spot_img

Startup Healthtech Berbasis AI Prixa Dikabarkan Tutup Layanan

Kabar kurang baik datang dari dunia startup kesehatan Indonesia. Startup healthtech Prixa dikabarkan telah menghentikan layanannya. Kendati belum pengumuman resmi yang disampaikan pihak perusahaan, namun dikabarkan situs resminya sudah tidak bisa diakses.

Dikutip dari situs dailysocial.id, informasi ini pertama kali diketahui oleh publik ketika Sebastian Evan melalui akun LinkedIn-nya menyampaikan bahwa per Oktober 2023, Prixa tutup dan tidak dilanjutkan. Pihak manajemen berjanji gaji dokter yang bekerja akan tetap dibayar. Namun, sampai saat ini hanya gaji selama satu bulan saja yang dibayar. Evan sendiri merupakan suami dari seorang teledoctor yang bekerja untuk Prixa.

Evan juga menyatakan bahwa hal ini menimpa karyawan Prixa lainnya. “Jadi saya bersuara mewakili banyak orang,” ungkap dia.

Situs resmi Prixa.ai sudah tidak bisa diakses.

Prixa merupakan startup healthtech yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk layanan telemedis dan perawatan primer dasar. Didirikan oleh James Roring pada tahun 2019, Prixa memiliki solusi untuk mengurangi biaya klaim dan biaya perawatan kesehatan dan berusaha untuk memberikan perawatan kesehatan secara paradigmatis melalui pendekatan perawatan terkelola (managed care).

Pada tahun 2021, startup ini berhasil meraih pendanaan sebesar sebesar US$ 3 juta, yang dipimpin oleh MDI Ventures dan TPTF.

Ini Hasil Startup Kesehatan yang Ikut Regulatory Sandbox Kemenkes

Gambar Ilustrasi

Unit Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengumumkan secara resmi startup kesehatan yang telah melewati uji coba Regulatory Sandbox klaster Telekesehatan.

Chief DTO Kemenkes Setiaji menyatakan ada 14 peserta yang tercatat masih berada pada program tersebut. Sebelumnya ada 15, namun 1 startup dinyatakan tutup akhir tahun ini.

Disampaikan Setiaji, ke-14 startup ini telah melewati berbagai proses, mulai dari live testing, simulasi, hingga pengecekan administrasi. Hasilnya pengujiannya dibagi dalam tiga kategori status, yaitu “Direkomendasikan”, “Direkomendasikan Bersyarat”, dan “Perbaikan”.

Tidak Ada Startup Kesehatan yang Mendapatkan Status “Direkomendasikan”

Sebanyak 6 startup mendapat status “Direkomendasikan Bersyarat” dan 8 lainnya berstatus “Perbaikan”

Ini berarti tidak ada tidak ada yang lolos kategori ‘Direkomendasikan’, hanya lolos bersyarat dan perlu perbaikan.

Adapun 6 startup yang mendapatkan status “Direkomendasikan Bersyarat” adalah:

  1. Alodokter
  2. Good Doctor
  3. Halodoc
  4. Naluri
  5. Sehati TeleCTG
  6. Sirka

Enam startup kesehatan di atas, mendapat waktu 3 bulan untuk melakukan penyesuaian pada produknya. Kendati begitu, mereka berhak memakai logo Kementerian Kesehatan dengan status “Dibina Kemenkes”. Ini berarti memberi jaminan kepada masyarakat untuk menggunakan produk dan layanan mereka.

Sedangkan startup dengan status “Perbaikan”, diberikan waktu 6 bulan untuk melakukan perubahan pada produknya. Mereka akan memakai logo Kementerian Kesehatan dengan status “Diawasi Kemenkes”, yang berarti status ini akan dicabut apabila tidak ada perbaikan selama periode waktu yang diberikan.

8 startup yang mendapatkan status “Perbaikan”, antara lain:

  1. Cexup
  2. FitHappy
  3. Getwell
  4. Klinik SIms Sihat
  5. Lifepack
  6. MediPlus
  7. MyCLNQ
  8. Riliv

Sedangkan dari sisi aspek pengujian, ada 6 hal yang menjadi penilaian, yaitu:

  1. Fungsionalitas; menguji apakah fitur dapat berjalan dengan baik.
  2. Keamanan; mencakup praktik keamanan untuk perlindungan data.
  3. Privasi data; mencakup keamanan data pribadi hingga data medis.
  4. Uji spesifik klaster; tata kelola terkait fitur tertentu, seperti telemedis, peresepan, dan penyampaian informasi medis.
  5. Inklusivitas; menguji apakah inovasinya inklusif, tak hanya dari sisi teknologi (bandwith untuk akses layanan), fitur untuk disabilitas.
  6. Integrasi; kemampuan platform dan aplikasi untuk terintegrasi dengan Satu Sehat.

Dikutip dari Daily Social, Setiaji menyatakan bahwa masih ada 17 klaster lagi yang pengujian sandbox-nya akan dibuka pada tahun depan. Misalnya, klaster industrial dan inovasi.

Pada umumnya, aspek pengujiannya tetap sama, akan disesuaikan dengan solusi pada klaster tersebut”, pungkasnya.

Dexa Group Luncurkan Pabrik Alkes Pertama, Produksi Pembalut Luka untuk Pasar Nasional

pembalut luka
Peresmian pabrik alkes PT Deca Metric Medica. Foto: Istimewa.

Dexa Group, sebagai salah satu pelaku industri kesehatan dan farmasi di Indonesia meluncurkan pabrik alkes pertama mereka. Pabrik alat kesehatan (alkes) tersebut berada di bawah anak usaha PT Deca Metric Medica dan fokus produksinya pada pembalut luka.

Indonesia diharapkan dapat memenuhi kebutuhan produk pembalut luka atau wound dressing. Produk ini merupakan alat kesehatan terlaris ke-5 dalam e-katalog LKPP.

PT Deca Metric Medica yang merupakan produsen alat kesehatan ini telah diresmikan oleh Menkes RI Budi Gunadi Sadikin. Peresmian juga turut dihadiri oleh Pimpinan Dexa Group Ferry A. Soetikno. Kemudian juga ikut hadir Direktur Utama PT Medela Potentia, Krestijanto Pandji.

Menkes Budi memberikan apresiasi atas fasilitas produksi alat kesehatan PT Deca Metric Medica yang dapat berkontribusi pada ketahanan kesehatan Nasional. Ia menyebutkan bahwa ada 10 alat kesehatan yang paling sering digunakan di Indonesia menurut data e-Katalog di 900 rumah sakit pemerintah.

Pembalut Luka Merupakan Lima Produk Teratas

Lima alkes yang paling banyak dicari dan digunakan di Indonesia antara lain set infus, sarung tangan, lv kateter, alat suntik, dan pembalut luka. Karena itulah Menkes memberikan apresiasi kepada PT Deca Metric Medica yang menjadi produsen pembalut luka.

Setiap tahunnya, produksi wound dressing menembus angka Rp300 miliar menurut Menkes Budi. Alkes ini memang termasuk ke dalam barang habis pakai yang terus menerus harus tersedia dan digunakan di fasilitas kesehatan.

Menkes mendukung produksi alat kesehatan lokal tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga untuk diekspor ke luar negeri.

“Kami ingin produksi lokal yang berkualitas dan operasionalnya baik, agar kita siap jika ada pandemi lagi. Kami dorong agar mereka bisa naik ke level dunia agar mereka punya daya jual, skala ekonomi yang lengkap,” ujar Menkes dilansir dari bisnis.com (22/12/2023).

Proyeksi Menurunkan Impor Alkes

PT Deca Metric Medica mengelola pabrik yang berdiri di lahan 6.000 meter persegi dan bangunan 4.800 meter persegi. Diharapkan terbangunnya pabrik ini mampu menurunkan impor produk alat kesehatan Indonesia.

Berdasarkan laporan kinerja semester I/2023 Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, transaksi alat kesehatan Nasional melalui e-katalog pada 2019 – 2020 masih didominasi produk impor yang mencapai 88 persen.

Data Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) menunjukkan bahwa pasar alat kesehatan Indonesia tahun 2020 sebesar Rp 49,7 triliun. Angka ini setara dengan 0,7 persen pasar alat kesehatan dunia. Namun, neraca perdagangan alat kesehatan dalam negeri masih defisit Rp 23,8 triliun dengan nilai ekspor Rp 16,3 triliun dan impor Rp 40,1 triliun.

 

BSN Kolaborasi dengan Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan untuk Pengembangan Alat Kesehatan di Indonesia

pengembangan alat kesehatan indonesia
Lucia Rizka Andalucia selaku Dirjen Kefarmasian dan Alkes - Kemenkes dan Deputi Bidang Pengembangan Standar BSN, Hendro Kusumo. Foto: bsn.go.id.

Pengembangan alat kesehatan di Indonesia sangat penting untuk terus menerus dilakukan. Badan Standardisasi Nasional (BSN) menggelar audiensi dengan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Dirjen Kefarmasian dan Alkes) pada tanggal 14 Desember 2023.

Audiensi ini bertujuan untuk membahas kerjasama dan sinergi antara kedua lembaga dalam mendukung pengembangan mutu alat kesehatan di Indonesia.

Hendro Kusumo, Deputi bidang Pengembangan Standar BSN, melakukan audiensi dengan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan – Kementerian Kesehatan, Lucia Rizka Andalucia.

Audiensi ini dilaksanakan dengan tujuan utama untuk mengumpulkan umpan balik dan masukan yang dapat berkontribusi pada peningkatan proses pengembangan SNI serta mendorong penerapan SNI, khususnya yang berkaitan dengan alat kesehatan. Hendro Kusumo dalam pertemuan tersebut menyampaikan peran penting standardisasi dan penilaian kesesuaian, terutama di sektor alat kesehatan, sebagai bagian dari upaya mendukung perkuatan proses izin edar produk alat kesehatan.

Selama pertemuan, dilakukan diskusi mendalam mengenai isu-isu krusial seputar alat kesehatan. Fokus utamanya terletak pada perlindungan masyarakat pengguna dan penjaminan mutu produk yang beredar di Indonesia. Hendro Kusumo menekankan bahwa dalam proses pengembangan SNI, BSN selalu melibatkan Kementerian/Lembaga terkait.

Proses ini mencakup penyusunan konsep Rancangan SNI, perumusan, hingga pengambilan kesepakatan secara konsensus terhadap suatu SNI.

Kolaborasi Demi Pengembangan Alat Kesehatan Indonesia

Setali tiga uang, Rizka menyetujui pernyataan Hendro. Kementerian/Lembaga perlu berintegrasi dalam menjalankan tugasnya, termasuk dalam penetapan standar alat kesehatan. Menurutnya, tujuan utama dari integrasi ini adalah untuk kepentingan masyarakat dan industri alat kesehatan.

Standar tersebut menjadi referensi utama bagi industri dalam pengembangan dan pembuatan alat kesehatan di Indonesia, terlebih bagi alat kesehatan yang menggunakan teknologi canggih dan memiliki risiko tinggi.

Rizka juga menyoroti kekhawatirannya terkait standar untuk alat kesehatan yang mengandalkan teknologi canggih dan memiliki risiko tinggi. Saat ini, Kementerian Kesehatan tengah berfokus pada penanganan 14 penyakit yang membutuhkan dukungan standar. Termasuk penggunaan USG 2 dimensi dan alat antropometri untuk mengatasi stunting.

Selain itu, dalam pertemuan ini, dibahas pula mengenai peluang partisipasi pemangku Kesehatan Indonesia dalam organisasi pengembang standar internasional.

BSN saat ini mewakili Indonesia dalam Forum Organisasi Internasional Pengembang Standar, termasuk International Organization for Standardization (ISO), International Electrotechnical Commission (IEC), dan Codex Alimentarius Commission (CAC).

Rizka menyambut baik peluang ini dan menegaskan komitmennya bahwa Kementerian Kesehatan akan berpartisipasi lebih aktif. Terutama karena sebagai anggota yang berkontribusi dalam beberapa Technical Committee organisasi pengembang standar internasional yang terkait dengan alat kesehatan.

Menurutnya, partisipasi aktif pada organisasi standar internasional akan membawa banyak manfaat. Contohnya seperti mendapatkan informasi lebih cepat tentang standar baru dan memperjuangkan kepentingan nasional jika diperlukan.

 

Klinik Pintar, Jaringan Klinik Digital Pertama di Indonesia

jaringan klinik digital
Foto: e27.

Di era digital saat ini, banyak sektor yang mengalami transformasi berkat kemajuan teknologi. Salah satunya adalah sektor kesehatan, yang menjadi salah satu kebutuhan dasar masyarakat. Klinik Pintar, jaringan klinik digital pertama di Indonesia, merupakan salah satu pelopor dalam mengadopsi teknologi untuk meningkatkan layanan kesehatan primer di tanah air.

Didirikan oleh pengusaha ulung Harya Bimo pada tahun 2018, Klinik Pintar memanfaatkan teknologi untuk menyatukan klinik-klinik ke dalam sebuah ekosistem kesehatan menyeluruh. Jaringan klinik digital ini menawarkan berbagai macam layanan kesehatan.

Berbagai layanan itu mulai dari konsultasi dokter, perawatan, obat-obatan, tes laboratorium, dan vaksinasi untuk segala usia. Layanan-layanan ini dapat diakses melalui kunjungan langsung, klinik virtual melalui telekonsultasi, dan layanan rumah.

Jaringan Klinik Digital yang Terhubung dengan Aplikasi SatuSehat

Platform perangkat lunaknya, Aplikasi Klinik Pintar (AKP), terhubung dengan Kementerian Kesehatan Indonesia (SatuSehat), program Jaminan Kesehatan Nasional (PCare BPJS), dan jaringan asuransi swasta.

Sampai dengan November 2023, Klinik Pintar mengoperasikan 22 klinik berbasis teknologi di Jabodetabek. Klinik Pintar juga telah menyediakan perangkat lunak manajemen klinik, akreditasi, dan pelatihan untuk lebih dari 1.500 klinik pihak ketiga di seluruh Indonesia.

Perusahaan ini berencana untuk mengembangkan bisnisnya ke bidang perawatan korporat. Mereka telah meluncurkan lebih dari selusin klinik. Klinik Pintar juga sedang dalam tahap meluncurkan klinik spesialis neurologi kedua di Jabodetabek.

Klinik Pintar mengklaim bahwa teknologinya digunakan oleh lebih dari lima persen dari semua klinik di Indonesia. Angka tersebut mencerminkan peningkatan ukuran jaringan lebih dari tiga kali lipat sejak awal tahun 2023.

Indonesia memiliki pasar kesehatan tahunan sebesar US$68 miliar untuk 280 juta penduduk. Akan tetapi jika dibandingkan antara rasio dokter per 1.000 penduduk hanya 0,5, dibandingkan dengan 2,5 di Singapura.

Klinik Pintar menjawab kebutuhan ini dengan memanfaatkan teknologi kesehatan digital untuk meningkatkan keterjangkauan dan hasil medis.

Klinik Pintar Mendapatkan Pendanaan Seri A

Sementara itu Klinik Pintar telah mendapatkan pednanaan Seri A dan Seri A1. Dana yang didapatkan direncanakan untuk memperluas ekspansi dan pengembangan produk baru yang akan dirilis tahun 2024 mendatang.

Klinik Pintar adalah startup healthtech yang mendapatkan dua putaran pendanaan seri A pada tahun 2023. Pendanaan seri A sebesar US$4,15 juta dipimpin oleh Golden Gate Ventures dan PT Bundamedik Tbk.

Dana yang ada akan digunakan untuk mengembangkan produk baru, mengekspansi jaringan klinik dan layanan, serta memasuki segmen perawatan korporat. Pendanaan seri A1 sebesar US$5 juta dipimpin oleh Altara Ventures.

Nominal jutaan dolar tersebut digunakan untuk meningkatkan skala operasi, memperluas jangkauan jaringan dan penawaran produk, serta mengintegrasikan solusi yang dapat mendukung keputusan klinis.

Klinik Pintar memiliki misi untuk menyediakan solusi kesehatan digital untuk klinik-klinik di Indonesia. Kemudian ke depan harapannya mampu mengatasi masalah keterbatasan akses dan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.

Dinkes DKI: Kasus Covid-19 di Jakarta Turun, Okupansi Tempat Tidur RS Menurun

covid-19 di jakarta

Ngabila Salama, selaku Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan kasus Covid-19 di Jakarta turun. Kasus yang terjadi di wilayah DKI Jakarta terkendali.

Ngabila menyatakan, okupansi tempat tidur di rumah sakit di lima kawasan Jakarta hanya mencapai lima persen.

“Situasi (kasus Covid-19) di Jakarta masih bisa dikendalikan. Penggunaan tempat tidur di rumah sakit sekitar lima persen dari total yang tersedia. Setara dengan sekitar 50-60 pasien yang sedang dirawat inap di rumah sakit,” kata Ngabila dilansir dari Kompas.com, Senin (18/12/2023).

Ngabila menyebutkan, kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta pada minggu lalu sekitar 200 kasus per hari. Namun, ia tidak menyampaikan jumlah kasus secara keseluruhan.

Covid-19 di Jakarta Didominasi OTG

Ngabila menjelaskan, hampir sekitar 90 persen dari total kasus positif Covid-19 itu adalah Orang Tanpa Gejala (OTG).

“Kisaran 90 persen dari kasus positif yang terjadi merupakan Orang Tanpa Gejala. Apabila ada gejala hanya ringan. Mereka melakukan isolasi mandiri 3 – 5 hari di rumah. Pada akhirnya mereka pulih kembali,” ujar Ngabila.

Ngabila menghimbau warga DKI Jakarta untuk menyelesaikan dosis vaksin agar dapat mengurangi kemungkinan penyebaran Covid-19.

“Segera penuhi dosis vaksin Covid-19 satu sampai lima untuk usia 18 tahun ke atas. Manfaatkan selama gratis, apalagi vaksinnya banyak. Di Jakarta tersedia 16 .000 dosis,” tutur Ngabila.

Menurut data Dinkes DKI, kenaikan kasus terjadi sejak November 2023. Diketahui ada peningkatan 80 kasus Covid-19 pada periode 27 November 2023 hingga 3 Desember 2023. Sedangkan pada periode 4-10 Desember 2023, ada 271 terdeteksi di Jakarta. Dua dari pasien Covid-19 itu tutup usia. Sementara itu periode 11-13 Desember 2023, ada 315 kasus baru teridentifikasi di DKI.

 

RSUD Tigaraksa Beroperasi, Bupati Tangerang Siap Kembangkan Fasilitas dan Layanan

rsud tigaraksa
Peresmian RSUD Tigaraksa oleh Bupati Tangerang, Ahmed Zaki. Foto: Detik News.

Pada hari Senin (18/12), RSUD Tigaraksa di Kabupaten Tangerang mulai beroperasi secara resmi. Saat ini, Kabupaten Tangerang memiliki 4 RSUD, yaitu RSUD Tangerang, RSUD Pakuhaji, RSUD Balaraja, dan RSUD Tigaraksa.

Bupati Tangerang untuk periode 2013-2023, Ahmed Zaki, turut hadir dalam acara tersebut. Pada kesempatan itu ia menyampaikan rasa terima kasihnya atas peresmian RSUD Tigaraksa. Ia mengatakan bahwa kehadiran fasilitas kesehatan ini akan melengkapi rumah sakit dan layanan kesehatan yang sudah ada di Tangerang.

“Syukur alhamdulilah, hari ini kita bisa bertemu dalam rangka peresmian Rumah Sakit yang kita tunggu-tunggu bersama,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin (18/12/2023) dilansir dari Detik (19/12/2023).

RSUD Tigaraksa Merupakan Rumah Sakit Tipe C

RSUD Tigaraksa akan melengkapi fasilitas kesehatan yang sudah ada di Tangerang, terutama di wilayah Kecamatan Tigaraksa dan 7 kecamatan lain di sekitarnya. Kecamatan itu antara lain Kecamatan Solear, Cisoka, Cikupa, Panongan, Curug Jambe, dan Legok.

Ia mengatakan bahwa pembangunan RSUD ini merupakan bagian dari RPJMD Tangerang 2018-2023. Salah satu tujuannya yaitu untuk memenuhi kebutuhan fasilitas kesehatan di daerah tersebut.

RSUD Tigaraksa adalah rumah sakit tipe C. Memiliki 117 tempat tidur rawat inap. Terdiri dari 76 tempat tidur kelas tiga, 12 tempat tidur kelas satu, 6 tempat tidur VIP, 2 tempat tidur VVIP, dan 16 tempat tidur insentif (ICU, ICCU, HCU, PICCU, NICU). Kemudian dilengkapi juga dengan 2 ruang perinatology dan 3 ruang perawatan ibu dan anak.

Rumah sakit ini juga dilengkapi dengan 21 tempat tidur layanan IGD dan 78 orang tenaga kesehatan yang akan terus ditambah. RSUD ini melayani berbagai bidang kesehatan. Sebut saja penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, bedah, orthopedi, urology, anestesi, kesehatan jiwa dan patologi klinik.

Diharapkan Mampu Membantu Sektor Pelayanan Kesehatan Masyarakat

“Syukur alhamdulillah, hari ini kita bisa menyaksikan bangunan, fasilitas, sarana prasarana pendukung dan penunjang layanan medisnya yang sangat luar biasa,” ujar Bang Zaki.

Ia juga mengapresiasi jajaran Pemerintah Kabupaten Tangerang yang selalu berkomitmen membangun sektor kesehatan masyarakat. Ia berharap rumah sakit ini bisa bermanfaat bagi masyarakat.

“Harapan saya kepada RSUD Tigaraksa meski butuh waktu, yakni bisa terus dikembangkan dan melayani masyarakat dengan berbagai fasilitasnya,” tuturnya.

 

Rumah Sakit InMedika Sidakarya, Faskes dengan Standar Pelayanan Tinggi

rumah sakit inmedika sidakarya
Groundbreaking RS di Denpasar Selatan. Foto: Radar Bali.

Rumah Sakit InMedika Sidakarya adalah sebuah fasilitas kesehatan (faskes) yang dibangun dengan kualitas pelayanan dibuat setara perbankan atau industri hospitality. Hal ini membuat pelayanan yang diberikan faskes ini jauh dari kata seram atau kaku.

Rumah Sakit (RS) yang dibangun oleh PT Intaran 16 Gemilang ini telah melakukan groundbreaking pada Sabtu (16/12/2023). Faskes tersebut berlokasi di Jl. Danau Tempe, No. 99, Sidakarya, Denpasar Selatan, Bali.

Dalam acara groundbreaking, hadir berbagai pihak. Mulai dari Camat Denpasar Selatan I Made Sumarsana, Direktur Utama, Komisaris Utama, Pemegang Saham, dan para dokter pemegang saham.

Direktur Utama Alvi Yusnadi menyatakan, rumah sakit ini dibangun karena kesehatan merupakan faktor yang sangat penting. Karena dengan kesehatan, manusia-manusia berkualitas akan tercipta.

Rumah sakit berjenis D ini akan menyediakan fasilitas yang lengkap untuk wilayah Denpasar Selatan, Denpasar dan Bali.

“Sudah tentu kehadiran RS ini juga berdampak pada lapangan kerja dan perekonomian bagi masyarakat di sekitar Denpasar Selatan,” kata Alvi dilansir dari Radar Bali (17/12/2023).

Kolaborasi Rumah Sakit InMedika Sidakarya dengan Faskes Lainnya

Sementara itu di kawasan Denpasar Selatan sendiri sudah berdiri Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM). Kemudian daerah tersebut juga sedang dilakukan proses pembangunan RS Internasional di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). RS InMedika Sidakarya akan melakukan kolaborasi dan membangun sinergi bersama faskes yang sudah ada sebelumnya.

Termasuk pula sinergi dengan BPJS sesuai dengan tingkatan yang perlu diikuti oleh mereka yang menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan.

“Dunia kesehatan itu tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus berkolaborasi dan bersinergi. Apalagi ada market-market tertentu dari masyarakat yang berbeda pasarnya,” katanya.

Rumah sakit ini dibangun dengan investasi sekitar Rp 130 miliar di lahan seluas 58 are dengan bangunan empat lantai. Bagi pasien akan disediakan 60 – 70 tempat tidur. Lengkap dengan 12 poliklinik dari dokter-dokter berkualitas. Kelas kamar yang ada nantinya dibagi menjadi VIP, Kelas I, dan Kelas Utama.

Membangun RS dengan Service Excellence

Sementara itu Alvi melanjutkan pihaknya ingin membangun RS dengan pelayanan maksimal kepada pelanggan (service excellence).

“Kami ingin menyambut mereka dengan ramah seperti service di hotel atau perbankan sehingga masyarakat tidak perlu merasa takut ketika datang ke RS. Dimulai dari security dan seterusnya. Dilengkapi dokter spesialis dan fasilitas yang terbaik untuk masyarakat sekitar Denpasar Selatan,” ujarnya.

Camat Denpasar Selatan Made Sumarsana merasa sangat beruntung ada pembangunan fasilitas kesehatan di wilayah Denpasar Selatan (Densel). Karena di wilayah Densel sangat kekurangan faskes. Ia mengatakan, setiap hari puskesmas, penuh sehingga tidak bisa melayani masyarakat dengan optimal.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada investor dan direksi RS InMedika Sidakarya. Atas investasi di Densel khususnya, dan Denpasar pada umumnya. Karena wilayah ini sangat membutuhkan fasilitas kesehatan khusus menengah ke bawah. Ditambah puskesmas yang ada hampir setiap hari penuh. Semoga ini bisa membantu semua berjalan dengan baik sesuai harapan pemerintah,” paparnya.

Sementara itu, Komisaris Utama Anak Agung Putra Subamia menyampaikan bisnis kesehatan sangat prospektif. Ia memiliki harapan agar RS ini tidak hanya ada di Sidakarya tapi juga di wilayah lainnya. RS InMedika akan melayani semua lapisan masyarakat baik menengah ke bawah sampai ke atas tanpa membeda-bedakan.

Dikatakan rumah sakit tidak akan meninggalkan misi sosialnya dan untuk pelayanan masyarakat.

“Kesejahteraan dan pelayanan bagi masyarakat harus menjadi pokok pikiran utama,” tutur Agung Subamia.

 

Pencegahan Stunting, Kemenkes Akan Kirim Alkes ke Posyandu di Seluruh Indonesia pada 2024

pencegahan stunting
Ilustrasi kegiatan di Posyandu. Foto: Flickr.

Pencegahan stunting terus diupayakan di Indonesia. Salah satunya melalui penyaluran alat kesehatan (alkes) ke berbagai Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Langkah ini rencananya akan dilakukan memasuki tahun 2024 mendatang.

Siti Nadia Tarmizi selaku Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes mengatakan ini merupakan upaya yang dilakukan untuk pencegahan stunting.

“Kemenkes menyiapkan dan menyalurkan alkes ke berbagai posyandu demi mencegah stunting,” kata Nadia, dilansir dari Kontan (15/12/2023).

Pembahasan anggaran untuk pengadaan alat kesehatan sedang dilakukan bersama dengan Kementerian/Lembaga yang terkait.

Nadia mengatakan skema pengadaan alkes akan diadakan lelang sesuai dengan Peraturan Presiden No 12 Tahun 2021. Perpres ini merupakan perubahan dari peraturan presiden No 16 tahun 2018 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah.

“Proses pengadaan termasuk anggarannya masih berlangsung. Alkes ini akan menambah sarana dan prasarana yang belum memenuhi standar,” ujar Nadia.

Upaya Pencegahan Stunting yang Dilakukan Pemerintah

Selain menyalurkan alkes ke posyandu di Indonesia, pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya lainnya untuk mencegah stunting.

Upaya-upaya tersebut meliputi pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri dan ibu hamil, pendorongan pemberian ASI eksklusif bagi bayi, dan pemantauan tumbuh kembang balita.

Kemudian dilakukan pula upaya vaksinasi lengkap anak, peningkatan sanitasi berbasis lingkungan, dan penguatan kebijakan pemenuhan kebutuhan gizi dan pangan masyarakat.

Upaya-upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan asupan gizi yang cukup sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Dengan begitu anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Pemerintah berharap dapat menurunkan angka stunting di Indonesia, yang masih tergolong tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain.

Menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022.

Stunting adalah kondisi kegagalan pertumbuhan akibat kurangnya nutrisi pada anak. Apabila dibiarkan dapat berdampak pada kesehatan, pendidikan, dan produktivitas mereka di masa depan. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan angka stunting menjadi 14% pada tahun 2024.

 

Sistem Layanan Digital Kesehatan di RS Abdul Moeloek Lampung, Terobosan Baru di Bidang Kesehatan

layanan digital kesehatan
Dr Lukman Putra, Direktur RS Abdul Moeloek, Lampung. Foto: Antara.

Sistem layanan digital kesehatan dikembangkan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) di Lampung. Inovasi ini merupakan langkah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat Lampung dan sekitarnya.

Direktur RSUDAM Lampung dr Lukman Pura mengatakan bahwa rumah sakit umum daerah terus berupaya memperbaiki layanan kesehatan untuk masyarakat.

“Sekarang sedang berproses agar kegiatan di rumah sakit tidak lagi menggunakan kertas (paperless hospital),” kata dr. Lukman seperti dilansir dari Antara (13/12/2023) di Bandar Lampung. Ia menyampaikan bahwa dengan adanya sistem layanan digital di rumah sakit, pelayanan kesehatan untuk masyarakat akan menjadi lebih efektif dan efisien.

“Sistem digital menghubungkan rumah sakit daerah. Baik dari tingkat provinsi sampai kabupaten. Selain itu, penggunaan kertas juga berkurang. Pasien cukup mendaftar secara digital. Cara ini lebih mudah, tepat, dan cepat,” ujarnya.

Transformasi ke Sistem Layanan Digital Kesehatan

Lukman menguraikan bahwa transformasi digital pada pelayanan kesehatan di rumah sakit umum daerah ini juga akan memudahkan tenaga medis dan pasien. Kemudahan tersebut dapat terjadi dalam melakukan pendaftaran, pencatatan medis, pemeriksaan laboratorium, sampai pengobatan medis.

“Dengan adanya perbaikan pada berbagai layanan kesehatan di rumah sakit daerah, diharapkan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan tidak perlu lagi ke luar negeri. Cukup di Lampung saja. Inovasi ini juga menunjukkan bahwa negara hadir untuk masyarakat dalam menjamin kesehatan mereka,” katanya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai anggota BPJS agar lebih mudah saat membutuhkan pelayanan kesehatan.

“Kami ingin mengajak masyarakat untuk mendaftar sebagai anggota BPJS, apalagi ketika RS sudah menggunakan sistem digital. Karena ketika mereka sudah tercatat di BPJS akan mempermudah mendapatkan layanan kesehatan dan juga sangat membantu rumah sakit,” katanya.