spot_img

Klarifikasi RSDP Serang Atas Pelayanan Korban Tsunami Selat Sunda

detik.com

Menanggapi isu yang beredar pihak Rumah Sakit Drajat Prawiranegara (RSDP) Serang menegaskan pembiayaan korban bencana tsunami Selat Sunda sudah maksimal dan optimal.

Plt Direktur RSDP Sri Nurhayati mengatakan hal itu sesuai dengan instruksi Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah yang memerintahkan tidak dikenakan biaya terhadap korban tsunami Selat Sunda.

“Instruksi tersebut diteruskan kepada unit dan aparatur pelayanan RSDP serta puskemas yang ada di Kabupaten Serang,” ungkap Sri Nurhayati, dalam keterangan tertulis, Rabu (26/12/2018).

Sri Nurhayati memaparkan pelayanan kesehatan terhadap korban bencana, harus dilakukan baik untuk pasien yang datang dari Kabupaten Serang maupun Kabupaten Pandeglang. Selain itu, dia menegaskan pelayanan juga dilakukan dengan dasar kemanusiaan selama 24 jam, baik yang luka maupun meninggal dunia.

Dia mengatakan pelayanan tersebut ditangani secara maksimal oleh aparatur, tenaga kesehatan, dan tim dokter, baik di RSDP maupun puskesmas. Pelayanan yang dilakukan juga diberikan tanpa membedakan status ekonomi, suku, ras, dan agama.

“Terhadap pembiayaan dan kuitansi yang beredar di media massa, kami tegaskan bukan kuitansi resmi RSDP. Hal itu di luar sepengetahuan manajemen dan direksi RSDP,” tutup Sri Nurhayati.

Sebelumnya, sempat beredar kabar bahwa pelayanan RSDP tidak gratis dan tidak maksimal.

Langkah Cepat IDI Bantu Tangani Korban Bencana Selat Sunda

liputan6

Guna bantu tangani korban bencana selat sunda Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PBI IDI) telah mengirimkan bantuan 100 tenaga medis untuk menangani korban luka-luka tsunami Selat Sunda, Sabtu 22 Desember kemarin. Tenaga medis ini berasal dari IDI Cabang Banten, Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia, Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia, dan Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI). Mereka memberikan pertolongan cepat, serta mendirikan lima posko di puskesmas area terdampak, seperti Carita, Labuan, Panimbang, Cibaliung, dan Sumur.

“Tim ini untuk penanganan medis tanggap darurat,” kata Ketua IDI Wilayah Banten dr Hendrarto, SpTHT, dalam keterangan resmi kepada SP di Jakarta, Minggu (23/12).

Menurut Hendrarto, untuk penanganan operasi dan perawatan korban tingkat lanjut ditangani oleh lima rumah sakit (RS) dan rumah sait umum (RSU) di Banten, seperti RS Drajat, RSUD Banten, RSU Pandeglang, RS Berkah, serta RS Sari Asih.

Saat ini tim medis sedang melangsungkan penanganan operasi ortopedi (bedah tulang) dan bedah syaraf bagi para korban. Dalam situasi bencana seperti ini, jumlah korban terbanyak paling membutuhkan penanganan ortopedi dan trauma.

Menurut Hendrarto, tim medis IDI terus membutuhkan tambahan tenaga medis, seperti ortopedi, bedah saraf, obgyn (kandungan), pediatrik (anak), tambahan alat medis darurat, obat-obatan serta ambulans untuk membawa korban ke rumah sakit rujukan.

Hingga kini Evakuasi jenazah korban bencana di area terdampak sedang dan terus dilakukan oleh para relawan bersama TNI dan Polri. Untuk korban luka-luka yang sudah tertangani, sebagian sudah pulang atau dirujuk untuk penanganan lebih intensif, dan sebagian masih dirawat di posko medis dan RS setempat.

Aplikasi Pengendali Implan InterStim Incontinence and Bladder Control Terbaru Medtronic

Medgadget

FDA kini resmi meloloskan program canggih Medtronic InterStim untuk mengendalikan sistem neurostimulasi InterStim yang membantu mengatur kandung kemih yang terlalu aktif, ketidaknyamanan usus, dan beberapa gangguan penyimpan urin.

Sistem InterStim membantu terapi neuromodulasi tulang sacrum melalui implan yang mirip seperti alat pacu jantung. Program pengendalinya sendiri berupa aplikasi Medtronic yang diinstall ke perangkat Samsung.

Konektivitas wireless digunakan untuk menghubungkan implan dengan kendali intuitifnya, touchscreen interface kemudian digunakan untuk memprogram implan dan untuk mengontrol oleh pasien dan menyarankan jumlah terapi yang dibutuhkan. Ini menyimpulkan bahwa kita kini hidup di masa bahwa organ dalam dapat dikendalikan hanya melalui aplikasi smartphone.

“Untuk menyederhanakan pemograman dan pengaturan lebih jauh terapi InterStim, sistem pemograman canggih dipasang, yang berarti bermanfaat bagi pasien karena gangguan kandung kemih bisa berdampak besar terhadap kepercayaan diri, keintiman, dan tentunya mengganggu aktivitas.” Ujar Steven Siegel, M.D., dari Metro Urology Centers for Female Urology and Continence Care, Minneapolis, Minnesota Amerika Serikat.

“Butuh keberanian dan perjuangan besar untuk menemukan perawatan jangka panjang yang tepat. Tujuan kami adalah menangani gejala Kandung Kemih Over-aktif dan membantu memulihkan kualitas hidup pasien kami, dan saya bangga memiliki perangkat seperti sistem pemograman Interstim bagi pasien yang akan terbantu oleh terapi neuromodulasi.”

Pil Elektronik Pengendali Obat Bertenaga Bluetooth Terbaru

Medgadget

Tim peneliti MIT, Perusahaan Teknik Draper, dan Brigham and Women’s Hospital dari Harvard mengembangkan perangkat wireless yang dapat bertahan di dalam lambung dalam waktu lama dan melepaskan obat yang dikandungnya dalam tubuh dan mengukur berbagai parameter. Perangkat ini memiliki konektivitas Bluetooth terintegrasi, dan menampilkan hasil pemeriksaannya dan memicu pelepasan obat melalui aplikasi smartphone yang terhubung.

Perangkat kecil yang aman ditelan ini dapat bertahan dalam tubuh selama lebih dari sebulan dan dapat dirakit ke bentuk berbeda dengan spesifikasi berbeda sesuai bentuk cetakan 3Dnya. Tambahan, perangkat ini juga bisa diprogram sehingga pengukuran yang dibuat sensornya dapat memicu obat segera terlepas, membantu penanganan gejala alergi, infeksi, dan kondisi lainnya.

Sistem kami dapat menyediakan pemantauan dan penanganan closedloop, dimana hanya dengan sebuah sinyal yang dapat membantu penyebaran obat dan menentukan dosisnya.” Ujar Giovanni Traverso, salah satu anggota tim peneliti.

Begitu alat ini ditelan, yang sebelumnya terlihat seperti pil, tangannya, akan terbuka dan mencegah pil keluar dari perut. Setelah sekitar sebulan atau lebih, tangan kecilnya terlepas dan bagian utama perangkat dapat keluar dengan aman dari tubuh.

Rancangan Interior Unik Ramah Anak Pada Fasilitas Pemulihan Kanker Belanda

kompas.com

Perusahaan Belanda MMEK merancang desain interior unik dan ramah anak bagi fasilitas pemulihan dan riset kanker anak-anak.

The Princess Maxima Center di Utrecht, Belanda, mengincar masuk dalam daftar lima besar lembaga penelitian onkologi pediatrik terbaik dunia. Untuk mewujudkannya, pusat penelitian dan rehabilitasi ini kemudian merancang interior gedung yang mampu menstimulasi perkembangan kognitif, sosio-emosional, dan motorik pasien kanker yang sedang dalam usia pertumbuhan.

“Identitas dari Princess Maxima Center diekspresikan di dalam seluruh elemen interior,” ujar perwakilan MMEK.

Desain interior yang dirancang oleh MMEK mendorong anak-anak untuk terus bergerak dan beraktivitas. Selain itu, fasilitas ini juga menyediakan ruang khusus bagi anak-anak untuk bermain dan mengeksplorasi lingkungannya.

Meski begitu, firma ini juga menyediakan ruang yang sehat dan aman baik bagi pasien maupun keluarga. Tujuan dari desain ini adalah agar anak-anak yang berada di fasilitas ini merasa normal dan sehat.

“Seluruh ruangan, furnitur, dan mainan anak-anak merupakan bagian dari desain. Interior gedung dirancang dengan bentuk yang seragam, yang dapat dikenali di seluruh penjuru gedung, sehingga menjadikannya lingkungan yang akrab dan mudah dipahami,” imbuh MMEK. Desain interior yang dirancang oleh MMEK mendorong anak-anak untuk terus bergerak dan beraktivitas.

Salah satu bagian yang paling unik dari fasilitas pemulihan ini adalah taman dengan bentuk berkelok-kelok. Taman ini dirancang untuk melintasi setiap ruang di dalam fasilitas ini.

Rancangan unik taman ini memang bertujuan untuk membebaskan anak-anak untuk bermain di seluruh lingkungan gedung. Bahkan pasien dengan kondisi fisik yang kurang juga dianjurkan untuk berativitas di tempat ini.

Penerapan Healthcare Berbasis Teknologi Dengan Smart Hospital

Memoori.com

Kemajuan jaman tidak hanya memacu perkembangan teknologi sebatas untuk alat-alat medis saja, namun juga fasilitas utamanya seperti Rumah Sakit. Penerapan teknologi di bidang kesehatan dengan konsep smart hospital memiliki banyak manfaat, mulai dari penyimpanan rekam medis yang lebih terorganisir dan mudah diakses hingga peningkatan kualitas pelayanan kepada pasien yang lebih personal.

Salah satu instalasi kesehatan yang menyadari pentingnya perkembangan teknologi adalah Rumah Sakit Azra Bogor. Wakil Direktur RS Azra, dr. Jeffry Rustandi, mengatakan perkembangan teknologi harus dimaksimalkan, dengan menjadikan teknologi sebagai teman.

“Kita menjadikan teknologi ini sebagai teman. Kalau enggak kita akan terjebak dan terpenjara,” ujar dr. Jeffry, baru-baru ini.

Tentu saja memanfaatkan perkembangan teknologi di rumah sakit sendiri perlu upaya dan sumberdaya maksimal. Rumah Sakit Azra bermitra dengan perusahaan konsultan teknologi PT Narcon Global untuk membangun layanan smart hospital yang terintegrasi.

Layanan smart hospital ini memiliki beberapa program dan layanan, dengan tujuan mempermudah akses pasien ke dokter agar lebih praktis, bermutu, dan efisien.

Dengan layanan seperti konsultasi jarak jauh, monitoring pasien secara berkala lewat aplikasi smartphone, hingga layanan antar obat ke rumah pasien, Rumah Sakit Azra berharap menjadi pelopor smart hospital di Indonesia.

“Kami ingin mengubah konsep layanan dari patient-centered care menjadi patient-centric care,” tambah dr. Jeffry.

Direktur PT Narcon Global Faiza Renaldi mengatakan patient-centric care merupakan program layanan personal yang diberikan rumah sakit, sesuai dengan kebutuhan dan profil pasien.

Prinsip awal yang dilakukan adalah dengan menghilangkan beberapa permasalahan yang bisa membuat proses penyembuhan pasien di rumah sakit menjadi tidak nyaman, seperti waktu tunggu, pembayaran, antrian pengambilan obat, dan sebagainya.

“Nanti ada wearable device yang akan digunakan oleh pasien Azra. Tujuannya alat itu untuk membantu pasien dalam mendeteksi penyakit dan penanganannya juga menjadi lebih baik,” jelas Faiza.

Alat Bantu Adaptif Hasil Cetakan 3D Terbaru Bagi Penderita Arthritis

Tim peneliti dan mahasiswa Michigan Technological University gunakan printer 3D untuk ciptakan alat bantu adaptif bagi penderita arthritis, yang dapat membantu mereka melakukan aktivitas ringan harian seperti membuka pintu atau memakai baju. Perangkat ini berharga relatif terjangkau, sesuai standar kesehatan, dan cocok untuk penggunaan individual.

CDC memperkirakan hampir 25% penduduk Amerika Serikat menderita arthritis. Penyakit ini dapat menyebabkan kegiatan harian sederhana, seperti mengunci pintu, terlihat sulit bahkan mustahil bagi penderitanya. Laporan pun menyebutkan para penderita tercatat berpenghasilan lebih rendah, namun terpaksa harus mengeluarkan biaya lebih untuk anggaran medisnya.

Bantuan Adaptif, yang biasanya berupa obyek plastik sederhana, dirancang untuk mempermudah penderita arthritis untuk menggenggam dan mengendalikan obyek. Namun, alat yang tersedia biasanya lebih mahal. Misalnya, penggenggam smartphone bisa mencapai harga US $49, namun alat yang dicetak dari printer 3D ini hanya seharga 79 sen.

“Saya tidak bisa berhenti mengagumi banyaknya manfaat yang bisa didapat dari benda sekecil ini.” Ujar Joshua Pearce, salah satu anggota tim peneliti.

”Siapapun yang membutuhkan bantuan adaptif untuk arthritis harus memiliki alat pencetak 3D ini.” Pearce juga mendorong para siswanya mengembangkan versi Printer 3D terbaru.

Kelas ini juga mencetak beragam jenis alat, yang 20 jenis diantaranya sengaja dirancang untuk menyesuaikan standar peralatan komersil, namun dengan harga terjangkau. Peralatan ini juga bisa diubah untuk menyesuaikan kebutuhan pasien tertentu, rancangannya juga menyesuaikan dengan parameter khusus dari pasien yang berbeda seperti ukuran tangan atau kekuatan genggaman.

Printer yang digunakan sendiri berharga $500 atau kurang, dan desainnya sengaja disediakan luas, dengan gagasan penderita arthritis yang membutuhkan lebih banyak alat bisa menyediakan sendiri perangkat printer 3Dnya. “Kami mencetak dan menganalisis 20 produk berbeda dan masing-masing alat sudah menghasilkan keuntungan, bahkan bagi pasien yang membelinya melalui asuransi seperti co-pay, dan tentu saja harga printernya pun sudah terbayar.” Ujar Pearce.

“Namun, kami tidak menyarankan penderita berusa 85 tahun tanpa pengalaman komputer sedikitpun mampu mengembangkan rancangan CAD dari awal dan membuat 12 rancangan purwarupa.”

Memang tidaklah realistis untuk meminta setiap pasien arthritis membeli printernya sendiri, terutama bagi pasien yang tidak familier dengan teknologi, jadi seluruh petugas medis seperti dokter klinik, petugas panti jompo, klinik terapi fisik, dan bahkan perpustakaan umum, seharusnya bisa menawarkan sentralisasi lokasi agar penderita bisa mencetak alat adaptifnya sendiri, dengan sedikit bantuan petugas tentunya.

Sistem Pembedahan Robotik Baru Dari Versius

Medgadget

Perusahaan Inggris CMR Surgical, mengambil langkah besar dengan meluncurkan sistem pembedahan robotik Versius di Amerika Serikat melalui kemitraan dengan Nicholson Center di Florida dan tambahan program pelatihan di Amerika pertamanya. Untuk mempersiapkan program, dan memastikan kelancaran pelatihan, Versius melibatkan lebih dari 100 petugas klinis selama Sembilan minggu studi validasi FDA untuk robot tersebut.

Sistem robotik Versius dapat dipindahkan ke ruangan manapun, memperluas potensi manfaat pembedahan robotik di rumah sakit. Setiap tangan robot terpasang pada rak beroda terpisah, sehingga seluruh sistem bersifat modular, dapat dipindahkan sesuai keperluan.

Sistem ini menyediakan citra 3D dalam tubuh, ditampilkan dalam layar 3D, dengan sistem kontrol spesial yang digunakan untuk memindahkan instrumen sesuai kebutuhan.

“Kami sangat senang bermitra dengan Nicholson Center untuk mengadakan program pelatihan yang memperkenalkan peserta ahli bedah ke Versius. Versius dirancang dengan sudut pandang para ahli bedah dan kami yakin dengan mendukung program pelatihan yang diperlukan kita bisa bekerjasama dengan para ahli bedah untuk menyadari pentingnya akses pembedahan seminim mungkin bagi pasien.” Ujar Martin Frost, CEO CMR Surgical.

“Tujuan Nicholson Center adalah membantu menawarkan ahli bedah kemampuan untuk berlatih menangani teknologi medis tercanggih dan terbaru, dan CMR Surgical dari Versius sesuai dengan kriteria tersebut.” Tambah Roger Smith, PhD, CTO Nicholson Center.

“Kolaborasi ini membantu ahli bedah secara aman dan nyata berlatih dengan teknologi baru yang sangat unik, user-friendly, mudah dioperasikan, dan mampu memberikan kemampuan yang dibutuhkan sebelum menggunakan teknologi terbaru ini di lapangan.”

Kemitraan Materialise Dan Carestream Kembangkan Software Pre-Op Dan Pencetak Gambar 3D

medgadget

Materialise, perusahaan pencetak yang sudah mencetak jutaan bagian dan organ unik medis 3D tiap tahunnya, bermitra dengan Carestream Health untuk merilis solusi perencanaan pra-operasi (Preop) berbasis internet browser. Produk ini akan membantu ahli bedah merencanakan pembedahan dan menyusun panduan bedah khusus dan organ hasil cetakan 3D lainnya dari komputer manapun melalui browser.

Sejauh ini, ruangan terkait yang memiliki software Orthoview dari Materialise harus melakukan tindakan tertentu. Tidak jauh berbeda dengan metode melalui login browser, dan karena tidak ada data pasien yang tersimpan pada komputer lokal maka tidak perlu khawatir akan adanya implikasi pelanggaran privasi. Solusi ini dikabarkan akan segera tersedia awal tahun depan.

“Carestream dan Materialise berbagi keinginan yang sama untuk merefleksikan kebutuhan konsumen kami dalam produk barang dan jasa yang kami tawarkan.” Ujar Anna Marchenko, manajer produk OrthoView di Materialise.

“Kami melihat nilai signifikan dalam kolaborasi inisiatif ini untuk menawarkan pilihan penerapan luas inovatif ini bagi pelanggan kami semua.”

“Kami bekerjasama dengan Materialise dan OrthoView selama bertahun-tahun, dan menghargai deedikasi mereka menemukan cara baru dalam menyediakan solusi yang fokus kepada pelanggan.” Tambah Thierry Verstraete, manajer produk global untuk solusi klinis dan analitik Carestream.

Tato Canggih Pendeteksi Demam, Paparan Sinar Matahari, dan Potensi Diagnostik Penyakit

Tato adalah tradisi manusia bersejarah panjang, dibuktikan dengan penemuan jenazah dengan tato di sekujur tubuhnya yang diperkirakan berusia 5.000 tahun di pegunungan Alpen. Walaupun kini Tato umumnya digunakan hanya sebagai hiasan, simbol status, dan sebagai bagian ritual budaya. Namun tim peneliti di University of Colorado Boulder, Amerika Serikat yakin bisa menemukan tato yang berfungsi sebagai alat medis.

Tim melapisi tinta khusus dalam mikrokapsul plastik yang sangat kecil dan dapat diinjeksikan melalui cairan khusus yang dimasukkan ke dalam kulit, sama seperti pewarnaan tato biasa. Keunikannya adalah metode baru ini memiliki reaksi berbeda terhadap parameter lingkungan yang berbeda, seperti panas dan sinar matahari.

Misalnya, sebuah tato mungkin hanya muncul jika pemiliknya menderita demam, sedangkan tato lainnya bereaksi terhadap paparan sinar matahari untuk mencegah terbakarnya kulit dari sinar matahari. Teknologi ini sudah dikembangkan dalam purwarupa proof-of-concept, dan tim peneliti yakin pendekatan mereka akan membantu penemuan tato jenis lain yang mungkin bisa mendeteksi penyakit dan berbagai gangguan kesehatan.

Penemuan ini masih dalam tahap pengembangan dan mungkin masih membutuhkan waktu yang lama sekali sebelum bisa diterapkan resmi dalam dunia kesehatan. Namun banyak stakeholder kesehatan yang sangat tertarik atas potensi manfaat dari teknologi unik ini.