spot_img

Sensor Pendeteksi Biormarker Kanker Payudara HER-2 Terbaru

Medgadget

Beberapa tahun lalu tim peneliti mengidentifikasi protein Human Epidermal Growth Factor Receptor 2 (HER-2) sebagai biomarker penanda adanya kanker payudara jenis tertentu. Pengujiannya, akan tetapi sangatlah mahal dan memakan waktu lama untuk menampilkan hasilnya. Tim peneliti dari University of Connecticut dan University of Hartford kini sedang mengembangkan biosensor pendeteksi HER-2 dalam sedikit sampel darah dengan waktu kurang dari lima belas menit dengan harga terjangkau.

Pencapaian ini mengandalkan printer inkjet yang membantu meletakkan tinta nanopartikel ke substrat plastik, dalam proses pembuatan chip dengan susunan elektroda khusus. Chip ini memiliki antibody berlapis elektroda yang mampu menangkap protein HER-2. Chip kemudian bekerja dengan perangkat mikrofluidik yang mengontrol aliran sampel darah melalui chip, dan setelah darahnya melintas, cairan khusus diinjeksikan dan arus listrik dialirkan.

Aliran yang diukur melewati chip bervariasi apakah mengandung protein HER-2 yang melekat atau tidak, dan menyediakan gambaran indikasi hasil tes darah.

“Alat diagnostik yang kurang invasif, lebih mudah diakses, dan lebih cepat seperti biosensor penting untuk peningkatan layanan kesehatan.” Ujar Seila Selimovic, Ph.D., direktur National Institute of Biomedical Imaging and Bioengineering programs in Biosensors and Physiological Detectors program, organisasi yang mendanai sebagian besar proyek riset tersebut.

“Dengan perkembangan biosensor yang pesat tetap harus diingat bahwa alat diagnostik dikatakan berguna hanya jika hasilnya akurat. Hasil pengujian biosensor ini terbukti masih berada dalam jangkauan klinis yang relevan dan memiliki batas deteksi HER-2 terendah, jadi semakin sedikit kesalahan hasil positif dan negative yang ditunjukkan.”

Hill-Rom Centrella Smart+ Hospital Bed Cangih Dengan Fitur Contact-Free

Medgadget

Hill-Rom dan EarlySense bermitra untuk memperkenalkan fitur pemantau pasien dengan teknologi contactfree yang diintegrasikan ke ranjang pasien (Hospital Bed) canggih. Hill-Rom Centrella+ kini dilengkapi sensor EarlySense, yang mampu melacak denyut jantung pasien dan respiratory rate melalui sensor tersembunyi dibawah matras.

Sensor tersebut mampu melakukan pengukuran lebih dari 100 kali per menit dan menyediakan data langsung ke meja perawat, termasuk peringatan saat angkanya mencapai diluar jangkauan normal. Perusahaan berharap ranjang pasien ini akan membantu petugas mengenali kondisi darurat pasien lebih cepat dan tanpa memerlukan banyak kabel saat prosedur penanganan dimulai.

Hill-Rom menyatakan:

“Hasil pemeriksaan klinis meningkat spesifik berkat teknologi ini termasuk berkurangnya mortalitas yang berkaitan dengan ‘kode biru’ sebesar 83 persen, dan serangan jantung sebesar 86 persen. Petugas juga melaporkan tingkat periode hunian keseluruhan (length-of-stay) juga turun 9 persen, dan harian ICU sebesar 45 persen. Beberapa pengguna EarlySense juga melaporkan sistem ini membantu deteksi dini kondisi sepsis, kondisi yang apabila jika tidak dikenali dan ditangani langsung, dapat berpotensi hilangnya nyawa.”

“Tidak boleh ada lagi pasien yang kondisinya memburuk tanpa peringatan awal sebelumnya dalam lingkungan rumah sakit. Pengukuran tanda vital berkelanjutan harus menjadi standar praktek klinis di Amerika Serikat.” Ujar Dr. Frank Overdyk, ahli anestesi dan penanganan pernapasan di Charleston, South Carolina.

“Kondisi seperti depresi pernapasan akibat pemberian opioid dan hilangnya nyawa karena kegagalan penyelamatan seharusnya tidak bisa lagi ditolerir dengan adanya ketersediaan pemantauan tanda vital berkelanjutan.”

Pemindai X-Ray Portabel Terbaru Bertenaga Baterai

Medgadget

Turner Imaging Systems mengumumkan perangkat X-ray terbarunya Smart-C, yang berupa C-arm kecil terbaru yang didesain untuk mencitrakan penanganan di tempat (point-of-care) ekstrim. Perangkat ini bisa digunakan didalam kantor, ruang pembedahan, bahkan di lapangan tempat peristiwa bencana.

Smart-C hanya berbobot 16 pounds (7 Kg) dan bisa dengan mudah dijinjing oleh satu orang. Karena bertenaga baterai, maka tidak memerlukan sumber listrik untuk mengoperasikan. Displaynya disajikan pada tablet wireless terpisah. Perangkat ini berpotensi menjadi mesin X-ray lapangan pertama yang diciptakan, mengingat kebutuhannya yang mendesak.

“Smart-C akan merevolusi tempat dan cara dokter menggunakan X-ray.” Ujar D. Clark Turner, Ph.D., pendiri dan CEO Turner Imaging Systems.

“Kami bercita-cita Smart-C akan bermanfaat khususnya bagi para relawan bantuan kemanusiaan, termasuk pada penerapan Doctors Without Borders. Aplikasi khusus lainnya akan termasuk pencitraan dalam pengobatan olahraga, termasuk di lapangan atau ruang ganti, pasien pembedahan ortopedik dalam ruangan, penanganan di medan militer, injeksi ekstrim untuk pereda rasa sakit, unit radiologi mobile di daerah pedesaan, ruang IGD dan lainnya.”

Sistem ini masih membutuhkan pengesahan oleh FDA, namun Turner Imaging memastikan akan segera mengusahakannya dalam waktu dekat.

Spray Gel Pencegah Penyebaran Kanker Paska Operasi

Medgadget

Seringkali paska pengangkatan tumor sel kanker masih menyebar ke bagian lain tubuh. Metastasisnya sendiri belum diketahui pasti, namun tim peneliti dari University of California, Los Angeles, University of North Carolina, Chapel Hill, South China University of Technology, Guangzhou, dan Fudan University China, tengah mengembangkan dan menguji gel unik baru yang mencegah penyebaran tersebut.

Gel Semprot (Spray Gel) ini didesain menangani kondisi setelah pengangkatan, pada area yang selesai ditangani. Gel ini terdiri dari nanopartikel kalsium karbonat yang melekat pada antibodi dan menghambat aktivitas protein CD47, sel kanker molekuler yang melindungi diri mereka sendiri kebal terhadap sistem imun dan memanipulasi dengan menyatakan keadaan tubuh penderita sehat dan baik-baik saja, pada tikus, gel ini mampu mencegah pemunculan kembali sel tumor melanoma pada sebagian sampel hewan tersebut. Terlebih, gel tersebut berhasil mengurangi pertumbuhan sel tumor yang tersisa dalam tubuh, dan menimbulkan efek sistemik pada seluruh tubuh hewan, mengingat tidak ditemukannya penyebaran tumor pada tempat lain seperti yang sebelumnya dipantau.

Tim peneliti mengatakan gel ini mampu membantu mengorganisir sistem imun sehingga sel T bisa diaktifkan dan bekerjasama memburu sel kanker yang tersisa paska operasi.

Masih banyak yang harus dikembangkan, termasuk studi klinis, sebelum teknologi baru ini tiba di instalasi medis terdekat anda, namun prospeknya cukup menjanjikan berkat hasil uji laboratorium yang sangat positif.

Rekomendasi Saat Terbaik Menimbang Badan

TrybunStyle.com

Untuk menjaga gaya hidup sehat dewasa ini memantau berat badan penting dilakukan guna menghindari kondisi tak diinginkan, misalnya obesitas yang bisa memicu timbulnya penyakit seperti diabetes, darah tinggi, kolesterol, dan lainnya. Tapi, bila dilakukan terlalu sering, menimbang berat badan bisa menjadi aktivitas yang justru memicu stres. Alih-alih stabil, berat badan justru semakin melonjak.

Lantas adakah cara yang tepat menimbang berat badan?

“Menimbang berat badan sebaiknya dilakukan seminggu sekali di pagi hari,” ujar dokter Raissa Edwina, seorang spesialis Gizi di Elite Club, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Desember 2018.

Raissa menjelaskan waktu ideal menimbang berat badan adalah setelah bangun tidur dan buang air kecil. Kamu juga harus memastikan pakaian yang dipakai saat ini cukup ringan.

Jangan menimbang berat badan setelah minum air, apalagi di siang dan malam hari ketika perut sudah terisi.

“Harus buang air kecil dulu. Kandung kemih yang penuh bisa menambah berat badan sampai 1,5 kilogram. Dan harus di pagi hari karena berat badan lebih stabil,” katanya.

Timbangan khusus

Jika sedang melakukan program diet, penting mengetahui detail bobot tubuh. Mulai dari massa otot, lemak dan air. Bisa saja beratnya tetap sama setelah berolahraga akibat massa lemaknya berkurang dan massa ototnya meningkat.

“Ada timbangannya sendiri. Biasanya, ada di tempat gym. Tapi, kalau mau manual adalah mengukur lingkar pinggang. Maksimal pinggang perempuan 80 sentimeter, sedangkan laki-laki di atas 90 sentimeter,” jelasnya.

Selain frekuensi pengukuran berat badan, berolahraga terlalu sering juga tidak baik bagi tubuh. Pilih jenis olahraga yang sesuai dengan kemampuan dan frekuensinya tidak berlebihan.

Normalnya, olahraga dilakukan minimal 150 menit dalam seminggu dan tetap memperhatikan kondisi tubuh. Jika terlalu lelah, sebaiknya dilakukan lain waktu.

Pengesahan POPS! One Sistem Pengujian Gula Darah Praktis Terbaru Oleh FDA

Perusahaan dari Minneapolis, Amerika Serikat POPS! Diabetes Care, lolos uji pengesahan FDA untuk sistem pemantau glukosa terbaru yang inovatifnya, POPS! one.

Sistem ini mencakup perangkat yang (sesuai pilihan) dapat dipasang di bagian belakang smartphone anda. Sistem ini kemudian memeriksa, dan langsung menampilkannya di layar smartphone pengguna. Aplikasi bantuan konsultasi juga disertakan untuk menganalisis pemeriksaan dan membantu tingkat gula darah tetap terkontrol.

Perangkat fisiknya berbentuk jarum built-in untuk menusuk ibu jari, dan sensor terdekat menyerap tetesan darah untuk diproses. Proses keseluruhan membutuhkan sekitar 30 detik dari mulai awal hingga tampilnya hasil analisis, lebih cepat dibandingkan glucometer konevensional dan jarum terpisah.

“Kami bangga dengan pengesahan @US_FDA untuk solusi terbaru bagi pengidap diabetes. POPS! menyediakan pengalaman sederhana untuk membantu pengguna bertindak sendiri mencapai tujuannya.” Ujar POPS! Diabetes Care melalui twitter resminya.

Sensor UV Praktis Pembantu Phototherapy Dari L’Oreal

Tim peneliti Northwestern University mengembangkan sensor UV bertenaga solar yang “kokoh”. Diklaim sebagai perangkat terkecil yang mudah dipakai, alat tanpa baterai ini lebih tipis dari kartu kredit dan lebih kecil dari permen M&M, namun tetap dapat memperingatkan pengguna tentang paparan berlebih sinar Ultra Violet (UV) dan membantu petugas medis mengoptimalisasi dosis yang tepat saat terapi cahaya.

L’Oreal juga telah merilis produk ini melalui Apple stores sebelumnya.

Terapi Cahaya memiliki berbagai penerapan, termasuk terapi sinar biru untuk sakit kuning bayi dan terapi UV untuk pengidap psoriasis. Namun, mengukur dosis penggunaan cahaya bisa relatif sulit, membutuhkan perhatian khusus dan sensor yang akurat. “Kami sadar penggunaan lampu phototherapy belum maksimal – sensor seperti ini dapat membantu area kulit yang bermasalah yang tidak kunjung membaik.” Ujar Steve Xu, peneliti yang tergabung dalam studi.

Terlebih, mengukur paparan UV pada kulit penting untuk mengantisipasi resiko kanker kulit. “Kami berharap pasien dengan informasi yang memadai atas paparan UV kulit mereka akan mengembangkan kebiasaan yang lebih sehat saat beraktivitas dibawah sinar matahari.” Ujar Xu.

“Sinar UV dapat bersifat umum dan karsinogenik. Kanker kulit adalah jenis kanker yang umum di seluruh dunia. Sekarang, masyarakat tidak dapat mengukur berapa banyak sinar UV yang mereka terima. Perangkat ini membantu mereka menjaga kewaspadaan dan untuk survivor kanker kulit, dapat membantu menyediakan informasi bagi dermatologis yang menanganinya.”

Bingkai kecil pada sensor memandu sinar untuk melewati fotodetektor kecil. Chip komunikasi pada perangkat kemudian memancarkan data cahaya ke smartphone pengguna, dan membantu sensor mengakses cuaca dan informasi index UV, yang akan dipadukan dengan data cahaya untuk mengkalkulasi tingkat penerimaan sinar pengguna. Pengingat dari smartphone kemudian menginformasikan pengguna bahwa mereka harus berteduh segera.

Sensor ini bebas baterai, tahan air, dan bertenaga solar. Jadi “selalu aktif”, dan dapat melakukan pengukuran lebih akurat ketimbang dosimeter, yang intensitasnya periodik. Alat ini juga lebih ringan dan lebih murah.

“Dari sudut pandang pengguna, alat ini lebih mudah digunakan – hampir sama sekali tidak perlu diisi dayanya.” Ujar John Rogers, anggota tim peneliti. “Perangkat ini hanya seberat tetesan air, berdiameter lebih kecil dari M&M dan lebih tipis dari kartu kredit. Anda dapat menempelkannya di topi anda atau melekatkannya di kacamata atau jam tangan.”

Aplikasi Smartphone Terbaru Pendeteksi Anemia Dari Atlanta

wikipedia

Sebuah laporan dari Emory University Atlanta, Georgia, Amerika Serikat menayatakan masa depan pengujian anemia jarak jauh sangat mungkin dijalankan hanya bermodalkan kamera smartphone, kuku jari tangan, dan software aplikasi.

Studi tersebut menguji 100 orang penderita dan bukan penderita anemia, yang menguji akurasi aplikasi smartphone yang menggunakan warna kuku sebagai alat pemeriksa gejala anemia. Aplikasi tersebut mampu mendeteksi 97 persen partisipan yang terkena anemia. Akurasinya mencapai ±2.4 hemoglobin (Hgb) gram per desiliter saat dibandingkan dengan tingkat hemoglobin CBC.

“Mengingat performa teknologi ini dan tingginya prevalensi anemia di seluruh dunia, yang diderita hampir 2 milyar orang, terutama anak usia dini, orang tua dan wanita hamil, teknologi non-invasif yang hanya membutuhkan foto dari smartphones ini memilliki implikasi signifikan sebagai alat pemeriksa yang bisa diterima luas oleh penderita potensial maupun masyarakat umum.” Ujar pihak peneliti.

“Kemampuan mendiagnosis anemia dengan harga terjangkau, sensitivitas tinggi, dan sepenuhnya non-invasif tanpa tambahan perangkat smartphone atau perlengkapan kalibrasi menunjukkan peningkatan signifikan atas pemeriksaan point-of-care anemia terkini.”

Aplikasi ini dirancang sebagai alternatif dari tes anemia tradisional, yang membutuhkan perlengkapan khusus dalam ruangan klinis tertentu. Sistem ini menggunakan kamera smartphone untuk mengambil foto dari kuku pasien, yang kemudian akan dianalisis untuk anemia melalui algoritma. Peneliti juga mengingatkan mereka tetap menerapkan kendali kualitas untuk memastikan perbedaan kuku tidak mempengaruhi hasil analisis.

Manfaat teknologi

Menurut CDC, anemia atau kekurangan zat besi berperan dalam 5.349 kematian di Amerika Serikat tiap tahunnya. Dan mencapai 2 milyar penduduk seluruh dunia.

Penyebabnya beragam mulai dari kekurangan gizi sampai gangguan fungsi auto-imun seperti gangguan sel sabit. Dan pengujiannya masih terbilang rumit.

“Pendekatan klinis terkini untuk mengukur tingkat Hgb darah memerlukan perlengkapan khusus dan mengakibatkan buruknya angka invasifitas, akurasi, keperluan infrastruktur dan biaya, hal yang justru bermasalah di daerah pedesaan dengan permasalahan kekurangan sumber daya, dimana anemia justru paling banyak terjadi.”

Trend Terkini

Ini bukanlah aplikasi pertama pendeteksi anemia. 2016 lalu, tim dari University of Washington juga mengembangkan aplikasi serupa. Teknologinya menggunakan video untuk merekam cahaya dari sinar flash kamera smartphone dan cahaya LED tambahan untuk mendeteksi anemia.

Penggunaan aplikasi untuk mendeteksi kondisi berbeda sedang marak dikembangkan. Bidang penanganan kanker kulit dan gangguan dermatologis lain adalah yang paling membutuhkan teknologi ini. FirstDerm misalnya yang sudah mengembangkan konsultasi online dengan dermatologis bersertifikasi khusus dan produk gratis berbasis kecerdasan buatan yang menerangkan perkembangan kondisi kulit mereka.

Catatan penting

“Kami menawarkan paradigma baru uji laboratorium yang sepenuhnya non-invasif, on-demand dan berpotensi menggantikan tes analisis darah tradisional dengan hanya menggunakan aplikasi smartphone dan foto.”

“Sistem on-demand kami membantu semua pengguna smartphone mendeteksi anemia dengan segera dimanapun dan kapanpun hanya dengan melalui sebuah download aplikasi.”

Penanganan Psoriasis Bebas Obat Dari Luma Illuvinate

medgadget

Luma Therapeutics, berasal dari San Francisco, California merilis sistem Illuvinate untuk menangani plaque psoriasis, penyakit kulit yang mengganggu. Perangkat ini akan memancarkan sinar ultraviolet, dengan spektrum sempit, ke bagian kulit menggunakan beberapa stick LED, dan pelembaban untuk menghaluskan area tersebut.

Pasien yang diberi resep dari sistem, baik dari dermatologis atau melalui mitra telemedis Luma, dianjurkan untuk menggunakan perangkat sehari sekali pada bagian kulit yang terkena peradangan. Sistem ini berfungsi untuk membatasi peradangan, membangun kembali struktur sel sehat, dan melembabkan kulit hingga terlihat baik dan sehat.

“Psoriasis adalah kondisi kronis yang belum ada penyembuhnya, karenanya dibutuhkan opsi penanganan yang lebih baik. Sebagian besar penanganan memerlukan penyesuaian untuk mencapai hasil optimal, dan banyak pasien yang segan melakukan pengobatan terus menerus, dan berakibat pada efek jangka panjang.” Ujar Dr Jeffrey Sugarman, M.D., Ph.D., dari Redwood Family Dermatology di Santa Rosa, dan UCSF Health.

“Akibatnya, pasien menjadi segan dan berhenti melakukan kunjungan perawatan ke dermatologis. Saya yakin sistem Illuvinate ini akan menjadi pilihan bagus bagi pasien.”

Produk ini adalah rancangan ulang metode lama Goeckerman Regimen, yang hanya tersedia di pusat spesialisasi tertentu dan membutuhkan komitmen jangka panjang dari pasien. Pelolosan ijin dari FDA ini berarti membantu pasien ditangani sistem Illuvinate dirumah tanpa membutuhkan obat-obatan apapun, syarat yang biasa dijauhi semua pasien penderita plaque psoriasis.

Kursi Roda Terbaru Dengan Kecerdasan Buatan Pendeteksi Gestur Wajah

Pengoperasian kursi roda terkini baru berupa penggunaan joystick dan tabung tiup, namun kini kemitraan HOOBOX Robotics dari Brazil dan Intel, produsen chip raksasa, mengembangkan kursi roda yang dikendalikan hanya dengan pergerakan gestur wajah.

Perangkat bernama The Wheelie, dilengkapi kamera yang terus menerus memantau wajah pengguna dan saat terjadi pergerakan wajah, seperti senyuman atau kerutan alis mata, maka kursi roda akan terpicu oleh perubahan tersebut. Untuk menangkal beberapa masalah, seperti gestur yang tidak disengaja, kursi roda ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk memisahkan senyum dan perbedaan gestur lain yang pengguna hasilkan selama periode kesadaran mereka.

Software yang digunakan membantu pengguna mengatur sendiri gestur mana yang memicu tindakan tertentu dan tidak diperlukan pelatihan khusus untuk mengoperasikannya. Terdapat juga sejumlah gestur yang dapat digunakan untuk menghentikan perangkat agar tidak melanjutkan pengenalan gestur, sehingga memastikan pengguna kursi roda ini tidak akan bergerak sendiri ketika sedang berbincang santai saat digunakan.