spot_img

Pendiri Withings Membeli Kembali Perusahaan Dari Nokia

Eric Carreel, Pendiri Withings. Foto : Mobile Health News

Eric Carreel, salah satu pendiri perusahaan teknologi kesehatan Prancis, Withings, telah membeli kembali perusahaannya dari Nokia. Carreel berencana untuk meluncurkan kembali Withings secara resmi pada akhir 2018 mendatang.

Untuk diketahui, Withings sebelumnya telah dibeli oleh Nokia pada tahun 2016 lalu, kemudian perusahaan asal Finlandia ini menjadikannya sebagai Divisi Produk Kesehatan Digital.

“Saya senang untuk mulai bekerja lagi dengan tim-tim brilian yang membuat merek tersebut sukses besar,” kata Carreel dalam sebuah pernyataan. “Kami memiliki tantangan yang menarik di depan kami karena kami terus mendorong batas-batas kesehatan yang terhubung.”

Withings didirikan pada tahun 2008 dan berhasil menelurkan aplikasi smartphone kesehatan populer yang seperti aplikasi pengecek tekanan darah, pelacak aktivitas, dan termometer.

“Mulai sekarang, kami akan fokus pada upaya kami untuk mengembangkan alat yang mampu melakukan inovasi layanan terkait yang dapat membantu mencegah kondisi kesehatan kronis. Teknologi saat ini memungkinkan kami untuk membayangkan solusi yang berpotensi bermanfaat bagi jutaan orang, dan ambisi kami adalah memastikan bahwa kami, sebagai Withings, memimpin dari segi pengembangan teknologi dan desain,” ungkap Carreel.

Markas Withings akan berlokasi di Paris, dengan anggota tim yang tersebar di AS dan Asia. Saat ini, perusahaan memiliki tim besar yang terdiri lebih dari 200 insinyur, pengembang, pengelola, dan teknisi yang berbasis di negara asalnya.

Situs mobilehealthnews.com melaporkan bahwa pemerintah Prancis mendorong pihak Nokia untuk menjual perusahaannya ke salah satu perusahaan di Prancis. Hal tersebut merupakan salah satu rencana untuk pemerintah Perancis untuk mengembangkan teknologi dan kecerdasan buatan. Namun, hal tersebut dinilai sangat tidak pasti karena perusahaan Finlandia itu mengumumkan akan mem-PHK hampir 600 pekerjaan.

RSUD I Lagaligo Diproyeksikan Menjadi Rumah Sakit Rujukan Antar Propinsi

RSUD ! Lagaligo, SUlawesi Selatan. Foto : Tribun News

RSUD I Lagaligo yang terletak di Kecamatan Wotu, Sulawesi Selatan (Sulsel) kabarnya akan diproyeksikan menjadi rumah sakit rujukan di Luwu Raya maupun antar provinsi.

Bupati Luwu Timur, Thorig Husler mengatakan secara bertahap kebutuhan dan kelengkapan sarana dan prasarana RSUD I Lagaligo terus di persiapkan guna mencapai target itu. Hal ini mencakup pengadaan fasilitas CT scan yang menghabiskan anggaran Rp 12 milliar.

Dirinya melanjutkan, Fungsi CT scan menghasilkan foto bagian dalam dari tubuh dengan lebih lengkap dan akurat. Selain itu dapat digunakan untuk mendiagnosis dan memonitor beragam kondisi kesehatan.

Selain itu, akan ada juga pengadaan kebutuhan Unit Gawat Darurat (UGD) dan fasilitas alat kesehatan lainnya dengan total anggaran senilai RP 10 miliar. Semua hal ini nantinya bisa dinikmati masyarakat Luwu Timur termasuk warga dari Sulawesi Tenggara maupun Sulawesi Tengah.

Husler menambahkan, sektor kesehatan memang merupakan sektor prioritas pemerintahannya saat ini. Pemkab juga melaksanakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kartu Indonesia Sehat (KIS) Universal Health Coverage (UHC) Paripurna. Tujuannya agar masyarakat mendapatkan layanan kesehatan yang prima.

“Saya mewakili kita semua meraih penghargaan dari Presiden RI, Joko Widodo, di Istana Kepresidenan atas program JKN KIS Universal Health Coverage (UHC) Paripurna,” tutup Husler.

53 Rumah Sakit Di Bekasi Siap Tangani Peserta BPJSTK

Ilustrasi Kota Bekasi. Foto: mdi-update.com

Kabar gembira untuk warga Kota Bekasi. Sebanyak 53 rumah sakit di wilayah tersebut bisa diakses oleh peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang mengalami kecelakaan kerja.

Hal tersebut ditegaskan Kepala Bidang Pemasaran Penerima Upah Eny Purwatiningsih kepada perwakilan 56 Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Bekasi beberapa waktu lau.

“Jadi jika ada TKK yang mengalami kecelakaan saat bekerja, tidak harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi, karena ada 53 rumah sakit yang sudah bekerja sama dengan kami siap menangani pasien yang mengalami kecelakaan kerja,” jelas Eny.

Bagi TKK yang sudah terdaftar sebagai peserta, jika mengalami kecelakaan kerja tak perlu terpaku pada kepemilikan Kartu Sehat yang diluncurkan Pemkot Bekasi. Berbekal kartu kepesertaan BPJSTK pun, penanganan terhadap pekerja yang mengalami kecelakaan bisa tanggap diberikan.

Kecelakaan kerja yang menimpa TKK baru-baru ini dialami oleh personel Dinas Perhubungan Kota Bekasi bernama Soripada Harahap yang terjatuh saat tengah menunaikan tugasnya di Terminal Induk Kota Bekasi, Minggu, 27 Mei 2018. Soripada yang dilarikan ke Rumah Sakit Bella, akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.

“Untuk almarhum sedang kami proses pencairan klaim kematiannya. Walaupun baru beberapa bulan terdaftar sebagai peserta, tapi beliau tetap berhak atas manfaatnya,” tutupnya.

RSUD dr Iskak Terapkan Sistem Pendaftaran SMS Online

RSUD dr Iskak, Jawa TImur. Foto : dok. RSSUD dr Iskak

RSUD dr Iskak, Tulungagung, Jawa Timur menargetkan pelayanan maksimal dua jam untuk setiap pasien yang datang, konsekuensinya, antrean diminimalisir, baik saat mendaftar, di poliklinik serta di layanan-layanan lainnya.

Salah satu upaya yang dilakukan pihak RSUD agar target itu terlaksana adalah pendaftaran pasien rawat jalan melalui layanan sms online yang diharapkan dilakukan sedikitnya 80% pasien.

“Pendaftaran online itu memberi waktu agar kami bisa menyiapkan kebutuhan pasien terlebih dahulu, berkas-berkasnya, terutama rekam medik,” kata Moch Rifai, Kepala Seksi Informasi dan Pemasaran RSUD dr Iskak, belum lama ini.

Saat ini, kata Rifai, pihaknya terus menggenjot jumlah pendaftaran daring itu, salah satunya dengan menyosialisasikan yang menyertakan hadiah undian bagi pasien yang aktif menggunakan fasilitas tersebut. Setiap harinya RSUD dr Iskak melayani 700 pasien rawat jalan per hari.

Program dengan hadiah berupa ponsel, perangkat elektronik, hadiah hiburan, hingga sepeda gunung itu itu direspon baik oleh pasien. Hasilnya, dari semula jumlah pendaftar melalui SMS online hanya 10-15%, kini bertambah hingga 30%.

“Program ini bertujuan mengoptimalkan fasilitas layanan daring tersebut karena akan sangat membantu kinerja administrasi RSUD dan tentunya kualitas layanan yang diberikan.

Aplikasi New E-Dabu, Taktik BPJS Kesehatan Rangkul Ribuan Perusahaan

Sebagai upaya memperkenalkan berbagai fitur pendukung program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS),  BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar kembali mengundang puluhan badan usaha di wilayah Kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Tabanan untuk dipaparkan secara rinci tahap-tahap penggunaan aplikasi pendukung program JKN-KIS, Selasa (15/05). Puluhan perusahaan peserta program JKN-KIS mendapat kesempatan untuk mempelajari langsung aplikasi New e-Dabu, Email Corporate, dan aplikasi Mobile JKN melalui kelas khusus di kantor BPJS Kesehatan Cabang Denpasar.

Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan BPJS Kesehatan Cabang Denpasar, Ni Putu Nina Nuryati dalam pembukaan sosialisasinya menyampaikan bahwa sesuai dengan regulasi yang berlaku maka seluruh pemberi kerja dan pekerja wajib mendaftarkan diri ke dalam program JKN-KIS.

“Demi memudahkan segala proses kepesertaan program JKN-KIS telah dibentuk berbagai aplikasi pendukung yang wajib diketahui dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh peserta termasuk perusahaan. Aplikasi New e-Dabu sendiri merupakan aplikasi yang digunakan untuk memudahkan peserta JKN-KIS segmen badan usaha dalam hal melakukan cek tagihan iuran bulanan, perubahan fasilitas kesehatan, pembaruan upah/gaji, dan penambahan maupun pengurangan karyawan terkait kepesertaan program JKN-KIS,” jelasnya.

Di samping itu badan usaha juga dibekali dengan email corporate sebagai sarana komunikasi dengan petugas BPJS Kesehatan apabila mengalami kendala dalam mengoperasikan aplikasi New e-Dabu, pengiriman tagihan dan sebagai sarana pemberiaan informasi terbaru mengenai BPJS Kesehatan sedangkan untuk aplikasi Mobile JKN berlaku bukan hanya bagi peserta dari segmen badan usaha saja, namun berlaku bagi seluruh peserta program JKN-KIS dengan berbagai fitur pelayanan yang sangat mendukung dan memudahkan peserta.

“Terdapat lebih dari 8.000 perusahaan di wilayah kerja kantor BPJS Kesehatan Cabang Denpasar, kami akan terus menyosialisasikan aplikasi ini secara bertahap dan diharapkan seluruh perusahaan dapat mengakses aplikasi tersebut, sehingga jika ada keperluan nantinya pihak perusahaan tidak perlu untuk datang ke kantor cabang lagi, misalnya melakukan perubahan data karyawan,” pungkas Nina.

Di akhir kegiatan seluruh peserta dituntun untuk mengunduh aplikasi Mobile JKN pada smartphone masing-masing.

Cara Cek Iuran BPJS Kesehatan Melalui SMS, Website, ATM & Aplikasi

Ilustrasi BPJS. Sumber gambar : www.newsth.com

Cek iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bisa dilakukan dengan empat cara, yakni melalui SMS, website, aplikasi, dan ATM. Sesuai dengan misi pemerintah yang menghadirkan layanan kesehatan terjangkau dan cepat bagi masyarakat, akses informasi khususnya terkait tagihan bulanan pun dipermudah.

Bagi peserta BPJS Kesehatan diwajibkan untuk membayar iuran yang disesuaikan dengan kelas atau layanan yang diikuti. Untuk mengetahui jumlah tagihan atau iuran yang harus dibayar setiap bulan bisa melalui sejumlah cara sebagai berikut:

1. SMS

Cara ini memanfaatkan SMS gateaway atau layanan informasi dua arah yang disampaikan melalui pesan singkat. Untuk cek iuran BPJS Kesehatan melalui SMS bisa dilakukan dengan mengirim pesan dengan format:

TAGIHAN NOMOR KARTU BPJS KESEHATAN kirim ke 087775500400 (contoh: TAGIHAN 0001260979209). Sementara untuk mengetahui format penulisan pesan pada layanan SMS gateway BPJS Kesehatan, cukup dengan mengetik HELP lalu kirim ke 087775500400.

2. Website

Cara ini bisa dilakukan di situs resmi BPJS di alamat bpjs-kesehatan.go.id dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Kunjungi laman bpjs-kesehatan.go.id kemudian klik menu Cek Iuran

  • Masukan data yang diminta ke kotak tersedia mulai nomor kartu, tanggal lahir, dan angka validasi. Kemudian klik Cek
  • Rincian pembayaran akan muncul pada layar

3. ATM

Cara ini kurang praktis sebab peserta harus mendatangi ATM bank yang bekerja sama dengan BPJS yakni BRI, BNI, dan Mandiri. Kendati demikian cara ini cocok bagi peserta yang sering beraktivitas di luar ruangan misalnya para pekerja lapangan.

4. Aplikasi

BPJS Kesehatan memiliki aplikasi resmi di perangkat Android yang bernama Mobile JKN. Aplikasi yang bisa diunduh gratis di Google Play ini bisa pula dimanfaatkan untuk cek iuran bulanan dengan cara sebagai berikut:
Download dan instal aplikasi Mobile JKN bagi yang belum memiliki

  • Buka aplikasi tersebut kemudian login
  • Pada halaman selanjutnya tap Tagihan
  • Untuk melihat rincian informasi tagihan tap Premi

Selain untuk cek iuran BPJS Kesehatan, aplikasi Mobile JKN memiliki beragam fitur terkait seperti lokasi fasilitas kesehatan terdekat, cek nomor virtual account, pendaftaran PBPU, dan masih banyak lagi.

Peneliti Di Amerika Kembangkan Pil Elektronik Yang Bisa Deteksi Pendarahan Dalam Perut

Sejumlah peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat telah mengembangkan sebuah pil elektronik bernama E. Coli yang berisi rekayasa bakteri, dimana setelah pil ini masuk ke dalam tubuh pasien maka secara otomatis dapat mendeteksi darah di perut, dan menghasilkan cahaya. Chip ini berisi komponen yang mengukur jumlah cahaya yang dihasilkan dan menyampaikan informasi ini ke smartphone terkoneksi, untuk kemudian melakukan diagnosis perdarahan gastrointestinal yang sederhana dan non-invasif.

Dalam sepuluh tahun terakhir, para peneliti telah membuat kemajuan dalam menciptakan bakteri yang dimodifikasi secara genetik yang dapat merespon rangsangan eksternal. Tim peneliti MIT mengambil pendekatan ini selangkah lebih maju ke aplikasi dunia nyata, dan secara cerdik mengemas bakteri dalam chip diagnostik yang dapat ditelan.

“Ide kami adalah untuk mengemas sel bakteri di dalam perangkat, Sel-sel akan terperangkap dan ikut naik saat perangkat melewati perut.” kata Phillip Nadeau, seorang peneliti yang terlibat dalam penelitian ini.

Para peneliti merekayasa bakteri untuk menghasilkan cahaya ketika mereka menemukan heme, komponen darah. Perangkat ini terdiri dari silinder 1,5 inci, yang mengandung bakteri dalam sumur yang ditutupi oleh membran semi-permeabel. Membran ini memungkinkan komponen-komponen dari lambung untuk berinteraksi dengan bakteri, tetapi menjaga bakteri itu sendiri tertutup dengan aman.

Sejauh ini, tim peneliti telah menunjukkan bahwa chip tersebut dapat mendeteksi perdarahan gastrointestinal pada babi. Namun, sistem ini juga memiliki potensi yang signifikan untuk berbagai aplikasi diagnostik lainnya.

Startup Kesehatan Dan Tantangan Regulasi Yang Berlapis

Ilustrasi Rumah Sakit. Foto : Freepik

Tak ubahnya fintech dua tahun yang lalu, startup di bidang kesehatan memang memiliki berbagai tantangan yang rumit. Pasalnya, bidang kesehatan adalah industri yang diproteksi oleh beragam regulasi, mengingat tingkat keamanannya yang tinggi.

Belum lagi di industri kesehatan juga sudah banyak pemain-pemain raksasa yang sudah lebih mapan bila dibandingkan dengan pelaku startup ini.

Padahal menurut laporan Startup Report 2017 yang dirilis oleh Daily Social, industri kesehatan merupakan salah satu sektor yang akan tumbuh pada tahun 2018, bersamaan dengan fintech dan media. Beragam startup kesehatan juga sudah mulai bermunculan di Indonesia, sebut saja Emedis, HaloDoc, Apotek Antar, dan Alodokter.

Menurut Rama Mamuaya CEO Daily Social, memang agak sulit untuk bisa menembus industri kesehatan ini. Butuh waktu, tapi suka atau tidak suka ini adalah masa depan.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Danny Wirianto selaku CMO GDP Venture. Baginya kunci dari permasalahan di industri startup kesehatan adalah kemudahan. Ia mencontohkan masih banyak pemegang kartu BPJS Kesehatan yang harus mengantre lama, tanpa ada kepastian kapan bisa diperiksa.

“Misalnya, kita semua dikasih tahu kapan harus datang ke rumah sakit dan semuanya akan gampang dan tidak harus berjubel di rumah sakit,” ujar Danny.

Di Indonesia, membuat janji dengan dokter untuk konsultasi terkadang masih mengharuskan calon pasien untuk datang ke rumah sakit, hanya untuk mengambil nomor antrean. Ia membagi pengalamannya di Amerika Serikat ketika mengantar anaknya berobat di sebuah klinik.

“Setelah diperiksa kan harus beli obat, tapi dokternya hanya menanyakan saya tinggal di mana. Ia hanya memberi tahu dalam perjalanan pulang nanti saya akan melewati apotek dan tinggal menyebutkan nama saya dan obatnya langsung disediakan,” jelas Danny.

Baginya, hal yang mudah seperti ini sudah seharusnya diberikan kepada masyarakat di Indonesia. Walaupun ia menyadari bahwa praktiknya juga tidak mudah sebab ada integrasi sistem teknologi dan jaringan. “Pengalaman saya di Amerika Serikat kala itu adalah dokter juga memberikan obat dari harga yang termurah. Tidak ada titip-titipan obat,” terangnya.

Ia meyakinkan bila ada startup yang mampu menghapus mata rantai seperti yang terjadi saat ini, akan ada banyak investor yang mau untuk berinvestasi di sana.

“Mungkin saat ini beberapa stakeholders di industri kesehatan belum atau tidak mau berubah. Tapi, kalau sudah ada yang men-distrupt ini semua makan akan merubah segalanya di industri ini,” pungkasnya.

RS Pelni Operasikan Klinik Heritage Untuk Hampir Seluruh Pasien

Rumah Sakit (RS) Pelni Jakarta kini mengoperasikan inovasi terbarunya, pusat layanan serta Klinik Heritage untuk pasien-pasien perusahaan, asuransi, termasuk mandiri in health, pribadi, dan peserta BPJS yang melakukan coordination of benefit (CoB) dengan asuransi swasta. Layanan dan klinik itu diselenggarakan dalam fasilitas yang berkonsep interior dan bangunan minimalis modern.

“RS Pelni ingin memberikan kenyamanan dan kecepatan kepada pasien. Kami pun membuat counter khusus Mandiri Inhealth serta aplikasi khusus untuk pasien yang mengakses Klinik Heritage ini, sehingga kasus emergency akan mendapat pelayanan yang terbaik,” kata Direktur RS Pelni Fathema Djan Rachmat di Jakarta, kemarin.

Fathema menjelaskan, layanan bagi pasien itu menyediakan dokter spesialis dan subspesialis dengan fasilitas yang sangat lengkap.

“Semua pelayanan mulai dari pendaftaran sampai dengan mendapat obat serta pemeriksaan didukung oleh peralatan teknologi canggih sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas, ujar Fathema.

Philips eCare Companion Adalah Aplikasi Telemedis Khusus Pasien Hipertensi

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, kesadaran masyarakat akan bahaya hipertensi atau tekanan darah tinggi masih rendah. Pasalnya mereka menemukan bahwa 25,8% masyarakat Indonesia menderita penyakit tersebut namun hanya 1/3 yang terdiagnosa, dan hanya 0,7% kasus yang dikontrol dengan obat.

Padahal hipertensi adalah faktor resiko stroke terbesar. Sedangkan menurut worldlifeexpectancy.com, stroke merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia, dengan angka kematian 19.79% dari total kematian dan tingkat kematian hingga 186,29 per 100.000 orang. Hal ini menempatkan Indonesia pada posisi nomor satu di dunia.

Menanggapi hal tersebut, Philips, perusahaan multi nasional yang selama ini dikenal penghasil produk-produk alat kesehatan, memiliki aplikasi khusus untuk pasien hipertensi bernama Philips eCareCompanion, walaupun saat ini belum tersedia di Indonesia.

Ini adalah aplikasi telemedis yang dapat diakses pasien menggunakan tablet dan digunakan untuk membagikan informasi kesehatan dengan tim medis yang merawatnya.

Cara kerjanya, pasien memasukkan informasi data kesehatan dan mengirimkannya ke tim perawat untuk ditinjau. Pasien juga bisa menjawab pertanyaan survei, membalas email, menerima pengingat tentang rencana perawatan mereka, dan melakukan video call dengan penyedia layanan kesehatan mereka.

Menurut Direktur Philips Indonesia Suryo Suwignjo, Indonesia memang belum semaju Amerika Serikat atau pun negara-negara Eropa “Akan tetapi negara ini pelan-pelan mengarah kepada solusi telemedis dan software development untuk deteksi penyekit dini,” ungkapnya.

Suryo melanjutkan, masyarakat pada umumnya tidak menganggap penting tindakan pencegahan, terutama deteksi dini. Mereka akan pergi ke fasilitas kesehatan ketika sudah jatuh sakit.

“Pola pikir seperti ini harus berubah. Kesadaran untuk hidup sehat memang sudah cukup baik, tetapi tidak demikian dengan deteksi dini,” pingkasnya.