spot_img

Bayer dengan Sensyne Health Bekerjasama Kembangkan Kapabilitas Data Pasien

Gambar: www.mobihealthnews.com

Raksasa farmasi asal Jerman Bayer baru saja berkerja sama dengan perusahaan teknologi AI klinis Sensyne Health untuk membantu mengembangkan kapabilitas data pasien.

Bayer menandatangani nota kesepahaman untuk menjadi mitra farmasi acuan dalam konsorsium tersebut, dimana terdapat juga Microsoft, EY, JP Morgan, dan Peel Hunt di dalamnya.

Konsorsium tersebut bertujuan mempercepat penemuan dan pengembangan obat-obatan baru dan meningkatkan pelayanan pasien menggunakan analisis dari database besar data pasien anonim dengan menggunakan kecerdasan buatan klinis.

“Dengan menyertakan Bayer, dengan sejarah panjang dalam penemuan obat-obatan dan pengetahuan farmasi mendalam mereka, kita akan memperbesar peluang pengembangan obat-obatan baru dan pada akhirnya membantu menghapus hambatan pada layanan kesehatan nasional (NHS),” ujar Lord Paul Drayson, CEO Sensyne Health.

Peran Bayer dalam konsorsium ini sendiri adalah menyediakan pandangan strategis dan panduan mengenai riset, pengembangan, dan komersialisasi obat-obatan baru, peralatan kesehatan, dan molekul biomarkers.

Sedangkan Sensyne Health bertindak sebagai “docking station” untuk analisis data pasien anonym yang mewakili mitra komersialnya dibawah kendali etis yang ketat.

Kimia Farma Bidik Perusahaan Farmasi Asal Vietnam

Gambar: Kumpara.com

Kimia Farma dikabarkan tengah berencana mengakuisisi satu perusahaan farmasi asal Vietnam. Perusahaan itu memiliki sekitar 400 outlet. Direktur Keuangan perusahaan I Gusti Nyoman Suharta Wijaya menyatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki sekitar 400 outlet. Kendati jumlahnya memang lebih sedikit ketimbang namun memiliki pendapatan setara Rp 4 miliar per outlet setiap bulannya.

“Sedangkan Kimia Firma Rp 1,5 miliar per outlet setiap bulan. Jadi itu produktivitasnya outlet perusahaan Vietnam itu bagus,” katanya seperti MedX kutip dari situs Kumparan.com.

Lebih lanjut dirinya mengatakan bahwa Kimia Farma ingin menjadi pemilik saham mayoritas. Oleh karena itu, saat ini sedang menunggu hasil regulasi di negara tersebut.

Jika regulasi di Vietnam memungkinkan Kimia Farma menjadi pemegang saham mayoritas maka proses akuisisi akan dilanjutkan. Sebaliknya, apabila Kimi Farma tidak bisa menjadi pemilik mayoritas di perusahaan farmasi tersebut maka aksi korporasi ini akan dihentikan.

“Jadi sangat bergantung pada regulasi. Jika kita lihat tidak bisa menjadi pemilik mayoritas itu kita akan pull out, daripada uang kita hilang,” ujar Suharta.

Suharta melanjutkan, jika proses akuisisi perusahaan farmasi di Vietnam berhasil maka diharapkan bisa mendorong kontribusi pendapatan perseroan dari outlet di luar negeri sebesar 15 persen.

Untuk diketahui, Kimia Farma juga sudah melakukan ekspansi internasional dengan akuisisi perusahaan farmasi di Arab Saudi, yakni Dawaa Medical Limited Company, yang merupakan anak usaha Marei Bin Mahfouz (MBM) Group pada tahun lalu. Hal ini membuat perusahaan BUMN itu menjadi pemilik mayoritas, yakni menguasai 60 persen saham. Perusahaan di Arab Saudi ini memiliki 34 outlet.

Tegas, BPJS Kesehatan Akan Putus Kerja Sama Dengan Rumah Sakit Yang Belum Terakreditasi

Pihak BPJS Kesehatan mengambil langkah tegas dengan memutuskan kerja sama dengan rumah sakit mitra yang belum mendapatkan akreditasi hingga 30 Juni 2019. Hal ini diambil sebab akreditasi merupakan salah satu persyaratan wajib untuk memastikan peserta JKN-KIS.

Kementerian Kesehatan mencatat dari 2.430 rumah sakit mitra BPJS Kesehatan, masih ada 29 rumah sakit yang belum melakukan pendaftaran akreditasi dan 10 perusahaan yang belum melakukan pendaftaran untuk akreditasi ulang. Selain itu, terdapat 127 rumah sakit yang harus melakukan akreditasi ulang hingga Juni.

“Tetapi dari 127 itu, ada 67 yang sudah selesai diakreditasi, ada 50 yang sedang menunggu pelaksanaan survei atau sudah dapat tanggal, dan hanya 10 rumah sakit yang akreditasinya berakhir sampai Juni tetapi belum mendaftar,” ungkap Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemkes Bambang Wibowo.

Lebih lanjut dirinya menambahkan, dari Juli hingga Desember akan ada 384 perusahaan yang akan berakhir akreditasinya.

Meski begitu, Bambang pun memastikan peserta JKN-KIS masih tetap mendapatkan layanan kesehatan yang bermutu dan aman. Karena itu, rumah sakit yang sudah melakukan akreditasi ulang dan dengan menunggu pengumuman hasil survei tetap bisa memberikan pelayanan yang sesuai dengan ruang lingkup dan manfaat JKN-KIS.

Sementara, rumah sakit yang belum melakukan akreditasi ulang tetapi sudah mendapatkan jadwal survei tetap bisa memberikan layanan tertentu.

“Misalnya pelayanan emergency, pelayanan yang terjadwal rutin dan tidak mungkin ditunda dan jika tidak dilakukan dapat membahayakan pasien dan bila dialihkan ke rumah sakit lain dapat mengalami kendala akses,” tutur Bambang.

Wilayah yang hanya memiliki 1 atau 2 rumah sakit pun akan dipertimbangkan untuk tetap memberikan layanan pada peserta JKN-KIS meski belum melakukan akreditasi. Meski begitu, Bambang memastikan, tidak ada rumah sakit yang hanya ada di 1 wilayah yang belum mendaftarkan akreditasi.

Sementara itu, Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Maya A Rusady mengaku mendukung adanya akreditasi rumah sakit ini. Menurutnya, akreditasi adalah hal mutlak untuk menjamin layanan yang diberikan oleh rumah sakit.

“Karena itu kami mengimbau untuk segera melakukan pendaftaran dan mengurus akreditasi dan reakreditasi, sehingga tidak akan ada masalah ke depan,” ujar Maya.

Lebih lanjut Maya mengatakan, BPJS Kesehatan akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk menyediakan alternatif bagi rumah sakit-rumah sakit yang sudah diputus kerja samanya. Tak hanya itu, BPJS Kesehatan pun akan memberikan informasi terkait alternatif rumah sakit ini kepada peserta JKN-KIS.

Habiskan Dana USD 6.7 miliar, 3M Akuisisi Produsen Alkes Acelity

Perusahaan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja, 3M mengumumkan akan mengakuisisi produsen alat kesehatan asal Amerika Serikat Acelity melalui kesepakatan pembelian yang mencapai USD 6.7 miliar.

Diketahui, konglomerasi industri asal Amerika Serikat ini memang sedang gencar memperluas bisnisnya di bidang kesehatan dan produk terkait lainnya.

Acelity, yang diwakili brand KCI, terkenal atas produk perawatan luka yang mampu menahan kebocoran darah setelah penjahitan luka. Acelity mencatat berhasil meraih revenue sebesar USD 1.5 miliar pada 2018 lalu.

Nantinya, Acelity akan menjadi bagiandari divisi perusahaan 3M yang fokus pada solusi produk plester medis, produk sterilisasi dan penanganan luka.

Target Hermina Tambah 40 Rumah Sakit Lagi Sampai 2020 Mendatang

Salah satu Rumah Sakit Hermina. (portalsemarang.com)

PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) yang merupakan pengelola jaringan rumah sakit Hermina, menargetkan memiliki 40 jaringan rumah sakit hingga tahun 2020 nanti. Hal tersebut diungkapkan Aristo Setiawidjaja, Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategis Hermina.

Dirinya juga mengatakan bahwa Hermina menargetkan bisa membuka 4 rumah sakit baru tahun ini. Dimana satu rumah sakit yang akan dibuka pada kuartal II merupakan hasil akuisisi. Sedangkan ketiga rumah sakit lainnya merupakan proyek greenfield perusahaan.

“Untuk realisasinya direncanakan pada kuartal II buka satu rumah sakit, kuartal III buka satu rumah sakit, dan kuartal IV buka dua rumah sakit,” ucap Aristo sebagaimana dilansir oleh situs Kontan.co.id.

Untuk memuluskan rencana ini, pihak Hermina menganggarkan belanja modal hingga 800 miliar dengan rincian Rp 200 miliar berasal dari internal dan sisanya dari pinjaman bank.

Rumah sakit hasil akuisisi, jelas Aristo, akan dibuka di daerah Jawa Tengah, kemudian dua rumah sakit akan dibuka di Sulawesi dan lainnya di Sumatra.

Harsono, Direktur Utama HEAL juga menegaskan untuk rumah sakit barunya juga akan terus dibuka untuk pasien JKN. “Karena kami ingin ikut berpartisipasi pada layanan kesehatan di Indonesia melalui BPJS,” tuturnya.

Menurutnya walaupun dibuka untuk BPJS, margin yang didapatnya juga dapat dijaga dengan baik. Hal tersebut terlihat dari pendapatan sepanjang kuartal I 2019 yang tumbuh hingga 20% dibandingkan periode yang sama. Selain itu juga melalui strategi yang diterapkan.

Untuk diketahui, Hermina melaporkan berhasil meraup pendapatan bersih sebesar Rp 901,5 miliar per 31 Maret 2019. Pendapatan ini naik 20,8% bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018.

Lindungi Berbagai Pihak, BPJS Minta Rumah Sakit Perbarui Status Akreditasi

Ilustrasi BPJS. Sumber gambar : www.newsth.com

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan meminta sejumlah rumah sakit yang menjadi mitranya untuk memperbarui status akreditasinya. Pasalnya berdasarkan data, hingga April 2019, masih terdapat 271 rumah sakit mitra BPJS kesehatan yang belum terakreditasi. Kendati Angka ini menurun dari Desember 2018 yang sebanyak 720 rumah sakit.

Padahal akreditasi menjadi syarat wajib untuk memastikan peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu dan sesuai standar yang ditetapkan. Karena merupakan bentuk perlindungan pemerintah dalam memenuhi hak masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan yang layak dan bermutu oleh fasilitas pelayanan kesehatan.

“Akreditasi ini tidak hanya melindungi masyarakat, juga melindungi tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit itu sendiri,” jelas Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan BPJS Kesehatan Budi Mohammad Arief.

Lebih lanjut Budi menerangkan, persyaratan akreditasi bagi rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan seharusnya diberlakukan sejak awal tahun 2014 seiring dengan pelaksanaan Program JKN-KIS. Namun memperhatikan kesiapan rumah sakit, ketentuan ini kemudian diperpanjang hingga 1 Januari 2019. Keputusan tersebut pun ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 99 Tahun 2015 tentang perubahan PMK 71 Tahun 2013 Pasal 41 ayat (3).

Sejak itu, BPJS Kesehatan terus mengingatkan rumah sakit untuk mengurus akreditasinya. Menurutnya, sejak awal 2018 pun pemerintah sudah memberi kesempatan pada rumah sakit yang belum melaksanakan akreditasi untuk melakukan pembenahan dan perbaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

“Pemerintah juga telah memberikan surat rekomendasi kepada sejumlah rumah sakit mitra BPJS Kesehatan yang belum terakreditasi agar paling lambat 30 Juni 2019 nanti harus sudah terakreditasi. Kemudian pada 11 Februari 2019, Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes juga sudah mengirimkan pemberitahuan bagi rumah sakit agar segera terakreditasi,” terang Budi.

Menurut Budi, fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan wajib memperbarui kontraknya setiap tahun. Hakikat dari kontrak adalah semangat mutual benefit. Dia berharap, toleransi waktu hingga 30 Juni 2019 dapat dimanfaatkan rumah sakit untuk menyelesaikan akreditasinya.

Putusnya kerja sama rumah sakit dengan BPJS Kesehatan bukan hanya karena faktor akreditasi, tetapi bisa jadi karena rumah sakit tersebut tidak lolos kredensialing, sudah tidak beroperasi, atau Surat Izin Operasionalnya sudah habis masa berlakunya.

Proses tersebut juga mempertimbangkan pendapat Dinas Kesehatan dan/atau Asosiasi Fasilitas Kesehatan setempat dan memastikan bahwa pemutusan kontrak tidak mengganggu pelayanan kepada masyarakat dengan melalui pemetaan analisis kebutuhan fasilitas kesehatan di suatu daerah.

Kriteria teknis yang menjadi pertimbangan BPJS Kesehatan untuk menyeleksi fasilitas kesehatan yang ingin bergabung antara lain sumber daya manusia atau tenaga medis yang kompeten, kelengkapan sarana dan prasarana, lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan.

Untuk diketahui, hingga akhir April 2019, terdapat 2.428 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Terdiri atas 2.202 rumah sakit dan 226 klinik utama.

Kimia Farma Luncurkan Mediv, Aplikasi E-commerce Produk Kesehatan dan Kosmetik

Gambar: suara.com

Guna memudahkan masyarakat melakukan jual-beli produk kesehatan (healthcare) dan kosmetik berkualitas, Kimia Farma meluncurkan aplikasi mobile bernama Mediv.

Menurut pihak Kimia Farma, aplikasi yang merupakan platform e-commerce ini mengajak masyarakat untuk menjadi entrepreneur (pebisnis) dengan menjadi mitra Mediv. Melalui toko kesehatan online ini, para mitra bisa berbisnis berbagai produk healthcare seperti obat-obatan, kosmetik, skin care, suplemen kesehatan, personal care (perawatan diri), dan sebagainya.

“Hanya bermodalkan smartphone, masyarakat bisa berbisnis produk kesehatan dan kosmetik di aplikasi Mediv. Ada fitur unggulan berupa Mediv screen dan Mediv Augmented Reality (AR) yang menawarkan pengalaman berbelanja di dunia maya atau online layaknya di dunia nyata. Ini merupakan era mudah berbisnis, ibaratnya hanya bermodalkan jari,” ujar Honesti Basyir Direktur Utama Kimia Farma, sebagaimana MedX kutip dari situs Merdeka.com.

Dirinya menambahkan, para mitra Mediv juga bisa memperoleh kemudahan untuk menjual produk-produknya. Hampir tidak memerlukan modal, para mitra juga tidak perlu menyediakan ruangan atau gudang untuk menyimpan stok barang.

“Sebab barang pesanan akan langsung dikirim ke konsumen setelah transaksi berhasil dilakukan. Untuk menjadi mitra Mediv, masyarakat hanya perlu melakukan pendaftaran pada laman website mediv.co.id,” pungkas Basyir.

Jusuf Kalla Resmikan Gedung A Rumah Sakit PMI Bogor

Gambar: lovelybogor.com

Rumah Sakit Palang Merah Indonesia (PMI) Bogor telah melakukan peresmian Gedung A yang diharapkan bisa lebih memaksimalkan pelayanan rumah sakit yang terletak di di Jalan Padjajaran, Bogor ini.

Peresmian itu sendiri dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam kesempatan tersebut, pria yang juga sering dipanggil JK ini mengatakan fasilitas kesehatan merupakan bagian integral dari tingkat kesehatan di suatu daerah. Karena itu, JK yang merupakan Ketua Umum PMI itu, senang Rumah Sakit PMI dapat bertahan dan terus berkembang dari waktu ke waktu.

Meski begitu, JK mengingatkan RS PMI agar tetap menjaga tiga unsur dalam pelayanan mereka. Ketiga hal itu adalah keahlian medis, teknologi, dan hospitality. JK khususnya menekankan pada poin ketiga.

“Tersenyum, melayani yang baik. Karena walau dokter hebat, teknologi maju, tapi kalau perawatnya kurang tersenyum, kurang care, itu tidak akan dikunjungi,” kata JK.

Bahkan ke depan, JK membayangkan rumah sakit di Indonesia bisa menjadi industri besar seperti di Singapura. Ia mengatakan di sana, rumah sakit dan fasilitas kesehatan sudah dikemas dalam bentuk wisata kesehatan. Banyak warga dari seluruh dunia, memilih Singapura sebagai destinasi pengobatan mereka.

“Perlu mulai usaha wisata kesehatan. Wisata kesehatan ini ke Bogor. Kalau Pak Walikota mengubah strateginya, Bogor bisa jadi lokasi wisata kesehatan turis,” kata JK.

Gedung A RS PMI mulai dibangun pada Oktober 2017. Sebenarnya Gedung ini sudah selesai pembangunannya pada 2018 lalu dan telah menjalani soft launching. Namun keseluruhan Gedung baru diresmikan hari ini.

Direktur RS PMI Bogor Yuliantini Herman mengatakan adanya gedung baru ini meningkatkan pelayanan kesehatan di RS PMI. Hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah pasien di sana, sejak soft launching dilakukan.

“Adanya fasilitas baru, membuat meningkatnya jumlah pasien. Dari awalnya 250 kunjungan, sekarang bisa 400 sampai 500 kunjungan per hari,” pungkasnya.

Untuk Tambah Modal Usaha, Lippo Jual Rumah Sakit Miliknya di Myanmar

Gambar: FMI

PT Lippo Karawaci Tbk dikabarkan telah merampungkan proses penjualan 40 persen saham milik anak perusahaanya yaitu PT Waluya Graha Loka yang diketahui merupakan pengelola aset Rumah Sakit Yoma Siloam Hospital Pun Hlaing Limited yang berada di Myanmar.

Selain itu, perusahaan konglomerasi terseut juga menyelesaikan divestasi 35 persen saham di Pun Hlaing International Hospital Limited. Perjanjian jual beli tersebut dilakukan dengan dua anak perusahaan yang secara tidak langsung dimilik sepenuhnya oleh OUE Lippo Healthcare Limited (OUELH), yakni OUELH Healthcare Assets (MM) Pte Ltd dan OUELH Healthcare Services (MM) Pte Ltd.

CEO Lippo John Riady mengatakan, penyelesaian transaksi ini merupakan langkah maju bagi perusahaannya dalam upaya melakukan divestasi aset-aset non-inti. Mereka juga akan fokus pada bisnis inti dalam sektor properti dan layanan kesehatan di Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk menyelesaikan rencana divestasi aset dan melaksanakan praktik manajemen modal yang disiplin, untuk menghasilkan nilai tambah bagi para pemegang saham,” ujar John, dilansir oleh situs Kompas.com.

Adapun transaksi pengalihan saham ini nilainya mencapai 19,50 juta dollar AS atau sekitar Rp 274,9 miliar. John menyatakan, hasil transaksi ini akan digunakan untuk menambah modal kerja Perseroan dan/atau anak perusahaan Perseroan.

Platform Kesehatan Trusted Doctor Raih Pendanaan US$250 Juta

Gambar: www.mobihealthnews.com

Trusted Doctor, sebuah startup yang mengembangkan platform kesehatan dikabarkan telah berhasil meraih pendanaan sebesar US$250 juta dari Country Garden Holdings, Tencent Holdings, dan Sequioia Capital.

Ini merupakan investasi pertama mereka sejak melakukan merger dengan Doctorwork milik raksasa internet asal Tiongkok Tencent.

Saat ini, Trusted Doctor mengklaim telah menghubungkan 440.000 dokter bersertifikasi dengan lebih dari 10 juta pasien secara online. Menangani layanan kesehatan dari konsultasi online, e-commerce, hingga pemeriksaan fisik.

Tencent, selaku pemilik Trusted Docter nampaknya tengah melaju cepat di bidang layanan kesehatan digital. Pada akhir Januari lalu, konglomerasi asal Tiongkok ini menyepakati kolaborasi strategis dengan raksasa farmasi, kimia, dan sains asal Jerman Merck. Kolaborasi tersebut akan berfokus pada peningkatan kewaspadaan dan penyediaan jasa layanan kesehatan yang lebih terjangkau melalui platform digital di China.

Sedangkan pada bulan Juli tahun 2018 kemarin, situs berita dan informasi online tentang kesehatan, kesejahteraan, dan obat-obatan WebMD juga resmi berganung dengan mereka.