spot_img

Langkah Kemensos Perbaiki Tingkat Kesehatan Dan Tekan Kemiskinan Melalui Program Keluarga Harapan

elshinta.com

Komisi VIII DPR RI mendukung upaya pemerintah untuk targetkan graduasi mandiri peserta Program Keluarga Harapan dalam waktu maksimal lima tahun. Anggota VIII DPR RI Endang Maria Astuti menyetujui target pemerintah untuk melakukan graduasi mandiri Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM-PKH) yang seiring dengan upaya Indonesia mengentaskan kemiskinan. Untuk itu komisi VIII mendukung penuh upaya pemerintah tersebut.

“Kita dukung upaya pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Oleh karenanya pemerintah harus punya target agar peserta PKH bisa mandiri dan bisa diisi oleh warga miskin lainnya,” tegas Endang melalui keterangan tertulisnya awal Desember 2018 kemarin.

Program Keluarga Harapan (PKH) selama ini terbukti sudah membantu masyarakat di pelosok desa untuk kesehatan dan pengentasan kemiskinan. Seperti yang ditegaskan oleh Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Harry Hikmat yang menyebutkan akan keberhasilan Program Keluarga Harapan.

“Pemerintah sekarang ini banyak diapresiasi oleh banyak pihak karena penurunan angka kemiskinan secara Nasional sangat signifikan. Bahkan saat ini mencapai dibawah 10% yaitu sebesar 9,82%. Maka kepala daerah juga dapat menekan angka kemiskinan,” kata Harry Hikmat.

Program Keluarga Harapan kini menjangkau Kabupaten Karanganyar. Jumlah bantuan untuk kabupaten Karanganyar mencapai 355,9 miliar rupiah pada tahun 2018. Bantuan itu terdiri dari bantuan PKH 56,7 miliar rupiah untuk 32.062 keluarga, bantuan beras sejahtera / Bantuan Pangan Non Tunai sebesar 74.97 miliar rupiah untuk 56.802 keluarga.

Langkah Nyata Pencerah Nusantara Dan Masyarakat Kluet Timur Dorong Program SDGs

liputan6.com

Kelalaian dan bahkan kesengajaan manusia dalam merusak lingkungan semakin memprihatinkan. Belum lama ini kita menyaksikan video yang memperlihatkan proses evakuasi seekor penyu yang kesakitan akibat jeratan sedotan plastik di hidungnya, gambar seekor kuda laut yang membelit cotton bud dengan ujung ekornya, bahkan berita bangkai ikan paus yang terdampar dengan 5,9 kg sampah plastik di dalam perutnya.

Ironis, mengingat perkembangan zaman ternyata tidak diiringi dengan perkembangan kesadaran manusia yang mengisinya. Padahal, menjaga dan memelihara bumi sudah menjadi kewajiban kita sebagai salah satu penghuninya.

Dari barat Sumatera, terdapat upaya-upaya yang mulai digerakkan untuk mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan. Langkah yang paling sederhana diinisiasi oleh Tim Pencerah Nusantara di Aceh Selatan yang sedang berupaya untuk menolak penggunaan sedotan plastik di setiap kegiatan tim, baik saat evaluasi kinerja maupun saat sedang santai. Sebagai gantinya, tim Pencerah Nusantara menggunakan sedotan berbahan stainless yang cenderung lebih ramah lingkungan.

Selain itu, ada juga Puskesmas Kluet Timur yang memanfaatkan kertas bekas yang menumpuk untuk digunakan sebagai kertas resep. Bahkan belakangan, sistem rujukan pasien berjenjang yang mengharuskan setiap pasien membawa kertas rujukan dari FKTP dibuat sedemikian rupa hingga rujukan yang awalnya membutuhkan dua lembar kertas, saat ini hanya dibutuhkan satu lembar kertas dan pertinggal di puskesmas.

Aksi-aksi ini tentu saja menarik perhatian masyarakat. Masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan mulai ikut-ikutan melakukan gerakan yang tidak kalah menarik. Misalnya Kelompok Senam Lansia Paya Dapur yang diikuti oleh sekelompok usia sepuh mengambil langkah ‘patungan membeli botol minum’ untuk menghindari penggunaan air minum kemasan setiap hari. Alhasil, kegiatan patungan botol minum yang diinisiasi Pencerah Nusantara ini meminimalisir sampah plastik yang dihasilkan.

Di Posyandu Buluh Didi, Kluet Timur, juga sudah mulai disosialisasikan untuk mengurangi penggunaan wadah berbahan plastik untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Biasanya, kader-kader kesehatan sudah menyiapkan wadah berupa mangkuk yang bisa digunakan berulang kali. Bahkan, para ibu seringkali dihimbau untuk membawa wadah atau tempat makan sendiri. “Kami mau jadi posyandu percontohan, repot memang, tapi ndak bikin sampah plastik berserak nanti,” ujar Jamiatun, ketua kader Posyandu Bulu Didi di satu pagi saat menuang PMT berupa kolak ubi ungu ke wadah yang telah disediakan.

“Untuk mewujudkan masa depan yang ramah lingkungan untuk generasi yang akan datang kita perlu menelusuri tiga pilar utama dalam SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu pembangunan manusia, pembangunan ekonomi sosial, dan pembangunan lingkungan. Oleh karena itu, kita mengajak para pemangku kepentingan dan masyarakat untuk berpartisipasi aktif demi melanggengkan implementasi SDGs,” ujar Team Leader Pencerah Nusantara Aceh Selatan, Imanda Husna.

Sebagai tenaga kesehatan, kita bukan hanya bertanggung jawab untuk mempersiapkan generasi emas yang akan memegang estafet kepemimpinan, tetapi juga bertanggung jawab untuk mewariskan lingkungan sehat yang layak huni bagi mereka. Mulai dari diri sendiri, mulai dari hari ini, mulai dari hal kecil. Semoga langkah kecil yang sedang diusahakan oleh teman-teman dan masyarakat di Kluet Timur bisa menginspirasi dan memantik semangat masyarakat untuk turut berkontribusi nyata mendorong Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ini.

Pencerah Nusantara

CISDI membuka kesempatan kepada pemuda untuk terlibat dalam pembangunan kesehatan melalui Pencerah Nusantara. Pencerah Nusantara adalah program penguatan layanan kesehatan primer di Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) melalui pendampingan puskesmas oleh tim tenaga kesehatan muda pilihan dan berpengalaman. Program ini bertujuan utama meningkatkan status kesehatan ibu dan anak di berbagai penjuru Indonesia.

Program ini dikelola oleh Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), transformasi lembaga dari Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs (Millenium Development Goals).

Saat ini, Pencerah Nusantara terdaftar sebagai inisiatif masyarakat dalam platform online terbuka Track SDGs.

Sensor Nanopore Dengan Kecerdasan Buatan Untuk Deteksi Virus Khusus

medgadget

Tim Peneliti di Osaka University di Jepang tengah mengembangkan sensor nanopore untuk mendeteksi partikel viral influenza dalam sampel biologis. Peneliti menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengenali “hallmarks” virus, sehingga bisa diketahui melalui sensor. Teknik ini berpotensi menjadi alat diagnostik canggih bagi penderita influenza, sehingga bisa berguna mencegah penyebarannya.

Influenza menyerang jutaan orang tiap tahun. Pada pasien tertentu seperti orang tua, infeksi dapat berakibat fatal, dan beresiko tinggi menjadi pandemik flu global, yang berpotensi menimbulkan kekacauan. Mengingat virusnya sangat menular, bahkan berpotensi menyebar, diagnosis cepat, sensitif, dan akurat sangatlah penting, khususnya penanganan di tempat (point-of-care).

Metode terkini untuk mengenali virus yang umum digunakan adalah teknik genetika, namun metode ini tidaklah cepat, memerlukan staf terlaih dan peralatan laboratorium khusus, membuatnya sulit untuk menerapkan penanganan langsung di tempat.

Untuk mengatasi masalah ini, tim mengembangkan pendekatan diagnostik khusus yang memadukan kecerdasan buatan dengan sensor nanopore. Sensor ini menciptakan aliran cairan dengan nanopore menggunakan arus listrik yang menembus pori-pori.

Sistem ini membatasi hanya partikel viral yang mampu melewati nanopore, yang berarti sensor yang digunakan sangatlah spesifik, bahkan saat proses analisa cairan biologis kompleks dengan berbagai komponen. Perangkat ini juga sangat sensitif, sehingga mampu mendeteksi partikel viral tunggal. Kecerdasan buatan yang berperan penting untuk mengenali signature viral tersebut.

“Kami menggunakan analisis mesin pembelajar untuk mengenali signature elektrik dari virus.” Ujar Makusu Tsutsui, salah satu anggota tim peneliti. “Menggunakan pendekatan AI untuk analisis sinyal, metode kami dapat mengenali perbedaan tipis dari bentuk gelombang aliran, yang tidak bisa dilihat mata biasa. Proses ini akan membantu identifikasi virus presisi-tinggi.”

Sistem ini juga akan berguna dalam mendeteksi virus jenis lain, dengan kemungkinan penerapan pada beragam konteks diagnosis penanganan point-of-care secara cepat.

“Pengujian kami menunjukkan bahwa sensor baru ini cocok untuk pengujian viral yang cepat dan simpel.” Ujar Akihide Arima, anggota tim lainnya. “Yang terpenting penggunaan sensor ini tidak memerlukan keahlian khusus tertentu., jadi dapat dengan mudah diterapkan sebagai bagian dari pendekatan point-of-care oleh berbagai personil kesehatan.”

BPJS Kesehatan Tutup Tahun Dengan Dua Penghargaan Internasional

jamkesnews, menara62

Tidak hanya mengundang apresiasi dari dalam negeri, kiprah BPJS Kesehatan di dunia internasional juga semakin cemerlang. Setelah dianugrahi sejumlah penghargaan bergengsi dari International Social Security Award (ISSA) beberapa bulan lalu, kali ini BPJS Kesehatan sukses menyabet dua penghargaan dalam ajang Indonesia Turkey Global Leaders Award 2018 yang diselenggarakan di Istanbul, Turki, akhir November lalu.

Atas dedikasinya mengelola Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) selama hampir lima tahun, BPJS Kesehatan menerima 2 penghargaan dalam ajang Indonesia Turkey Global Leaders Award 2018, baik untuk Institusi BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Social Health Insurance maupun untuk President Director BPJS Kesehatan Fachmi Idris.

Kedua penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Chairman Foreign Economic Relations Board, Turkey Indonesia Business Council, Ilhan Erdal dan Chairwoman Economic Review Irlisa Rahmadiana kepada Direktur Kepatuhan, Hukum, dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Kesehatan Bayu Wahyudi.

“Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada BPJS Kesehatan dan jajaran manajemennya. Penghargaan ini tak lepas dari hasil kerja keras Duta BPJS Kesehatan yang telah berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Indonesia dan seluruh stakeholder JKN-KIS lainnya. Semoga semangat Duta BPJS Kesehatan kian terpacu untuk menyempurnakan mutu layanan dan mengembangkan beragam inovasi lainnya,” ucap Bayu.

Acara penganugerahan award tersebut juga dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki H.E. Wardana. Selain Kategori Government, terdapat beberapa kategori penghargaan lainnya, yaitu Association, Public Company, State Owned Enterprise, Private Company, dan Local Govt Company.

Penghargaan diberikan berdasarkan penilaian Kinerja Institusi atau Perusahaan pada Tahun 2017 dengan menggunakan metode analisa data yang diperoleh dari berbagai sumber dan data yang sudah dipublikasi.

Sampai dengan 23 November 2018, sudah ada 206.070.624 jiwa penduduk Indonesia yang terdaftar sebagai peserta JKN-KIS. Diharapkan angka ini terus bertambah secara signifikan agar impian Universal Health Coverage (UHC) dapat tercapai pada tahun 2019 mendatang sesuai harapan.

Kembangkan Bisnis Guna Capai Standar RS Luar Negeri, Mandaya Royal Hospital Tanamkan Investasi Rp1,1 Triliun

menara62.com

Walaupun menghadapi ketidakpastian iklim politik dan pertumbuhan ekonomi yang tak seperti harapan, Mandaya Hospital Group tetap optimis berinvestasi triliunan rupiah. Investasi itu digunakan untuk membangun Mandaya Royal Hospital Puri (MRHP). Memilih lokasi di sekitar Puri Indah Jakarta Barat, tepatnya di CBD area kompleks perumahan Metland Cyber Puri, Mandaya Royal Hospital Puri yang mulai dibangun Oktober kemarin.

Rumah sakit ini diklaim dibangun dengan paradigma baru dalam pelayanan kesehatan masyarakat, yakni lebih mengutamakan kualitas pelayanan sehingga pasien dan keluarganya akan merasakan pengalaman berbeda dengan apa yang selama ini dirasakan di rumah sakit lain.

“Pasien saat berobat ke rumah sakit tentu ada persoalan dengan kesehatannya, dan oleh karenanya mereka memiliki banyak harapan. Seperti terlayani baik dan profesional, secara klinis juga efektif ada perbaikan atas masalah kesehatannya. Dan tentu karena nyawa yang menjadi taruhan, pasien berharap rumah sakit selalu mengutamakan keselamatan pasien,” ungkap Presiden Direktur Mandaya Hospital Group, Benedictus Widaja saat seremoni groundbreaking Mandaya Royal Hospital Puri di Jakarta Oktober silam.

Pelayanan tersebut membentuk pengalaman pasien dan keluarganya dalam berhubungan dengan rumah sakit. “Mandaya Royal Hospital, dengan paradigma baru, sangat menekankan agar pasien memperoleh pengalaman hebat,” sambung dia berpromosi.

Pembangunan Mandaya Hospital Puri telah dimulai sejak Agustus 2018 dan direncanakan mulai beroperasi secara bertahap pada awal 2020. Rumah sakit ini memiliki sekitar 400 tempat tidur untuk rawat inap, 10 ruang operasi, 100 ruang rawat jalan, dan fasilitas penunjang lainnya seperti gym, restoran, kedai kopi, toko-toko dan lainnya. “Dalam membangun rumah sakit ini, kami belajar dari rumah sakit pertama di Kabupaten Karawang, Jawa Barat,” sebut Benedictus.

Mengenai investasi, dikatakannya, Selaras Holding Group bersama Mandaya Medical International Pte. Ltd. membentuk Mandaya Hospital Group. Mereka menginvestasikan sekitar Rp1,1 triliun untuk membangun dan menyiapkan semua peralatan medis mutakhir untuk rumah sakit itu.

Saat ini, Mandaya Hospital Group telah memiliki satu rumah sakit yaitu Mandaya Hospital Karawang dengan 200 kamar tidur dan keunggulan di bidang trauma dan jantung.

Mandaya Hospital Karawang baru-baru ini memperoleh penghargaan sebagai salah satu rumah sakit dengan pelayanan trauma terbaik di Indonesia. “Dan RS ini juga telah memperoleh akreditasi SNARS dengan kategori Paripurna (bintang lima),” tandasnya.

Mandaya Hospital Group telah menyiapkan rencana investasi untuk mengembangkan rumah sakit berkualitas di beberapa kota besar di Tanah Air. Untuk keperluan itu, perusahaan siap menggelontorkan investasi hingga USD150 juta atau setara Rp2,25 triliun.

Berbeda dengan kelompok usaha rumah sakit lain yang gencar membangun fasilitas kesehatan dasar (primary dan secondary care) yang tersebar di seluruh kota di Indonesia, Selaras Holding Group Bersama Mandaya Medical International Pte.Ltd. justru membangun fasilitas kesehatan level lanjutan (advanced care). Dan khususnya untuk penyakit degeneratifdan penyakit akibat lifestye di zaman modern ini.

“Dan untuk pasien, kelompok ini sangat membutuhkan kualitas pelayanan yang prima baik secara medis maupun nonmedis,” kata Edhijanto W Taufik, CEO Selaras Holding Group.

Sementara itu, Anastina Tahjoo, CEO Mandaya Hospital Group menambahkan, Mandaya Royal Hospital merupakan rumah sakit umum dengan keunggulan di bidang jantung. Termasuk penanganan masalah aritmia (heart & arrhythmia), bidang syaraf-dan bedah syaraf (neuro-science), dan kanker (oncology).

“Kami menyiapkan tenaga medis dan peralatan lengkap dengan teknologi terbaru untuk ketiga unggulan tersebut. Kami ingin menjadikan rumah sakit ini sebagai RS rujukan di tingkat nasional. Dengan adanya rumah sakit ini, kami berharap masyarakat yang membutuhkan pelayanan berkualitas tidak perlu ke negara lain,” harap Anastina.

Mandaya Royal Hospital dilengkapi dengan peralatan terbaru dan tercanggih. Mulai dari deteksi dini, diagnosa maupun pengobatan penyakit jantung, syaraf/bedah syaraf, dan kanker seperti LINAC untuk Radiotherapy, PET Scan, SPEC Scan untuk kedokteran nuklir, Hybrid Operating Theatre, High Tesla MRI, High Slice CT Scan, dan masih banyak lagi. Untuk peralatan canggih ini saja rumah sakit berani berinvestasi Rp250 miliar.

Benedictus menambahkan, paradigma baru dalam pelayanan kesehatan yang dibangunnya bukan cuma keselamatan pasien (patient safety), atau secara klinis efektif menyembuhkan (Clinical Effectiveness). Namun lebih kepada bagaimana pengalaman pasien dan keluarganya dalam proses penyembuhan di Rumah Sakit (patients and family experience).

Pembangunan rumah sakit ini juga didasari dari studi banding yang dilakukan pihaknya ke luar negeri. “Ini merupakan babak baru dalam pelayanan kesehatan di Indonesia, negara-negara maju seperti di Amerika Serikat, Singapura, bahkan Thailand sudah memulainya. Dan sebentar lagi di Indonesia. Semoga ini dapat menjadi standar baru bagi pelayanan rumah sakit,” pungkas Benedictus.

Kemenkes Dorong RS Swasta Tingkatkan Kualitas Tenaga Kesehatan

tribunnews

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendorong agar rumah sakit swasta memiliki pusat pelatihan tenaga kesehatan sendiri. Hal ini dikarenakan selain fasilitas terapi yang canggih, rumah sakit juga harus didukung dengan sumber daya manusia yang mumpuni, terutama para perawat.

Mengingat tidak semua perawat di seluruh Indonesia memiliki kemampuan yang setara dalam melayani pasien, Kemenkes menyarankan rumah sakit swasta untuk menyediakan pusat pelatihan bagi para tenaga kesehatan, termasuk perawat, sehingga dapat mempersiapkan mereka lebih baik untuk melayani pasien.

Hal ini disampaikan Drs. M. Royan, M. Kes selaku Kepala Bidang Pengendalian Mutu Pelatihan PPSDM Kemenkes RI dalam peresmian pusat pelatihan Siloam Training Centre (STC) di Kampus Kedokteran Universitas Pelita Harapan (UPH) Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Senin 27 November kemarin.

“Dengan hadirnya fasilitas training centre diharapkan lebih banyak lagi tenaga kesehatan yang dapat dilatih dan dipersiapkan untuk menjadi profesional yang handal dan kompeten dalam menjalankan pelayanan kesehatan di Indonesia,” ujar Royan.

Di Indonesia sendiri, Royan menambahkan, baru ada tiga pusat pelatihan di rumah sakit milik pemerintah. Ia berharap rumah sakit swasta bisa mendukung pemerintah dengan menghadirkan pusat pelatihan di masing-masing rumah sakit.

Dalam kesempatan yang sama, Deputy President Director Siloam Hospitals Caroline Riady mengatakan Siloam Hospitals Group secara resmi membuka Siloam Training Center (STC), fasilitas pusat pelatihan yang diperuntukkan bagi tenaga kesehatan Indonesia.

Sebagai pusat pelatihan sumber daya manusia (SDM) yang bekerja sama oleh Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, STC, kata dia, tidak hanya diperuntukkan melatih tenaga kesehatan di jaringan Siloam Hospitals Group, namun juga terbuka untuk rumah sakit lainnya.

“Kami harap keberadaan STC tidak hanya berdampak pada standar pelayanan kesehatan di Siloam Hospitals Group, tetapi juga turut mendukung pelayanan kesehatan yang bermutu di seluruh Indonesia,” ujar Caroline.

Berlokasi di Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Lantai 10, Lippo Village, Tangerang, STC menyediakan program pelatihan yang didukung oleh fasilitas ruang kelas memadai, pengajar yang kompeten, serta materi pelatihan berdasarkan evidence-based practice dan pelatihan kurikulum standar oleh PPSDM Kemenkes RI.

STC juga menyediakan fasilitas ruang simulasi berupa mini hospital Iayaknya rumah sakit sebenarnya, yang terdiri dari area registrasi, rawat jalan, rawat inap, Intensive Care Unit (ICU) & Neonatal Intensive Care Unit (NICU), ruang operasi termasuk ruang persiapan operasi dan ruang pulih sadar, emergency unit (IGD), ruang resusitasi, ruang observasi, serta ruang bersih dan persiapan obat, termasuk ruang pencampuran kemoterapi.

Stimulator Saraf Vagus Terbaru Untuk Pencegahan Sakit Kepala Kluster Dari electroCore

Perusahaan asal Basking Ridge New Jersey electroCore, menerima pengesahan dari FDA atas produknya yang mampu mencegah sakit kepala kluster. Sistem stimulus saraf vagus non-invasive (nVNS) bernama gammaCore sebelumnya disahkan untuk merawat rasa sakit yang menyerang, yang berhubungan dengan migraine dan sakit kepala kluster periodik. Pengesahan ini berarti kini dokter diijinkan menulis produk tersebut dalam resep sebagai bentuk pencegahan.

Versi terbaru perangkat ini, bernama gammaCore Sapphire, memiliki sepasang elektroda yang ditempatkan pada leher didekat lokasi saraf vagus. Perangkat kemudian mengirim arus listrik melalui saraf, menuju otak, dan memotong proses yang menyebabkan rasa sakit jenis tertentu.

Perangkat tersebut hanya seukuran smartphone, sangat kecil untuk dibawa, dan terapinya dapat dilakukan segera mungkin sesuai kebutuhan. Tidak terdapat laporan adanya efek samping serius dari terapi jenis ini, jadi penggunaannya aman untuk dilakukan berulang kali secara regular, selama digunakan untuk orang dewasa.

Serba-Serbi Pengukur Glukosa (Glucometer)

lelong.com.my

Bagi penderita diabetes, penting untuk selalui mengetahui kadar gula darah dimanapun dan kapanpun. Pengobatannya pun, hanya bersifat mengendalikan kadar gula darah supaya tetap dalam batas normal. Oleh karena itu, penderita diabetes harus mampu mengetahui tingkat glukosa tubuhnya setiap waktu. Salah satunya adalah dengan selalu rutin memonitor kadar gula darah menggunakan Glucometer. Namun, kadang penderita agak terbebani bila harus datang ke klinik/rumah sakit. Disebabkan karena jarak atau kondisi tubuh yang tidak fit.

Sejarah Singkat

Diawali dengan penemuan elektroda oksigen oleh Leland Clark melalui makalahnya pada 1956. Clark dan rekannya Ann Lyons kemudian mengembangkan elektroda enzim glukosa pertama. Biosensor yang berada pada lapisan tipis glukosa oksidasi (GOx) ini mengukur jumlah oksigen yang diserap GOx selama reaksi enzim dengan subtract glukosa. Penemuan inilah yang mendasari pengukuran glukosa dan membuat Clark dijuluki “Father of Biosensor”.

Anton H. Clemens juga pernah mengembangkan glucometer dengan menggunakan jarum sebagai penunjuk pengukuran yang umum dipakai Rumah Sakit pada era 1970an. Pemantau glukosa untuk diabetes type 1 kemudian muncul pada akhir 1970an, dan penjualan pengukur glukosa untuk kepentingan domestik baru ada sekitar 1981. Perkembangan teknologi dewasa ini kini membuat rancangan glucometer menjadi semakin ringkas dan canggih.

Saran Penggunaan

Bagi para pengidap diabetes, disarankan untuk selalu menyediakan alat pengukur gula darah dirumah. Kenapa demikian, secara finansial lebih ekonomis karena kita bisa menghemat waktu dan biaya (transport misalnya). Perjalanan jauh menuju klinik atau Rumah sakit terkadang juga menjadi hal yang memberatkan bagi pengidap diabetes. Dengan perangkat mandiri pengidap diabetes akan mengetahui hasilnya lebih mudah dan cepat hanya dalam hitungan detik.

Wajar bagi sebagian orang untuk merasa takut terjadi kesalahan saat melakukan pemeriksaan mandiri melalui glucometer portable. Akan tetapi, semakin lama akan terbiasa, karena pengoperasian peralatan ini relatif mudah.

Yang perlu diperhatikan adalah :

  1. Perhatikan petunjuk dalam buku petunjuk sebelum penggunaan. Karena, setiap glucometer memiliki karakteristik berbeda. Tetapi secara umum prinsip dasarnya sama. Biasanya kita harus mencocokkan kode yang ada pada kotak strip dengan kode di alatnya.
  2. Perhatikan prinsip Sterilitas, terutama saat penusukan jarum. Disinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan jarum. Sterilkan dengan alkohol atau Iodine Povidone.
  3. Buang jarumnya setelah digunakan, jangan dipakai lagi walaupun hanya anda pakai sendiri.
  4. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan dan keringkan dengan handuk kering bersih.

Terapi Pelatihan Tangan Prostetik Dari Attilan

Pasien paska amputasi yang menggunakan lengan dan tangan prostetik elektrik biasanya membutuhkan banyak waktu berlatih menyesuaikan dengan organ buatan barunya. Perangkat buatan tersebut tidak sepenuhnya bersifat intuitif, jadi papan pengendali dan gadget rehabilitasi lain tetap dibutuhkan. Rehabilitasi ini terkadang berjalan monoton dan, karena bahannya berat, dapat sangat melelahkan pengguna.

Attilan, perusahaan afiliasi Motorica dari Eropa, Rusia tepatnya, mengembangkan proses adaptasi prostetik ke dalam dunia virtual, yang bertujuan agar proses yang dialami pengguna menjadi lebih mudah dan lebih menyenangkan.

Attilan menerapkan lingkungan games seperti adegan menembakan panah laser sambil berjalan di dalam kapal luar angkasa, lingkungan virtual yang dirancang untuk meniru adegan pergerakan saat tangan buatan bergerak pada situasi yang nyata. Setelah beberapa kali bermain games, pasien berpotensi memiliki kordinasi tangan-mata dan kemampuan neuromotor lain yang lebih baik.

Purwarupa terakhir baru saja dipresentasikan di Russian-British Business Forum (RBBF) di London.

Serba-Serbi Timbangan Badan

youtube screenshot

Timbangan Badan adalah timbangan yang digunakan untuk mengukur bobot berat pada seseorang. Tetapi untuk mengetahui berat badan seseorang juga dapat menggunakan timbangan dengan jenis lain. Dengan munculnya timbangan badan yaitu perangkat yang khusus mengukur berat badan seseorang.

Dengan mengetehaui berat badan pada anak kecil dapat mengontrol perkembangan dan pertumbuhan sang anak, apakah anak itu sehat atau tidak. Pada zaman dahulu masyarakat menggunakan timbangan dacin/gantung untuk mengetahui berat badan pada anak mereka, timbangan ini juga hanya diperuntukkan bagi anak bayi dan yang berusia dibawah 5 tahun. Untuk mengetahui berat badan pada anak usia 5 tahun ke atas, timbangan yang digunakan adalah timbangan badan analog.

Sejarah Singkat

Bukti tertua keberadaan timbangan tanggal tercatat pada 2400-1800 SM di lembah Sungai Indus (Pakistan). Awalnya, kubus batu dipoles dan digunakan sebagai berat penetapan batu dalam skala keseimbangan. Kubus ini terbuat dari berbagai jenis batu dengan kepadatan yang bervariasi. Di Mesir, timbangan dapat ditelusuri ke sekitar tahun 1878 SM, tetapi penggunaan mereka mungkin meluas jauh lebih awal. Batu berukir tanda yang menunjukkan berat dan simbol hieroglif Mesir untuk emas ditemukan, yang menunjukkan bahwa pedagang Mesir telah menggunakan sistem pengukuran berat badan sebelumnya.

Variasi pada skala keseimbangan, termasuk perangkat seperti Bismar mulai digunakan umum sekitar 400 SM oleh para pedagang kecil dan pelanggan mereka. Selanjutnya penemu besar seperti Leonardo Da Vinci tercatat terlibat pada proses perkembangan perangkat ini.

Semua timbangan sampai abad ketujuh belas Masehi masih bervariasi pada skala keseimbangan. Meskipun catatan pada tahun 1600 mengacu pada timbangan pegas untuk mengukur berat badan, desain awal mulai dikembangkan dan diperbaharui mulai tahun 1770 oleh Richard Salter. Timbangan pegas kemudian marak digunakan pada tahun 1840 ketika RW Winfield mengembangkan skala lilin untuk digunakan dalam surat ukur dan paket. Pekerja pos bisa bekerja lebih cepat dengan timbangan pegas dari skala keseimbangan karena mereka bisa membaca cepat dan tidak harus secara hati-hati menyeimbangkan pengukuran sendiri.

Pada 1940-an berbagai perangkat elektronik melekat pada desain ini untuk membuat pengukuran lebih akurat. Tekanan diubah menjadi sinyal digital, dikembangkan sejak akhir abad kesembilan belas. Namun baru luas digunakan pada akhir abad dua puluh.

Jenis Timbangan Badan

Dengan berkembangnya teknologi, kini timbangan badan mempunyai jenis yang beragam dan juga fitur tambahan seperti timbangan badan yang dilengkapi dengan alat perngukur tinggi badan. Dan seiring dengan modernisasi, timbangan badan juga mengalami perubahan dari analog menuju digital. Tidak hanya dengan jarum analog, tetapi kini timbangan dapat menampilkan hasil pengukuran melalui layar digital. Berikut beberapa jenis timbangan badan yang umum digunakan dunia medis:

1. Timbangan Bayi

Timbangan yang digunakan khusus untuk menimbang bayi yang baru saja dilahir. Timbangan bayi kini berupa digital sehingga hasil dari proses penimbangan akan jauh lebih akurat. Dengan bentuk yang dirancang untuk bayi, sehingga dapat memberi kenyamanan untuk bayi ketika proses penimbangan.

2. Timbangan Gantung/Dacin

Timbangan yang juga digunakan untuk menimbang bayi atau balita. Timbangan ini memiliki bentuk yang sederhana dan masyarakat juga sudah mengenalnya, karena sebelum timbangan bayi digital muncul, timbangan inilah yang digunakan oleh masyarakat untuk menimbang anaknya.

Bentuk dari timbangan ini yaitu berupa timbangan yang harus digantung dan dilengkapi dengan sepasang balok (beam) yang dihubungkan oleh lengan tiang terdapat angka untuk mengukur berat badan. Balok yang digunakan jug mempunyai letak yang berbeda, balok yang digunakan untuk menimbang badan yaitu balok yang berada diposisi lengan tiang yang lebih panjang. Sedangkan balok yang digunakan sebagai titik berat berada diposisi lengan tiang yang pendek.

3. Timbangan Dengan Alat Pengukur Tinggi Badan

Timbangan jenis ini berbentuk seperti timbangan duduk, hanya saja indikator yang digunakan berupa analog yang menghadap ke atas. Alat untuk peninggi badan berada bersebelahan dengan tiang indikator. Cukup dengan menarik ke atas alat ukur tinggi badan, kita dapat mengetahui tinggi badan ketika sedangan proses penimbangan berlangsung.

4. Timbangan Pengukur Lemak Tubuh

Salah satu contoh timbangan terkini jenis ini adalah Omron KaradaScan Body Fat Monitor HBF-701 yang digunakan untuk pemantauan berat badan ideal dan mengetahui komposisi tubuh penggunanya. Dilengkapi dengan Full Body Sensing Technology (teknologi pengindraan seluruh tubuh) untuk analisis komposisi tubuh yang lebih akurat dan tepat. Seperti pengukuran persentasi lemak pada tubuh dan tingkat lemak Visceral (lemak tersembunyi)

5. Timbangan Badan Digital

Timbangan digital berbentuk seperti timbangan badan pada umumnya yaitu berbentuk persegi, namun indikator yang digunakan berupa layar digital.