spot_img

Machine Learning Jadi Kunci Penemuan “Pan-Variant” Vaksin yang Dapat Kendalikan COVID-19

Pengembangan vaksin dengan bantuan teknologi machine learning untuk tangani COVID-19 dapat menjadi solusi untuk mengakhiri kebutuhan akan booster dan vaksin musiman. Para peneliti MIT mengatakan bahwa vaksin “pan variant” tidak menargetkan virus secara langsung. Akan tetapi mencoba mengontrol dengan menekan beberapa sel yang terinfeksi.

Memang saat ini masih berada di dalam tahap uji coba pada hewan. Sementara itu dibutuhkan solusi jangka panjang ketika COVID-19 menjadi virus yang tetap ada di tengah manusia. Hal yang menjadi pertimbangan adalah betapapun baiknya kerja vaksin mRNA, sifatnya hanya reaktif dan buka proaktif.

Demi mengatasi hal itulah, peneliti di MIT’s Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory mencari cara agar manusia tetap terlindungi dari COVID-19. Menurut paper yang terbit di jurnal Frontiers in Immunology, mereka tidak menargetkan protein puncak pada virus karena terus berubah. Gantinya, mereka mencari sinyal molekul tertentu yang muncul pada permukaan sel yang terinfeksi virus.

Sinyal yang disebut sebagai human leukocyte antigens (HLA) ini menunjukkan beberapa jenis peptida pada sel T.

Machine Learning pada Pelacakan Sel yang Terinfeksi

machine learning COVID-19
Ilustrasi virus COVID-19. Foto: Max Pixel.

Lalu bagaimana cara machine learning terlibat dalam pencarian vaksin “pan variant” ini? Saat ini sudah banyak sekali data variasi protein dan rantai asam amino pada COVID. Begitu pula bagaimana perubahan yang terjadi ketika sel sudah terinfiltrasi, dan bagaimana rupa sebuah sel yang terindikasi menggunakan HLA.

Di tengah keriuhan data inilah machine learning berperan besar. Algoritma akan membuat katalog tentang peptida yang relevan dan memilih sekitar 30 peptida yang hadir atau “dikonservasi” dalam semua versi virus. Baik yang terkait dengan HLA, dan kemungkinan akan digunakan sebagai bendera untuk sel T.

Tikus transgenik yang diberikan HLA dari peneliti tersebut dan vaksin baru menunjukkan respons kekebalan yang lebih baik dalam jangka pendek. Tidak ada tikus yang mati karena virus.

“Studi ini menawarkan bukti bahwa vaksin yang kami rancang menggunakan machine learning dapat memberikan perlindungan dari virus COVID,” kata mahasiswa PhD MIT Brandon Carter, dalam artikel berita MIT.

Salah satu manfaat penting dari penelitian ini adalah terhadap orang dengan kekebalan yang lemah. Mereka bisa mendapatkan perlindungan yang lebih baik ketika vaksin mRNA tidak efektif. Selain itu penderita long COVID juga lebih terlindungi terhadap serangan pada kekebalan yang lebih komprehensif.

“Pan Variant Vaccine” memang menjanjikan namun saat ini masih ada di tahap yang sangat awal. Akan tetapi jika kemajuan terlihat positif maka masa depan kehidupan manusia yang harus berdampingan dengan virus COVID diprediksi cukup cerah.

 

Related Articles

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Media Sosial

10,000FansLike
13,700FollowersFollow
BERLANGGANAN NEWSLETTER GRATIS
I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )
Join over 3.000 visitors who are receiving our newsletter and learn how to optimize your blog for search engines, find free traffic, and monetize your website.
We hate spam. Your email address will not be sold or shared with anyone else.

Pilihan Redaksi

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x