spot_img

Kemitraan NYU Dan Facebook Kembangkan AI Untuk Pemindaian MRI

code.fb.com

Pencitraan hasil pemindaian, seperti yang menggunakan mesin MRI dan CT scanner, adalah bidang menarik untuk riset kecerdasan buatan (AI). Meningkatkan kualitas dan kecepatan radiologi dalam menemukan titik luka dan karakteristik jaringan lain berarti meningkatkan efektivitas penanganan secara keseluruhan. Salah satu masalah yang umum dihadapi oleh para peneliti di bidang ini adalah kurangnya sumber data untuk dipelajari.

Untuk mengatasinya, NYU School of Medicine tengah bekerjasama dengan Facebook untuk menciptakan database raksasa tentang pemindaian MRI bagian lutut dan data terkait. Proyek yang bernama fastMRI ini berharap peneliti lain juga dapat menggunakan penyimpanan data untuk menciptakan software yang mampu mendeteksi karakteristik lain pada pemindaian MRI untuk kondisi dan penyakit yang berbeda.

NYU dan Facebook sedang mengembangkan software AI sendiri untuk menganalisis pemindaian, dan membangun perangkat untuk membantu yang lain mengembangkan aplikasi serupa.

Database ini mencakup lebih dari 1,5 juta gambar dari sekitar 10.000 pemindaian. 1.600 pemindaian diperoleh dari berbagai data pengukuran anatomis. Seluruh informasi pasien dari pemindaian tersebut juga telah dihapus dan memenuhi seluruh persyaratan HIPAA. Untuk menangkal resiko kebocoran data seperti yang ditakutkan, NYU School of Medicine menegaskan bahwa “Tidak ada data Facebook dalam bentuk apapun yang digunakan dalam proyek ini.”

IDI Lantik Pengurus Besar Periode 2018-2021, Fokus Pada Isu BPJS dan Tantangan Era 4.0

Ketua IDI dr. Daeng M Faqih, SH, M (dua dari kiri) saat acara pelantikan. Foto: Suara.com

Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Sabtu (08/12/2018) lalu di Jakarta menggelar acara pelantikan Pengurus Besar IDI Periode 2018-2021.

Pada pelantikan tersebut, Ketua IDI Periode 2018-2021 dr. Daeng M Faqih, SH menyinggung isu BPJS. Dirinya menyatakan bahwa pemerintah harus berupaya untuk memenuhi kecukupan dana, bisa melalui pemberian subsidi seperti halnya dilakukan untuk aspek lainnya seperti bahan bakar minyak (BBM).

“BPJS untuk masalah JKN sumbernya kecukupan dana masih kurang sehingga kedepan perlu solusi untuk hal ini. Presiden dalam Muktamar IDI kemarin sudah memberi sinyal kecukupan dana akan diperbaiki. Subsidi BBM saja mencapai triliunan rupiah kenapa untuk kesehatan tidak diberikan. Mudah-mudahan JKN akan lebih baik,” ujar dr Daeng.

Ia menambahkan bahwa mutu pelayanan kesehatan tidak boleh dikorbankan untuk mengatasi defisit anggaran keuangan ini. Menurut dia, yang harus menjadi pertimbangan adalah bagaimana memenuhi kecukupan dana atau menyesuaikan beban pelayanan.

Pasalnya merujuk pada sistem asuransi kesehatan di negara lain, dtak semua beban pelayanan ditanggung oleh negara. Menurut dia hal ini bisa diterapkan di Indonesia demi menyelamatkam mutu pelayanan kesehatan.

Dalam kesempatan yang sama, isu besar yang disinggung oleh dr. Daeng adalah tantangan kedokteran di era digital 4.0. Dirinya berharap pengurus IDI yang baru ini bisa memiliki kontribusi besar dalam hal ini.

Untuk itu, IDI sudah menyiapkan beberapa program, salah satunya membentuk Lembaga Riset. Disampaikan dr Marhaen Hardjo M Biomed PhD, Ketua Lembaga Riset IDI, dibentuknya lembaga riset ini dilatarbelakangi karena teknologi pelayanan kesehatan dan kedokteran mengalami kemajuan dan mendorong para dokter untuk berkompetisi.

“Lembaga ini merupakan bentuk komitmen dari PB IDI untuk pengembangan riset di tanah air. Memasuki era digital 4.0 yang kita perlukan adalah mempunyai big data. Kita harus mengcover studi yang tidak tercover misalnya kita nanti akan mengembangkan stem cell untuk anti aging dimana kita tidak hanya sebagai follower,” tambah dia.

Kedepannya, kata dr Marhaen, seluruh anggota IDI harus memiliki kesadaran untuk melakukan riset demi menunjang pelayanan kesehatan di Indonesia. Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K), MPH selaku Advisory Board Lembaga Riset IDI mengatakan kedepannya Ia berharap hasil riset tim IDI bisa digunakan untuk menetapkan kebijakan kesehatan terutama di bidang preventif, promotif.

CISDI Ingatkan Pentingnya Keterlibatan Pemuda sebagai Penggerak Pembangunan Kesehatan Global

liputan6.com

Populasi pemuda usia 10-24 tahun mencapai angka tertinggi di dunia dan Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki populasi pemuda terbesar di kawasan Asia Pasifik saat ini. Dengan satu dari empat penduduk di Indonesia adalah pemuda, Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk menciptakan perubahan tidak hanya dalam skala nasional tetapi juga global.

Organisasi masyarakat sipil yang fokus pada pemberdayaan pemuda dan Sustainable Development Goals (SDGs), Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menekankan pentingnya keterlibatan pemuda dalam menggerakkan roda pembangunan, khususnya dalam bidang kesehatan.

“Untuk memastikan keterlibatan anak muda dalam menciptakan dampak yang berkelanjutan, ada empat komponen yang memengaruhi keterlibatan ini: ruang keterlibatan yang aman, suara yang didengar, audience yang memperhatikan, dan pengaruh atau dampak yang diciptakan. Sehingga kita perlu mengevaluasi juga, apakah selama ini komponen utama dari keterlibatan pemuda sudah dipenuhi atau belum,” demikian ujar Anindita Sitepu, Direktur Program CISDI, yang bertindak sebagai pembicara dalam panel diskusi pada International Conference on Investing in Youth yang dilaksanakan di Astana, Kazakhstan, bulan Oktober lalu.

Anindita juga menegaskan kemajuan pembangunan idealnya didorong oleh kelompok masyarakat yang mengedepankan inovasi dan teknologi. Dengan akses informasi dan pengetahuan yang secara konsisten terus bertambah, pemuda dapat secara aktif meningkatkan keterampilan dan jejaring kemitraan yang dibutuhkan untuk berkontribusi pada pencapaian SDGs. Hal ini menjadikan pelibatan pemuda secara inklusif sebagai langkah strategis dalam menentukan arah pembangunan.

“Pembuat kebijakan seharusnya memanfaatkan kesempatan ini dengan berinvestasi pada keterlibatan kelompok pemuda secara inklusif dengan memperkuat ketersediaan akses dan mekanisme pelibatan yang sistematis. Dengan memastikan komponen-komponen di atas, negara sudah memastikan kualitas sumber daya manusia yang kompetitif,” tutup Anindita.

Langkah Kemensos Perbaiki Tingkat Kesehatan Dan Tekan Kemiskinan Melalui Program Keluarga Harapan

elshinta.com

Komisi VIII DPR RI mendukung upaya pemerintah untuk targetkan graduasi mandiri peserta Program Keluarga Harapan dalam waktu maksimal lima tahun. Anggota VIII DPR RI Endang Maria Astuti menyetujui target pemerintah untuk melakukan graduasi mandiri Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM-PKH) yang seiring dengan upaya Indonesia mengentaskan kemiskinan. Untuk itu komisi VIII mendukung penuh upaya pemerintah tersebut.

“Kita dukung upaya pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Oleh karenanya pemerintah harus punya target agar peserta PKH bisa mandiri dan bisa diisi oleh warga miskin lainnya,” tegas Endang melalui keterangan tertulisnya awal Desember 2018 kemarin.

Program Keluarga Harapan (PKH) selama ini terbukti sudah membantu masyarakat di pelosok desa untuk kesehatan dan pengentasan kemiskinan. Seperti yang ditegaskan oleh Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Harry Hikmat yang menyebutkan akan keberhasilan Program Keluarga Harapan.

“Pemerintah sekarang ini banyak diapresiasi oleh banyak pihak karena penurunan angka kemiskinan secara Nasional sangat signifikan. Bahkan saat ini mencapai dibawah 10% yaitu sebesar 9,82%. Maka kepala daerah juga dapat menekan angka kemiskinan,” kata Harry Hikmat.

Program Keluarga Harapan kini menjangkau Kabupaten Karanganyar. Jumlah bantuan untuk kabupaten Karanganyar mencapai 355,9 miliar rupiah pada tahun 2018. Bantuan itu terdiri dari bantuan PKH 56,7 miliar rupiah untuk 32.062 keluarga, bantuan beras sejahtera / Bantuan Pangan Non Tunai sebesar 74.97 miliar rupiah untuk 56.802 keluarga.

Langkah Nyata Pencerah Nusantara Dan Masyarakat Kluet Timur Dorong Program SDGs

liputan6.com

Kelalaian dan bahkan kesengajaan manusia dalam merusak lingkungan semakin memprihatinkan. Belum lama ini kita menyaksikan video yang memperlihatkan proses evakuasi seekor penyu yang kesakitan akibat jeratan sedotan plastik di hidungnya, gambar seekor kuda laut yang membelit cotton bud dengan ujung ekornya, bahkan berita bangkai ikan paus yang terdampar dengan 5,9 kg sampah plastik di dalam perutnya.

Ironis, mengingat perkembangan zaman ternyata tidak diiringi dengan perkembangan kesadaran manusia yang mengisinya. Padahal, menjaga dan memelihara bumi sudah menjadi kewajiban kita sebagai salah satu penghuninya.

Dari barat Sumatera, terdapat upaya-upaya yang mulai digerakkan untuk mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan. Langkah yang paling sederhana diinisiasi oleh Tim Pencerah Nusantara di Aceh Selatan yang sedang berupaya untuk menolak penggunaan sedotan plastik di setiap kegiatan tim, baik saat evaluasi kinerja maupun saat sedang santai. Sebagai gantinya, tim Pencerah Nusantara menggunakan sedotan berbahan stainless yang cenderung lebih ramah lingkungan.

Selain itu, ada juga Puskesmas Kluet Timur yang memanfaatkan kertas bekas yang menumpuk untuk digunakan sebagai kertas resep. Bahkan belakangan, sistem rujukan pasien berjenjang yang mengharuskan setiap pasien membawa kertas rujukan dari FKTP dibuat sedemikian rupa hingga rujukan yang awalnya membutuhkan dua lembar kertas, saat ini hanya dibutuhkan satu lembar kertas dan pertinggal di puskesmas.

Aksi-aksi ini tentu saja menarik perhatian masyarakat. Masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan mulai ikut-ikutan melakukan gerakan yang tidak kalah menarik. Misalnya Kelompok Senam Lansia Paya Dapur yang diikuti oleh sekelompok usia sepuh mengambil langkah ‘patungan membeli botol minum’ untuk menghindari penggunaan air minum kemasan setiap hari. Alhasil, kegiatan patungan botol minum yang diinisiasi Pencerah Nusantara ini meminimalisir sampah plastik yang dihasilkan.

Di Posyandu Buluh Didi, Kluet Timur, juga sudah mulai disosialisasikan untuk mengurangi penggunaan wadah berbahan plastik untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Biasanya, kader-kader kesehatan sudah menyiapkan wadah berupa mangkuk yang bisa digunakan berulang kali. Bahkan, para ibu seringkali dihimbau untuk membawa wadah atau tempat makan sendiri. “Kami mau jadi posyandu percontohan, repot memang, tapi ndak bikin sampah plastik berserak nanti,” ujar Jamiatun, ketua kader Posyandu Bulu Didi di satu pagi saat menuang PMT berupa kolak ubi ungu ke wadah yang telah disediakan.

“Untuk mewujudkan masa depan yang ramah lingkungan untuk generasi yang akan datang kita perlu menelusuri tiga pilar utama dalam SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu pembangunan manusia, pembangunan ekonomi sosial, dan pembangunan lingkungan. Oleh karena itu, kita mengajak para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk berpartisipasi aktif demi melanggengkan implementasi SDGs,” ujar Team Leader Pencerah Nusantara Aceh Selatan, Imanda Husna.

Sebagai tenaga kesehatan, kita bukan hanya bertanggung jawab untuk mempersiapkan generasi emas yang akan memegang estafet kepemimpinan, tetapi juga bertanggung jawab untuk mewariskan lingkungan sehat yang layak huni bagi mereka. Mulai dari diri sendiri, mulai dari hari ini, mulai dari hal kecil. Semoga langkah kecil yang sedang diusahakan oleh teman-teman dan masyarakat di Kluet Timur bisa menginspirasi dan memantik semangat masyarakat untuk turut berkontribusi nyata mendorong Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ini.

Pencerah Nusantara

CISDI membuka kesempatan kepada pemuda untuk terlibat dalam pembangunan kesehatan melalui Pencerah Nusantara. Pencerah Nusantara adalah program penguatan layanan kesehatan primer di Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) melalui pendampingan puskesmas oleh tim tenaga kesehatan muda pilihan dan berpengalaman. Program ini bertujuan utama meningkatkan status kesehatan ibu dan anak di berbagai penjuru Indonesia.

Program ini dikelola oleh Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), transformasi lembaga dari Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs (Millenium Development Goals).

Saat ini, Pencerah Nusantara terdaftar sebagai inisiatif masyarakat dalam platform online terbuka Track SDGs.

Sensor Nanopore Dengan Kecerdasan Buatan Untuk Deteksi Virus Khusus

medgadget

Tim Peneliti di Osaka University di Jepang tengah mengembangkan sensor nanopore untuk mendeteksi partikel viral influenza dalam sampel biologis. Peneliti menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengenali “hallmarks” virus, sehingga bisa diketahui melalui sensor. Teknik ini berpotensi menjadi alat diagnostik canggih bagi penderita influenza, sehingga bisa berguna mencegah penyebarannya.

Influenza menyerang jutaan orang tiap tahun. Pada pasien tertentu seperti orang tua, infeksi dapat berakibat fatal, dan beresiko tinggi menjadi pandemik flu global, yang berpotensi menimbulkan kekacauan. Mengingat virusnya sangat menular, bahkan berpotensi menyebar, diagnosis cepat, sensitif, dan akurat sangatlah penting, khususnya penanganan di tempat (point-of-care).

Metode terkini untuk mengenali virus yang umum digunakan adalah teknik genetika, namun metode ini tidaklah cepat, memerlukan staf terlaih dan peralatan laboratorium khusus, membuatnya sulit untuk menerapkan penanganan langsung di tempat.

Untuk mengatasi masalah ini, tim mengembangkan pendekatan diagnostik khusus yang memadukan kecerdasan buatan dengan sensor nanopore. Sensor ini menciptakan aliran cairan dengan nanopore menggunakan arus listrik yang menembus pori-pori.

Sistem ini membatasi hanya partikel viral yang mampu melewati nanopore, yang berarti sensor yang digunakan sangatlah spesifik, bahkan saat proses analisa cairan biologis kompleks dengan berbagai komponen. Perangkat ini juga sangat sensitif, sehingga mampu mendeteksi partikel viral tunggal. Kecerdasan buatan yang berperan penting untuk mengenali signature viral tersebut.

“Kami menggunakan analisis mesin pembelajar untuk mengenali signature elektrik dari virus.” Ujar Makusu Tsutsui, salah satu anggota tim peneliti. “Menggunakan pendekatan AI untuk analisis sinyal, metode kami dapat mengenali perbedaan tipis dari bentuk gelombang aliran, yang tidak bisa dilihat mata biasa. Proses ini akan membantu identifikasi virus presisi-tinggi.”

Sistem ini juga akan berguna dalam mendeteksi virus jenis lain, dengan kemungkinan penerapan pada beragam konteks diagnosis penanganan point-of-care secara cepat.

“Pengujian kami menunjukkan bahwa sensor baru ini cocok untuk pengujian viral yang cepat dan simpel.” Ujar Akihide Arima, anggota tim lainnya. “Yang terpenting penggunaan sensor ini tidak memerlukan keahlian khusus tertentu., jadi dapat dengan mudah diterapkan sebagai bagian dari pendekatan point-of-care oleh berbagai personil kesehatan.”

BPJS Kesehatan Tutup Tahun Dengan Dua Penghargaan Internasional

jamkesnews, menara62

Tidak hanya mengundang apresiasi dari dalam negeri, kiprah BPJS Kesehatan di dunia internasional juga semakin cemerlang. Setelah dianugrahi sejumlah penghargaan bergengsi dari International Social Security Award (ISSA) beberapa bulan lalu, kali ini BPJS Kesehatan sukses menyabet dua penghargaan dalam ajang Indonesia Turkey Global Leaders Award 2018 yang diselenggarakan di Istanbul, Turki, akhir November lalu.

Atas dedikasinya mengelola Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) selama hampir lima tahun, BPJS Kesehatan menerima 2 penghargaan dalam ajang Indonesia Turkey Global Leaders Award 2018, baik untuk Institusi BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Social Health Insurance maupun untuk President Director BPJS Kesehatan Fachmi Idris.

Kedua penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Chairman Foreign Economic Relations Board, Turkey Indonesia Business Council, Ilhan Erdal dan Chairwoman Economic Review Irlisa Rahmadiana kepada Direktur Kepatuhan, Hukum, dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Kesehatan Bayu Wahyudi.

“Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada BPJS Kesehatan dan jajaran manajemennya. Penghargaan ini tak lepas dari hasil kerja keras Duta BPJS Kesehatan yang telah berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Indonesia dan seluruh stakeholder JKN-KIS lainnya. Semoga semangat Duta BPJS Kesehatan kian terpacu untuk menyempurnakan mutu layanan dan mengembangkan beragam inovasi lainnya,” ucap Bayu.

Acara penganugerahan award tersebut juga dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki H.E. Wardana. Selain Kategori Government, terdapat beberapa kategori penghargaan lainnya, yaitu Association, Public Company, State Owned Enterprise, Private Company, dan Local Govt Company.

Penghargaan diberikan berdasarkan penilaian Kinerja Institusi atau Perusahaan pada Tahun 2017 dengan menggunakan metode analisa data yang diperoleh dari berbagai sumber dan data yang sudah dipublikasi.

Sampai dengan 23 November 2018, sudah ada 206.070.624 jiwa penduduk Indonesia yang terdaftar sebagai peserta JKN-KIS. Diharapkan angka ini terus bertambah secara signifikan agar impian Universal Health Coverage (UHC) dapat tercapai pada tahun 2019 mendatang sesuai harapan.

Kembangkan Bisnis Guna Capai Standar RS Luar Negeri, Mandaya Royal Hospital Tanamkan Investasi Rp1,1 Triliun

menara62.com

Walaupun menghadapi ketidakpastian iklim politik dan pertumbuhan ekonomi yang tak seperti harapan, Mandaya Hospital Group tetap optimis berinvestasi triliunan rupiah. Investasi itu digunakan untuk membangun Mandaya Royal Hospital Puri (MRHP). Memilih lokasi di sekitar Puri Indah Jakarta Barat, tepatnya di CBD area kompleks perumahan Metland Cyber Puri, Mandaya Royal Hospital Puri yang mulai dibangun Oktober kemarin.

Rumah sakit ini diklaim dibangun dengan paradigma baru dalam pelayanan kesehatan masyarakat, yakni lebih mengutamakan kualitas pelayanan sehingga pasien dan keluarganya akan merasakan pengalaman berbeda dengan apa yang selama ini dirasakan di rumah sakit lain.

“Pasien saat berobat ke rumah sakit tentu ada persoalan dengan kesehatannya, dan oleh karenanya mereka memiliki banyak harapan. Seperti terlayani baik dan profesional, secara klinis juga efektif ada perbaikan atas masalah kesehatannya. Dan tentu karena nyawa yang menjadi taruhan, pasien berharap rumah sakit selalu mengutamakan keselamatan pasien,” ungkap Presiden Direktur Mandaya Hospital Group, Benedictus Widaja saat seremoni groundbreaking Mandaya Royal Hospital Puri di Jakarta Oktober silam.

Pelayanan tersebut membentuk pengalaman pasien dan keluarganya dalam berhubungan dengan rumah sakit. “Mandaya Royal Hospital, dengan paradigma baru, sangat menekankan agar pasien memperoleh pengalaman hebat,” sambung dia berpromosi.

Pembangunan Mandaya Hospital Puri telah dimulai sejak Agustus 2018 dan direncanakan mulai beroperasi secara bertahap pada awal 2020. Rumah sakit ini memiliki sekitar 400 tempat tidur untuk rawat inap, 10 ruang operasi, 100 ruang rawat jalan, dan fasilitas penunjang lainnya seperti gym, restoran, kedai kopi, toko-toko dan lainnya. “Dalam membangun rumah sakit ini, kami belajar dari rumah sakit pertama di Kabupaten Karawang, Jawa Barat,” sebut Benedictus.

Mengenai investasi, dikatakannya, Selaras Holding Group bersama Mandaya Medical International Pte. Ltd. membentuk Mandaya Hospital Group. Mereka menginvestasikan sekitar Rp1,1 triliun untuk membangun dan menyiapkan semua peralatan medis mutakhir untuk rumah sakit itu.

Saat ini, Mandaya Hospital Group telah memiliki satu rumah sakit yaitu Mandaya Hospital Karawang dengan 200 kamar tidur dan keunggulan di bidang trauma dan jantung.

Mandaya Hospital Karawang baru-baru ini memperoleh penghargaan sebagai salah satu rumah sakit dengan pelayanan trauma terbaik di Indonesia. “Dan RS ini juga telah memperoleh akreditasi SNARS dengan kategori Paripurna (bintang lima),” tandasnya.

Mandaya Hospital Group telah menyiapkan rencana investasi untuk mengembangkan rumah sakit berkualitas di beberapa kota besar di Tanah Air. Untuk keperluan itu, perusahaan siap menggelontorkan investasi hingga USD150 juta atau setara Rp2,25 triliun.

Berbeda dengan kelompok usaha rumah sakit lain yang gencar membangun fasilitas kesehatan dasar (primary dan secondary care) yang tersebar di seluruh kota di Indonesia, Selaras Holding Group Bersama Mandaya Medical International Pte.Ltd. justru membangun fasilitas kesehatan level lanjutan (advanced care). Dan khususnya untuk penyakit degeneratifdan penyakit akibat lifestye di zaman modern ini.

“Dan untuk pasien, kelompok ini sangat membutuhkan kualitas pelayanan yang prima baik secara medis maupun nonmedis,” kata Edhijanto W Taufik, CEO Selaras Holding Group.

Sementara itu, Anastina Tahjoo, CEO Mandaya Hospital Group menambahkan, Mandaya Royal Hospital merupakan rumah sakit umum dengan keunggulan di bidang jantung. Termasuk penanganan masalah aritmia (heart & arrhythmia), bidang syaraf-dan bedah syaraf (neuro-science), dan kanker (oncology).

“Kami menyiapkan tenaga medis dan peralatan lengkap dengan teknologi terbaru untuk ketiga unggulan tersebut. Kami ingin menjadikan rumah sakit ini sebagai RS rujukan di tingkat nasional. Dengan adanya rumah sakit ini, kami berharap masyarakat yang membutuhkan pelayanan berkualitas tidak perlu ke negara lain,” harap Anastina.

Mandaya Royal Hospital dilengkapi dengan peralatan terbaru dan tercanggih. Mulai dari deteksi dini, diagnosa maupun pengobatan penyakit jantung, syaraf/bedah syaraf, dan kanker seperti LINAC untuk Radiotherapy, PET Scan, SPEC Scan untuk kedokteran nuklir, Hybrid Operating Theatre, High Tesla MRI, High Slice CT Scan, dan masih banyak lagi. Untuk peralatan canggih ini saja rumah sakit berani berinvestasi Rp250 miliar.

Benedictus menambahkan, paradigma baru dalam pelayanan kesehatan yang dibangunnya bukan cuma keselamatan pasien (patient safety), atau secara klinis efektif menyembuhkan (Clinical Effectiveness). Namun lebih kepada bagaimana pengalaman pasien dan keluarganya dalam proses penyembuhan di Rumah Sakit (patients and family experience).

Pembangunan rumah sakit ini juga didasari dari studi banding yang dilakukan pihaknya ke luar negeri. “Ini merupakan babak baru dalam pelayanan kesehatan di Indonesia, negara-negara maju seperti di Amerika Serikat, Singapura, bahkan Thailand sudah memulainya. Dan sebentar lagi di Indonesia. Semoga ini dapat menjadi standar baru bagi pelayanan rumah sakit,” pungkas Benedictus.

Kemenkes Dorong RS Swasta Tingkatkan Kualitas Tenaga Kesehatan

tribunnews

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendorong agar rumah sakit swasta memiliki pusat pelatihan tenaga kesehatan sendiri. Hal ini dikarenakan selain fasilitas terapi yang canggih, rumah sakit juga harus didukung dengan sumber daya manusia yang mumpuni, terutama para perawat.

Mengingat tidak semua perawat di seluruh Indonesia memiliki kemampuan yang setara dalam melayani pasien, Kemenkes menyarankan rumah sakit swasta untuk menyediakan pusat pelatihan bagi para tenaga kesehatan, termasuk perawat, sehingga dapat mempersiapkan mereka lebih baik untuk melayani pasien.

Hal ini disampaikan Drs. M. Royan, M. Kes selaku Kepala Bidang Pengendalian Mutu Pelatihan PPSDM Kemenkes RI dalam peresmian pusat pelatihan Siloam Training Centre (STC) di Kampus Kedokteran Universitas Pelita Harapan (UPH) Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Senin 27 November kemarin.

“Dengan hadirnya fasilitas training centre diharapkan lebih banyak lagi tenaga kesehatan yang dapat dilatih dan dipersiapkan untuk menjadi profesional yang handal dan kompeten dalam menjalankan pelayanan kesehatan di Indonesia,” ujar Royan.

Di Indonesia sendiri, Royan menambahkan, baru ada tiga pusat pelatihan di rumah sakit milik pemerintah. Ia berharap rumah sakit swasta bisa mendukung pemerintah dengan menghadirkan pusat pelatihan di masing-masing rumah sakit.

Dalam kesempatan yang sama, Deputy President Director Siloam Hospitals Caroline Riady mengatakan Siloam Hospitals Group secara resmi membuka Siloam Training Center (STC), fasilitas pusat pelatihan yang diperuntukkan bagi tenaga kesehatan Indonesia.

Sebagai pusat pelatihan sumber daya manusia (SDM) yang bekerja sama oleh Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, STC, kata dia, tidak hanya diperuntukkan melatih tenaga kesehatan di jaringan Siloam Hospitals Group, namun juga terbuka untuk rumah sakit lainnya.

“Kami harap keberadaan STC tidak hanya berdampak pada standar pelayanan kesehatan di Siloam Hospitals Group, tetapi juga turut mendukung pelayanan kesehatan yang bermutu di seluruh Indonesia,” ujar Caroline.

Berlokasi di Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Lantai 10, Lippo Village, Tangerang, STC menyediakan program pelatihan yang didukung oleh fasilitas ruang kelas memadai, pengajar yang kompeten, serta materi pelatihan berdasarkan evidence-based practice dan pelatihan kurikulum standar oleh PPSDM Kemenkes RI.

STC juga menyediakan fasilitas ruang simulasi berupa mini hospital Iayaknya rumah sakit sebenarnya, yang terdiri dari area registrasi, rawat jalan, rawat inap, Intensive Care Unit (ICU) & Neonatal Intensive Care Unit (NICU), ruang operasi termasuk ruang persiapan operasi dan ruang pulih sadar, emergency unit (IGD), ruang resusitasi, ruang observasi, serta ruang bersih dan persiapan obat, termasuk ruang pencampuran kemoterapi.

Stimulator Saraf Vagus Terbaru Untuk Pencegahan Sakit Kepala Kluster Dari electroCore

Perusahaan asal Basking Ridge New Jersey electroCore, menerima pengesahan dari FDA atas produknya yang mampu mencegah sakit kepala kluster. Sistem stimulus saraf vagus non-invasive (nVNS) bernama gammaCore sebelumnya disahkan untuk merawat rasa sakit yang menyerang, yang berhubungan dengan migraine dan sakit kepala kluster periodik. Pengesahan ini berarti kini dokter diijinkan menulis produk tersebut dalam resep sebagai bentuk pencegahan.

Versi terbaru perangkat ini, bernama gammaCore Sapphire, memiliki sepasang elektroda yang ditempatkan pada leher didekat lokasi saraf vagus. Perangkat kemudian mengirim arus listrik melalui saraf, menuju otak, dan memotong proses yang menyebabkan rasa sakit jenis tertentu.

Perangkat tersebut hanya seukuran smartphone, sangat kecil untuk dibawa, dan terapinya dapat dilakukan segera mungkin sesuai kebutuhan. Tidak terdapat laporan adanya efek samping serius dari terapi jenis ini, jadi penggunaannya aman untuk dilakukan berulang kali secara regular, selama digunakan untuk orang dewasa.