spot_img

Ini 13 Jenis Penyakit yang Jadi Penyebab Meninggalnya Petugas KPPS

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan telah melakukan penyelidikan terhadap penyebab meninggalnya ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di 15 provinsi. Dan hasilnya ditemukan 13 jenis penyakit yang menjadi penyebab meninggalnya para petugas tersebut.

Dikutip dari situs Antara, 13 jenis penyakit tersebut adalah:

  1. Infarct myocard
  2. Gagal jantung
  3. Koma hepatikum
  4. Stroke
  5. Respiratory failure
  6. Hipertensi emergency
  7. Meningitis
  8. Sepsis
  9. Asma
  10. Diabetes melitus
  11. Gagal ginjal
  12. TBC
  13. Kegagalan multiorgan

Selain disebabkan penyakit-penyakit di atas, ada pula kejadian meninggal petugas KPPS karena kecelakaan. Kemenkes mengaku, kesimpulan ini diambil berdasarkan investigasi mendalam atas kasus tersebut.

Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan di 15 provinsi, kebanyakan petugas KPPS yang meninggal di rentang usia 50-59 tahun. Jumlah korban meninggal di DKI Jakarta 22 jiwa, Jawa Barat 131 jiwa, Jawa Tengah 44 jiwa, Jawa Timur 60 jiwa, Banten 16 jiwa, Bengkulu tujuh jiwa, Kepulauan Riau tiga jiwa, Bali dua jiwa, Kalimantan Selatan delapan jiwa.

Kemudian, Kalimantan Tengah tiga jiwa, Kalimantan Timur tujuh jiwa, Sulawesi Tenggara enam jiwa, Gorontalo tidak ada, Kalimantan Selatan 66 jiwa, dan Sulawesi Utara dua jiwa.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemenkes Oscar Primadi menyatakan bahwa pada pemilu mendatanf perlu dievaluasi soal padatnya tugas petugas KPPS.

“Nantinya kita akan bahas bersama KPU untuk perencanaan pemilu mendatang,” kata dia. Selain itu, petugas pemilu yang dipekerjakan harus mempunyai kondisi kesehatan yang baik, lingkungan pekerjaan yang sehat, tidak merokok dan tidak terpapar asap rokok, ruangan yang cukup luas, dan ritme kerja serta jam kerja diatur dengan baik, dan memberikan porsi istirahat yang cukup.

Penderita DBD Di Madiun Meningkat, Pasien Sampai Harus Dirawat Di Lorong Rumah Sakit

Gambar: madiunpos.com

Ada berita kurang sedap dari kota Madiun. Dikabarkan jumlah penderita demam berdarah (DB) di kota tersebut pada saat Ramadan ini meningkat. Bahkan di RSUD Kota Madiun, sejumlah pasien demam berdarah terpaksa dirawat di lorong-lorong karena kamar perawatan penuh.

Dihimpun dari madiunpos.com, seorang anak bernama Anindita yang menderita demam berdarah terlihat tidur di tempat tidur di lorong bangsal Melati. Diah Indri, ibu dari anak tersebut mengatakan anaknya mengalami gejala panas. Kemudian anaknya dibawa ke RSUD Kota Madiun dan ternyata ruangannya penuh.

“Ini belum dapat ruangan. Kalau sampai besok gak dapat ruangan nanti mau saya pindahkan,” katanya.

Memang sejak lima bulan terakhir jumlah pasien DB anak yang dirawat di RSUD Kota Madiun mencapai 416 orang. Pada bulan Januari jumlah penderita DB ada sebanyak 62 orang, Februari 81 orang, Maret 112 orang, April 122 orang, dan Mei ada sebanyak 39 orang.

Kalau dibandingkan data penderita DB tahun 2018, penderita tahun ini meningkat sangat tinggi. Pada bulan Januari ada 11 orang, Februari 5 orang, Maret 24 orang, April 13 orang, dan Mei 11 orang.

Direktur RSUD Kota Madiun, Resti Lestanti, mengakui penderita DB yang dirawat di RSUD Kota Madiun saat ini meningkat. Di bulan Mei saja jumlah penderita yang dirawat mencapai 39 anak.

Dirinya juga mengakui bahwa ada sejumlah pasien yang terpaksa dirawat di lorong kamar rumah sakit karena seluruh kamar terisi dan tidak ada ruangan lain. Namun pihaknya memastikan bahwa ini akan berlangsung sementara saja. Jika sudaha da ruangan kosong, akan segera dipindahkan.]

Wali Kota Madiun, Maidi, mengaku prihatin atas banyaknya penderita DB yang saat ini masih menjalani perawatan. Ia meminta kepada rumah sakit untuk siaga 24 jam dan memberikan pelayanan maksimal kepada para pasien terutama pasien DB.

Pun dirinya mengajak masyarakat untuk bersama-sama membersihkan lingkungannya dari jentik-hentik nyamuk. Pemerintah juga akan menggelar fogging untuk memberantas jentik nyamuk.

“Kalau ada air yang menggenang ya harus dialirkan. Jangan sampai kasus DB ini mengembang sehingga harus ditangani,” pungkasnya

Dinkes DKI Minta Rumah Sakit dan Puskesmas Bersiaga Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2019

gambar: ceknricek.com

Seperti diketahui, menjelang pengumuman hasil Pemilu 2019 beredar kabar tentang diselenggarakannya aksi masa dari sejumlah pihak yang menolak hasil Pemilu 2019.

Terkait dengan hal tesebut Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta telah mengeluarkan surat edaran kepada rumah sakit dan puskesmas di ibu kota untuk bersiap dan sigap memberi pelayanan kesehatan dan keselamatan.

Surat Edaran No. 52/SE/2019 tertanggal 17 Mei 2019 tersebut meminta kepada seluruh rumah sakit dan puskesmas yang berada di wilayah Pemprov DKI Jakarta untuk menerima pasien rujukan yang terkait dengan kegiatan yang berhubungan dengan pengumuman hasil Pemilu 2019.

Lebih lanjut, biaya pasien pun dapat ditanggung melalui skema BPJS Kesehatan dan apabila terdapat prosedur yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan maka rumah sakit dapat menagihkan biaya tindakan kepada Dinkes.

Mendorong Personalisasi Pengobatan Melalui Digitalisasi

Gambar: geneticliteracyproject.org

Dewasa ini penelitian obat-obatan bergantung kepada data yang diperoleh dari uji coba klinis random dan studi observasional. Namun teori tentang faktor yang mempengaruhi variabilitas antar individu, spesialisasi atau personalisasi obat-obatan sudah dipelajari selama lebih dari 100 tahun. Gagasan pertama ide tersebut dimulai dengan single nucleotide polymorphisms (SNPs) dan microarray. Gagasan ini terus dipelajari dengan berbagai pencapaian penting seperti yang dicapai pada The Human Genome Project tahun 2000 silam. Jadi apa itu ‘Personalisasi obat-obatan’? Personalisasi obat-obatan (juga dikenal dengan personalisasi obat-obatan genomik/obat-obatan presisi) adalah metode yang mengacu pada pemeriksaan demografis menyeluruh pada pasien, integrase genetika dan data genomik bersamaan dengan faktor klinis dan lingkungan yang mengarah pada pencegahan penyakit dan strategi penanganan.

Keputusan penanganan yang lebih cerdas

Bagaimana pengujian genomika berkontribusi terhadap personalisasi obat-obatan?

Pengujian genetik adalah contoh utama yang menunjukkan personalisasi obat-obatan bergerak maju membantu penanganan pasien. Forbes mencatat lebih dari 15 juta pelanggan sudah memesan paket pengujian genetika dan angka ini diramalkan melonjak hingga 100 juta pada 2021 mendatang. Ranah digital berperan penting dalam mendorong transparansi dan presisi dalam data layanan kesehatan pada level pasien termasuk dengan menghubungkan data dengan indikator lainnya. Artikel terkini dalam New Scientist menggambarkan rencana 10 tahun untuk memperluas layanan kesehatan digital dan pengujian genetika dalam NHS. Walaupun salah satu peringatan utama bagi pasien adalah kekhawatiran privasi data genomika online, tujuan pengujian genomika adalah untuk menciptakan perilaku positif dan preventif pada pasien sehingga mereka mampu menjaga kesehatan mereka lebih baik. Laporan terkini telah menyebutkan pengujian perangkat ID digital (Dibuat oleh Counsyl) yang mampu mengumpulkan sejarah kanker pribadi dan keluarga secara khusus (tanpa mencakup kondisi penyakit lainnya) bagi kerabat tingkat pertama, kedua, dan ketiga dan mampu mengenali 36 jenis kanker unik (Bucheit et al., 2019).

Kombinasi terapi, Immunotherapy dan CAR-T

William Coley, pada 1890 silam, adalah salah satu penemu hebat dalam bidang immunotherapy cancer – dengan menangani pasien melalui bakteri setelah pembedahan menunjukkan penciptaan respon imun mampu berperan penting dalam penanganan kanker. Pencapaian penting dicatat dalam bidang ini melalui perkembangan inhibitor checkpoint imun, yang pertama adalah ipilmumab, diikuti oleh kesuksesan inhibitor seperti inhibitor PD-L1 atezolizumab. Dengan pengujian terus menerus bagi immunotherapy, potensi klinis penuh dari terapi ini masih harus diselidiki. Namun, dengan berkembangnya immunotherapy muncul juga masalah penghambat yang terkait imun bagi pasien. Terindikasi dengan mencoba pendekatan obat-obatan yang lebih terpersonalisasi kita mampu meminimalisir kondisi penghambat terkait-imun (Maciejko et al., 2017). Yang menarik, sebuah contoh terapi T-cell dengan jenis yang lebih terpersonalisasi memiliki kemiripan transfer sel dalam T-cell Therapy bentuk reseptor antigen chimeric atau CAR-T Therapy. CARs adalah protein buatan yang digunakan untuk mengembalikan arah sel sistem imun untuk menyerang target yang biasanya tidak terlihat bagi mereka. T cells diambil dari pasien, yang kemudian direkayasa untuk menunjukkan antigen spesifik kanker yang kemudian dikirimkan balik ke pasien. CAR-T telah digunakan dalam metode penanganan kanker terkait B-cell seperti myeloma berlipat ganda dan acute lymphoblastic lymphoma (ALL) dalam sebuah studi oleh Stevanovic et al., pada 2015 lalu, tiga dari sembilan pasien dengan kanker serviks metastatic, dirawat dengan regresi lengkap CAR-T. Namun, pengembangan masih diperlukan untuk meningkatkan efektivitasnya dalam menangani tumor besar. Terlepas dari tantangan untuk menaikkan skala, kunci keberhasilan dari terapi ini bergantung pada tindak lanjut dan pemeriksaan berkelanjutan dari penyakit jangka panjang pada para pasien tersebut.

Perkembangan teknologi digital juga sangat membantu immunotherapy. Misalnya, teknologi digital yang membantu pasien memantau gejala penyakit mereka dari rumah dan melaporkan langsung efek sampingnya. Pengembangan analisis digital juga pada akhirnya membantu memprediksi respon para pasien. Suzanne Wait, Managing Director of the Health Policy Partnership mengatakan teknologi digital “berperan penting dalam mendukung kesetaraan akses kepada obat-obatan dengan mendorong pendekatan yang lebih ‘disepakati bersama’ untuk menangani dan menolong pasien mengenali penyakit lebih dini.”

Peran digital dan teknologi dalam personalisasi obat-obatan?

Digitalisasi berperan penting dalam perjalanan pasien dari menghubungkan sesame pasien hingga ke penanganan spesifiknya. Platform digital seperti aplikasi smartphone dapat berfungsi dengan cara yang unik untuk merekam suara pasien. Pasien kemudian dapat menyuarakan gejala, perasaan, pengalaman dengan penyakitnya baik dalam cara aktif dan pasif secara real-time.

Komisi Uni Eropa (EU) sudah mulai menetapkan pengukuran penyebaran data kesehatan dan “memungkinkan transformasi digital atas penanganan kesehatan… mendorong warga dan membangun masyarakat yang lebih sehat.”Pengukuran tersebut menjelaskan titik titik aman akses data, personalisasi obat-obatan melalui infrastruktur penyebaran data juga penggunaan tools digital. Tujuannya adalah membantu mempercepat akses ke data pasien yang diharapkan mampu memaksimalkan hasil perawatan.

Pengumpulan data untuk menggali efek samping yang jarang terlihat dan bagaimana pasien terbaik bereaksi terhadap terapi tertentu pada akhirnya akan menghasilkan terapi yang lebih efektif dan lebih tepat bagi pasien. Teknologi baru yang merangkai analisis mendalam sekelompok big data penting dalam sains translational. ‘Datafikasi’ jaringan dalam personalisasi obat-obatan diharapkan muncul tidak hanya dari data genomik namun juga dari gambar jaringan itu sendiri untuk memberi informasi yang lebih detail mengenai penyakitnya. Melalui penggunaan nanoteknologi, perangkat canggih dan biosensor, yang mengirim peringatan kepada dokter kapanpun dibutuhkan, kini bias ditanam dalam tubuh. Pencetakan 3D telah merevolusi sudut pandang kita mengenai rekayasa jaringan dan organ. Berkat pencetakan ginjal 3D pertama, dan kini liver, kita kini dapat memahami cita-cita dari gagasan pembuatan ‘personalisasi organ’ sesuai permintaan. Kecerdasan Buatan (AI) yang juga dikenal sebagai mesin pembelajar atau deep learning dapat menganalisis sejumlah besar data dalam cara yang cepat, dan efisien termasuk dalam mengenali pola yang tidak diprediksi yang mampu memaksimalkan hasil klinis.

Menuju keabadian dan melampauinya: Personalisasi obat-obatan dan masa depannya

Jadi di masa depan, diharapkan untuk mampu memungkinkan pengumpulan data melalui biosensor, analisis oleh AI dan mesin pembelajar dan kemudian penyebaran data melalui keterikatan digital pada perangkat pintar, masyarakat juga diharapakan akan selalu memiliki akses terhadap solusi layanan kesehatan. Dengan mengumpulkan dan menganalisis data dengan cara yang cermat, kita dapat lebih memahami dan menangani pasien sebagai manfaat dari personalisasi penanganan yang kita telah berikan.

Dorongan farmasi online menunjukkan digitalisasi berperan pada setiap bagian dari pengalaman pasien hingga kepada bantuan distribusi obat-obatan bagi pasien. ‘PilPack’, yang baru saja dibeli Amazon seharga 1 miliar dolar, mengirimkan suplai bulanan personalisasi obat-obatan melalui dispenser ramah penggunaan lengkap dengan label dan informasi bagaimana cara mengkonsumsinya. Kemudahan ini jelas membantu pasien dengan cara yang lebih tidak menyakitkan tanpa memperhitungkan kesulitan mereka, termasuk waktu yang dihabiskan pasien untuk memperoleh obat-obatan.

Kami menutup tulisan ini dengan kutipan dari Sir William Osler yang masih sangat relevan saat ini dalam menggambarkan personalisasi obat-obatan dan pendekatan terbaru penanganan pasien…

”Ahli medis yang baik peduli terhadap penyakitnya, ahli medis yang luar biasa peduli terhadap pasiennya.”

Artikel asli berbahas Inggris bersumber dari situs nitro.digital. Diterjemahkan dan ditulis ulang oleh tim MedX.

Terkait Wacana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Ini Kabar Terbarunya!

Gambar: Jawa Pos

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyebutkan perihal kenaikan iuran bagi kelompok Penerima Bantuan Iuran (PBI) masih dalam tahap pembahasan oleh pihak-pihak terkait. Keputusan akhir kenaikan tarif ini nantinya berada di tangan pemerintah.

Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan Andayani Budi Lestari mengatakan skenario peningkatan jumlah iuran ini tak hanya satu, pihak-pihak tersebut dinilai tengah mendiskusikan skenario mana yang paling tepat.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengonfirmasi bahwa pemerintah sedang membahas rencana kenaikan iuran peserta BPJS Kesehatan untuk golongan PBI. Tidak hanya itu, pemerintah juga berencana menaikkan jumlah PBI dari jumlah saat ini yang tercatat sebanyak 96,52 juta jiwa.

Rencana kenaikan iuran dan jumlah peserta BPJS Kesehatan untuk golongan PBI juga diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Nila Moeloek. Menurut dia, usulan itu berasal dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Usulan itu juga menjadi salah satu cara untuk menekan masalah defisit keuangan yang masih membayangi BPJS Kesehatan.

Terkait dengan itu, Andayani belum mengungkapkan besaran defisit yang dialami perusahaan hingga kuartal I-2019.

“Sama-sama dengan pemerintah untuk bisa dicarikan jalan keluar, kan lagi proses. Kemarin kan baru di-review oleh BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), hasilnya belum keluar. Presentasinya belum, jadi hasilnya belum. Nanti yang bisa menyampaikan kan yang me-review atau mengaudit.

Dia mengatakan hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan undangan dari parlemen untuk Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR. Terkait dengan kenaikan iuran ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menyebut bahwa strategi ini merupakan satu-satunya solusi agar keuangan BPJS Kesehatan tidak terus-menerus mengalami defisit. Terlebih, layanan yang diberikan BPJS Kesehatan terus meningkat sehingga tidak mungkin besaran iuran tidak ikut menyesuaikan.

Antisipasi Virus Cacar Monyet, Rumah Sakit di Batam Siapkan Ruang Isolasi Pasien

Ilustrasi, Sumber Gambar : freepik.com

Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau menyatakan siap tangani pasien yang terkena penyakit cacar monyet atau “monkeypox“.

Direktur RSBP Sigit Riyanto mengatakan bahwa pihaknya bahkan sudah menyiapkan ruang isolasi untuk penanganan pasien yang terindikasi menderita penyakit menular tersebut.

“Risiko penyebaran cacar monyet di Batam masih rendah, namun kami sudah menyiapkan ruangan isolasi lengkap dengan peralatannya,” ucap Sigit.

Lebih lanjut dirinya menyatakan, apabila ada masyarakat atau warga negara asing yang mengeluh panas tinggi, lemas dan muncul ruam pada kulit diminta untuk segera ke RSBP Batam atau RSUD Embung Fatimah.

Kendati begitu, dirinya meminta masyarakat untuk tidak panik terhadap merebaknya virus ini di Kota Batam. Pasalnya kendati berbahaya namun jika segera mendapatkan penanganan yang tepat maka bisa segera cepat dipulihkan.

Saat ini pihak RSBP Batam selalu berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengambil tindakan pencegahan penularan setelah sebelumnya dikabarkan ditemukannya satu kasus impor infeksi virus cacar monyet di Singapura.

Perusahaan Asal Amerika Luncurkan Mesin Vending Alat Bedah Canggih

Gambar: www.crunchbase.com

Produsen alat kesehatan asal Amerika Serikat Xenco Medical baru saja mengumumkan peluncuran mesin vending interaktif yang untuk alat untuk menyimpan, mencatat, dan mengeluarkan berbagai tindakan pembedahan tulang belakang. Terbuat dari bahan polimer komposit berketahanan tinggi dan menggunakan sistem elevator canggih.

Menggunakan layar sentuh berukuran besar, dokter dapat memilih alat bedah merk Xenco Medical yang diinginkan. Mesin vending interaktif ini juga dilengkapi fitur tutorial virtual on-demand melalui asisten virtual bernama Ezra.

Pihak Xenco Medical menyatakan bahwa produk ini dibuat untuk meningkatkan efisiensi ruang operasi dengan cara menyimpan alat dan logistik yang belum diperlukan. Namun dokter atau pengguna lain bisa mengambilnya dengan mudah jika diperlukan.

Gambar: Yahoo

“Kami menerapkan teknologi canggih berbasis logistik untuk memaksimalkan dampak sistem disposable kami dalam menyederhanakan rantai distribusi layanan kesehatan.” Ujar Founder dan CEO Xenco Medical Jason Heider.

Berbeda dengan produk lain, dimana alat medis berbahan metal digunakan berulang-ulang pada ratusan pasien hingga rusak, sistem sekali-pakai Xenco Medical sudah dikalibrasi sempurna dan dikemas steril untuk penggunaan spesifik pasien tunggal.

Kemenhub Akan Kirim Kapal Rumah Sakit Ke Sejumlah Pulau Terluar

Menteri perhubungan Budi Karya. Foto: Tribunnews.com

Kapal laut biasanya merukan sarana transportasi untuk mengangkut penumpang dari satu pulau ke pulau lain. Namun dewasa ini banyak pihak yang menajadikannya juga sebagai “rumah sakit” terapung. Biasanya melayani penduduk yang tinggal jauh dari fasilitas rumah sakit.

Terkait hal itu, Kementerian Perhubungan RI sepanjang tahun ini berencana untuk mengirim enam hingga sembilan unit kapal ‘rumah sakit’ ke sejumlah pulau di provinsi Kepulauan Riau, Jawa Timur, dan Papua. Nantinya, kapal ini akan menghampiri masyarakat pulau-pulau terluar yang butuh layanan kesehatan.

“Jadi kapal-kapal ini akan keliling mengantar penumpang, sambil juga memeriksa pasien. Saya kira ini hal yang cukup baik,” jelas Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Budi melanjutkan, pemberian kapal tersebut muncul kala ia melakukan rapat koordinasi bersama Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akhir pekan ini.

Dalam rapat tersebut, dirinya baru mengetahui bahwa masyarakat di kepulauan Madura Timur membutuhkan layanan kesehatan. Namun, tidak ada satu pun fasilitas kesehatan yang terdapat di sana. Karena itu, rencananya dua unit kapal rumah sakit akan berlabuh di Pelabuhan Kalianget, Sumenep, Jawa Timur setelah Idul fitri.

Sedangkan kapal yang digunakan nantinya adalah berjenis kapal rede yang mampu menampung penumpang hingga 50 orang.

Ini Langkah Pemerintah Untuk Cegah Virus Cacar Monyet Masuk indonesia

Petugas KKP memasang Thermal Scanner atau pemindai suhu tubuh di pintu kedatangan internasional Bandara Internasional SSK II Pekanbaru, Riau Gambar: Kompas.com

Penyakit cacar monyet atau monkeypox saat ini tengah mengancam wilayah Batam setelah di Singapura 1 orang telah positif dinyatakan mengalami penyakit ini, serta 23 orang lainnya yang masih terindikasi harus dikarantina. Terkait dengan hal tersebut, Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes RI) telah melakukan upaya pencegahan masuknya penyakit berbahaya ini.

Salah satu langkahnya adalah Di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Riau, telah dipasang thermal scanner atau pemindai suhu tubuh untuk mendeteksi virus pernyebab penyakit cacar monyet ini.

Alat canggih tersebut dioperasikan oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di pintu kedatangan internasional. Petugas medis KKP Bandara SSK II Pekanbaru dr. Risnandar menjelaskan, thermal scanner fungsinya untuk mendeteksi suhu tubuh penumpang yang datang dari negara terjangkit virus yang memasuki wilayah Indonesia melalui Bandara SSK II Pekanbaru.

“Alat ini mendeteksi suhu tubuh dimana penumpang yang suhu tubuhnya lebih atau sama dengan 38 derajat, penumpang bisa kita periksa. Diperiksa riwayat perjalanannya apakah ada ke negara terjangkit ataupun kontak erat dengan penderita yang sakit (monkeypox),” jelas Risnandar.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Nila Moeloek menjelaskan bahwa penyakit tersebut sudah masuk ke Singapura, sehingga kantor kesehatan di pelabuhan Batam maupun pintu masuk utama ke Indonesia dilakukan penguatan pemeriksaan kesehatan.

“Kalau di semua pelabuhan kita punya kantor kesehatan pelabuhan. Jadi artinya kita perlu karantina, di Soekarno-Hatta kita ada. Bentuknya screening demam, temperature, seperti CCTV gitu, jadi kalau anda demam dan lewat situ, kamu gambarnya jadi merah-merah gitu ya,” jelas Nila.

Selain berupaya mencegah masuknya penyakit tersebut ke Indonesia, Menkes pun juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dengan menjaga kebersihan lingkungan agar tidak mudah tertular penyakit cacar monyet.

“Bukan hanya lingkungan aja tapi diri sendiri, cuci tangan sebelum makan dan sebagainya. Kalau kita batuk-batuk pakai masker dong, kan sederhana tapi kita tidak menularkan kepada yg lain,” lanjut Nila.

Kendati begitu, pemerintah mengaku kalau sampai sejauh ini belum ada informasi adanya kasus monkeypox di Riau, namun tetap waspada sehubungan adanya penerbangan langsung Singapura-Pekanbaru.

Untuk diketahui, gejala yang timbul akibat cacar monyet yaitu demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas.

Khasnya, timbul ruam pada kulit wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya yang berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras. Biasanya diperlukan waktu hingga tingga minggu sampai ruam tersebut menghilang.

Kemenristekdikti dan Inggris Danai Penelitian Kesehatan Sebesar 37 Miliar

Gambar: harnas.co

Kemenristekdikti dan negara Inggris melalui program Newton Fund dikabarkan akan menggelontorkan dana sebesar Rp 37 miliar untuk mendanai enam penelitian kesehatan.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengatakan, Kemenristekdikti sudah melakukan kerja sama riser dengan Newton Fund sejak 2015. Dan tahun ini akan fokus pada sektor kesehatan.

“Total dana dari Inggris Rp32 miliar dan Indonesia Rp5 miliar. Dengan harapan dari riset ini ada hasil inovasi kesehatan dan obat-obatan,” ucap Nasir.

Mantan rektor Universitas Diponegoro ini juga mengungkapkan, enam penelitian yang akan didanai ini sangat fokus pada penyakit menular. Dan hasil kolaborasi ini akan meningkatkan ketahanan dan kesiapan Indonesia dalam menangani penyakit menular yang mematikan yaitu malaria, demam berdarah, HIV, tuberkolosis, infeksi otak dan aspergillosis (penyakit yang disebabkan jamur).

“Mestinya penyakit menular sudah tidak ada lagi di kita. Lalu tiba-tiba muncul lagi. Yaitu TBC mestinya sudah hilang. Malaria masih ada, mestinya sudah hilang. Ini problem,” tegasnya.

Penelitian ini akan melibatkan beberapa peneliti dari Unika Atmajaya, Universitas Hasanuddin, Universitas Padjajaran dan Universitas Gajah Mada. Sementara peneliti asal Inggris akan berasal dari Edinburgh Napier University, University of St Andrews, University of Chelsea and Westminster Hospital NHS Foundation Trust, London School of Hygiene and Tropical Medicine, University of Liverpool dan University of Manchester.

Sementara itu, Dubes Inggris untuk Indonesia, Asean dan Timor Leste Moazzam Malik menjelaskan bahwa ancaman penyakit menular tinggi di Indonesia. Jika tidak ditanggulangi maka akan mengancam keberlangsungan hidup masyarakat dan perekonomian nasional.

“Saya kira 6 projek ini tidak hanya akan buat riset tapi juga akan memastikan berdampak atas kesehatan rakyat,”ungkapnya.