spot_img

Korea Selatan Gunakan Robot Untuk Operasi Bedah Pasien

Revo-i, perangkat bedah robot milik Korea Selatan. Sumber gambar : theinvestor.co.kr

Kementrian Pengawas Makanan dan Obat Korea Selatan (MFDS) telah menyetujui perangkat bedah berteknologi robot untuk beroperasi di negeri tersebut. Perangkat ini mampu melakukan operasi bedah yang kompleks guna mempermudah pekerjaan ahli medis terkait.

Teknologi pertama dan satu-satunya di Korea Selatan tersebut bernama Revo-i, dikembangkan Meere Company, perusahaan biotech Korsel bernama dan dirancang untuk digunakan di ruang operasi dalam prosedur bedah endoskopi termasuk kolesistektomi dan prostatektomi.

“Kami berharap keberhasilan pengembangan robot bedah ini akan menyebabkan biaya medis lebih rendah dan waktu operasi lebih singkat serta pasien dapat kehilangan darah lebih sedikit,” kata seorang pejabat MFDS.

Selama prosedur operasi, ahli bedah akan duduk di depan Revo-i ini sambil melihat ke monitor pencitraan tiga dimensi yang memunculkan anatomi pasien. Perangkat ini akan membantu menemukan area tubuh yang tepat untuk operasi dan juga membantu membuat sayatan dan penjahitan dengan keempat lengan robotnya.

Menurut MFDS, pasar robot bedah global diperkirakan akan mencapai 9,64 triliun won atau 8,54 miliar US dollar pada 2021 dengan tingkat pertumbuhan tahunan senilai 12,1 persen. Sedangkan impor perangkat medis robot di Korea Selatan sendiri meningkat 34 persen menjadi 19,6 miliar won tahun lalu dari 14,6 miliar won pada tahun 2015.

ARSSI Ingin Wujudkan Konsep “Smart Hospital” Untuk RS di Indonesia

Menghadapi situasi persaingan global dan pelaksanaan Universal Health Coverage 2019 serta berbagai situasi yang penuh tantangan dan kompetisi dimana rumah sakit harus senantiasa merumuskan strategi yang tepat secara komprehensif.

Strategi menjadi suatu rumah sakit yang “Smart” dan safety tentunya merupakan tantangan bagi rumah sakit ke depan. Rumah sakit perlu mempersiapkan diri agar menjadi “Smart Hospital“, antara lain melalui pelayanan yang bermutu dan safety, sarana prasarana dan perbekalan yang ramah lingkungan, operasional rumah sakit yang efektif dan efesien, manajemen SDM dan kompeten dan adaptif, serta sistem informasi yang bertransformasi ke arah digitalisasi.

Berdasarkan alasan-alasan di atas, Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) akan menyelenggarakan Seminar Nasional IV dan Healthcare Expo III dan berbagai jenis workshop untuk menambah wacana, pengetahuan dan keterampilan dalam menunjang rumah sakit Indonesia yang berkualitas dan mampu bersaing. Acara akan dilangsungkan pada 22 – 24 Agustus 2017 di Hotel Fairmont, Jakarta.

Dikutip dari rilis resminya, secara garis besar acara ini memilki 3 tujuan utama, yaitu:

  • Menambah pengetahuan bagi pemilik dan manajemen Rumah Sakit Indonesia bagaimana menuju “Smart Hospital” dalam menghadapi Universal Health Coverage (UHC) 2019.
  • Membantu Rumah Sakit Indonesia mewujudkan cita-citanya menjadi rumah sakit pilihan dengan memberikan pelayanan yang prima.
  • Membantu pemilik dan pimpinan rumah sakit Indonesia bagaimana mengembangkan / ekspansi RS melalui Go Public, Joint Investment dan Pendanaan Perbankan.

Untuk pendaftarand an info selengkapnya, bisa mengunduh brosur resminya dnegan mengklik tombol di bawah ini.

Unduh Brosur

 

Gel Buatan Universitas Michigan Ini Bisa Sembuhkan Penyakit Glaukoma

Glaukoma adalah penyakit yang merusak saraf optik mata dan bisa menyebabkan kehilangan penglihatan atau kebutaan. Dalam dunia media, untuk mengobati penyakit ini, bbat dalam bentuk obat tetes mata atau pil dapat digunakan. Pilihan lainnya adalah laser trabeculoplasty. dan bedah konvensional yang membantu menguras cairan dari dalam mata.

Namun, kedua pilihan bedah tersebut memiliki risiko rentan terhadap komplikasi. Dengan jumlah kasus glaukoma yang diperkirakan akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2050, perawatan yang ada sekarang diperkirakan tidak akan efektif.

Untuk itu, sejumlah peneliti Universitas Michigan Kellogg Eye Center menciptakan alat bernama Allergan, yaitu sebuah tabung kecil panjang yang berisi stent berbentuk gel, digunakan untuk menciptakan celah antara lapisan dalam dan luar mata guna mengalirkan cairan dan mengurangi tekanan pada mata. Stent terbuat dari bahan gel lembut, memilki panjang 6mm dan lebar seperti rambut manusia. Dokter bisa menyuntikkan stent menggunakan injector preload melalui insisi kornea kecil guna menyembuhkan glaukoma ini.

Kellogg Eye Center adalah salah satu pusat mata pertama di Amerika Serikat (AS). Penggunaan Allergan sebagai pengobatan terbukti aman dalam uji klinis.

“Secara keseluruhan, ini adalah alternatif yang lebih aman untuk operasi filtrasi glaukoma tradisional,” kata Manjool Shah, dokter ahli glaukoma yang bekerja di Kellogg.

Cara pengobatan ini telah disetujui oleh Badan Penagawasan Obat dan Makanan AS (FDA) sejak bulan November 2016 dan dirancang untuk membantu mengobati glaukoma ringan sampai sedang. Alat ini diharapkan dapat terus digunakan di masa mendatang.

“Memilih kandidat yang tepat adalah keputusan klinis berdasarkan sejumlah faktor, termasuk jenis dan tingkat keparahan glaukoma serta riwayat bedah sebelumnya,” pungkas Shah, yang juga seorang instruktur klinis di departemen oftalmologi dan ilmu visual di Universitas Michigan.

Google Akuisisi Startup Pembuat Aplikasi Kesehatan Berbasis Smartphone

Sumber gambar : mobihealthnews

Perusahaan internet raksasa, Google dikabarkan resmi mengakuisi startup pembuat aplikasi kesehatan bernama Senosis Health dengan nilai yang tidak diketahui. Senosis Health didirikan oleh Shwetak Patel, seorang ilmuwan komputer asa Universitas Washington.

Startup ini aktif memanfaatkan teknologi smartphone sebagai perangkat pemantau kondisi pasien, mengumpulkan metrik kesehatan dan memberikan layanan seperti mendiagnosis fungsi paru, jumlah hemoglobin dan informasi kesehatan penting lainnya.

Perusahaan ini telah memproduksi sejumlah aplikasi smartphone, diantaranya SpiroSmart, Spirocall, HemaApp dan OsteoApp, yang kesemuanya dalam proses ijin edar oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).

Aplikasi besutan Senosis memanfaatkan peralatan yang terintegrasi dengan smartphone, termasuk kamera canggih, akselerometer dan mikrofon untuk melakukan diagnostik yang awalnya tidak dirancang untuk alat tersebut.

“Sensor yang sudah ada di ponsel bisa dipasang kembali dengan cara baru yang menarik, di mana Anda benar-benar bisa menggunakannya untuk mendiagnosis jenis penyakit tertentu,” kata Patel.

Namun sampai berita ini diturunkan, masih belum ada pernyataan resmi dari pihak Google terkait akuisisi tersebut. Saat ini, Senosis sedang dalam proses mengumpulkan pendanaan Seri A.

Vaksin MR Sudah Bisa Didapatkan di Puskesmas dan Posyandu September Mendatang

Vaksin MR (Measles Rubella) mulai bulan September sudah bisa diberikan melalui posyandu dan puskesmas. Pemerintah akan membaginya dalam dua tahap, yaitu pertama pada September untuk wilayah pulau Jawa, kemudian dilanjutkan ke luar pulau Jawa tahun 2018 mendatang.

Dikutip dari detik.com, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, dr H. M. Subuh, MPPM mengatakan bahwa pemberian vaksin ini sudah berlangsung selama 13 hari dengan capaian 35,97 persen atau sebanyak 12.576.729 anak, namun masih sebatas diberikan melalui sekolah-sekolah.

“Kalau melihat angka di hari ke-13 ini sudah mencapai hampir 36 persen, saya kira optimis kita bisa capai ini,” ujarnya saat ditemui di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Selatan, Senin (14/8/2018).

Subuh memperkirakan pemberian vaksin akan lebih sulit pada bulan September mendatang daripada bulan Agustus sekarang, karena fokus sasaran yang berbeda. Kendati begitu, Subuh mengatakan bahwa optimis mencapai 95 persen pada hari ke-30.

“Nanti bulan September kita harus mobile mencari sasaran itu, kita mencarinya aktif,” pungkasnya.

Peneliti Kembangkan Laboratorium Diagnostik Portabel Berbasis Smartphone

Sumber gambar : bioengineering.illinois.edu

Sejumlah Bioengineer di University of Illinois di Amerika Serikat berhasil mengubah smartphone menjadi laboratorium diagnostik portabel yang mampu melakukan serangkaian analisis spektrum yang saat ini dilakukan dengan menggunakan mesin stasioner besar dan mahal. para peneliti tersebut memanfaatkan kamera smartphone untuk menganalisis spektrum serapan kolorimetrik, spektrum emisi fluoresensi, dan spektrum refleksi resonan dari sampel yang ditempatkan di dalam kartrid mikrofluida khusus.

Perangkat ini hanya memerlukan biaya sebesar USD 550 untuk membuatnya. Ini jauh lebih murah dibanding mesin komersial yang saat ini digunakan di rumah sakit di seluruh dunia. Apalagi harganya diperkirakan bisa jauh lebih rendah jika iproduksi dalam jumlah banyak.

Para peneliti tersebut percaya bahwa mengenalkan teknologi ini ke dalam praktik klinis akan sangat mudah dilakukan. Untuk mendemonstrasikannya, mereka menjalankan dua tes yang saat ini ada di pasaran, yaitu dengan menggunakan TRI-Analyzer buatan mereka, termasuk tes ELISA yang mendeteksi protein fibronektin janin dan alat uji neon yang menunjukkan fenilalanin. Hasilnya berkorelasi cukup erat dengan temuan yang dihasilkan oleh peralatan komersial mahal.

Perangkat ini menggunakan laser hijau atau lampu kilat LED built-in untuk menerangi sampel, cahaya diarahkan melalui serat optik ke dalam kisi difraksi dan seterusnya ke kamera smartphone. Aplikasi kemudian menangkap dan menganalisis gambar, memberikan hasil diagnostik tanpa banyak bantuan operator. Anda dapat membaca jurnal penelitiannyadi sini.

Tolong Penumpang Di Dalam Pesawat, Empat Dokter Terima Penghargaan

Menteri perhubungan dan empat orang dokter yang menerima penghargaan. Sumber gambar : AirMagz.com

Empat orang dokter yaitu Dr. HN Nazar, Sp.B, MH, Dr. Didik K Wijayanto, Dr. Suhara Manullang dan Dr. Fika Ekayanti, MMed Ed menerima penghargaan dari Menteri Perhubungan karena telah menyelamatkan nyawa penumpang sakit di dalam pesawat yang tengah mengudara. Kejadian ini sempat viral dan menjadi perbincangan hangat di sosial media.

Salah seorang penumpang berusia 50 tahun tak sadarkan dalam penerbangan GA 567 dengan tujuan Balikpapan-Jakarta. Kala itu kejadiannya sekitar 35 menit menjelang pendaratan. Kru pesawat mengumumkan adakah di antara penumpang dalam penerbangan yang berprofesi sebagai dokter. Kemudian keempat dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu berdiri dan memberikan pertolongan.

“Atas nama pribadi dan sebagai menteri saya mengucapkan terima kasih sekali kepada para dokter yang sudah menyelamatkan penumpang ini. Ini adalah sesuatu contoh yang baik untuk kejadian yang terjadi di udara,” ujar Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.

Menhub Budi melanjutkan, kejadian di pesawat memang tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, ia berharap nantinya akan ada standar pelatihan kepada para kru dalam mengantisipasi hal serupa terjadi di masa mendatang.

Sementara itu, dokter Nazar menyatakan apa yang ia dan rekan-rekannya lakukan adalah sebuah tugas sebagai seorang dokter. Ia pun bersyukur dapat membantu penumpang yang membutuhkan pada waktu yang tepat.

“Jadi ini kalau kita bilang cuma suatu coincidence. Kita ada disaat yang tepat saat penumpang itu membutuhkan. Kita harapkan ini bisa menjadi contoh yang baik untuk masyarakat,” tegasnya.

Ia pun tak ingin membesar-besarkanbantuan yang telah ia dan rekan-rekannya berikan dengan alasan tak ingin berlebihan. Namun ia berharap kejadian yang menimpa penumpang pesawat tersebut dan apa yang telah mereka lakukan untuk membantu bisa menjadi inspirasi baik bagi orang lain.

“Tentunya ini semoga menjadi viral dalam konteks yang baik. Kita juga tidak mau takabur atas apa yang sudah kita lakukan, yang jelas kita ingin membantu,” pungkasnya.

CADEnce, Stetoskop dan EKG Dalam Satu Perangkat

AUM Cardiovascular, perusahaan Medtech dari asal Minnesota, Amerika Serikat memeperkenalkan sebuah alat kesehatan inovatif bernama CADence, yang mengkombinasikan stetoskop dan EKG dalam satu perangkat. CADence dimaksudkan untuk digunakan oleh dokter umum guna membantu menemukan kelainan jantung yang mencurigakan secara lebih mudah untuk kemudian dirujuk ke ahli jantung.

Cara penggunaannya, Dokter akan menempatkan perangkat tersebut berulang kali pada empat titik di dada kemudian mengaktifkannya agar bisa merekam kondisi jantung pasien. Setelah ini selesai, CADence akan mentransfer datanya ke sistem pemrosesan online lalu mengumpulkan data dan memberikan hasil dalam hitungan menit. Dokter kemudian dapat menggunakan laporan ini untuk memutuskan apakah akan menangani pasien atau untuk mencari rujukan lebih lanjut.

Selain perangkat lunak analisis, AUM Cardiovascular juga menjanjikan untuk menyediakan algoritme baru yang cukup bagus dalam mendeteksi stenosis arteri, kondisi umum yang mengakibatkan kesehatan kardiovaskular yang buruk.

RSUD Lubuk Basung Butuh Dana Untuk Peremajaan Alkes

RSUD Lubuk Basung. SUmber gambar : agamkab.co.id

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lubuk Basung, Sumatera Barat saat ini tengah membutuhkan dana sebesar Rp 54 Miliar guna melengkapi alat kesehatan serta mengganti peralatan yang sudah rusak. Rata-rata alkes yang dimiliki RSUD tersebut memang berumur di atas 20 tahun.

“Alat kesehatan ini dibeli semenjak RSUD itu didirikan dan tidak ada peremajaan. Dana sebesar Rp54 miliar tersebut akan digunakan untuk pengadaan alat alat pencuci darah, telingga, ronsen, Ultrasonografi (USG), alat operasi mata, dan lainnya,” jelas Direktur RSUD Lubuk Basung, Nurmalis.

Dirinya melanjutkan, dalam peningkatan pelayanan dibutuhkan kelengkapan maupun sarana lainnya. Dengan kondisi alat kesehatan yang lengkap maka pelayanan kepada pasien akan optimal.

Pada anggaran perubahan 2017, RSUD Lubuk Basung menganggarkan dana sekitar Rp1 ,7 miliar untuk pengadaan alat ronsen dan USGdan saat ini pihaknya berusaha untuk melakukan pengadaan setiap tahun sampai alat kesehatan itu lengkap.

Untuk tenaga medis, pihak RSUD menjamin mereka sudah memiliki sumber daya yang cukup. “Untuk dokter sudah lengkap, RSUD Lubuk Basung memiliki dokter spesialis sebanyak 21 orang, seperti dokter spesialis kandungan, kebidanan dan spesialis anak. Dokter umum sebanyak sembilan orang, bidan sebanyak 25 orang dan perawat sebanyak 96 orang.” pungkas Nurmalis.

Ini Ketentuan Bagi Peserta PERSI AWARD 2017

Untuk memacu para pengelola Rumah Sakit meningkatkan mutu pelayanan kesehatan serta melakukan inovasi dalam bidang manajemen, produk jasa maupun peralatan / sarana / prasarana, Perhimpunan RUmah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) secara rutin menggelar PERSI AWARD, sebuah ajang pemberian penghargaan kepada Rumah Sakit di Indonesia.

Untuk tahun 2017 ini, acara tersebut akan digelar dengan nama PERSI AWARD – IHMA 2017 pada tanggal 20 Oktober 2017 mendatang. IHMA sendiri merupakan perpanjangan dari Indonesian Hospital Management Awards. Ada 7 kategori penghargaan yang nantinya akan diberikan, yaitu :

  1. Patient Safety Project
  2. Clinical Service Improvement Project
  3. Customer Service, Marketing & Public Relation Project
  4. Innovation In Hospital Management and Govermance Project
  5. Innovation In Healthcare IT Project
  6. Corporate Social Responsibility Project
  7. Human Resources Development Project

Selain itu pihak PERSI juga mengeluarkan ketentuan resmi bagi peserta yang ingin mengikuti lomba tersebut, yaitu :

A. Peserta membuat tulisan/makalah sesuai format yang sudah ditentukan panitia, dikirim dalam bentuk hard copy & CD, dengan dilampiri foto/video sebagai data otentik dan dokumentasi lain yang terkait dengan materi tulisan serta membuat Abstrak dari tulisan/makalah tersebut.

B. Format penulisan : cover (judul, kategori, identitas RS), pendahuluan/latar belakang masalah, Maksud/tujuan/obyektif, metodologi, hasil, analisa/diskusi, kesimpulan, saran, lampiran. Penulisan makalah menggunakan ukuran kertas A4.

C. Peserta mengisi fomulir keikut sertaan lomba ( fomulir dapat di unduh/Download ) di website PERSI PUSAT (http://www.pdpersi.co.id) setelah diisi dikirim ke alamat email persi.award@yahoo.com dan didinsyaefudin@yahoo.com

D. Setiap rumah sakit berhak mengirim lebih dari 1 makalah/kategori.

E. Makalah yang pernah menjadi Pemenang ( Juara 1 ) dari tiap kategori pada PERSI AWARDS tidak dapat diikutsertakan kembali.

F. Materi lomba bukan merupakan hak patent, dan boleh diimplementasikan oleh RS lain tanpa harus meminta ijin (sebagai bentuk sharing pengetahuan/ide antar RS di Indonesia) dengan mengisi formulir terlampir. .

G. Seleksi Lomba melalui 2 tahap yaitu : Babak seleksi (untuk memilih 5 besar dari masing-masing kategori) dan babak final untuk menentukan pemenang dan Runner Up

H. Makalah Dikirim ke Sekretariat PERSI c.q. Panitia PERSI AWARD-IHMA 2017, paling lambat 11 September 2017 sudah diterima panitia.

I. Rumah sakit yang masuk dalam babak final, akan diberitahukan melalui surat/email/telpon dan diminta melakukan presentasi dihadapan tim juri pada tanggal 18 Oktober 2017.

J. Peserta lomba tidak dipungut biaya, biaya transport & akomodasi bagi peserta yang masuk dalam babak final (5 besar) menjadi tanggung jawab masing-masing rumah sakit.

K. Untuk informasi dapat menghubungi didin syaefudin melalui SMS/WA no 08159466044

L. Penilaian peserta:

  • Penilaian babak penyisihan berdasarkan makalah yang diterima , meliputi penilaian materi, tampilan, kesesuaian format, dokumen pendukung, dll, sesuai dengan sistem penilaian yang ditetapkan oleh panitia.
  • Penilaian babak final: Nilai hasil presentasi, berdasarkan sistem penilaian yang ditetapkan oleh panitia.

M. Keputusan panitia dalam pelaksanaan dan penetapan pemenang, tidak dapat diganggu gugat. Syarat dan ketentuan peserta PERSI AWARD 2017, secara lebih rinci dapat di lihat di website persi : www.pdpersi.co.id, bisa juga menghubungi panitia di sekretariat PERSI melalui email : persi.award@yahoo.com atau didinsyaefudin@yahoo.com