spot_img

Unair Surabaya Dapat Hibah Alkes Modern dari Kemendikbudristek, Ini Manfaatnya

hibah alkes modern
Sepeda statis fisioterapi dari Unair. Foto: detikJatim.

Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mendapatkan hibah alkes modern dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Hibah tersebut membantu kebutuhan perlengkapan teaching factory pertama yang ada di Surabaya untuk pelatihan.

Menurut Agus Nugroho, Tim Ahli Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, survei yang dilakukan menunjukkan bahwa masih ada kekurangan tenaga kerja yang memiliki keterampilan. Oleh karena itu, pihaknya memberikan bantuan

“Dengan teaching factory, perguruan tinggi vokasi tidak hanya mengajarkan keterampilan, tetapi juga tiga hal lain, yaitu mengoperasikan alat, mencari solusi, terakhir bagaimana membuat produk. Mereka akan siap kerja dan terampil” ujar Agus dilansir dari detikJatim (13/12/2023).

Agus menambahkan, teaching factory merupakan standar yang harus dimiliki oleh setiap perguruan tinggi vokasi untuk melatih keterampilan mahasiswanya. Jenisnya dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-masing perguruan tinggi vokasi.

“Semua lembaga pendidikan vokasi punya ciri khasnya sendiri. Ada yang bergerak di bidang kesehatan, engineering, dan lain-lain. Dengan adanya program pemerintah sejak 2020 dan diperkuat dua tahun terakhir, pendidikan vokasi harus menggunakan teaching factory atau teaching industry sebagai cara untuk melatih keterampilan,” paparnya.

Hibah Alkes Modern untuk Memfasilitasi Teaching Factory

Di sisi lain, Rektor Unair Prof Mohammad Nasih menyatakan, teaching factory ini merupakan fasilitas pembelajaran bagi mahasiswa. Di dalamnya juga dilengkapi dengan ahli dan profesor yang siap melayani masyarakat.

“Kami melayani masyarakat di bidang-bidang yang berkaitan dengan kesehatan dan kebugaran. Dengan begitu kami dapat mendukung agar sumber daya manusia kita sehat, berkualitas, dan produktif. Kami adalah yang pertama di Surabaya,” tutur Nasih.

Menurut Prof Anwar Ma’ruf, Dekan Fakultas Vokasi Unair, teaching factory ini dikelola oleh tiga program studi. Fasilitas ini merupakan tempat bagi mahasiswa untuk mempelajari metode pembelajaran berorientasi pada produksi atau layanan.

“Ketiga prodi tersebut adalah Teknologi Radiologi Pencitraan, Fisioterapi, dan Teknologi Lab Medis. Semuanya berada di bidang kesehatan,” katanya.

Lab klinik teaching factory Vokasi Unair memiliki berbagai alat kesehatan modern. Di antaranya adalah Ultrasonografi (USG), sepeda statis untuk fisioterapi, pengukur keseimbangan tubuh, dan banyak lagi.

 

Siemens Healthineers dan Tokushukai Medical Corporation Perkuat Layanan Kesehatan di Indonesia

layanan kesehatan di Indonesia
Kolaborasi dan penandatanganan nota kesepahaman RS Harapan Kita dan Tokushukai Medical Corporation. Foto: Antara.

Baru-baru ini terjadi kolaborasi strategis untuk memperkuat layanan kesehatan di Indonesia. Pihak yang terlibat antara lain Siemens Healthineers dan Tokushukai Medical Corporation (TMC).

Dalam kolaborasi ini terjadi pertukaran pengetahuan, peningkatan keterampilan, dan inovasi teknologi di bidang layanan kesehatan.

Penandatanganan perjanjian kerja sama melibatkan Siemens Healthineers dan Kementerian Kesehatan. Kemudian empat rumah sakit yang turut menjalin kerja sama adalah RS Kanker Dharmais, RSPON Prof. Dr.dr Mahar Mardjono, RSUP Dr. Hasan Sadikin, dan RS Kardiovaskular Nasional Harapan Kita.

Kolaborasi ini dipandang sebagai momen penting dalam meredefinisi solusi layanan kesehatan, dengan fokus pada penyediaan solusi yang tepat, personal, dan efektif untuk masyarakat Indonesia.

Memperkuat Layanan Kesehatan di Indonesia dengan Meningkatkan Pengetahuan dan Alat Kesehatan

Alfred Fahringer, Pimpinan Siemens Healthineers Indonesia, menyatakan bahwa kolaborasi ini bertujuan memberdayakan para profesional layanan kesehatan dengan pengetahuan dan alat yang mereka butuhkan.

“Kolaborasi ini untuk meningkatkan alat dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh mereka sehingga akan meningkatkan pelayanan kesehatan dan kesembuhan pasien,” kata Alfred dilansir dari Antara (12/12/2023).

Kolaborasi tersebut direncanakan berlangsung selama tiga tahun, dengan fokus pada tiga bidang utama penelitian dan keterampilan di masing-masing rumah sakit mitra.

Salah satu aspek penting dari kolaborasi ini adalah praktik theranostics dalam Kedokteran Nuklir. Bersama RS Pusat Kanker Dharmais dan RSUP Dr. Hasan Sadikin, Siemens Healthineers berusaha mengembangkan kemitraan pendidikan dan pusat penelitian theranostics.

Ini tidak hanya akan meningkatkan kemampuan alat medis, tetapi juga akan fokus pada peningkatan kapasitas dan pertukaran pengetahuan untuk mendukung pertumbuhan Kedokteran Nuklir di Indonesia.

Pengembangan Pelayanan Kardiovaskular dan Stroke

Sementara itu kolaborasi Siemens Healthineers dengan RS Pusat Kardiovaskular Nasional Harapan Kita difokuskan pada konsep Digital Twin.

Siemens Healthineers berusaha membuat replika pasien untuk deteksi dini, perencanaan perawatan yang dipersonalisasikan, prediksi risiko, dan simulasi skenario. Melibatkan pendekatan multidisiplin dari ahli klinis dan teknis untuk memahami penyakit kardiovaskular secara spesifik di Indonesia.

Selain itu, Siemens Healthineers akan berkolaborasi dengan RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono untuk mengembangkan Mobile Stroke Unit. Unit ini, dilengkapi dengan CT diagnostik, akan memberikan perawatan stroke pra-rumah sakit.

One Stop Stroke Solution (OSSS) juga akan dibangun untuk memastikan pengobatan yang cepat dan efektif bagi pasien stroke.

Kolaborasi RS Harapan Kita dengan Tokushukai Medical Corporation (TMC)

Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) Jakarta juga menjalin kerja sama dengan Tokushukai Medical Corporation (TMC). Mereka sepakat untuk mengembangkan gedung baru senilai 10 miliar yen atau setara dengan Rp1 triliun.

Gedung dengan nama Harapan Kita-Tokushukai Cardiovascular Center Building, akan memiliki 24 lantai dan menyediakan layanan kesehatan kardiovaskular yang mutakhir.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, bantuan senilai Rp1 triliun dari Tokushukai Medical Corporation ini akan digunakan untuk pengembangan RSJPDHK.

Hubungan antara RSJPDHK dan Tokushukai Medical Corporation telah berlangsung sejak 2004 dan terus berkembang. Selain pembangunan gedung baru, kerja sama mencakup peningkatan layanan kardiovaskular, termasuk pelatihan tenaga kesehatan dan pertukaran tenaga ahli dokter.

Dengan kolaborasi ini, diharapkan bahwa pelayanan kesehatan kardiovaskular di Indonesia akan semakin maju. Kolaborasi ini juga akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan meningkatkan standar keseluruhan praktisi kesehatan di Indonesia.

 

Kemajuan Signifikan dalam Pengembangan Terapi Sel Punca di Indonesia

terapi sel punca
Ilustrasi sel. Foto: Public domain.

Kemajuan dalam bidang terapi sel punca di Indonesia semakin memiliki masa depan cerah. Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan menggali potensi terapi regeneratif, PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) melalui anak usahanya, PT Prodia StemCell Indonesia (ProSTEM), baru-baru ini menghadirkan inovasi penting.

Inovasi tersebut terwujud dalam laboratorium penelitian, pengolahan, dan penyimpanan sel punca. Fasilitas tersebut berada di dalam gedung Advanced Cell Therapy-Production Laboratory (ACT-PLab) Tahap I.

Cynthia Retna Sartika, Direktur ProSTEM, menekankan peran penting laboratorium ini dalam terapi regeneratif. Terapi ini diharapkan dapat mengatasi penyakit-penyakit yang sulit diobati secara konvensional.

Uji klinik yang telah dilakukan, seperti pada kasus kelainan retina mata, menunjukkan potensi besar terapi sel punca dalam mengatasi kelainan genetik. Sesuatu yang sebelumnya dianggap sulit disembuhkan. Hasil positif dari uji klinik tersebut memberikan harapan baru, terutama pada pengobatan penyakit seperti kelainan jantung, osteoarthritis, sirosis hati, dan diabetes melitus.

Perkembangan Fasilitas Laboratorium untuk Terapi Sel Punca

Gedung Advanced Cell Therapy-Production Laboratory (ACT-PLab) diresmikan oleh Plt. Kepala BPOM RI, L. Rizka Andalusia. bangunan yang didalamnya terdapat laboratorium ini dikelola oleh ProSTEM dan menjadi langkah signifikan dalam pengolahan sel punca, sel, dan turunannya.

Rizka Andalusia mengapresiasi pencapaian ProSTEM dalam membangun fasilitas ini. Fasilitas tersebut memastikan masyarakat mendapatkan akses ke Advanced Therapy Medicinal Products (ATMPs), yang sebelumnya dianggap sulit terjangkau.

“Melalui kehadiran fasilitas ini, masyarakat dapat mengakses Advanced Therapy Medicinal Products yang selama ini aksesnya hampir mustahil dijangkau,” kata Rizka dilansir dari pom.go.id (11/12/2023).

Pasar ATMP dan Harapan Masyarakat

Data riset Global Market Estimates Research & Consultants menunjukkan pertumbuhan pasar ATMP terus mengalami perkembangan. Diprediksi tahun 2022 senilai USD 9,37 miliar meningkat menjadi USD 22,48 miliar di tahun 2027.

Peningkatan ini mencerminkan pergeseran tren pengembangan obat ke produk biologi dan ATMP. Terapi menggunakan sel punca, sel, dan turunannya menawarkan harapan baru dalam pengobatan penyakit seperti peradangan sendi, jantung, gangguan syaraf, stroke, dan kanker.

Di sisi lain terdapat tantangan di dalam pengembangan terapi sel punca. Rizka Andalusia mengatakan pengembangan sel punca membutuhkan kegigihan dan ketahanan. Pengembangan standar good manufacturing practices (GMP) menjadi langkah sulit, namun penting untuk memastikan kualitas dan mutu terapi sel punca.

Dengan adanya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, pemerintah mendukung perkembangan teknologi kesehatan, termasuk terkait sel punca.

Harapan dan Kerja Sama

Pada akhirnya, Plt. Kepala BPOM menegaskan harapannya bahwa terapi sel punca dapat terus dikembangkan di Indonesia. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, peneliti, dan industri, diperlukan untuk menjadikan produk ini sebagai teknologi terkemuka dalam pelayanan kesehatan.

Terdapat keinginan untuk mencapai standar yang sejajar dengan standar internasional, sehingga terapi ini dapat diakui secara global. Pengembangan fasilitas laboratorium dan regulasi terkait sel punca menandai langkah maju dalam dunia kesehatan Indonesia.

Dengan adanya fasilitas seperti ACT-PLab, masyarakat diharapkan dapat lebih mudah mengakses terapi sel punca yang menjanjikan. Penelitian dan uji klinik akan membuka pintu untuk pengembangan lebih lanjut. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam bidang pengembangan sel punca di dunia.

 

RSUP Dr. Ben Mboi, Upaya Mengatasi Masalah Kesehatan di NTT

Peresmian RSUP dr. Ben Mboi oleh Presiden Joko Widodo bersama Menkes Budi Sadikin. Foto: Kemkes.go.id.

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Ben Mboi resmi dibuka Pada Rabu (6/12/2023). Peresmian dilakukan oleh Presiden Joko Widodo bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dengan beroperasinya RSUP dr. Ben Mboi ini menandakan komitmen pemerintah mewujudkan pemerataan infrastruktur kesehatan hingga ke wilayah timur Indonesia. Kehadiran RSUP ini salah satunya demi meningkatkan akses pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah sekitar.

Presiden Jokowi mengungkapkan harapannya agar RSUP yang baru tersebut menjadi pilar infrastruktur kesehatan di NTT.

“Cukup datang ke sini tanpa ke Jakarta” kata Presiden disadur dari Kemkes.go.id.

Dengan luas lahan 14 hektar dan bangunan seluas 35 ribu meter persegi, Rumah Sakit ini menjadi RS terbesar di Indonesia bagian timur. Selain terbesar, di dalamnya juga dilengkapi dengan peralatan medis modern seperti MRI, CT Scan, dan alat lainnya.

Perlunya Tenaga Kesehatan Lokal di RSUP dr. Ben Mboi

Presiden Jokowi juga meminta penambahan tenaga kesehatan spesialis dan subspesialis. Kehadiran mereka akan menjadikan RSUP di NTT ini menjadi pusat pelayanan kesehatan dengan tenaga medis yang memadai.

Menkes Budi Sadikin menegaskan pentingnya pemenuhan tenaga dokter spesialis, khususnya yang berasal dari NTT, untuk menjaga kualitas pelayanan.

“Dokter dengan kualifikasi tinggi sangat kita butuhkan. Upayakan mencari terlebih dahulu dari masyarakat NTT. Apabila tidak ada, kemudian barulah dilakukan perekrutan atau penempatan dari luar NTT dibantu oleh kami,” kata Menkes Budi.

Menkes Budi Sadikin juga memberikan dukungan kepada dokter-dokter yang dikirim Pj Gubernur NTT untuk memenuhi standar minimal kualifikasi.

RSUP ini resmi melayani pasien sejak 1 Juni 2023, dengan kolaborasi bersama BPJS. Menkes Budi Sadikin menyampaikan bahwa RSUP ini bukan hanya menjadi pusat pelayanan kesehatan di NTT tetapi juga diharapkan dapat melayani pasien dari wilayah tetangga, seperti Timor Leste.

Direktur Utama RSUP dr. Ben Mboi, Annas Ahmad, berharap rumah sakit ini akan menjadi rujukan nasional dan internasional. Dengan layanan unggulan di bidang Kanker, Jantung, Stroke, Uro Nefrologi, dan Kesehatan Ibu dan Anak (KJSU-KIA), RSUP ini diharapkan dapat mengurangi rujukan pasien ke Jakarta.

Apabila fasilitas kesehatan mudah dijangkau maka membuka akses kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat NTT dan sekitarnya.

 

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pesisir Terbantu dengan Kehadiran RS Apung Nusa Waluya 2

kesehatan masyarakat pesisir
RS Apung Nusa Waluya II. Foto: Kompas.

Pada Kamis, 7 Desember 2023, Rumah Sakit Apung Nusa Waluya 2 mulai beroperasi di Distrik Seget, Sorong, Papua Barat Daya. Rumah sakit apung ini diharapkan mampu membuka akses kesehatan masyarakat pesisir.

Fasilitas kesehatan terapung ini dibangun oleh Yayasan Dokter Peduli (doctorShare) bekerja sama dengan PT Pertamina International Shipping (PIS). Dilengkapi fasilitas dan layanan yang setara dengan rumah sakit tipe C di darat.

Masyarakat di sekitar Distrik Seget dapat memanfaatkan layanan kesehatan yang disediakan oleh Rumah Sakit (RS) Apung Nusa Waluya 2 selama 45 hari ke depan.

Layanan kesehatan yang tersedia meliputi dokter umum, pemeriksaan kehamilan dan USG, gawat darurat, rawat inap, dan operasi. Selain itu, juga ada dokter spesialis dari berbagai bidang. Dokter yang siap melayani antara lain dokter bedah, anak, jantung, penyakit dalam, kandungan, dan saraf. Hal ini disampaikan oleh Tutuk Utomo Nuradhy, Managing Director Yayasan Dokter Peduli. Hal itu ia sampaikan dalam acara pembukaan layanan Rumah Sakit Apung Nusa Waluya 2.

“Kami memiliki harapan untuk mendukung pemerintah dalam upaya menangani masalah kesehatan, terutama kesehatan dasar dan lanjutan. Pelayanan tersebut masih mengalami ketimpangan di Indonesia, kata Tutuk dilansir dari Kompas (08/12/2023).

RS Apung Nusa Waluya 2 Melayani Kesehatan Masyarakat Pesisir Seperti RS di Darat

Sementara itu pelayanan yang diberikan oleh RS Apung Nusa Waluya 2 sebagaimana layaknya RS di darat. Mereka membuka pelayanan kesehatan setiap hari Senin sampai Jumat pada pukul 08.00 – 15.00 WITA. Akan tetapi IGD serta persalinan selalu dibuka 24 jam.

Selain memberikan layanan kesehatan, rumah sakit apung juga akan melatih para tenaga kesehatan. Mulai dari bidan, tenaga kesehatan, dan kader posyandu di wilayah pesisir untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar. Rumah sakit apung ini juga akan memberikan pelatihan bagi dokter kecil yang dipilih di sekolah-sekolah.

Masyarakat di Distrik Seget sangat terbantu dengan adanya rumah sakit apung ini. Mereka biasanya harus menempuh perjalanan 3-4 jam dengan jalur darat untuk mencapai rumah sakit terdekat di Kabupaten Sorong.

Muh Aryomekka Firdaus, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina International Shipping (PIS), mengatakan bahwa dukungan sebesar Rp 2,7 miliar untuk operasional Rumah Sakit Apung Nusa Waluya 2 diharapkan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat pesisir, khususnya di Distrik Seget.

Ia juga mengatakan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Program tersebut bernama ”BerSeanergi untuk Laut”. Ia berharap kerja sama ini dapat berlanjut di masa depan.

Mycoplasma Pneumoniae Telah Ditemukan di Tanah Air, Kenali Gejala dan Pencegahannya

Mycoplasma pneumoniae
Ilustrasi penanganan pneumoniae. Foto: Picpedia.

Mycoplasma pneumoniae adalah salah satu jenis bakteri yang bisa menyebabkan pneumonia, yaitu peradangan pada paru-paru. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri ini disebut juga sebagai pneumonia atipikal, karena gejala dan penularannya berbeda dari pneumonia biasa.

Baru-baru ini, kasus pneumonia atipikal telah ditemukan di Indonesia. Sebelumnya penyebab pneumonia atipikal ini memasuki Tiongkok Utara terlebih dahulu dengan kasus didominasi anak-anak.

Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa ada 6 kasus pneumonia atipikal di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu dalam konferensi pers pada Rabu (6/12/2023).

“Kami telah memastikan bahwa 6 pasien yang terjangkit Mycoplasma Pneumoniae pernah dirawat di rumah sakit,” ujar Dirjen Maxi dilansir dari Kemkes.go.id (07/12/2023).

Dirjen Maxi menjelaskan, dari 6 pasien yang positif, 5 pasien dirawat di RS Medistra dan 1 pasien di RS JWCC, Jakarta. Dari 5 pasien di RS Medistra, 2 pasien masuk rawat inap pada 12 Oktober dan 25 Oktober, sedangkan 3 pasien lainnya masuk rawat jalan pada November. Sementara itu, satu pasien di RS JWCC masuk rawat inap.

Seluruh Pasien Terjangkit Mycoplasma Pneumonia Sembuh

Dirjen Maxi mengatakan, semua pasien yang terinfeksi Mycoplasma Pneumonia merupakan anak-anak berusia 3-12 tahun. Gejala yang paling sering muncul, yaitu demam dan batuk, sesak napas ringan sampai kesulitan menelan. Kabar baiknya, seluruh pasien yang dirawat dinyatakan telah pulih berdasarkan laporan Rumah Sakit.

Walaupun semua pasien sudah sehat dan kembali beraktivitas normal, tambah Dirjen Maxi, pemerintah tetap melakukan penyelidikan kasus. Perhatian terutama di lingkungan sekolah dan rumah karena bakteri tersebut menular melalui droplet.

Lebih lanjut Maxi mengatakan pemerintah telah melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap 6 kasus pneumonia atipikal.

“Kami ingin mencegah penularan lebih lanjut lewat droplet, karena itu kami telusuri kasus-kasus ini meski sudah terjadi beberapa waktu lalu,” ucap Dirjen Maxi.

Saluran Pelaporan Kasus Pneumonia Atipikal

Dirjen Maxi juga meminta semua rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia untuk melaporkan jika menemukan kasus serupa melalui beberapa cara.

Pertama, melalui Pelaporan rutin ISPA dan pelaporan ILI-SARI melalui link: https://bit.ly/ILISARI . Kedua, melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) melalui link https://skdr.surveilans.org atau nomor WhatsApp (WA) Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) : 0877-7759-1097.

Pelaporan juga dapat dilakukan melalui email ke poskoklb@yahoo.com dan ditembuskan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Ia menegaskan agar laporan harus dibuat 1×24 jam.

Selain itu, Dirjen Maxi juga menghimbau masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. Terutama memakai masker saat sakit dan berada di kerumunan.

Masyarakat juga diminta untuk selalu menjaga kesehatan dan daya tahan tubuhnya, taat dan disiplin mengikuti aturan pemerintah. Semua lapisan masyarakat diajak untuk saling mengingatkan sesama agar disiplin menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Jamu, Warisan Budaya Dunia Tak Benda yang Diakui UNESCO

warisan budaya tak benda
Ilustrasi jamu. Foto: Wikipedia.

UNESCO telah mengakui budaya sehat jamu sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda. Keputusan ini diambil dalam rapat UNESCO yang diadakan di Botswana pada hari Rabu (6/12).

Budaya sehat jamu yang dinamakan Jamu Wellness Culture oleh UNESCO ini tidak mendapat keberatan dari pihak manapun dalam proses penetapannya.

“Saya umumkan rancangan keputusan 18.COM 8.b.33 disetujui,” ucap Mustaq Moorad, Ketua Komite Konvensi dan Rekomendasi UNESCO, Rabu (6/12) dilansir dari Kumparan.

Ketua Badan Evaluasi UNESCO, Nigel Encalada, menjelaskan dalam rapat tersebut bahwa jamu adalah praktik pengobatan dan penyembuhan herbal yang sudah ada di Indonesia sejak abad ke-8.

Jamu dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia untuk memperkuat imunitas dan menjaga kesehatan. Budaya ini diturunkan secara informal, misalnya melalui keluarga atau tetangga.

“Tradisi mengkonsumsi jamu erat kaitannya dengan rasa hormat dan kepercayaan. Praktik dan kebiasaan konsumsi jamu merupakan sebuah cara yang dipandang untuk mempererat hubungan sosial,” katanya.

Jamu juga dinilai telah meningkatkan kesadaran tentang keterkaitan antara warisan budaya tak benda dengan kesehatan, terutama setelah pandemi COVID-19.

Warisan Budaya Dunia Tak Benda dari Negara Tetangga

Selain jamu, UNESCO juga telah menetapkan Warisan Budaya Dunia Tak Benda lain dari negara tetangga Indonesia di Asia Tenggara. Indonesia sendiri memiliki 12 warisan budaya tak benda yang telah diakui UNESCO, antara lain Kesenian wayang, Keris, dan Batik.

Sementara itu dari Brunei Darussalam terdapat satu Warisan Budaya Tak Benda yaitu Traditional Dances of the Royal Palace. Kemudian dari Kamboja terdapat 14 jenis. Beberapa diantaranya adalah Sbek Thom, Khmer shadow theater, Royal Ballet of Cambodia, dan Chapei Dang Veng.

Singapura juga memiliki 2 warisan yaitu Hawker culture, dan Singapore Botanic Gardens. Tetangga Indonesia, yaitu Malaysia memiliki 5. Contohnya Dondang Sayang dan Makyong Theatre. Dari Laos terdapat 7 warisan budaya tak benda. Beberapa diantaranya adalah Lakhon Khol Wat Svay Andet, masked dance drama of Cambodia, dan Khaen music of the Lao people.

Myanmar terdapat 6 warisan budaya tak benda. Contohnya Traditional Burmese puppet theater, dan Enshrinement of the Emerald Buddha on the throne in the ordination hall of the Emerald Buddha Temple.

 

Pentingnya Sertifikat CDAKB bagi Penjual Alat Kesehatan di Kaltim

alat kesehatan di kaltim
Jaya Mualimin, Kadinkes Kaltim. Foto: Antara.

Penjual alat kesehatan di Kaltim diminta untuk melengkapi dengan sertifikat Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik atau CDAKB. Hal ini disampaikan oleh Jaya Mualimin, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur.

Jaya Mualimin menekankan pentingnya sertifikat CDAKB bagi perusahaan penyalur alat kesehatan di Kaltim. Ia sampakan hal tersebut saat membuka pelatihan daring untuk PJT perusahaan. Acara ini diselenggarakan oleh Gakeslab Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda, Selasa.

“Sertifikat CDAKB adalah kewajiban bagi perusahaan penyalur alat kesehatan sesuai Permenkes Nomor 4 Tahun 2014 dan Permenkes Nomor 14 Tahun 2021,” kata Jaya dilansir dari Antara (05/12/2023).

Menurutnya, sertifikat CDAKB adalah salah satu indikator mutu dan keamanan bagi perusahaan penyalur alat kesehatan. Dia menyebutkan hanya sekitar sembilan perusahaan yang sudah memiliki sertifikat CDAKB di Kalimantan Timur, dari 90 perusahaan yang ada.

Cara Penjual Alat Kesehatan di Kaltim Mendapatkan Sertifikat CDAKB

Untuk mendapatkan sertifikat CDAKB, salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah sertifikat pelatihan CDAKB untuk PJT.

“Walaupun Permenkes Nomor 4 Tahun 2014 sudah dikeluarkan sejak sembilan tahun yang lalu, perusahaan di Kaltim baru sekitar 10% yang memilikiny. Saya menghimbau perusahaan yang belum memiliki sertifikat CDAKB untuk segera mengurusnya,” ucapnya.

Dia juga memberikan apresiasi kepada Gakeslab Provinsi Kalimantan Timur yang telah menyelenggarakan pelatihan CDAKB untuk PJT perusahaan penyalur alat kesehatan. Dia berharap, pelatihan itu bisa meningkatkan kemampuan dan kualitas PJT dalam melakukan distribusi alat kesehatan yang sesuai dengan standar.

“Kami memiliki harapan agar Gakeslab mampu terus berperan aktif dalam memberikan informasi dan regulasi terkait dengan tata cara distribusi alat kesehatan,” pungkasnya.

Apa Itu Sertifikat CDAKB

Dilansir dari sertifikasialkes.kemkes.go.id, sertifikat CDAKB adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia. Ditujukan bagi perusahaan penyalur alat kesehatan yang telah menerapkan standar mutu dan keamanan dalam kegiatan distribusi alat kesehatan.

Sertifikat CDAKB merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan penyalur alat kesehatan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 20212.

Tujuan dari sertifikat CDAKB adalah untuk menjamin bahwa produk alat kesehatan yang didistribusikan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Kemudian memastikan alat kesehatan dapat digunakan dengan aman dan efektif. Sertifikat CDAKB diterbitkan setelah perusahaan penyalur alat kesehatan memenuhi persyaratan dan lulus audit sertifikasi.

 

Inovasi Kesehatan Indonesia Membangun Ekosistem Kesehatan yang Mandiri

inovasi kesehatan indonesia
Penerima penghargaan bersama Ketum IndoHCF. Foto: Antara.

Inovasi kesehatan di Indonesia sangat penting untuk memperkuat ketahanan kesehatan nasional. Hal tersebut terlihat pada Grand Final Indonesia Healthcare Innovation Awards (IHIA) VII Tahun 2023, yang diselenggarakan oleh Indonesia Healthcare Forum (IndoHCF).

Acara yang diselenggarakan di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten pada Sabtu lalu menjadi panggung bagi para inovator kesehatan anak bangsa. Pada ajang tersebut mereka memamerkan karya-karya yang diharapkan dapat memacu lahirnya teknologi dan inovasi kesehatan baru.

Ketua Umum Indonesia Healthcare Forum (IndoHCF), Supriyantoro, dalam keterangan di Jakarta, menekankan pentingnya inovasi kesehatan Indonesia. Dalam konteks ini, dukungan penuh dari pemerintah sangat diperlukan untuk membantu pengembangan inovasi, terutama dalam produksi alat kesehatan dalam negeri.

“Melepas ketergantungan produk alat kesehatan dari luar negeri sangat penting untuk dilakukan. Peningkatan penggunaan alkes dari dalam negeri juga untuk menambah jumlah ekspor ke mancanegara,” kata Supriyantoro dilansir dari Viva (04/12/2023).

Menanggapi pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Supriyantoro mengingatkan bahwa target pemerintah adalah 60 persen produksi alat kesehatan (alkes) dalam negeri menggunakan komponen lokal.

Saat ini, masih sebanyak 88 persen alat kesehatan yang beredar di Indonesia merupakan produk impor. Di sisi lain produk buatan lokal hanya menyumbang 12 persen. Hal ini menjadi catatan penting yang harus diperhatikan bersama untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk alat kesehatan impor.

Perkembangan Inovasi Kesehatan Indonesia

Dalam dua tahun terakhir, layanan kesehatan jarak jauh atau telemedisin menjadi fenomena yang mendapat perhatian besar. Hal itu tak lepas dari pesatnya perkembangan teknologi.

Aplikasi berbasis kesehatan ini telah menjadi kebiasaan baru masyarakat Indonesia. Dukungan terhadap perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), big data analytics, dan Internet of Things di bidang kesehatan dianggap penting untuk meningkatkan kualitas dan kecepatan layanan kesehatan di Indonesia.

IHIA VII-2023 memberikan penghargaan dalam lima kategori inovasi. Antara lain Inovasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), Inovasi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), Inovasi Mutu Pelayanan Kesehatan, Inovasi Alat Kesehatan, Inovasi IT Kesehatan, dan Inovasi Percepatan Penurunan Stunting.

Acara ini merupakan hasil kerja sama IndoHCF dengan Kemenkes RI. Didukung oleh Kantor Staf Presiden RI, BRIN, BKKBN, dan 12 organisasi/institusi kesehatan lainnya. Dukungan juga datang dari International Seminar and Workshop in Aesthetic Medicine (ISWAM), Perhimpunan Dokter Estetika Indonesia (PERDESTI), dan CSR PT. IDS Medical Systems Indonesia (idsMED Indonesia).

Dengan berakhirnya pandemi Covid-19, Indonesia telah memetik pelajaran penting terkait dengan ketahanan kesehatan bangsa. Inisiatif seperti IHIA menjadi langkah positif untuk terus mendorong inovasi dan kontribusi positif dalam membangun ekosistem kesehatan yang mandiri.

Indonesia Healthcare Forum, melalui CSR PT. IDS Medical Systems Indonesia, secara konsisten menyelenggarakan ajang ini sejak tahun 2017. Kegiatan ini sebagai bentuk apresiasi kepada mereka yang berhasil menjalankan inovasi kesehatan di Indonesia.

Melalui ajang ini, harapannya Indonesia dapat terus melahirkan teknologi dan inovasi kesehatan yang tidak terpikirkan sebelumnya. Dengan demikian, negara dapat melepaskan diri dari ketergantungan terhadap produk alat kesehatan impor.

Apabila itu terjadi maka mampu meningkatkan penggunaan alat kesehatan dalam negeri, dan berkontribusi pada peningkatan ekspor mancanegara. Inovasi kesehatan buatan anak bangsa diharapkan dapat menjadi pilar utama dalam membangun ekosistem kesehatan yang tangguh dan mandiri.

 

Himpunan Alkes Jakarta Utara: Upaya Akademisi dan Pengusaha Dukung UKM Mandiri

dr. Randy H. Teguh, Ketum HIPELKI. Foto: RRI/Ryan Suryadi).

Pengusaha dan akademisi yang menekuni alat kesehatan (alkes) membentuk himpunan alkes Jakarta Utara. Nama himpunan tersebut adalah Himpunan Pengembangan Ekosistem Alkes Indonesia atau disingkat HIPELKI. Pembentukan dilakukan di Kelapa Gading, Jakut.

Tujuan pembentukan himpunan ini yaitu menjadi jembatan antara pelaku usaha dengan pemerintah dalam hal alat kesehatan.

“Pembentukan Himpunan Alkes Jakarta Utara atau HIPELKI ini merupakan bentuk dari hal yang belum secara maksimal terjembatani di dalam unsur ekosistem alkes,” kata dr. Randy H. Teguh. dr Randy adalah Ketua Umum Hipelki, sebagaimana dilansir dari Tribun Jakarta (02/12/2023).

Dorongan agar bidang alkes di Indonesia untuk meningkatkan ketahan dan kemandirian terus dilakukan oleh Kemenkes. Hal ini terutama semenjak pandemi Covid-19 yang lalu. Berdasarkan itu, HIPELKI menjadi pemersatu suara dari berbagai unsur yang terlibat di dalam ekosistem alkes.

Himpunan Alkes Jakarta Utara Ingin Perusahaan Kecil Mendapat Perhatian

HIPELKI ingin agar ketahanan alkes dapat terbangun dengan cara memulai berhenti tergantung dengan bahan baku impor. Di antara pihak tersebut ada banyak perusahaan skala kecil dan menengah serta startup.

“Sekarang banyak anggota kami merupakan perusahaan skala kecil, menengah, dan startup,” lanjut Randy. “Mereka harus diperhatikan. Karena UKM sudah membuktikan dirinya menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat Indonesia, terutama ketika Pandemi,” kata Randy melanjutkan.

Di dalam HIPELKI sendiri diisi oleh banyak pihak. Menurut dr. Randy, anggotanya mulai dari perusahaan startup, produsen, akademisi, sampai dengan kontributor alkes lain terlibat di dalamnya.

Menurut dr. Randy, pemerintah akan terbantu dan diuntungkan dengan kehadiran HIPELKI. Dengan hadirnya Himpunan Alkes ini maka pemerintah tidak harus berupaya menjangkau satu per satu seluruh unsur pembentuk ekosistem alkes.

Kehadiran HIPELKI memudahkan pemerintah untuk menjalankan program ketahanan dan kemandirian alkes. Lebih lanjut Randy menyampaikan harapannya supaya ke depan himpunan ini memberikan kontribusi positif.

“Kami memiliki harapan bahwa kontribusi positif mampu diberikan oleh HIPELKI. Kontribusi dimaksud antara lain melalui berbagai program yang memberikan manfaat untuk ketahanan dan kemandirian alat kesehatan dalam negeri,” kata Randy.