spot_img

CollPlant Bentuk Divisi Baru, Fokus Kembangkan Produk 3D Bio-Printing

Tanaman penghasil rhCollagen yang dikembangkan oleh CollPlant. SUmber gambar : greentechconcept.com

CollPlant sebuah perusahaan startup kesehatan mengumumkan bahwa pihaknya telah menciptakan sebuah divisi baru yang fokus mengembangkan produk bio-printing berbahan dasar kolagen.

CollPlant telah memanfaatkan rhCollagen berbasis tanaman miliknya yang digunakan untuk keperluan perbaikan jaringan tubuh manusia. Divisi baru ini selanjutnya akan mengembangkan bio-ink atau tinta biologis berbahan kolagen untuk digunakan dalam printer 3D yang mampu mencetak citra organ dan jaringan.

“Selama beberapa bulan terakhir, Kami telah menggandakan aktivitas kami di bidang pencetakan 3D (citra organ tubuh manusia) dengan memanfaatkan tinta biologis yang dikembangkan menggunakan bahan dasar rhCollagen Kami,” tutur CEO CollPlant, Yehiel Tal.

“Protein kolagen adalah unsur utama pada jaringan ikat di tubuh manusia, dan karena itu sangat ideal untuk digunakan sebagai tinta biologis,” lanjut Tal.

Tal memuji beberapa sifat rhCollagen yang membuatnya ideal untuk menciptakan jaringan yang bisa digunakan di dalam tubuh manusia. CollPlant sendiri sejauh ini sudah berhasil menciptakan beberapa produk bio-material yang ditunjukkan untuk keperluan penyembuhan luka lanjut dan ortopedi.

Cryotherapy, Terapi Gas Dingin Untuk Kecantikan dan kesehatan

Klinik-klinik kecantikan menyediakan berbagai perawatan sebagai solusi untuk tampil lebih menarik dan sehat. Tiap klinik berlomba-lomba mendatangkan berbagai peralatan untuk mendukung programnya. Mulai yang tradisional hingga yang modern.

Berbicara mengenai peralatan kecantikan modern, pada kesempatan kali ini MedX akan membahas tentang Cryotherapy. Cara perawatan kecantikan menggunakan gas nitrogen dingin yang dipercaya mampu mempercantik wajah hingga membakar kalori.

Teknologi ini memang belum ada di Indonesia, namun di Amerika Serikat, Cryotherapy sudah sering digunakan para atlet dan selebriti ternama, seperti Demi Moore, Lindsay Lohan, Christiano Ronaldo, hingga Floyd Mayweather.

Perawatan itu dilakukan dengan cara memaparkan gas nitrogen dingin di bawah nol derajat pada kulit yang ingin disasar. Tujuannya untuk memicu respon tubuh kemudian menghasilkan lebih banyak energi dan kolagen, menguatkan imun, memperbaiki sirkulasi darah, mengurangi rasa nyeri, hingga menurunkan bobot tubuh.

Klinik-klinik yang sudah memanfaatkan teknologi ini biasanya membagi dalam dua kategori, yaitu Body Cyrotherapy yang merupakan terapi untuk tubuh dan Cyro Facial untuk wajah.

Pompa Jantung Impella CP generasi Ke-3 Resmi Diluncurkan

Abiomed, produsen alat kesehatan asal Denver, Amerika Serikat, baru saja mengumumkan peluncuran produk terbarunya, Impella CP generasi ke 3. Sebuah alat pompa jantung yang dirancang untuk membantu pasien selama prosedur percutaneous coronary interventional (PCI) dan juga untuk menstabilkan jantung pasca serangan syok kardiogenik.

Impella CP generasi terbaru ini diklaim mampu memompa darah lebih dari 4 liter darah per menit, generasi sebelumnya hanya mampu maksimum 4 liter darah per menit. Alat ini juga dilengkapi dengan selubung pengantar berukuran 25 cm yang dapat mengantarkan pompa melalui bagian pembuluh darah yang sulit. Selain itu juga, selubung ini memungkinkan ahli bedah mengakses kembali arteri femoralis dengan cepat jika ada hal teknis yang tidak beres.

“Penambahan pada Impella CP ini merupakan inovasi dan komitmen berkelanjutan sejak Impella diperkenalkan pertama kali sembilan tahun yang lalu. Kami terus percaya bahwa wawasan berbasis data dan keahlian klinis, serta dukungan customer service 24 jam kami, dapat membantu rumah sakit memperbaiki proses pengobatan pasien dan mengurangi biaya operasional,” pungkas CEO Abiomed, Michael Minogue.

Alat kesehatan tersebut diperkenalkan pada pertemuan tahunan Society for Cardiovascular and Angiography Interventions (SCAI 2017) di New Orleans.

926 Dokter Ahli Bahas Perkembangan Teknologi Radiologi

Sumber foto : detik

Sejumlah 926 dokter ahli, dari dalam dan luar negeri berkumpul dalam forum Pertemuan Ilmiah Tahunan Persatuan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia (PIT PDSRI) di Hotel Royal Ambarrukmo, Sleman. Pertemuan tersebut mengupas kemajuan teknologi radiologi dalam dunia kesehatan.

Mengangkat tema “Radiology in the Future: We Know, See, and Treat“, forum tersebut bertujuan agar seluruh peserta dapat mengikuti perkembangan teknologi sehingga saat praktek nanti, dapat membuat diagnosa yang lebih akurat sehingga dokter klinis bisa melakukan tindakan yang tepat.

“Tindakan yang tepat dengan bantuan radiolog akibat adanya peralatan yang canggih, akan membuat faktor risiko turun, komplikasi rendah. Kesuksesan terapi akan jadi lebih baik,” tegas Dr dr Terawan A Putranto SpRad (K), salah seorang ahli radiologi yang hadir.

Menurut Ketua Umum PDSRI Yogyakarta Dr dr Bagaswanto Pudjomartono, Sp Rad (K), masyarakat Indonesia sebenarnya tak perlu lagi meragukan kemampuan dokter dalam negeri yang tak kalah dengan dokter dari luar negeri. Namun dia mengakui kelengkapan peralatan kesehatan di dalam negeri masih menjadi pekerjaan rumah.

PIT PDSRI sendiri sudah digelar sebanyak 12 kali, dan selain forum diskusi juga ada sejumlah workshop intervensi radiologi dengan teleconference demo yang digelar rutin secara bersamaan tiap tahunnya.

Siemens Healthineers dan Imricor Lakukan Kerjasama Untuk Solusi Pengobatan Aritmia

Sumber foto : imricor.com

Siemens Healthineers dan Imricor Medical Systems akan bekerja sama mengembangkan perangkat Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan software pencitraan 3D terintegrasi khusus untuk solusi mengobati pasien yang mengidap aritmia.

Peralatan ini diharapkan dapat menangani aritmia kompleks seperti atrial fibrillation dan ventricular tachycardia dengan memasukkan kateter khusus ke jantung untuk proses pengobatannya, dimana teknik ini membutuhkan teknologi pencitraan yang mumpuni.

Pun kerjasama ini diharapkan nantinya dapat mempermudah dokter untuk mendapatkan data tentang konduksi jantung, substrat morfologi dan anatomi individu pasien, sehingga tindakan penanganannya pun bisa lebih akurat.

“Kami berharap dapat menyediakan pasien dan dokter sebuah perangkat MR Scans dari Imricor yang terintegrasi sepenuhnya dengan laboratorium Siemens di seluruh dunia,” kata Steve Wedan, CEO Imricor Medical Systems.

dr. Christoph Zindel, Wakil Presiden Senior dan General Manager Imaging Resonansi Magnetik Siemens Healthineers mengataka bahwa versama dengan Imricor, pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan lebih lanjut solusi untuk penderita aritmia yang jumlahnya semakin meningkat belakangan.

Imricor merupakan sebuah perusahaan yang khusus mengembangkan dan memproduksi perangkat MRI. Sedangkan Siemens Healthineers merupakan salah satu perusahaan raksasa internasional dalam industri medis.

Elekta Resmi Perkenalkan Unity MR-linac

Elekta, perusahaan alat kesehatan yang fokus mengembangkan perangkat terapi radiasi, radiosurgery, dan brachytherapy berhasil menciptakan terapi akselerator linier dan magnetic resonance imaging (MRI) scanner dalam satu perangkat dan sistem terpadu bernama Elekta Unity MR-linac. Hal ini sebelumnya masih dianggap mustahil karena pemindahan partikel bermuatan yang keluar dari akselerator sangat dipengaruhi oleh medan magnet. Namun, Elekta yang menggandeng Philips berhasil mewujudkannya melalui serangkaian riset panjang yang dilakukan di UMC Utrecht, sebuah pusat penelitian besar di Belanda.

Elektar Unity MR-linac dibuat memanfaatkan mesin Philips 1.5 Tesla MRI yang mampu menghasilkan kualitas gambar diagnostik resolusi tinggi. Hal ini memungkinkan perawatan yang lebih tepat, termasuk mampu mencapai area organ yang lebih sensitif dan sebelumnya sulit dijangkau. Sistem sebelumnya mengandalkan MR medan rendah yang tidak cukup untuk menghasilkan gambar yang jelas dan mudah dianalisis.

Dikutip dari situs medgadget.con, Richard Hausmann, CEO Elekta menjelaskan bahwa MR-linac menyerupai tabung sinar katoda tradisional (CRT) dimana elektron diarahkan ke berbagai bagian layar dengan mengubah kekuatan medan magnet yang mereka lewati. Meskipun teknik ini membantu menghasilkan gambar di TV CRT, namun hasilnya masih belum akurat. Butuh sedikit teknik dan perhitungan untuk menyelaraskannya.

Salah satu kemampuan yang sangat berguna dari perangkat ini yaitu memungkinkan pengamatan secara real bagaimana dampak terapi penyembuhan tersebut terhadap perkembangan tumor dan kanker dalam tubuh pasien. Aliran darah melalui tumor bisa dievaluasi, yang mengindikasikan apakah sel-sel tumor/kanker masih hidup atau sudah berhasil dijinakkan pasca terapi.

Sesi terapi alat ini sendiri membutuhkan waktu sekitar 30 sampai 45 menit, tidak berbeda jauh dengan yang sudah ada.

Manfaatkan Sistem EMR, Ini Transformasi Layanan RS Pelni 3 Tahun Terakhir

RS Pelni merupakan salah satu rumah sakit yang sudah menjadi provider BPJS kesehatan sejak program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dijalankan pada bulan Januari 2014 lalu. Terobosan pertama yang dilakukan saat itu adalah dengan pemberlakuan sistem pendaftaran dan pencatatan medis elektronik (electronic medical record/EMR). Tak tanggung-tanggung, sebanyak 53 buah perangkat lunak dikembangkan untuk mendukung sistem ini.

Hal tersebut dilakukan karena membludaknya junlah pasien pasca diberlakukannya program JKN. Dengan EMR, data pasien dapat diakses langsung dan dilacak dengan mudah sehingga bisa membantu mencegah kesalahan dalam penanganan medis.

Sebanyak 21 titik khusus disediakan bagi pasien BPJS Kesehatan untuk melakukan proses registrasi, agar layanan tersebut bisa diberikan secepat mungkin. Membuat layanan registrasi pasien yang sebelumnya membutuhkan waktu satu jam menjadi hanya 2-5 menit saja.

Dikutip dari Antara, Direktur Utama RS Pelni, Dr. dr. Fathema Djan Rachmat, Sp.B, Sp.BTKV (K) mengatakan bahwa dirinya meminta para dokter untuk memulai pelayanan di poliklinik sejak pukul 7 pagi, sehingga tidak ada antrean pasien yang mengular.

Dengan EMR juga, pihak direksi dapat mengawasi pengelolaan rumah sakit dan seluruh tenaga kesehatan mulai dari dokter, perawat, administrasi hingga manajemen wajib melaporkan pekerjaan dalam sistem digital tersebut.

Pasar Produk Medis Berteknologi AI Akan Capai USD 8 Miliar Pada Tahun 2022

MarketsandMarket.com baru-baru ini mengeluarkan laporan risetnya mengenai produk berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam industri medis. Perusahaan riset pasar asal Amerika Serikat itu menyatakan dalam rilisnya bahwa nilai pasar teknologi AI mencapai USD 667 juta pada tahun lalu dan diprediksi akan meningkat hingga USD 8 miliar pada tahun 2022 mendatang.

Peningkatan ini didorong oleh beberapa faktor, yaitu meningkatnya penggunaan big data, keinginan untuk meningkatkan hasil bagi pasien, mengurangi biaya, mengurangi ketimpangan jumlah antara tenaga medis dan pasien dan tentunya semakin intensnya para pemilik modal berinvestasi pada teknologi ini.

Nantinya, AI akan dikolaborasikan dengan berbagai teknologi dalam dunia medis lainnya seperti teknologi pencitraan, manajemen rumah sakit hingga analisis resiko dan data pasien. Tercatat beberapa perusahaan alat kesehatan besar tengah gencar melaukan riset pada teknologi ini.

Scopis Luncurkan Platform Navigasi Holografik Untuk Operasi Bedah

Scopis Medical mengumumkan telah meluncurkan sebuah platform navigasi holografik untuk proses operasi bedah tulang belakang. Platfom ini terintegrasi dengan perangkat HoloLens milik Microsoft.

Selama proses operasi, ahli bedah menggunakan HoloLens dan membuat mereka dapat melihat posisi rencana pemasangan sekrup pedikel pada pasien secara lebih jelas dan akurat. Platform ini juga digadang-gadang dapat menghindari pasien dari efek samping yang tidak diinginkan pasca operasi.

“Solusi holografik Scopis berpotensi membuat operasi tulang belakang lebih efektif, aman, dan tepat,” tutur Christian Woiciechowsky, Kepala Klinik Bedah di Rumah Sakit Vivantes Humboldt, Berlin.

Menurut pihak Scopis, platform ini merupakan solusi universal yang menawarkan keuntungan spesifik, tidak hanya untuk operasi tulang belakang namun ke depannya  uga dapat diterapkan untuk jenis operasi lain yang membutuhkan tngkat presisi dan kecepatan yang tinggi. Misalnya untuk bedah saraf dan tumor.

Bahas Acara HBDI 2017, IDI Lakukan Audiensi dengan Menkes RI

Audiensi IDI dengan Menteri Kesehatan RI. Sumber gambar : idionline.org

Tanggal 5 Mei 2017 lalu, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melakukan audiensi dengan Menteri Kesehatan RI, Ibu Prof. DR. Dr. NIla Moeloek, Sp.M (K) di kantor Kemenkes, Jl Rasuna Said Jakarta.

Dalam pertemuan yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum PB IDI, Prof. Ilham Oetama Marsis, SpOG itu, pihak IDI memberikan laporan terkait acara Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) yang akan digelar di Makassar tanggal 9 sampai 13 Mei 2017 mendatang.

Pada kesempatan tersebut juga IDI memberikan undangan resmi kepada Menkes agar hadir pada acara Sarasehan tanggal 12 dan 13 Mei 2017 nanti.

Menkes menyambut baik dan bersedia untuk hadir dalam acara tersebut. Sedangkan PB IDI dalam acara tersebut nantinya akan diwakili oleh Dr. Kamarudin Askar, Dr. Dyah A Waluyo, Dr. Mahesa Paranadipa, MH dan Dr. Rosita Rivai.

Sumber berita : Situs resmi IDI