spot_img

Singapura Memimpin Inovasi Femtech di Asia Tenggara

Disadur dari sumber, pada tahun 2022 Singapura menjadi pemimpin pasar di bidang inovasi femtech (female technology). Dengan total 32 perusahaan yang didirikan dan beroperasi di dalam negeri menandai peningkatan sebesar 45% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu negara tetangganya yaitu Malaysia menempati posisi kedua dalam “lomba” inovasi industri kesehatan ini dengan 12 perusahaan. Penambahan jumlah perusahaan ini merupakan lonjakan sangat signifikan sebesar 500% dibandingkan tahun sebelumnya.

Di sisi lain, negara tetangga seperti Kamboja, Laos, dan Myanmar menunjukkan pertumbuhan industri kesehatan khususnya pengembangan femtech masih stagnan sejak tahun lalu.

Ada beberapa faktor krusial yang menyebabkan inovasi sulit berkembang. Salah satu contoh ekstrem adalah ketidakstabilan politik yang terjadi di Myanmar sejak 2021 lalu. Akibat kondisi ini terjadi efek domino. Kondisi politik tidak stabil menyebabkan naiknya angka kemiskinan. Seiring dengan itu wanita menjadi sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak akibat melonjaknya biaya fasilitas kesehatan.

Mengapa Singapura Mampu Menjadi Tempat Ideal Inovasi Femtech di Asia Tenggara

Femtech atau female technology mulai hadir sejak 2012. Istilah ini didefinisikan sebagai industri yang dilakukan oleh perusahaan teknologi yang memfokuskan diri pada pemenuhan kebutuhan kesehatan wanita. Tipe perusahaan ada yang melayani konsumen langsung (B2C), atau business-to-business (B2B).

Pertanyaannya mengapa tidak semua negara mampu menjadi tempat pengembangan femtech ideal, khususnya di Asia Tenggara?

Jawabannya ada beberapa. Mulai dari iklim Singapura yang selama ini sudah dikenal sebagai tempat yang ideal untuk menjadi lokasi ujicoba (test bed) berbagai perusahaan yang ingin mengembangkan inovasinya dan faktor pendukung lainnya sebagai berikut:

1. Riset dan Pengembangan

Sedikitnya ada dua domain riset yang relevan dengan industri femtech: Kesehatan dan Potensi Manusia (HHP) dan Smart Nation dan Ekonomi Digital (SNDE).

Dua domain tersebut diawali oleh inisiatif yang dilakukan pada Desember 2020. Dilakukan oleh Yayasan Riset Nasional Singapura yang meluncurkan Rencana Inovasi Riset Enterprise 2025 dengan anggaran sekitar S$25 miliar (US$18 miliar).

2. Perbincangan di Media Sosial

Pada awal 2021 muncul banyaknya post dan laporan tentang angka kelahiran yang menurun di Singapura. Media sosial saat itu diramaikan dengan percakapan tentang kesuburan dan perencanaan keluarga.

Keriuhan ini membantu meningkatkan perbincangan tentang kesehatan wanita. Juga meningkatkan kesadaran dan membuka peluang bisnis baru yang dapat dilakukan oleh perusahaan industri kesehatan.

Dapat disimpulkan Singapura saat ini memimpin pasar inovasi femtech di Asia Tenggara dengan 32 perusahaan yang beroperasi di dalam negeri. Didukung oleh berbagai faktor, seperti iklim yang ideal untuk pengembangan inovasi dan investasi besar dalam riset dan pengembangan. Juga maraknya perbincangan di media sosial yang meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan wanita.

 

Related Articles

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Media Sosial

10,000FansLike
13,700FollowersFollow
BERLANGGANAN NEWSLETTER GRATIS
I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )
Join over 3.000 visitors who are receiving our newsletter and learn how to optimize your blog for search engines, find free traffic, and monetize your website.
We hate spam. Your email address will not be sold or shared with anyone else.

Pilihan Redaksi

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x