan digital ke jutaan orang di Asia Tenggara. Kami percaya bahwa Mito Health memiliki tim yang kuat, visi yang jelas, dan produk yang inovatif yang dapat menciptakan dampak positif bagi masyarakat,” kata James Chan, partner Forge Ventures.

 

Troli Anestesi: Pengertian, Fitur, dan Manfaatnya di Bidang Pelayanan Kesehatan

troli anestesi
Ilustrasi alat untuk membawa dan menyimpan obat dan peralatan anestesi. Foto: Alibaba.

Di dalam pelaksanaan tindakan medis khususnya operasi, dibutuhkan peran dokter anestesi. Ia menjadi penentu jenis dan dosis obat untuk mencegah rasa sakit selama prosedur medis dilakukan. Demi menunjang pekerjaannya ada sebuah perangkat bernama troli anestesi.

Secara umum, troli ini berbentuk hampir sama seperti lemari yang dapat dipindahkan dengan mudah. Juga mampu menampung berbagai macam obat dan kelengkapan yang diperlukan untuk melakukan anestesi.

Dalam artikel ini, kita akan membahas apa saja yang harus ada di dalam troli anestesi dan bagaimana cara menggunakannya dengan benar.

Apa Itu Troli Anestesi

troli anestesi
Ilustrasi troli untuk menyimpan obat anestesi. Foto: Capsa Health Care.

Troli anestesi adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyimpan dan mengatur peralatan dan obat-obatan yang dibutuhkan untuk memberikan anestesi kepada pasien. Perangkat ini biasanya terdiri dari beberapa laci dan rak yang dapat dikunci dan dilabeli sesuai dengan isi dan fungsi masing-masing.

Alat ini dapat membantu dokter anestesi dan perawat untuk bekerja lebih efisien dan aman dalam memberikan anestesi. Mereka akan mudah melakukan pengawasan dan pengendalian stok obat-obatan yang sensitif dan berbahaya.

Perangkat yang umum ada di ruang tindakan operasi ini biasanya dilengkapi dengan berbagai macam bagian. Mulai dari laci yang bisa dikunci, roda yang dapat berputar dan berhenti, serta rak atau tempat untuk menaruh alat-alat seperti tabung oksigen, monitor, dan lain-lain.

Fitur Penting yang Sebaiknya Ada pada Sebuah Troli Anestesi

troli anestesi
Ilustrasi alat untuk membawa dan menyimpan obat dan peralatan anestesi. Foto: Alibaba.

Sebuah rumah sakit atau fasilitas kesehatan memerlukan berbagai alat untuk menunjang pelayanan medis kepada masyarakat. Apabila dibutuhkan tindakan operasi maka harus ada dokter anestesi yang terlibat.

Disinilah pentingnya kehadiran sebuah alat yang bisa membantu pemberian anestesi. Dengan begitu, dokter dan tenaga medis dapat memberikan sesuai dosis dengan mudah dari tempat penyimpanan yang aman.

Ada beberapa fitur penting yang sebaiknya ada dari troli anestesi dilansir dari Aussie Business Hub:

  • Bahan yang tahan lama dan mudah dibersihkan. Gunakan troli yang terbuat dari bahan kuat dan tahan terhadap gesekan, kerusakan, dan kontaminasi. Misalnya dari bahan logam, plastik, atau kayu lapis yang dilapisi dengan bahan anti bakteri. Alat juga harus mudah dibersihkan dan didesinfeksi setelah digunakan untuk mencegah penyebaran kuman atau bakteri berbahaya.
  • Roda yang lancar dan berfungsi dengan baik. Gunakan troli dengan roda agar mudah bergerak dengan mudah dan cepat dari satu tempat ke tempat lain. Pastikan kondisi roda juga harus kuat dan tahan terhadap tekanan dan beban. Cek kelengkapan sistem rem atau kunci yang dapat menghentikan troli saat diperlukan untuk mencegah bergeser atau terjatuh.
  • Kapasitas penyimpanan yang cukup dan terorganisir. Pastikan alat ini memiliki ruang penyimpanan yang cukup. Gunanya untuk menampung semua peralatan dan obat-obatan yang dibutuhkan saat memberikan anestesi kepada pasien. Ruang sebaiknya terbagi menjadi beberapa laci atau rak yang dapat dikunci demi menjaga keamanan perangkat di dalamnya.
  • Model yang sesuai dengan kebutuhan dan ruang. Pastikan untuk menggunakan troli dengan model yang sesuai dengan kebutuhan dan ruang yang tersedia di fasilitas medis. Ada banyak model di pasaran, mulai dari yang sederhana hingga yang canggih. Beberapa model memiliki rak tambahan di atas meja untuk menambah kapasitas penyimpanan.

Keuntungan Melengkapi Fasilitas Kesehatan dengan Troli Anestesi

troli anestesi
Ilustrasi troli yang digunakan saat tindakan memberikan anestesi. Foto: E-Surgical.

Troli anestesi memiliki beberapa keuntungan jika dimiliki oleh fasilitas kesehatan, antara lain:

  • Memudahkan dokter anestesi dan perawat untuk menyiapkan dan memberikan obat anestesi yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
  • Mencegah penyalahgunaan atau kesalahan penggunaan obat anestesi yang dapat membahayakan pasien atau staf medis.
  • Menjaga kualitas dan keamanan obat anestesi dari kontaminasi atau rusak oleh faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, cahaya, atau debu.
  • Menghemat ruang dan biaya penyimpanan obat anestesi. Nantinya obat-obatan dapat digunakan kembali untuk keperluan lainnya.

Demikian pembahasan mengenai troli anestesi. Alat ini berfungsi untuk membantu dokter dan perawat bekerja lebih efisien dalam memberikan anestesi. Fitur penting yang sebaiknya ada antara lain bahan yang kuat sekaligus mudah dibersihkan, roda yang lancar, kapasitas penyimpanan cukup, serta model sesuai dengan kebutuhan.

Semoga artikel ini membantu Anda dalam mengenali lebih jauh berbagai perangkat yang ada di dunia medis.

 

Menteri Kesehatan Berupaya Mengatasi Kesenjangan Alat Kesehatan Antar RSUD

kesenjangan alat kesehatan
Ilustrasi mammogram. Foto: edwards.tricare.mil.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) berupaya mengatasi kesenjangan alat kesehatan. Hal ini terutama dilakukan di RSUD baik untuk alat USG, pendeteksi kanker, sampai alat mammogram/mamografi.

Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Sadikin, ia menilai terjadi gap cukup besar di antara Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di berbagai daerah. Ada sebagian RSUD yang masih mengalami kekurangan atau bahkan tidak punya alkes tertentu sama sekali.

“Saya akan menjelaskan sedikit. Dengan adanya undang-undang otonomi daerah, bidang agama, pertahanan, dan luar negeri tetap berada di bawah wewenang pusat. Namun, bidang lain termasuk kesehatan diserahkan ke daerah,” kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat sesi ‘Dialog Nusantara: Mewujudkan Sila ke-5 Pancasila Melalui Pembangunan Layanan Kesehatan yang Merata di Seluruh Indonesia’ pada Kamis (13/4/2023).

“Ini memang dilema. Jika pemerintah daerah maju, maka layanan kesehatan juga akan maju. Namun jika pemerintah daerah tidak memperhatikan kesehatan, maka layanan kesehatan akan tertinggal.”

Menkes Prihatin Atas Terjadinya Kesenjangan Alat Kesehatan di RSUD

Menkes juga mengungkapkan keprihatinannya atas kesenjangan alat kesehatan yang terjadi.

Budi Gunadi mengakui bahwa terdapat kesenjangan dalam ketersediaan alat kesehatan di antara RSUD di berbagai daerah, yang menyebabkan kesulitan baginya. Ketiadaan alat kesehatan menghambat harapan untuk pelayanan kesehatan yang baik.

“Sebagai Menteri Kesehatan, saya melihat bahwa kesenjangan ini sangat besar antara satu daerah dengan daerah lainnya. Misalnya, ada RSUD yang sangat baik di Semarang, Tulungagung, dan Jakarta,” katanya.

“Namun ada juga RSUD yang kurang memadai. Saya pernah berkunjung ke Nias Utara dan melihat bahwa alat-alat kesehatan di sana tidak lengkap. Saya yakin masih ada tempat lain yang mengalami kekurangan alat kesehatan.”

Budi Gunadi sedang melakukan pendataan kebutuhan alat kesehatan untuk mengetahui alat kesehatan apa saja yang kurang dan tidak tersedia di RSUD setempat. Setelah itu, ia akan memberikan alat kesehatan sesuai kebutuhan RSUD. Akan tetapi perlu diingat bahwa harga alat kesehatan ini cukup mahal.

“Saya ingin membagikan alat kesehatan yang mahal seperti cath lab dan mammografi. Saya sudah membagikan 10.000 USG.” Namun, ada syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh RSUD untuk mendapatkan alat kesehatan mahal ini. Budi Gunadi menekankan bahwa RSUD harus mengisi laporan kesiapan alat agar alat yang diberikan bisa dimanfaatkan.

“Saya akan memberikan alat kesehatan tersebut dengan ‘suatu kondisi tertentu.’ Jika RSUD tidak mengisi laporan kesiapan alatnya, saya tidak akan memberikan alat tersebut. Jadi ada insentif dan disinsentif,” tambahnya.

Ke depan Menkes mengatakan bahwa akan dibuat suatu mekanisme agar pemerataan alkes dapat terjadi. Ke depan akan dibuat semacam form sederhana untuk pelaporan alat-alat dan mengontrol check and balance.

 

Pelaksanaan Inovasi Telekesehatan Harus Terdaftar di Regulatory Sandbox, Kata Kemenkes RI

inovasi telekesehatan
Foto: Sehat Negeriku Kemkes.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) meminta industri atau penyedia layanan yang melakukan inovasi telekesehatan untuk segera mendaftar ke regulatory sandbox. Hal ini diperlukan untuk menjamin keamanan masyarakat sebagai pengguna layanan dan menjamin keamanan industri yang menyediakan pelayanan kesehatan.

Setiaji, Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan Kemenkes, menjelaskan bahwa penggunaan telekesehatan saat pandemi COVID-19 sangat signifikan. Menurut data dari Aliansi Telemedik Indonesia (Atensi), terdapat sekitar 17,9 juta aktivitas konsultasi kesehatan yang berasal dari 19 perusahaan telemedisin.

“Kami ingin memastikan bahwa inovasi ini dapat diatur dengan regulasi yang sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini. Hal ini juga bertujuan untuk melindungi industri kesehatan dan pengguna layanan kesehatan,” kata Setiaji dalam konferensi pers di Jakarta pada Kamis (13/4) dilansir dari situs Sehat Negeriku.

Setiaji mengungkapkan bahwa telekesehatan yang ada saat ini belum terdaftar di dalam regulatory sandbox. Hal ini dapat menimbulkan banyak risiko dan masalah yang sulit diatasi jika terjadi hal-hal yang berdampak signifikan pada layanan kesehatan.

Apa yang Dimaksud dengan Regulatory Sandbox dan Kaitannya dengan Inovasi Telekesehatan?

Regulatory sandbox adalah mekanisme untuk menguji sejauh mana pelaksanaan inovasi telekesehatan digital yang dilakukan oleh penyedia layanan telekesehatan. Pengujian dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan berbagai pakar di bidangnya.

Tujuan dari pengujian melalui regulatory sandbox ini adalah untuk menilai keandalan proses bisnis, model bisnis teknologi, dan tata kelola telekesehatan. Hal ini memungkinkan regulator dan penyedia layanan untuk menganalisis risiko bagi masyarakat jika menerapkan teknologi terbarukan di bidang kesehatan.

“Kami akan menyiapkan ruang aman untuk mengulas tata kelola telekesehatan,” kata Setiaji.

Melalui regulatory sandbox, pemerintah dapat melakukan tes secara real time terhadap produk layanan telekesehatan, termasuk kebijakan yang dapat mendukung pelaksanaannya.

Dengan demikian, penyedia layanan telekesehatan dan masyarakat sebagai pengguna dapat menggunakan produk layanan tersebut dengan lebih aman.

 

Fasilitas RSUD dr. Soetomo Tetap Beroperasi 24 Jam Selama dan Pasca Lebaran 2023

fasilitas RSUD dr. Soetomo
Dirut RSUD dr. Soetomo Surabaya. dr. Joni Wahyuhadi. Foto: ANTARA.

Fasilitas RSUD dr. Soetomo di Surabaya akan tetap beroperasi baik selama dan pasca Lebaran. Pihak RS akan menyiagakan 400 tenaga medis selama libur Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah/Lebaran 2023. Ada yang jaga on site, kemudian ada jaga on call.

Demikian penjelasan dari Direktur Utama RSUD dr. Soetomo, dr. Joni Wahyuhadi dilansir dari Medcom (14/04/23).

“Akan ada 400 petugas yang kami siagakan selama periode Lebaran. Ada yang akan berjaga on-site, sementara ada pula yang kami tempatkan on-call. Saat ini seluruh tindakan yang dilakukan di rumah sakit ini dikerjakan oleh seluruh dokter penanggung jawab sendiri. Mereka juga akan dibantu oleh PPDS, sehingga spesialis akan 12 jam tidur di RSUD dr. Soetomo, kata dr. Joni.

Fasilitas RSUD dr. Soetomo Menerapkan Sistem Buffer

Ia juga mengungkapkan karena saat ini sudah tidak ada pembatasan kegiatan masyarakat seperti PPKM yang lalu, maka diperkirakan akan ramai. Di sisi lain biasanya tingkat hunian dan kedatangan akan ramai justru pasca Lebaran.

“Menurut pengalaman kami, kondisi ramai justru terjadi saat pasca Lebaran. Sementara itu pada saat Lebaran itu sendiri di Surabaya cenderung sepi. Baru setelah itu banyak yang datang ke sini,” lanjutnya.

Fasilitas RSUD dr Soetomo sendiri mempunyai 22 pusat kamar operasi dan enam kamar operasi UGD. Pada saat libur Lebaran nanti, kamar operasi di RSUD itu akan dijadikan satu. Sebanyak 22 kamar sentral itu bekerja satu lantai sampai jam 22:00.

Dengan demikian waktu operasional menjadi diperpanjang. Kemudian fasilitas RSUD dr. Soetomo untuk pelayanan UGD dilakukan selama 24 jam. Di UGD ini akan diterapkan buffer system. Dimaksudkan untuk mengefektifkan pelayanan menjadi satu ruangan.

Jika UGD di bagian depan penuh, pasien bisa ditaruh di belakang UGD atau ruang buffer ini. Jumlah kunjungan pasien di RSUD dr Soetomo sendiri cukup banyak. Bisa mencapai 120 pasien dalam sehari. Sedangkan untuk logistik, saat ini sedang diproses pengadaannya untuk H-10 dan H+10.

“Kami berkonsentrasi untuk H+10. Sebab kami mengantisipasi agar 10 hari setelah Lebaran tidak akan kekurangan obat atau alat,” pungkasnya.

 

Perusahaan Healthtech Zi.Care Terima Pendanaan Seri A untuk Memperkuat Operasional Bisnis

Perusahaan healthtech
Para Co.Founder Zi.Care. Foto: Zi.Care/Daily Social.

Zi.Care, sebuah perusahaan healthtech berbasis di Indonesia, baru-baru ini mendapatkan pendanaan baru Seri A. Pendanaan ini dipimpin oleh Greenwillow Capital dan beberapa investor dari dalam dan luar negeri lain.

Beberapa diantaranya adalah Accathon Capital dan Taurus Ventures, disertai oleh para angel investor. Total dari pendanaan ini mencapai jutaan dolar AS yang akan digunakan untuk memperkuat operasional bisnis, memperluas jangkauan layanan, dan pengembangan teknologi.

Zi.Care didirikan pada 2018 dan berkembang pesat dalam waktu singkat. Fokus perusahaan ini terletak pada layanan kesehatan untuk pasar korporat. Perusahaan healthtech menawarkan berbagai paket pelayanan. Diantaranya aplikasi pengelolaan kesehatan dan layanan teledokter.

Saat ini, Zi.Care sedang memperkuat bisnis untuk memperkuat platform teknologi dan memperluas jangkauan layanannya. Diantaranya dengan menyediakan layanan kesehatan bagi masyarakat umum.

Perusahaan Healthtech Zi.Care Berupaya Membangun Platform Teknologi Kesehatan Inovatif

Zi.Care telah membangun platform teknologi kesehatan yang inovatif. Tujuannya untuk memungkinkan akses jangka pendek menuju pelayanan kesehatan berkualitas.

Jeth Soetoyo, CEO Zi.Care, menyatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa ia merasa senang dan terhormat mendapatkan dukungan dari investor mereka. Dukungan ini diyakini akan membantu Zi.Care mempercepat pertumbuhan bisnis yang mereka jalankan.

Soetoyo juga menambahkan bahwa dengan peningkatan kapasitas dan peningkatan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi, Zi.Care sangat optimis tentang masa depan industri kesehatan di Indonesia.

“Kami sangat senang dan merasa terhormat atas dukungan dari para investor kami. Atas hal ini kami yakin dukungan yang diberikan bisa mengakselerasi pertumbuhan bisnis kami,” kata Soetoyo dilansir dari Daily Social (14/04/23).

Di sisi lain, salah satu investor yang terlibat dalam pendanaan Seri A ini adalah Greenwillow Capital. Perusahaan ini sangat berpengalaman dalam melakukan investasi di sektor kesehatan di Asia. Mereka juga telah melakukan banyak peningkatan pada perusahaan-perusahaan kesehatan berkembang di setiap tahapan, mulai dari pendanaan awal hingga tahap penawaran umum.

Dukungan pendanaan dari Greenwillow Capital akan memberikan peluang besar bagi Zi.Care untuk dapat meraih tujuan perusahaan healthtech ini.