spot_img

Pelatihan EBN Guna Meningkatkan Profesionalisme Pelayanan Asuhan Keperawatan

Profesi keperawatan dituntut untuk memberikan asuhan berkualitas, berbasis pada bukti praktik (evidence based practice) yang sangat diperlukan untuk memperbaiki kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Kompetensi ini berfokus pada pemanfaatan pengetahuan dalam pengambilan keputusan klinis dan menghasilkan bukti penelitian tentang intervensi keperawatan terkini yang merupakan praktik terbaik.

Praktik berbasis bukti ditujukan untuk pengetahuan terkini tentang keputusan keperawatan guna memperbaiki proses keperawatan dan hasil asuhan klinis pasien. Rekomendasi dari para ahli untuk menerapkan praktik berbasis bukti jurang antara apa yang diketahui sebagai perawat kesehatan yang efektif dan apa yang dipraktekkan harus disilangkan dengan menggunakan bukti untuk menginformasikan praktek terbaik.

Sejalan dengan hal tersebut, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dan Institut Manajemen Rumah Sakit menggelar pelatihan bertajuk “Concept to Application Eveidenced Based Busring (EBN) Dalam Pelayanan – Asuhan Keperawatan Berfokus Pada Pasien”. Hajat tersebut akan dilangsungkan tanggal 24-25 Agustus 2017 di Hotel Pomelotel, Jakarta.

Untuk informasi selangkapnya serta pendaftaran, bisa langsung mengunjungi situs resmi PD PERSI atau mengunduh brosurnya dengan meng-klik tombol di bawah.

Unduh Brosur

Robot-robot Dalam Dunia Kesehatan

Robin. Sumber gambar : bbc.co.uk

Perkembangan teknologi robot semakin berkembang dan merambah berbagai sektor termasuk dunia kesehatan. Mulai dari robot perawat hingga robot yang bisa menjadi caretaker pasien demensia.

Dirangkum MedX dari berbagai sumber, berikut ini robot-robot yang memberikan warna dan sekaligus memberi manfaat bagi dunia kesehatan:

1. Robin, Robot Anak Pendeteksi Diabetes

Robin yang berupakan singkatan dari Robot Infant, merupakan robot yang dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan sehingga dapat bergerak sendiri, berinteraksi dengan lingkungan sekitar layaknya balita. Ia bisa minta ditemani bermain bila bosan, menari, dipeluk, dan makan kepada orang sekitarnya.

Robot yang dikembangkan oleh Dr Lola Canamero dan Dr Matthew Lewis bekerja sama dengan University of Hertfordshire, Inggris ini dilengkapi dengan kondisi ‘diabetes’. Saat bermain ia akan sesekali menunjukkan gejala dan anak diharapkan dapat mengenali dan mengoreksinya. Robin diharapkan bisa memberi contoh dan secara tak langsung membuat anak dengan diabetes sadar akan penyakitnya.

Lokakarya Pengembangan SDM Rumah Sakit Digelar Pertengahan Agustus Mendatang

Ilustrasi. Sumber gambar : medgadget.com

Pengembangan SDM merupakan kunci keberhasilan untuk daat meningkatkan kinerja perusahaan dan lembaga yang lebih besar di masa depan. Perlunya perubahan paradigma bahwa pendidikan dan pelatihan karyawan bukanlah biaya tetapi investasi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja yang pada akhirnya meningkatkan stabilitas dan profitabilitas perusahaan.

Namun, pengembangan SDM bukanlah masalah yang sederhana dan dibutuhkan waktu yang panjang dan berkesinambungan, sedangkan tuntutan masyarakat terhadap jasa dan produk kita semakin kompleks dan sifatnya segera.

Dalam rangka pengembangan SDM profesional itulah Yaslis Institute (YI) menyelenggarakan Lokakarya Konsep Baru Analisis Bebean Kerja dan perencanaan SDM RUmah Sakit & Software. Acara ini akan diselenggarakan pada 15 – 16 Agustus 2017 di Hotel Santika Premiere Jakarta.

Lokakarya ini dikemas dan disesuaikan dengan kebutuhan SDM rumah sakit untuk menjawab tantangan dan masalah jasa / produk RS di masa mendatang. Metode pelatihannya sendiri menggunakan strategi partisipasi dan keterlibatan aktif dari peserta, adanya kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan, situasi belajar yang realistik serta umpan balik yang positif.

Teknologi Robot untuk Pengganti Kaki Manusia Tengah Dikembangkan

Prof Hugh Herr, sang kepala penelitian. Sumber gambar : businessinsider.co.uk

Biomechatronics Group dari Massachusetts Institute of Technology dikabarkan tengah melakukan penelitian yang memungkinkan penggunaan kaki robot sebagai pengganti kaki yang diamputasi.

Dilansir BBC, Prof Hugh Herr, kepala penelitian mengatakan bahwa tujuan dari ini adalah untuk membantu para penyandang disabilitas supaya dapat beraktivitas dengan lebih mudah. Prof Herr sendiri juga merupakan penyandang disabilitas yang kakinya diamputasi. Dia menggunakan hasil penilitiannya tersebutd an terbukti sukses membantunya dalam beraktivitas sehari-hari.

Roman Stolyarov, salah satu peneliti di laboratorium menuturkan cara kerja teknologi ini. Mereka menggunakan sensor yang serupa dengan yang ditemukan pada mobil autopilot. Hal ini penting untuk membuat kaki bergerak secara berbeda saat, misalnya berjalan menuruni tangga.

“Mesin ini menggunakan sensor on-board untuk menyimpulkan apakah kaki di angkat atau menapak, dan membuat orang dapat merasakan berjalan dengan sebenarnya (menggunakan kaki sendiri),” lanjutnya.

Akan tetapi, untuk mewujudkan hal tersebut, Prof Herr ingin menerapkan prosedur amputasi yang dapat menunjang kecocokannya dengan mesin pengganti. Ia menjelaskan kaki yang diamputasi harus memiliki kesesuaian agar bisa terhubung dengan teknologi terbaru yang sedang dikembangkan di laboratorium ini.

Philips Meluncurkan Ulang Produk Kateter Pioneer Plus yang Dilengkapi IVUS

Philips Cathether Pioneer Plus. Sumbe rgambar : cardiovascularnews.com

Philips beberapa waktu lalu mengumumkan peluncuran ulang produk kateter Pioneer Plus, perangkat re-entry pertama dan satu-satunya dengan kemampuan intravascular ultrasound (IVUS) yang dirancang untuk membantu dokter melakukan intervensi pembuluh arteri. IVUS memiliki kemampuan menangkap gambar pembuluh darah pada sistem vaskular perifer dalam arteri sehingga memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi area yang ditargetkan dan menempatkan kateter di lokasi tertentu untuk membantu melakukan pengobatan arteri yang sebagian atau seluruhnya tersumbat.

Pioneer Plus dirancang agar memudahkan penempatan kateter di dalam pembuluh darah perifer. Biasanya digunakan untuk membantu mengobati oklusi total kronis (CTO), yang disebabkan oleh pembentukan plak yang berat di dalam arteri yang dapat menyebabkan penyumbatan. Jika prosedur intervensi berhasil, tidak perlu lagi dilakukan proses bedah terhadap pasien.

“Pioneer Plus adalah satu-satunya perangkat re-entry yang memiliki kemampuan ultrasound intravaskular. USG di ujung kateter memungkinkan dokter melihat ke dalam dinding arteri untuk memberi mereka informasi yang mereka butuhkan untuk menilai area dengan tepat,” kata Christopher Barys, dari pihak manajemen Philips. “Kami senang Pioneer Plus kembali dalam rangkaian produk IVUS kami, yang bertujuan untuk memberikan hasil lebih baik,” lanjutnya.

Sebetulnya produk ini sudah diluncurkan sejak tahun 2015 lalu. Namun karena beberapa alasan, pihak Philips menariknya kembali untuk melakukan modifikasi desain dan performance produk. Peluncuran ulang Pioneer Plus ini diyakini dapat memperkuat portofolio produk alat kesehatan besutan perusahaan asal Belanda ini guna membantu dokter untuk memberikan perawatan yang lebih baik kepada pasien mereka.

Palembang Hospital Expo 2017 Digelar Hari Ini

Palembang Hospital Expo 2017 yang merupakan salah satu rangkaian acara Hospital Expo (Hospex) akan berlangsung tanggal 26 – 28 Juli 2017 nanti di Novotel Palembang Hotel & Residence.

Diharapkan Palembang Hospex ini akan mengikuti jejak suskes pameran hospex lainnya. Dan tentu saja ajang ini dapat membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan di sektor kesehatan untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat tanah air maupun mancanegara.

Selain pameran, nantinya juga akan ada acara Rakernas PERSI XIII, seminar dan workshop nasional dengan tema “Produktivitas dan Efisiensi Pengelolaan Rumah Sakit du Era Jaminan Kesehatan Nasional dan MEA”. Kegiatan ini sendiri merupakan agenda rutin tahunan PERSI Daerah Sumatera Selatan.

Untuk info selengkapnya, dapat mengunjungi website resmi PD PERSI atau mendownload brosurnya dengan meng-klik tombol unduh di bawah.

Unduh Brosur

Bank Bukopin Akan Maksimalkan Penyaluran Kredit Sektor Kesehatan

Ilustrasi Bank Bukopin. Sumber berita : justreadonline.com

Dinilai memiliki potensi yang besar serta kualitas bisnis yang baik, PT Bank Bukopin akan lebih memaksimalkan penyaluran kredit untuk sektor infrastruktur kesehatan.

Mikrowa Kirana, Direktur Komersial Bukopin mengatakan bahwa bisnis infrastruktur kesehatan seperti rumah sakit dipercaya memiliki prospek pertumbuhan yang cerah. Hal ini tak lepas dari kebutuhan masyarakat akan pemenuhan layanan kesehatan yang akan terus meningkat.

Dia menambahkan, sektor infrastruktur kesehatan merupakan salah satu sektor yang paling sehat rasio kreditnya. “Rasio non performing loan di infrastruktur kesehatan itu di bawah 1% saat ini,” ungkapnya.

Selain itu, porsi pembiayaan untuk sektor ini masih terbilang kecil dari total portofolio yang dimiliki perusahaannya. Yakni baru ada di kisaran 10%.

Saat ini tercatat nasabah di sektor ini adalah dari kalangan rumah sakit dan klinik. Ke depannya, Bank Bukopin berharap bisa memperluas jangkauannya dengan menggaet sejumlah mitra badan sosial. Untuk itu, bank berlogo pohon beringin ini akan menggandeng Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dalam program supply chain financing sehingga diharapkan dapat membantu memenuhi rencana tersebut.

RS Pratama Kepulauan Sangihe Akan Beroperasi Awal 2018

Kepulauan Sangihe. Sumber gambar : wisatapriangan.co.id

Rumah Sakit Pratama Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara di Kecamatan Tabukan Utara ditargetkan rampung pada 2017. Ditargetkan, awal 2018 RS Pratama tipe D ini sudah bisa difungsikan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sangihe Edwin Roring mengatakan, pekerjaan pembangunan fisik RS kini hampir selesai dann akan dilanjutkan pada tahap pengadaan peralatan pendukung.

“Akhir tahun ini dipastikan semuanya sudah rampung termasuk peralatan rumah sakit,” kata dia.

Pembagunan satu unit rumah sakit baru bertujuan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat yang ada di wilayah kecamatan Tabukan Utara dan sekitarnya. Pihak Pemkab juga tengah mempersiapkan penambahan tenaga kesehatan baik perawat maupun dokter dengan memperjuangkan ke pemerintah pusat.

Dengan dibangunanya satu unit rumah sakit baru, diharapkan pelayanan kepada masyarakat menjadi semakin baik.

Training of Trainer Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Selain pelatihan tingkat dasar, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dan Institut Manajemen Rumah Sakit juga akan menghadirkan Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi tingkat lanjut bertajuk Training of Trainer (TOT) yang diperuntukkan bagi IPCN dan tim pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).

Dengan diadakannya pelatihan ini, diharapkan IPCN dan PPI mampu memberikan pendidikan dan pelatihan kepada staff di RUmah Sakit sesuai dengan standar kompetensi. Juga nantinya peserta akan memiliki sertifikat PPSDM dan Kemenkes RI sebagai salah satu syarat akreditasi RUmah Sakit.

Pelatihan akan dilaksanakan pada tanggal 7 – 11 Agustus 2017 di Hotel Pomelotel Jakarta. Untuk informasi selengkapnya bisa menghubungi website resmi PERSI dan mendownload brosurnya di bawah ini.

Unduh Brosur

Stryker Perkenalkan MultiGen 2 RF Generator Untuk Pengobatan Sendi Tulang Belakang

Stryker MultiGen 2 RF Generator. Sumber gambar : medgadget.com

Stryker, perusahaan alat kesehatan yang terkenal dengan produk-produk ortopedinya, mengenalkan MultiGen 2 RF Generator. Perangkat ini digunakan untuk mengobati rasa sakit yang berasal dari sendi di bagian tulang belakang dengan cara memberikan frekuensi energi radio. Dibandingkan dengan versi perangkat sebelumnya, Stryker mengklaim bahwa MultiGen 2 memberikan peningkatan kontrol, keandalan, dan efisiensi prosedural.

Perangkat ini menghasilkan dua kali jumlah daya dibandingkan dengan kebanyakan perangkat standar sejenis, yang mendekati suhu lebih cepat dengan lebih sedikit peluang terjadinya kesalahan. Pihak Stryker mengklaim bahwa pengoperasian alat kesehatan ini sangat mudah. Cukup menekan satu-satunya tombol yang ada, kemudian proses pengobatan dapat berlangsung secara otomatis.

Ada sejumlah pengaturan yang dapat disesuaikan tergantung pada kebutuhan pasien dan preferensi dokter, memungkinkan perputaran cepat dan langkah-langkah pra-op intuitif yang memudahkan untuk memulai. Perangkat ini sekarang hanya baru beredar di kawasan Amerika Serikat dan sudah mendapat izin edar dari FDA (Badan pengawas makanan dan obat-obatan AS).