spot_img

Mempercepat Penyembuhan Syaraf Dengan Implan Elektronik

Medicalnewstoday.com

Perangkat elektronik yang dapat ditanam untuk menyembuhkan saraf peripheral ini sukses diuji pada percobaan awal. Perangkat ini merangsang saraf peripheral dengan denyut listrik sebelum terbiodegradasi sendiri dan terserap tubuh secara aman.

Sebuah studi yang dipimpin oleh Washington University School of Medicine di St Louis, MO, dan Northwestern University di Evanston, IL menemukan perangkat – yang tidak lebih besar dari sekeping uang logam – yang mampu membantu tikus meregenerasi syaraf pada kakinya.

Tikus tersebut kemudian mampu mengfungsikan syarafnya dan kekuatan ototnya kembali dalam beberapa hari sebelum tubuhnya rusak dan menyerap perangkat yang mudah terdegradasi tersebut.

Tujuan inovasi ini adalah mempercepat pemulihan pada kasus cedera syaraf peripheral yang ditangani dengan stimulasi elektrik selama pembedahan.

“Kami sadar, bahwa stimulasi elektrik selama pembedahan memang membantu, namun setelah pembedahan selesai, kesempatan intervensi sudah tertutup.” Jelas penulis penelitian Dr. Wilson Z. Ray, profesor dari divisi pembedahan neurologis dan ortopedik Washington University.

Dalam makalah penelitian, yang diterbitkan dalam Nature Medicine, Dr. Wilson dan koleganya menunjukkan bagaimana perangkat elektronik mampu memperpanjang periode intervensi.

“Dengan perangkat ini, kami menunjukkan bahwa stimulasi elektrik yang diberikan dalam basis jadwal yang teratur dapat memperbaiki pemulihan syaraf.” Tambahnya.

Syaraf Periferal dapat beregenerasi

Syaraf Periferal melekat sepanjang tubuh, tangan, dan kaki. Mereka berbeda dari syaraf pada sumsum tulang belakang dan sel serta jaringannya mampu tumbuh kembali setelah terluka.

Cedera pada syaraf periferal menyebabkan kegelian, matirasa, rasa sakit, dan kelemahan otot. Dengan pengobatan dan terapi fisik, sebagian cedera dapat sembuh dalam hitungan minggu, sedangkan yang lain butuh berbulan-bulan lamanya.

Beberapa diantaranya, namun, seringkali membutuhkan pembedahan, dan ada beberapa cara untuk mempercepat pemulihannya.

Diperkirakan cedera syaraf peripheral akibat trauma dan kondisi medis kini menyerang sekitar 20 juta orang di Amerika Serikat dan membutuhkan biaya tahunan sekitar $150 milyar.

Jika harus ditangani dengan pembedahan, stimulasi elektrik merupakan standar praktek yang disarankan karena rangsangan listrik membantu sel syaraf tumbuh kembali dan menyembuhkan cedera pada jaringan sepenuhnya dengan memicu pelepasan promoter pertumbuhan.

Pemulihan yang lebih baik dan lebih cepat dengan stimulasi tambahan.

Implan elektronik akan ditanam dalam syaraf yang rusak, dan dalam beberapa hari, akan merangsangnya dengan denyut teratur sebelum rusak sendiri dan diserap tubuh dengan proses yang aman.

Untuk mengirimkan impuls, perangkat membutuhkan tenaga dari pemicu eksternal nirkabel yang bekerja mirip dengan “alas” yang mampu mengisi daya baterai handphone tanpa kabel.

Tim peneliti menguji pada tikus yang menderita cedera syaraf skiatik. Syaraf skiatik adalah syaraf terbesar dalam tubuh manusia. Syaraf ini membawa sinyal ke atas dan ke bawah bagian tubuh dan mengendalikan otot seperti otot urat lutut dan lainnya di bagian kaki.

Perangkat mengirimkan denyut ke syaraf skiatik yang rusak 1 jam tiap hari. Sampel hewan dibagi dalam tiga kelompok: Kelompok 1 diberi dosis stimulasi untuk 1 hari, kelompok 2 untuk 3 hari, dan kelompok 3 untuk 6 hari. Ada juga kelompok yang tidak menerima stimulasi sama sekali, sebagai perbandingan.

Selama 10 minggu berikutnya, stimulasi dalam dosis berapapun lebih efektif dalam memulihkan kekuatan dan massa otot daripada yang tidak diberi stimulus. Pemulihan sinyal syaraf dan kekuatan otot lebih cepat dan lengkap, bagaimanapun, sesuai lamanya hari yang ditambahkan dalam dosis stimulasi yang diterima sampel.

Tim dapat mengontrol jumlah hari yang tepat sesuai kerja perangkat sebelum terbiodegradasi dengan mengubah sifat tertentu seperti ketebalan dan komposisi material.

“Sebelum kami melakukan penelitian ini, kami tidak yakin bahwa stimulasi yang lebih lama akan menghasilkan perbedaan, dan kini kita tahu hasilnya dan akan segera menemukan pemetaan waktu ideal untuk memaksimalkan pemulihan.” Rangkum Dr Wilson.

MRI MAGNETOM Sola Dari Siemens Berteknologi Biometriks Diresmikan FDA

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah mengesahkan MAGNETOM Sola 1.5 mesin Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI) Tesla dari Siemens Healthineers, peralatan medis berteknologi Biometriks yang sebelumnya hanya ada pada 3 pemindai Tesla.

Akun Biometriks untuk tipe dan tubuh pasien yang berbeda, membantu petugas menyiapkan dan melakukan pemindaian sehingga tidak perlu memindai ulang sesering mungkin. Fungsi ini, pada akhirnya akan memaksimalkan manfaat penggunaan pemindai, mengurangi biaya keseluruhan, dan menyediakan pengalaman lebih baik bagi pasien dan petugas medis.

Teknologi Biometriks mengandalkan sensor yang akan memperkirakan jenis pasien yang berbaring di meja, membantu petugas memilih urutan pemindaian yang benar, dan sensor napas built-in menghilangkan kebutuhan pemandu pengaturan dengan urutan yang diaktifkan oleh hembusan napas.

Kamera yang terdapat di dalam akan membantu petugas memantau pasien selama pemindaian dan “Biomatrix Tuners” akan memadukan perangkat keras dan lunak untuk mengurangi distorsi saat mencitrakan kepala, leher, dan tulang belakang.

Menangani Rasa Sakit Dengan Medan Magnet

wtamu.edu

Peneliti menciptakan Hydrogel yang bermuatan partikel magnet dan sel syaraf neuron yang dikembangkan di laboratorium.

Rasa sakit kronis adalah “Penyebab utama disabilitas jangka panjang” di Amerika Serikat.

Menurut Institut Kesehatan National (NIH), lebih dari 76 juta orang di AS – artinya sekitar 1 dari 4 orang – pernah menderita rasa sakit selama lebih dari 24 jam.

Diantaranya, 40 juta mengalami sakit parah, angka yang sudah cukup besar untuk membuat NIH menyebut rasa sakit parah sebagai “Masalah besar masyarakat umum”

Untuk mengatasinya, pencarian manajemen terapi terbaru yang lebih efektif terus diprioritaskan. Kini bioengineers dari University of California (UCLA) telah merancang metode inovatif yang mungkin lebih efektif dari metode lainnya.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Dino Di Carlo, professor senior bioengineering UCLA, meneliti penggunaaan medan magnet untuk mengatasi rasa sakit.

Penulis makalah pertamanya adalah Andy Kah Ping Tay, peneliti paska-kedokteran di Stanford University California. Penemuannya ini juga diterbitkan di jurnal Advanced Material.

Medan magnet mengurangi sinyal rasa sakit dari neuron.

Tay dan rekannya membuat hidrogel berbahan asam Hyaluronik, yaitu molekul yang mampu menahan air dan berperan penting dalam kelembaban dan penuaan kulit. asam Hyaluronik juga dapat ditemukan di antara sel otak dan sumsum tulang belakang.

Setelah membuat hidrogel ini, peneliti mengisinya dengan partikel magnet kecil. Kemudian, mereka menumbuhkan sel otak – yaitu neuron ganglion akar dorsal – di dalam gel tersebut.

Lalu Tay dan timnya memancarkan medan magnet pada partikel tersebut, yang menyebabkan transmisi medan magnet melalui hidrogel ke sel syaraf. Dengan mengukur ion kalsium pada neuron, tim dapat memastikan sel bereaksi pada tarikan magnet – dan nyatanya berhasil.

Akhirnya, tim menambah medan magnet secara teratur dan menemukan proses tersebut mampu mengurangi pengiriman sinyal rasa sakit dari neuron. Untuk kembali ke kondisi normal, sel otak menyesuaikan diri pada stimulasi magnet dengan mengurangi sinyal rasa sakit tersebut.

“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa dengan mengeksploitasi ‘Homeostasis jaringan syaraf’, yaitu mengembalikan system biologis ke keadaan stabil, dapat mengurangi sinyal rasa sakit yang disalurkan melalui system syaraf. Pada akhirnya, ini dapat menjadi awal adanya metode baru untuk mengatasi rasa sakit.” singkat Andy Kah Ping Tay.

Prof. Di Carlo juga menambahkan, “Kebanyakan obat umum yang berasal dari produk farmasi berpusat pada pembuatan bahan kimia atau rekayasa perubahan molekuler dalam tubuh untuk mengatasi penyakit.”

“Namun, terobosan terkini yang mampu mengendalikan daya berskala kecil telah membuka wawasan baru – menggunakan daya fisika untuk memulai perubahan berguna dalam sel. Perjalanan untuk menemukannya masih jauh, namun hasil usaha yang disebut ‘Mechanoceuticals’ ini cukup menjanjikan.”

Sekilas Tentang Lampu Operasi

alibaba.com

Lampu operasi merupakan sebuah perangkat medis yang digunakan untuk membantu tenaga medis selama prosedur pembedahan dengan menerangi area lokal atau rongga pasien. Sebuah kombinasi dari lampu operasi biasa disebut dengan “Sistem lampu operasi”.

Sejarah Penggunaan

Dimulai pada pertengahan tahun 1850an, kamar operasi dibangun menghadap arah tenggara dengan jendela terdapat pada langit-langit untuk mendapatkan sinar matahari alami sebanyak mungkin. Namun masalah terbesar pada saat pelaksanaan operasi adalah ketergantungan terhadap pencahayaan dan apakah operasi tersebut dapat dilakukan pada siang hari dan apakah kita dapat memperkirakan cuaca yang sedang terjadi.

Cahaya alami akan mudah terblokir oleh dokter, suster atau ahli medis lain yang sedang melakukan operasi, pemasangan cermin di empat sudut pada langit-langit ruang operasi untuk memantulkan sinar matahari tepat ke arah meja operasi hanya sedikit meringankan masalah ini.

Upaya dilakukan dengan menggunakan kondensor optik dalam cahaya tidak langsung untuk mengurangi pemanasan, tetapi hal itu tidak berhasil. Awalnya lampu listrik masuk dalam ruang operasi di tahun 1880an masih memiliki beberapa masalah. Dengan kontrol teknologi listrik, cahaya yang dipancarkan cenderung masih sedikit. Cahaya dari lampu listrik masih bergerak dan menyebar dengan radiasi panas yang cukup besar. Light-emitting diode (LED) sebagai sumber cahaya terbaru menghilangkan masalah radiasi panas yang terjadi dan juga mengurangi kebutuhan energi.

Komisi Elektroteknik Internasional/International Electrotechnical Commission (IEC) merilis dokumen yang berisikan persyaratan khusus untuk keselamatan dasar dan kinerja utama dari luminer bedah dan luminer untuk diagnosis, di mana bertujuan untuk membangun norma-norma dan pedoman karakteristik cahaya bedah dan pemeriksaan dalam keselamatan dan keamanan bagi pasien serta menurunkan resiko ke tingkat yang kecil ketika cahaya digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan.

Beberapa kualifikasi dasar untuk kelayakan lampu operasi adalah sebagai berikut :

1. Cahaya homogen
Cahaya yang digunakan harus menggunakan pencahayaan yang baik pada permukaan yang datar, sempit atau jauh di dalam rongga, di mana hal ini akan memudahkan dalam proses operasi. Meskipun hal ini tidak ada kendala serius yang terjadi, biasanya kendala yang ada adalah cahaya terhalang oleh kepala atau tangan ahli medis yang sedang bertugas.

2. Lux
Penerangan sentral yang digunakan harus berada di antara 160.000 dan 40.000 lux. Lux merupakan satuan untuk menyatakan jumlah cahaya yang tampak di mana diukur dengan suatu alat yang bernama luxmeter pada titik tertentu.

3. Diameter bidang cahaya
Diameter bidang cahaya pada sekitar pusat cahaya berakhir di mana pencahayaan mencapai 10% dari Ec, ini biasanya diketahui dengan diameter bidang cahaya D10. Diameter bidang cahaya pada sekitar pusat cahaya berakhir di mana pencahayaan mencapai 50% Ec, ini disebut dengan diameter bidang cahaya D10. Nilai yang dilaporkan adalah rata-rata dari empat penampang yang berbeda dari pusat cahaya. Diameter D50 minimal harus 50% dari D10.

4. Penampakan warna
Pada saat membedakan jaringan warna dalam rongga yang benar, indeks rendering warna (Ra) harus antara 85 dan 100.

5. Kemungkinan cadangan
Ketika terjadi gangguan dari sumber daya listrik, cahaya harus dikembalikan dalam waktu 5 detik dengan intensitas lux sebelumnya setidaknya 50%, akan tetapi tidak kurang dari 40.000 lux. Dalam waktu 40 detik cahaya harus benar-benar dikembalikan dalam kecerahan aslinya.

Setiap rumah sakit yang memiliki ruang operasi wajib memiliki system lampu operasi di dalamnya. Lampu ini akan memudahkan ahli bedah dalam melakukan operasi. Di masa ini lampu operasi merek apapun memiliki komponen yang sama. Komponen-komponen yang biasanya terdapat pada lampu operasi yaitu antara lain:
1. Tempat untuk memasang bola lampu atau disebut dengan cup lampu.
2. Tangkai untuk menompang lampu.
3. Reflektor, yang berfungsi untuk merefleksikan cahaya dari bola lampu yang terpasang.
4. Dimmer, berfungsi untuk mengatur kekuatan cahaya untuk memperoleh tingkat cahaya yang tepat.
5. Pengaturan fokus, yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya pada satu area tertentu. Biasanya komponen ini banyak dipergunakan untuk lampu operasi portable.

Yang paling penting dari semua itu adalah adanya trafo untuk mengatur tegangan listrik yang akan dipergunakan, di mana biasanya tegangan yang diperlukan sebesar 24 volt. Dan yang tidak kalah penting adalah adanya saklar yang dipergunakan untuk menyalakan lampu operasi.

Aptar Pharma Merilis Inhaler Pernapasan Atas Portabel Baru.

Medgadget

Aptar Pharma, yang berlokasi di luar Chicago, merilis alat bantu pernapasan (inhaler) portable untuk gangguan saluran pernapasan atas. Peralatan bernama PureHale ini mudah digunakan, dan tabungnya bisa dibersihkan, dihaluskan, dan dilembabkan dengan cairan saline atau larutan lainnya. Inhaler memproses uap khusus dari tabung, dan membantu pasien menghirup obatnya.

Tidak terdapat baterai ataupun tabung udara yang harus diganti, karena produk ini menggunakan campuran udara bertekanan dan nitrogen murni untuk mendorong obatnya. Produk ini siap langsung digunakan dan dibuang setelah habis.

“PureHale akan membantu mitra farmasinya untuk memperluas calon pembeli dan meningkatkan kualitas formulasi, mobilitas pengguna, dan mengurangi gejala pada gangguan kondisi system pernapasan atas,” ujar Thomas Klofac, Presiden Divisi Kesehatan Konsumen Aptar Pharma.

Berikut beberapa fitur dan manfaat dari produk baru ini, menurut laman resmi produk:

  • Menghasilkan uap lembut dengan partikel halus (20-30 µm) berkelanjutan untuk pengendapan yang dioptimalisasi pada saluran pernapasan atas
  • Melembabkan, menghaluskan, dan menyegarkan saluran atas, juga mengurangi iritasi
  • Pilihan masker mulut dapat menyalurkan uap melalui saluran mulut atau mulut/hidung sesuai kebutuhan
  • Sudah terisi, mudah dibawa, dan siap digunakan
  • Intuitif dan mudah digunakan
  • Tidak membutuhkan listrik, murni system mekanikal untuk perawatan jalan
  • Pilihan Masker muka dan mulut untuk pilihan kenyamanan yang mudah disesuaikan
  • Menggunakan Proses pengisian Katup-kantong yang sudah terkenal dari Aptar Pharma. Dengan perubahan minimum, yang dengan mudah diadaptasi untuk pengisian PureHale

Enzim Ini Diharapkan Mampu Merubah Tipe Darah A Dan B Menjadi Tipe Donor Universal

orami.com

Tim peneliti di University of British Columbia telah mengisolasi enzim dalam usus yang dipercaya mampu mengubah semua tipe darah ke tipe O, yang cocok dengan hampir semua tipe darah manusia.

Enzim ini mampu menghapus penanda yang disebut antigen dari tipe darah AB, A, dan B.

Diperkirakan hanya 7%-8% populasi Inggris yang memiliki darah tipe O, tetapi permintaan akan tipe terbatas ini mencakup 13% dari semua pemesanan rumah sakit, tulis NHS Blood dan Transplant.

Tipe Darah

Terdapat 4 tipe darah dasar AB, A, B, dan O, dan tiap tipe dikenali oleh antigen, yaitu lapisan gula yang terdapat pada permukaan sel darah.

Tipe A mempunyai antigen A, tipe B mempunyai antigen B, tipe AB mempunyai keduanya, dan tipe O tidak mempunyai antigen.

Pemilik darah tipe A tidak dapat menerima darah tipe B dan juga sebaliknya, karena tubuh akan menghasilkan antibody untuk menyerah sel darah merah yang antigennya berbeda dengan aslinya.

Namun, pemilik darah tipe AB (resipien universal) mampu menerima darah tipe manapun karena sel darah merahnya memliliki antigen A dan B, jadi tubuhnya tidak akan menghasilkan antibody.

Tipe O sendiri dikenal dengan ‘donor universal’, karena sel darah merahnya tidak memiliki antigen.

Tipe ini, khususnya O negative (donor universal sejati), adalah yang paling berharga karena cocok dengan semuanya dan sangat berguna ketika keadaan darurat dan tipe darah pasien belum diketahui.

Perkembangan Riset

Dengan menggunakan teknik bernama metagenomik, tim peneliti mengambil sejumlah besar mikroba dari sampel feses manusia dan ‘mengambil gambaran seluruh DNA’ dari usus.

Tim kemudian mengisolasi genom bacterial dari sampel dan menguji ribuan enzim yang melawan perantara gula yang menyerupai antigen A dan B.

Sebuah enzim kemudian ditemukan efektif mampu menghapus antigen A dari sel darah merah.

Tim kemudian menggabungkan enzim tersebut dengan enzim lain yang mampu menghilangkan antigen B dari sel darah merah, dengan tujuan menciptakan enzim pengubah tipe AB, A, dan B menjadi tipe O.

Tim peneliti berharap mampu melanjutkan penelitian tentang pendekatan baru mengubah tipe darah dalam percobaan klinis dan mengujinya terhadap tubuh manusia.

Jika berhasil, pendekatan ini akan membantu meringankan masalah kekurangan darah yang selalu terjadi di seluruh dunia.

Majelis Kehormatan Mulai Persiapkan Muktamar IDI Ke-30

idionline

Guna merumuskan Muktamar IDI ke-30 Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) menyelenggarakan Rapat Pleno di Hotel Lumire Jakarta Pusat pada tanggal 21-22 September 2018 kemarin.

Rapat pleno dimulai jam 19.00 dan diawali dengan sambutan yang disampaikan DR. Dr. Prijo Sidipratomo, Sp Rad (K).

Dilanjutkan dengan pemaparan tentang “Transformasi yang Dibutuhkan MKEK untuk Menyadarkan Tanggungjawab Etik Seluruh Dokter di Indonesia” yang disampaikan oleh Prof. Dr. R. Sjamsuhidajat, SpB-KBD, dan dilanjutkan dengan pemaparan “Kerjasama MKEK Wilayah dengan Komite Medik/Etik Seluruh Rumah Sakit di Wilayahnya dan Menyiapkan Akreditasi RS yang Lebih Berbasis Etik” yang disampaikan oleh Dr. Sutoto, MARS.

Pembicara terakhir pada sesi pertama ini yang disampaikan oleh Prof. DR. Dr. Agus Purwadianto, Sp.F (K), M.Si, DFM yang memaparkan “Kerjasama MKEK dengan MKDKI : Triage Bersama, Pembagian Tugas, dan Advokasi ke Sistem Tata Negara Yudikatif”.

Sesi Kedua, sambutan dari Ketua Umum PB IDI – Prof. Dr. Ilham Oetama Marsis, SpOG, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan “Refleksi Diri Memimpin Majelis Pemeriksa dan Sumbangsih Pemikiran untuk Perbaikan Ortala MKEK” yang disampaikan oleh Dr. Broto Wasisto, Sp Rad.

Prof. DR. med Dr. Frans Santosa, SpJP memaparkan “Perubahan Ortala MKEK untuk Penguatan Divisi Pembinaan MKEK”, dan Dr. Pukovisa Prawirohardjo, SpS memaparkan “Rancangan Perubahan Sanksi, Rehabilitasi Pasca Sanksi, Adaptasi Fatwa dan Eksekusi Putusan pada Perubahan Ortala MKEK Baru”.

Sesi akhir DR. Dr. Anna Rozaliyani, Sp.P yang memaparkan tentang “Tatalaksana Surat Menyurat Sekretariat MKEK, Sekretaris Majelis Pemeriksa, Antar Sekretaris MKEK Wilayah dengan Pusat, dan Alur Pengaduan Online”.

Sedangkan Sesi ketiga, dilanjutkan dengan Pembahasan Perubahan Ortala MKEK.

Pentingnya E-Commerce B2B Bagi Industri Perlengkapan Medis

Medgadget.com

Perkembangan E-Commerce B2B dan industri perlengkapan medis keduanya tumbuh dengan pesat. Frost & Sullivan meramalkan nilai E-Commerce B2B mencapai dua kali lipat E-Commerce B2C pada 2020 nanti ($6.7 triliun versus $3.2 triliun). Pada saat bersamaan, penuaan populasi dan perkembangan teknologi baru mendorong pertumbuhan pasar persediaan dan peralatan kesehatan. Menurut IBIS World Research, pasar suplai medis di AS sendiri bernilai $192 milyar pada 2017 lalu. Perusahaan yang bervisi maju pasti akan mampu menggabungkan kedua tren ini dan akan memastikan jadi yang pertama mengambil keuntungan darinya. Saat E-Commerce B2B mendorong keseluruhan pasar perlengkapan medis, para pelopor harus mampu memanfaatkan peluang unik ini untuk mendigitalisasi bisnis mereka agar mampu menjadi pembeda.

Apa Yang Diinginkan Pembeli

Internet telah mengubah cara masyarakat berbelanja kebutuhan barang dan jasa pada sektor B2C. tapi yang harus semua pelaku industry B2B sadari adalah perubahan pada B2C juga berimbas pada pengadaan B2B. Kini pembeli B2B juga mengharapkan pengalaman yang sama saat mencari dan membeli produk dari dalam ruangannya sama seperti mereka mencari kebutuhan pribadinya. 74% pembeli B2B mencari dengan cara online dan begitu membuat keputusan, 93% ingin menyelesaikan pembelian dengan cara online pula. Pada 2016 lalu, 30% pembeli B2B setidaknya separuhnya sudah menyelesaikan pembelian online. Para Dokter, Ahli bedah, dan Agen pembelian peralatan Rumah Sakit.

Apa yang diinginkan pembeli adalah model swalayan dimana mereka bisa membeli apapun yang mereka mau, kapanpun, dimanapun. Sebelumnya, penjualan tradisional B2B peralatan medis adalah tentang hubungan personal. Namun Forrester meramalkan 2020 nanti, 85% hubungan perdagangan B2B akan dijalankan tanpa interaksi antar individu sama sekali. Karena laporan dari Asosiasi Distributor Industri Kesehatan (HIDA) menulis kini 73% Rumah Sakit membeli sebagian besar suplai medisnya melalui distributor, produsen dan distributor peralatan medis harus mempertimbangkan manfaat E-Commerce. Riset terkini dari Apruve Inc juga menulis hanya 11% perusahaan yang menawarkan aplikasi mobile untuk pembeli. Ini menunjukkan peluang bagi yang ingin bergerak cepat.

Keuntungan Dari E-Commerce B2B

E-Commerce B2B bukan hanya sekedar pelanggan yang memesan peralatan medis secara online. Walaupun ini adalah alasan utama pindah ke online, E-Commerce memberi manfaat lebih. Dalam membangun brand awareness, pemetaan skala operasi, penjualan, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan pelayanan dan pengalaman pembeli, E-Commerce memberikan banyak keuntungan kompetitif.

Munculnya Pasar dan Pembeli Baru. Pembeli peralatan medis sudah terlebih dulu mencari dan membeli secara online. Jika anda gagal muncul di pencarian mereka, anda tidak eksis. Kini 76% pembeli B2B menyatakan kemudahan menemukan informasi sebagai faktor terpenting dalam melakukan pembelian. Toko E-Commerce adalah agen penjualan penuh anda selama 24 jam. Anda dapat degan mudah memperoleh prospek baru dan memasuki pasar baru dengan lokasi baru tanpa harus membuka toko baru disana. Dengan system lokalisasi, anda dapat melayani pasar global dengan bahasa, mata uang, dan pilihan pengiriman mereka sendiritanpa harus menanamkan banyak uang untuk investasi bangunan.

Brand Awareness. E-Commerce mendorong pemasaran konten, periklanan yang tertata, optimalisasi keuntungan kunjungan (pay per click) dan pemasaran media sosial. Melalui optimalisasi laman dengan sistem pencarian search engines, anda sudah menempatkan peringkat anda di hasil pencarian teratas dan memperbesar peluang ditemukannya oleh pengunjung. Karena ini bersifat digital, maka akan lebih mudah membedakan pesan tujuan dan mengenali pelanggan utama anda untuk memaksimalkan keuntungan Investasi Pemasaran.

Peningkatan Pengalaman Pelanggan. Saluran E-Commerce anda dapat menjadi lebih dari sekedar menarik pelanggan, itu adalah alat untuk meningkatkan pengalaman bagi pelanggan lama. Pembeli dapat mengecek status pemesanan, melacak pengiriman, memperoleh otorisasi pengembalian, memeriksa pemesanan sebelumnya, dan dengan mudah melakukan pemesanan baru. Anda dapat menambah angka rata-rata pemesanan anda melalui strategi cross-selling dan upselling. Dan yang terpenting pelanggan mempunyai akses kapanpun ke perusahaan anda. Inilah model swalayan modern yang pembeli inginkan.

Skalabilitas. Solusi dari E-Commerce mendorong pertumbuhan dan pemetaan untuk merespon permintaan baru di pasar sambil menyediakan saluran penjualan baru dan tetap mendorong pengalaman lintas saluran dari pengalaman pembelian yang pelanggan B2B inginkan. 71% distributor suplai medis yang memiliki situs E-Commerce menyatakan pelanngan mereka sudah memaksimalkan akses dari perangkat mobil dan komputer rumah.

Meningkatkan Efisiensi Operasional. menghilangkan kebutuhan pekerjaan manual tambahan. Karena pembeli yang sudah mendata pemesanannya sendiri, kesalahan individual para agen penjualan dalam menginput data pemesanan otomatis hilang. Ini juga membantu agen pelayanan untuk menyediakan pelayanan actual ketimbang hanya menerima dan mencatat pemesanan. Integrasikan situs anda dengan system ERP (Perencanaan Sumber Daya) untuk mengurangi kesalahan pemesanan, meningkatkan kualitas proses penyimpanan dan pengiriman, dan sederhanakan program billing.

Memanfaatkan Kekuatan Data dan Analisa. Pendigitalisasian penjualan membantu anda untuk mengukur dan memeriksa lebih baik:

  • Kampanye Pemasaran
  • Efektivitas Tim Penjualan
  • Bauran Produk
  • Perputaran Inventaris
  • Efektivitas Pelayanan Pelanggan
  • Keterikatan dan Kepuasan Pelanggan

Memilih Solusi Yang Paling Tepat

Dalam survey terkini dari distributor independen, HIDA menanyakan tantangan terberat dalam E-Commerce. Jawabannya adalah besaran sesungguhnya untuk berapa yang harus dikeluarkan dan kemana harus mengeluarkannya. Memilih solusi terbaik menjadi seperti tugas yang menakutkan. Sementara B2C mengajarkan masyarakat untuk membeli online, solusi ini tidak cocok untuk menangani kerumitan dari E-Commerce B2B. Menyusun catalog produk dan daftar harga, menerima pemesanan pembelian, persetujuan bertingkat, pembiayaan, dan banyaknya tujuan pengiriman hanyalah sebagian kecil dari kebutuhan spesifik dalam B2B.

Fitur Penting. Mencari solusi yang menawarkan level akses bertingkat dengan kemampuan menambahkan dan mengubah user pengguna yang beragam, dengan kewenangan dan peran yang berbeda. Personalisasi catalog produk dan daftar harga wajib disini. Kita harus mampu menerima syarat pembayaran beragam dan aliran pengecekan. Data tidak hanya bisa dicatat, namun harus didukung mesin segmentasi kuat yang mampu mendukung analisa.

Fleksibilitas. Solusi yang tidak terintegrasi adalah sama sekali bukan solusi. Memeriksa kemampuan B2B sama pentingnya dengan mengintegrasikannya dengan ERP, CRM, dan system back-end lain yang tersedia. Semakin fleksibel system kita, maka akan semakin efektif solusinya. Karena kita juga membutuhkan solusi yang tumbuh dan berkembang bersama bisnis kita, maka perhatikan juga skalabilitas. Pada akhirnya, dukungan teknis dan ekosistem kemitraan yang kuat akan menjadi keunggulan dari solusi yang fleksibel dan mudah diadaptasi.

Riset Pasar. Riset Pasar penting untuk mengenali pilihan yang tersedia. Untungnya, Frost & Sullivan baru-baru ini menyelesaikan studi yang menyeluruh dan cukup lengkap tentang pemetaan vendor E-Commerce B2B. Semua datanya tersedia di Internet.

Rumah Sakit Darurat Di Balaroa Dari TNI

Guna membantu warga Palu yang terlanda bencana gempa dan Tsunami Satuan Batalyon Kesehatan 2/Yudha Bhakti Husada TNI Komando Strategi Angkatan Darat mendirikan Rumah Sakit lapangan di Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat.

Rumah sakit darurat ini didirikan di dalam area kantor BMKG Stasiun Geofisika Kota Palu. Rumah sakit ini memiliki 5 tenda untuk pelayanan medis seperti tindakan operasi dan tenda untuk rawat inap. Selain itu rumah sakit ini dilengkapi dengan apotek yang menyediakan kebutuhan obat-obatan.

Memerangi Kegagalan Fungsi Jantung Dengan Telemonitoring

mobilehealthnews.com

Proyek Medolution International sedang berusaha memperbesar peluang selamat pasien LVAD dengan pemantauan jarak jauh. Pemantauan tingkat dasar pada perangkat genggam sudah berkembang berkat program telemonitoring untuk pasien LVAD

Kegagalan fungsi jantung merupakan salah satu masalah utama kesehatan jantung. Selama tiga dekade terakhir transplantasi jantung adalah pilihan utama untuk penanganan kegagalan terminal jantung. Tapi ini harus segera diakhiri karena semakin jarangnya pendonor organ.

“Terapi alternative terkini adalah penanaman Left Ventricular Assist Device (LVAD-Perangkat Bantu Ventrikuler Kiri)” jelas Prof Dr Nils Reiss, Kepala Riset Klinis dari pusat klinik Schuchtermann Jerman.

“Dengan kenaikan eksponensial penggunaan LVAD namun petugas kini menghadapi lebih banyak kasus komplikasi akibat terapi baru ini seperti komplikasi trombosit dari pompa LVAD, kegagalan jantung kanan, aritmia jantung, infeksi, atau pendarahan.” Jelas Reiss.

Telemonitoring dapat mencegah komplikasi, perawatan ulang, dan biaya perawatan yang mahal

Perawatan ulang dan intervensi lanjutan pada pasien LVAD sangatlah mahal. Trombosit pompa yang parah misalnya, diharuskan mengganti seluruh LVAD dengan harga perangkat sekitar €70.000-80.000.

“Mengenali gejala trombosit pompa pada tahap awal dapat mencegah resiko tersebut.” Ujar ahli bedah Reiss. Reiss adalah kordinator proyek ‘Medolution’ dari Jerman, sebuah proyek telemonitorin internasional yang mendorong penggunaan monitoring jangka panjang dan analisa real-time untuk diagnose, perawatan, dan pemantauan lebih jauh terhadap pasien LVAD baik untuk kasus reaktif maupun kasus pencegahan.

Proyek ini tidak hanya ditujukan untuk efisiensi biaya semata. “Mengenali komplikasi yang berhubungan dengan LVAD sedini mungkin juga dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien,” sambung Reiss, saat menjelaskan visi dan potensi proyek tersebut.

Untuk mewujudkan visi tersebut konsorsium dari berbagai disiplin ilmu dibangun terdiri dari 19 perusahaan dan institute dari lima negara seperti Belanda, Prancis, Jerman, Turki, dan Kanada. Keahlian mereka juga beragam dari pengelola data medis, keamanan, pengatur antarmuka, dan pengatur integrasi data. Didukung oleh ITEA, program Kluster EUREKA akan menopang proyek Riset dan Pengembangan pra-kompetitif, inovatif, dan terintegrasi industri dalam area Pelayanan dan Sistem Software intensif (SiSS) bernama “Medolution” yang akan total didanai sebesar €22.7 juta dan berakhir pada Mei 2019.

Khusus konsorsium Jerman dan enam mitranya, fokus utamanya adalah pada pengembangan sistem telemonitoring. Pemimpin sub proyek Jerman Schuchtermann-Klinik di Bad Rothenfelde menekankan pencegahan sekunder jangka panjang untuk pasien LVAD. Tujuan jangka panjangnya adalah untuk mendirikan pusat layanan telemedis untuk pasien LVAD. Hingga kini, pasien paska penanaman LVAD harus melakukan pemeriksaan rutin tiap 3 bulan sekali.

Program telemonitoring yang difasilitasi proyek ‘Medolution’ menangani pengamatan berjangka dan pengambilan keputusan dalam lingkungan mutakhir yang mencakup semua professional relevan dan mengintegrasikan semua informasi dari sumber pengguna yang berbeda kedalam satu platform.

Sistem telemonitoring menyediakan pandangan menyeluruh atas stuasi terkini pasien. Pada dasarnya, analisa data massif dijalankan permanen untuk mengenali katidaknormalan dan dampak hubungannya:

“Kami mensurvey parameter pompa dan hemodinamik, hambatan, anti-pembekuan, irama kardio dan luka pada aliran.” Terang kordinator proyek.

“Bersamaan dengan pengukuran sensor atas tekanan awal dan tekanan daya yang disalurkan ke LVAD, aplikasi pasien menyediakan gambaran aliran dan menganalisa data yang bisa mengakibatkan komplikasi seperti penghisapan atau thrombosis.” Semua hasil kemudian dirposes dalam platform berbasis-cloud dengan dukungan pengambilan keputusan on-board dan sistem pemberitahuan yang pada akhirnya akan diteruskan ke aplikasi tenaga medis.

Sirkulasi data antara aplikasi pasien, cloud, dan dan aplikasi tenaga medis.

Begitu dikumpulkan, data pasien LVAD dipancarkan ke pusat pelayanan telemedis dan dievaluasi setiap waktu oleh ahli medis yang memiliki akses ke petugas eksternal seperti kardiolog lapangan.

Reiss kemudian menjelaskan: “Batasan angka dari parameter yang berbeda dapat ditentukan untuk tiap pasien yang berbeda dalam sistem pengambilan keputusan. Jika datanya terlalu jauh melewati batas, maka akan memicu alarmpada penghubung pengguna atau bahkan pada perangkat mobile dari petugas yang merawat atau kordinator LVAD.” Sedangkan aplikasi ahli fisik dapat menyesuaikan batas dan menawarkan pilihan kontak langsung pasien, aplikasi pada pasien menyediakan akses pada data dasar, grafik, dan membantu pengguna menghubungi pusat layanan dalam keadaan darurat.

Mengembalikan Pasien Ke Kehidupan (Hampir) Normalnya

Hasil dari proyek “Medolution” diharapkan besar: “Dengan proses telemonitoring serumit ini, pasien LVAD dapat kembali ke kehidupan yang hamper normal dan aman – terus menerus dipantau dan dikendalikan oleh tim pelayanan telemedis kami,” jelas kordinator proyek.

Sekarang, pasien LVAD, begitu pulang dari rumah sakit dipastikan akan menghadapi persoalan pengaturan kesehatan diri yang rumit. Reiss mengingatkan beratnya kunjungan medis yang melelahkan, ketergantungan pada peralatan yang kurang layak, kewajiban berat pada jadwal pengobatan, dan yang tidak kalah penting, dampak psikologis dari kekhawatiran medis dan keuangan yang berhubungan dengan komplikasi seperti perubahan bentuk tubuh, kecemasan, atau bahkan depresi.

Beban inilah yang mungkin dapat dihapuskan berkat manfaat potensial yang para ahli medis yakini ada di program telemonitoring pasien LVAD: “Tidak hanya mengurangi jadwal kunjungan pemeriksaan, tapi tenaga dan uang yang dianggap menyusahkan pasien juga pada akhirnya akan mempengaruhi keadaan psikologis pasien.” Jelas Reiss.

Studi Klinis untuk Implementasi Keberhasilan di Masa Depan

Jadi kapan sebenarnya telemonitoring LVAD benar benar menjadi bagian dari perawatan regular? Saat ini, mitra proyek ‘Medolution’ masih sedang bekerja pada tahap pengujian. Persyaratan teknis, struktural, dan legal tertentu harus benar-benar dipenuhi sebelum sistem telemonitoring yang sudah dikembangkan dapat digunakan oleh pasien secara rutin. Untuk menyiapkan dan memastikan keberhasilan implementasi, mitra proyek Jerman sudah mengawali dengan mempersiapkan sistem sirkulasi mock-loop untuk menghasilkan data pengujian.

“Simulasi pengujian pasien ini akan membantu kita menguji penyatuan sensor, pengiriman data, dan evaluasi yang diberikan melalui fungsi pemberitahuan.” Terangnya.

Hingga kini, penelitian terhadap pasien LVAD dengan menggunakan aplikasi smartphone sudah dilaksanakan untuk menguji aspek penggunaannya. Lebih jauh lagi, Jerman akan melakukan uji klinis lainnya yang dilakukan oleh Schuchtermann-Klinik Bad Rothenfelde di 2019 untuk menyelidiki implementasinya pada rutinitas klinis dan memeriksa sistemnya yang manfaatnya diharapkan oleh patien, ahli fisik, dan perusahaan asuransi kesehatan. Jika hasil studi ini meyakinkan dan jaminan penggantian sistem asuransi kesehatannya dapat dipastikan, ini mungkin akan benar-benar menambah manfaat bagi pasien LVAD dalam rutinitas klinis hariannya.