Sektor radiologi di Indonesia menunjukkan perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai peralatan canggih terus hadir, baik melalui impor maupun produksi dalam negeri, sehingga teknologi yang digunakan tidak kalah dibanding negara lain. Namun, tantangan terbesar justru berada pada sumber daya manusia (SDM) yang mengoperasikan peralatan tersebut.
Hal ini menjadi sorotan dalam talkshow yang digelar pada rangkaian Radex 2025 – Radiology & Hospital Equipment Expo, yang berlangsung di Bandung pada 8–10 Agustus 2025. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Perhimpunan Radiografer Indonesia (PARI) Jawa Barat sebagai bagian dari upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para tenaga radiografer di Tanah Air.
Peralatan Radiologi Indonesia Tidak Kalah dengan Negara Lain
CEO PT Mulya Husada Jaya, Yosua Yusak Kurniawan, menyampaikan bahwa dari sisi teknologi, peralatan radiologi di Indonesia sejajar dengan negara-negara di ASEAN, Asia, bahkan Eropa.
“Saya sudah belasan tahun berkecimpung dalam bisnis peralatan kesehatan. Saya yakin kita tidak ketinggalan dalam hal teknologi dan perangkatnya,” tegas Yosua.
Meski demikian, ia mengakui bahwa kemampuan SDM Indonesia dalam memanfaatkan seluruh fitur peralatan canggih tersebut masih perlu ditingkatkan. Saat ini, sebagian besar operator hanya menguasai sebagian kecil dari keseluruhan kemampuan perangkat.
Yosua menilai perlu adanya program pelatihan berkelanjutan yang melibatkan pabrikan, pengguna, dan pemerintah. “Pelatihan harus dilakukan secara terus-menerus agar pemanfaatan perangkat bisa maksimal,” ujarnya.
Selain peningkatan keterampilan, pemerataan akses peralatan radiologi dan tenaga ahli juga menjadi perhatian. Menurut Yosua, perbedaan fasilitas antara daerah perkotaan dan wilayah terpencil masih cukup besar, sehingga pemerataan menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
SDM Radiografer Harus Ikuti Perkembangan Teknologi
Ketua Umum PARI, Sugiyanto, menegaskan bahwa seorang radiografer harus selalu memperbarui pengetahuan dan keterampilannya sesuai perkembangan teknologi terbaru.
“Peralatan radiologi berkembang dari tahun ke tahun. Radiografer akan tertinggal jika tidak terus meng-update pengetahuan tentang perangkat terkini,” ujarnya.
Sugiyanto juga mengingatkan bahwa hal ini berlaku bagi mahasiswa radiografi yang masih berada di bangku kuliah. Materi yang diperoleh di kampus hanyalah dasar, sedangkan di lapangan mereka harus siap mengikuti pembaruan teknologi secara terus-menerus.
Pemerintah Dorong Pemanfaatan Produk Dalam Negeri
Dari sisi kebijakan, Direktur Ketahanan Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Jeffri Ardiyanto, mengungkapkan bahwa belanja alat kesehatan masih menyerap porsi besar dari anggaran kesehatan nasional. Pada 2023, dari total belanja kesehatan sebesar Rp606 triliun, sekitar 30% dialokasikan untuk pengadaan alat kesehatan.
Namun, produk impor masih mendominasi pasar dengan jumlah tiga kali lipat dibanding produksi lokal. Tercatat, alat kesehatan produksi dalam negeri mencapai lebih dari 16 ribu unit dengan 470 jenis produk. Sementara itu, alat kesehatan impor mencapai lebih dari 56 ribu unit dengan 1.500 jenis produk.
Jeffri menyebut tren positif mulai terlihat pada 2024, di mana pembelanjaan alat kesehatan dalam negeri meningkat menjadi 48%, melonjak empat kali lipat dibanding 2019 yang hanya 12%.
Pemerintah juga mendorong program strategis seperti pemeriksaan kesehatan gratis, penurunan kasus tuberkulosis, serta pembangunan 60 rumah sakit baru di berbagai daerah. Program-program ini membuka peluang besar bagi produsen, distributor alat kesehatan, dan tenaga radiografer.
Radex 2025: Pameran Radiologi Terbesar di Indonesia

Radex 2025 menjadi salah satu ajang pameran radiologi dan peralatan rumah sakit terbesar di Indonesia. Ketua PARI Jawa Barat, Jusuf Iskandar, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan menjadi platform komprehensif yang menggabungkan inovasi teknologi, pendidikan berkelanjutan, dan kolaborasi industri pelayanan kesehatan.
“Radex dirancang untuk memberikan pengalaman yang kaya bagi peserta dan menjadi katalisator bagi kemajuan radiologi di Indonesia,” ujarnya.
Selain memperkenalkan teknologi terbaru, Radex juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antarprofesi di bidang kesehatan.
Beragam kegiatan dihadirkan dalam Radex 2025, mulai dari pameran peralatan radiologi dan rumah sakit, simposium, diskusi interaktif, hingga kompetisi ilmiah. Tersedia pula layanan kesehatan gratis seperti pengecekan darah, donor darah, dan USG gratis. Acara ini juga diramaikan dengan hiburan serta sesi networking untuk memperluas kerja sama antar peserta.