spot_img

Tingkat Hunian Rumah Sakit Melonjak Pasca Idul Adha. IDI: Sudah Diprediksi

Wakil Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Adib Khumaidi melaporkan bahwa terjadi peningkatan tingkat hunian rumah sakit di sejumlah wilayah di Indonesia. Khususnya di beberapa daerah yang kasusnya paling banyak seperti di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan lain sebagainya.

“Di beberapa RS, tingkat huniannya memang melonjak bahkan beberapa sudah penuh. Terutama di daerah yang menjadi perhatian saat ini. Medan, Surabaya, Jakarta, Palembang, itu yang kita dapat laporannya,” sebut Adib.

Hal ini sebenarnya sudah diprediksi para pakar kesehatan maupun beberapa kepala daerah. Bertepatan dengan perayaan Hari Raya Idul Adha, memang sudah diprediksi bahwa akan terjadinya penularan Covid-19 yang cukup masif sebab masyarakat banyak yang mudik.

Pasca perayaan Idulfitri, Adib melaporkan juga terjadi lonjakan kasus yang membuat beban hunian rumah sakit bertambah. Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pasien, sebenarnya PB IDI sudah menyarankan setiap provinsi untuk membuat suatu sistem yang mengkoordinasikan antara pasien dan fasilitas kesehatan. Sebenarnya sudah ada beberapa daerah yang mempunyai sistem pelaporan ini. Jawa Timur misalnya.

“Kalau di Jatim kan sudah ada. Jadi bisa memantau dan mengkoordinasikan semua fasilitas kesehatan. Baik di tingkat kabupaten/kota maupun di provinsi. Jadi, kalau ada pasien yang butuh dirawat, maka langsung terkoneksi. Langsung dikasih tahu harus dirujuk di mana,” sambung Adib.

Adib melanjutkan, tingkat hunian rumah sakit yang dilaporkan Satgas Covid-19 ke publik didapatkan dari Kemenkes maupun Dinas Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat. Data dari Kemenkes dan Dinkes didapatkan dari setiap rumah sakit di setiap daerah. Saat ini, dirinya mengakui belum mendapatkan laporan detail terkait berapa jumlah pasien yang bertambah di setiap rumah sakit.

Ia dan teman sejawatnya masih mencoba untuk membuat suatu sistem agar bisa menginformasikan problematika yang dihadapi oleh para tenaga medis. Khususnya soal peningkatan beban hunian rumah sakit.

“Kami belum dapat informasi resminya karena kita masih mencoba membuat sistem informasi yang update terkait problematika teman-teman medis. Terutama anggota IDI tentang kasus peningkatan jumlah pasien ini”.

Ia menegaskan kembali bahwa informasi yang didapatkan merupakan keluhan para dokter soal kondisi ini. Untuk data pasti soal riwayat penyakit maupun usia pasien yang dirawat, ia belum memiliki datanya.

“Soal angka pastinya, kami (IDI) belum dapat. Soal overload-nya apakah bisa mempengaruhi kondisi teman-teman sejawat kami di lapangan itu belum. Kami baru dapat info dari teman-teman saja,” pungkasnya.

Satu Langkah Lagi Vaksin Covid-19 Akan Bisa Diproduksi Massal di Indonesia

Uji klinis fase III vaksin Covid-19 sudah resmi dimulai di Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan penyuntikan calon vaksin kepada 20 orang relawan yang dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat.

Nantinya ditargetkan akan ada 1620 relawan yang menjalani uji klinis fase III ini. Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir menjelaskan, Jumlah 1620 subjek relawan diperoleh Fakultas Kedokteran Unpad dan Bio Farma setelah melewati dua kali skrining. Proses penyuntikan itu sendiri disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Rekrutmen pertama, lanjut Erick, mampu menjaring 540 subjek, sedangkan di tahap kedua diperoleh 1080 subjek relawan. Relawan terpilih setelah lolos dari pengujian imunogenitas (respon imun) dan efikasi (respon dalam melawan virus) melalui tes darah.

Penyuntikan terhadap 1620 relawan itu akan dilakukan secara bertahap. Untuk gelombang pertama di minggu kedua Agustus ini, tes vaksin diterapkan kepada 120 subjek relawan. Uji berikutnya akan digelar pada minggu ketiga dan minggu keempat bulan ini, masing-masing sebanyak 144 relawan. Penyuntikan dan pemantauan pasien uji klinis fase III ini akan terus dilakukan dan akan berlangsung hingga minggu ketiga di bulan Desember dengan total 1620 relawan.

Karena itulah, mayoritas relawan merupakan warga Bandung karena mereka harus terus dimonitor, diperiksa, dan menjalani analisa rutin dalam menilai efektifitas vaksin.
“Saya berterima kasih kepada para relawan, tim laboratorium Bio Farma dan Sinovac, serta Universitas Padjadjaran yang bisa mewujudkan tahapan krusial ini. Kini kita tunggu enam bulan ke depan,” sebut Erick.

Untuk diketahui, uji klinis fase III merupakan tahapan terakhir sebelum vaksin bisa diproduksi massal. Sebelumnya, vaksin yang dikembangkan perusahaan asal Tiongkok Sinovac Biotech Ltd itu sudah menjalani uji klinis fase I dan II di negeri asalnya.

Jika uji klinis fase III di Indonesia berjalan lancar, selanjutnya akan diregistrasikan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan. Setelah lolos di BPOM, vaksin akan diproduksi massal oleh PT Bio Farma pada Januari 2021. Perusahaan BUMN tersebut menargetkan bisa memproduksi 250 juta dosis vaksin per tahun.

Perusahaan Farmasi Lakukan Adaptasi Bisnis Selama Pandemi

Di masa pandemi corona (Covid-19) ini, banyak perusahaan dari segala sektor yang melakukan upaya adaptasi bisnis agar tidak kehilangan pasar. Tak terkecuali yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di bidang farmasi maupun alat kesehatan (alkes) yang selama ini dinilai tidak banyak terdampak.

Salah satu adaptasi bisnis yang umumnya dilakukan di antaranya dalam hal pengaturan komposisi penjualan produk. Sebagaimana yang dilakukan oleh PT Phapros Tbk (PEHA). Sekretaris Perusahaan, Zahmilia Akbar mengatakan bahwa pihaknya berupaya mengoptimalkan produksi dan distribusi produk-produk yang berkaitan erat dengan pencegahan penularan virus corona seperti multivitamin, hand sanitizer, dan lain-lain. Upaya ini dilakukan untuk mengimbangi permintaan produk-produk lain yang permintaannya menurun di masa pandemi.

“Beberapa produk lain yang penggunaan utamanya adalah di rumah sakit seperti injeksi sedikit mengalami penurunan dikarenakan saat ini BOR (bed occupancy rate) di rumah sakit juga menurun untuk kasus di luar covid-19,” jelas Zahmilia seperti MedX kutip dari prtal berita Kontan.co.id.

Upaya serupa juga dilakukan oleh PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius mengungkapkan, perusahaan kini memacu penjualan produk-produk kesehatan konsumen (consumer health), produk nutrisi, alat kesehatan, dan laboratorium covid-19.

“Permintaan yang naik saat ini adalah kategori vitamin, suplemen, obat herbal yang tumbuh 15%-20% (dari normal), sementara obat resep lainnya turun sekitar 5%-8% karena mobilitas yang terbatas untuk pencegahan covid-19,” sebut Vidjongtius.

Sementara itu, Direktur Keuangan PT Indofarma Tbk (INAF) Herry Triyatno mengatakan bahwa pihaknya fokus menjual produk-produk baru yang berkaitan dengan corona seperti emergency ventilator, masker, hand sanitizer, dan teledoc.

Selain itu, Indofarma kini juga tengah menunggu proses uji klinis tahap 3 vaksin corona yang dikembangkan oleh Biofarma.

“Pada saatnya nanti, Indofarma mendapat mandat untuk mendistribusikan vaksin melalui PT Indofarma Global Medika,” pungkas Herry.

Kembangkan Obat Anti Penuaan Menggunakan AI, Startup Ini Raih Pendanaan USD 2,2 Juta

Gero, startup teknologi kesehatan asap Singapura dikabarkan telah mendapatkan pendanaan Seri A sejumlah USD 2,2 juta. Startup ini fokus dalam memanfaatkan platform kecerdasan buatan (AI) untuk keperluan pengembangan obat-obatan guna mengobati masalah penuaan dan penyakit-penyakit yang timbul akibat penuaan.

Pendanaan tersebut dipimpin oleh Bulba Ventures, kapital ventura yang berfokus pada pendanaan starup AI dan Machine Learning. Ikut serta juga dalam pendanaan ini yaitu Yury Melniche, seorang investor dan pengusaha di bidang farmasi, IT, dan AI.

Dilansir oleh Tech in Asia, Peter Fedichev, pendiri dan CEO Gero mengatakan bahwa penuaan adalah faktor risiko tunggal terpenting di balik timbulnya berbagai penyakit kronis dan kematian. Untuk itu, dia dan timnya menyatakan siap untuk memperlambat penuaan terhadap diri manusia.

Lebih lanjut, Peter Fedichev menyatakan bahwa Gero akan mencapai hal ini dengan mengumpulkan data medis dan genetik melalui repositori sampel biologis dan membuat database sampel darah yang dikumpulkan selama 15 tahun terakhir. Platform AI miliknya mampu menentukan jenis protein yang jika jika diblokir atau dihilangkan maka akan dapat membantu peremajaan.

Adapun potensi pasar untuk solusi masalah penuaan diperkirakan akan mencapai USD 13,5 triliun pada tahun 2032 nanti. Kendati begitu, Gero bukan satu-satunya pemain dalam bidang ini. Sebelumnya sudah ada beberapa perusahaan lain seperti Calico, Novartis, Alkahest dan Unity Biotechnology.

Namun, Gero berencana untuk fokus pada uji klinis pada populasi yang rentan, seperti pasien kanker, yang mengalami gejala penuaan yang dipercepat. Dengan terapi anti-penuaan, perusahaan percaya bahwa itu dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap kemoterapi dan meningkatkan kualitas hidup setelah perawatan.

Kendati obat anti-penuaan milik mereka masih dalam tahap penelitian dan pengembangan, namun Gero mengklaim bahwa mereka tetap bisa memonetasi dengan cara menawarkan solusi berbasis AI seperti estimasi usia biologis dari sensor yang dapat dipakai untuk penilaian risiko kesehatan kepada beberapa perusahaan seperti bank, asuransi, pengelola dana pensiun, dan universitas.

Klaster Covid-19 Perkantoran Mengkhawatirkan, Menaker Minta Pekerja Patuhi Protokol Kesehatan

Sehubungan dengan fakta baru yang ditemukan bahwa perkantoran dan tempat kerja menjadi klaster baru penyebaran virus corona (Covid-19), Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meminta para pekerja agar menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Yang penting (pekerja) harus disiplin mematuhi protokol kesehatan. Protokol kesehatan ini harus menjadi kebiasaan, harus menjadi kebutuhan,” jelasnya, seperti MedX kutip dari Kompas.com. Ida juga mengatakan penerapan protokol kesehatan tidak cukup hanya dilakukan di tempat kerja, tetapi juga di rumah serta sepanjang perjalanan berangkat dan pulang kerja.

“Berperilaku hidup bersih dan sehat itu tidak hanya di tempat kerja, tetapi mulai dari rumah, di jalan, di tempat kerja. Kita kan tidak tahu penyebarannya itu di kantor, atau di jalan, atau di rumah,” lanjut Ida.

Sebelumnya, dirinya juga meminta setiap perusahaan menyiapkan petugas Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk mencegah dan mengantisipasi penyebaran Covid-19 di tempat kerja. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, setidaknya terdapat 701 klaster penyebaran Covid-19 saat ini. Namun menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, ada delapan klaster yang cukup mendapat perhatian dari pemerintah.

Kedelapan klaster tersebut yaitu pasar atau tempat pelelangan ikan, pesantren, transmisi lokal, fasilitas kesehatan, acara seminar, mal, perkantoran dan tempat ibadah. Melansir data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, setidaknya terdapat 440 karyawan di 68 perkantoran di DKI Jakarta yang dinyatakan positif Covid-19. Instansi pemerintah menjadi klaster dengan jumlah kasus terbanyak.

Jumlah tersebut meningkat drastis bila dibandingkan dengan data sebelum 4 Juni 2020.

Ini Beda Hand Sanitizer Berbahan Metanol, Etanol dan Isopropil Alkohol!

Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) beberapa waktu lalu menarik hand sanitizer berbasis metanol yang banyak dijual oleh sejumlah perusahaan yang berbasis di Meksiko. Penarikan tersebut dilakukan setelah FDA melihat bahaya metanol bagi kesehatan.

Peneliti Bidang Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Joddy Arya Laksmono M.T. menjelaskan bahwa metanol, etanol dan isopropil alkohol merupakan satu golongan alkohol. Adapun, penamaan jenis senyawa alkohol ditentukan berdasarkan panjang rantai karbon sebagai backbone yang menyusun senyawa alkohol tersebut.

Metanol (CH3OH) tersusun dari satu rantai karbon. Sedangkan untuk etanol (CH3CH2OH) tersusun dari 2 rantai karbon. Dalam penggunaannya, metanol umumnya banyak digunakan sebagai pelarut untuk cat. Ini disebabkan metanol memiliki struktur unik yang sifat daya melarutkannya lebih baik jika dibandingkan alkohol jenis lain.

Joddy melanjutkan, jika merujuk pada MSDS (Material Safety Data Sheet) maka ketiga jenis alkohol tersebut tingkat keamanannya berbeda antara satu dengan yang lain. Metanol menurutnya bersifat lebih toksik, bersifat karsinogenik (memicu kanker) bahkan menurut Joddy jika zat ini terkena mata, maka dapat menimbulkan kebutaan.

Adapun untuk etanol atau ethyl aclohol, Joddy menyebut jika dilihat dari data MSDS maka kemanannya tergantung dari jenisnya. Etanol sendiri terbagi dua jenis yakni etanol sintetis dan etanol bio.

“Etanol sintetis diproduksi dari hasil reaksi kimia dimana produk yang dihasilkan bukan hanya etanol saja tapi ada produk sampingnya seperti metanol dan air,” jelas Joddy.

Sehingga menurutnya, etanol sintetis apabila digunakan secara langsung, akan memiliki efek toksik akibat produk sampingan yang dihasilkan. Etanol sintetis umumnya digunakan sebagai pelarut-pelarut bahan kimia lain. Etanol sintetis dapat digunakan untuk aplikasi pada kesehatan apabila telah dilakukan pemurnian untuk meningkatkan kadar etanolny.

Sedangkan etanol bio (bioetanol) atau di pasaran biasa dikenal sebagai etanol food grade, diproduksi secara enzimatis. Bioetanol dihasilkan dari proses fermentasi. Sehingga produk ini relatif lebih aman digunakan untuk aplikasi pada sarana kesehatan seperti hand sanitizer atau produk lainnya dibandingkan etanol sintesis.

Sementara itu, untuk isopropil alkohol, Joddy mengungkapkan bahwa senyawa ini aplikasinya banyak dipakai sebagai bahan campuran maupun pelarut pada produk-produk kesehatan, kosmetik dan lainnya.

“Hingga saat ini etanol dan isopropil alkohol lebih banyak direkomendasikan oleh USFDA sebagai bahan campuran untuk produk-produk kesehatan karena sifat kimianya yang bisa diterima oleh tubuh manusia,” pungkas dia.

Salah satu Hand Sanitizer yang berbahan ethyl alkohol food grade yang sudah beredar di pasaran adalah Hand Sanitizer merk Vicom. Produk yang bisa Anda dapatkan melalui Emedis.id terbuat dari bahan-bahan yang terjamin keamanannya. Ada dua aroma tersedia, Apel dan Aloe Vera.

Silahkan kontak Emedis.id sekarang, dan dapatkan penawaran harga terbaik.

Penasihat Presiden Amerika Sebut Vaksin Covid-19 Akan Tersedia Awal 2021

Penasihat Presiden Amerika Serikat (AS) di bidang kesehatan, Anthony Fauci mengungkapkan sebuah fakta baru terkait vaksin Covid-19 yang tengah dikembangkan oleh peneliti di berbagai negara.

Fauci menyatakan bahwa vaksin Covid-19 akan siap pada awal tahun 2021 dan 250 ribu warga Amerika Serikat (AS) telah ambil bagian dalam uji klinis vaksin. Kendati begitu, dirinya tetap meminta masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan.

“Saya sangat optimistis kami akan mendapatkan vaksin pada akhir tahun ini dan tersedia pada 2021. Saya tidak berpikir ini sebagai mimpi … Saya percaya vaksin Covid-19 akan segera menjadi kenyataan,” ujar Anthony Fauci yang juga kepala National Institute of Ellergy and Infectious Disease, seperti dikutip dari Global News.

Direktur Centers for Disease Control and Prevention Robert Fedfiled menambahkan bahwa masyarakat harus menggunakan masker dengan baik, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak untuk menjaga Amerika.

Di bawah program Operation Warp Speed, AS dikabarkan telah memesan 300 juta dosis vaksin Covid-19 dari perusahaan farmasi ketika vaksin ditemukan. Vaksin ini akan diberikan berdasarkan rekomendasi dari para ahli kesehatan.

“Dengan waktu yang wajar, setiap orang Amerika akan mendapatkan vaksin pada 2021,” terang Fauci.

Saat ini ada 4,5 juta warga AS yang terinfeksi Covid-19 di mana 150.000 lebih diantaranya meninggal dunia. Dalam beberapa minggu ini terjadi peningkatan kasus corona di selatan dan barat AS.

Ini Daftar 23 Alkes Yang Mendapat Ijin Edar Cepat Dari Kemenkes

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dikabarkan telah memberikan percepatan proses perizinan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) terkait penanganan dan pencegahan COVID-19.

Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT Kementerian Kesehatan, I Gede Made Wirabrata menyebut ada 23 produk alat kesehatan yang sudah mendapatkan percepatan izin edar dari Kemenkes.

“Terdapat 23 produk alat kesehatan dan PKRT sesuai dengan daftar produk COVID-19 Satuan Tugas untuk Penanganan COVID-19 yang mendapatkan percepatan pelayanan izin edar produk di Kementerian Kesehatan selama kondisi pandemi ini,” sebut Wirabrata.

Berikut daftar 23 produk tersebut:

1. Surgical Face Mask

2. Masker N95

3. Isolation gown/Alat Pelindung Diri

4. Liquid Chemical Sterilants/High Level Disinfectants (Disinfektan)

5. Surgeon’s Glove (Sarung Tangan Steril)

6. Patient Examination Glove (Sarung Tangan Pemeriksaan)

7. Clinical Electronic Thermometer

8. Ventilator

9. Infusion Pump

10. Mobile X-Ray

11. High Flow Oxygen Device

12. Bronchoscopy Portable

13. Power Air Purifying Respirator

14. CPAP Mask

15. CPAP Machine

16. ECMO (Extracorporeal Membrane Oxygenation)

17. Breathing Circuit for Ventilator and CPAP

18. Neonatal Incubator and Incubator Transport

19. Transport Culture Medium (VTM/UTM)

20. Microbiological Specimen Collection and Transport Device (Dacron Swab)

21. Alat/Instrument Reagen Rapid Test untuk Pemeriksaan COVID-19

22. Resuscitation Bag

23. Hand Sanitizer dan Disinfektan

Adapun percepatan pelayanan izin edar ini dilakukan dengan mekanisme One Day Service (ODS). Meliputi Izin Edar Alkes, Alkes Diagnostik In-Vitro (DIV), PKRT, Rekomendasi Impor Alkes dan PKRT tanpa Izin Edar, serta Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik Alkes sesuai kewenangannya.

Ha ini merupakan relaksasi dalam bentuk percepatan proses perizinan alat kesehatan yang digunakan dalam penatalaksanaan COVID-19.

“Alur relaksasi melalui mekanisme ODS ini dihitung setelah perusahaan pemohon/pendaftar telah melengkapi berkas,” jelas Wirabrata.

Lebih lanjut, Wirabrata menegaskan, saat situasi pandemi COVID-19 tetap dilakukan evaluasi sesuai dengan standar yang cukup memenuhi syarat keamanan produk, mutu, dan kemanfaatan alat kesehatan dan PKRT dan diberikan izin edar dalam keadaan khusus (Emergency Use Autorization).

“Proses perizinan ODS ini pun diberlakukan 7 (tujuh) hari kerja seminggu dan diproses tanpa henti waktu melalui sistem berbasis online dan persetujuan izin edar yang telah digital signature,” pungkasnya.

Pemerintah Tengah Perisapkan Regulasi yang Memadai Untuk Teknologi Telemedis

Telemedis dan e-pharmacy saat ini diyakini menjadi bidang yang mampu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui teknologi informasi. Untuk itu, regulasi yang memadai soal hal tersebut terutama telemedis masih dalam kajian ulang.

Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi Kementerian Kesehatan, dr Slamet mengatakan bahwa secara umum pemerintah saat ini sudah memiliki arah kebijakan penguatan kesehatan dasar dengan dukungan teknologi.

Hal itu tertuang dalam sistem kesehatan nasional yang terdiri dari pemberdayaan masyarakat, manajemen dan informasi kesehatan, farmasi alat kesehatan juga makanan, upaya kesehatan, SDM kesehatan, pembiayaan kesehatan, dam penelitian juga pengembangan kesehatan.

Selain itu, dr Slamet menyatakan bahwa sistem kesehatan ini bisa terwujud jika ada kerja sama publik dan swasta.

“Selama ini sistem kesehatan masyarakat terdesentralisasi dengan tanggung jawab menyebar dari pusat, provinsi, dan kabupaten,” jelas dia seperti MedX kutip dari situs bisnis.com

Dirinya berharap, ke depan pihak swasta bisa lebih berperan aktif mengadakan fasilitas dan memperluas akses masyarakat. Oleh sebab itu, regulasi yang memadai soal telemedis ini masih dalam kajian ulang. Tujuannya agar regulasi ini juga bisa mendukung sinergi pemerintah pusat dan daerah.

“Maka kini kami kerja sama dengan Aliansi Telemedis Indonesia mengkaji dan mengukur hal ini agar lebih banyak orang mau memanfaatkan akses telemedis ini guna mengurangi interaksi selana masa pandemi,” tutupnya.

Kini Penumpang Bisa Beli Alkes di Bandara Soekarno-Hatta

Gambar: wowkeren.com

Untuk mendukung kesehatan dan keselamatn penumpang selama masa pandemi ini, PT Angkasa Pura II (Persero) kini menyediakan tenant atau spot penyedia alat perlengkapan kesehatan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mejelaskan bahwa tenant pertama yang disiapkan akan berbentuk vending machine. Nantinya, vending machine ini bakal memasarkan alat perlindungan diri atau APD.

Kemudian, layanan kedua adalah digital wayfinding alias mesin peta digital di terminal penumpang. Mesin yang pada awalnya akan disediakan 21 unit ini dapat difungsikan sebagai media e-commerce untuk pemesanan APD dan obat-obatan.

Secara berproses, digital wayfinding akan ditingkatkan kemampuannya. Awaluddin menjelaskan, saat ini perseroan masih menggelar pembicaraan dengan penyedia fasilitas kesehatan atau farmasi untuk peningkatan layanan tersebut.

Kemudian, layanan ketiga adalah health center yang merupakan tempat bagi calon penumpang pesawat untuk melakukan rapid test atau PCR test. Di tempat ini, penumpang pun dapat memperoleh layanan medical check up dan berbelanja produk farmasi.

“Pada prinsipnya kami ingin agar alat pelindung diri seperti masker, hand sanitizer, face shield, sampai dengan obat kumur antiseptik dapat dengan mudah didapat di bandara-bandara Angkasa Pura II,” jelas Awaluddin.

Untuk diketahui, program ini adalah hasil kolaborasi antara Angkasa Pura II, maskapai, Kantor Kesehatan Pelabuhan, dan Kementerian Kesehatan. Ketiga layanan ini akan diluncurkan dalam waktu dekat di Bandara Soekarno – Hatta, kemudian menyusul di bandara lainnya.