spot_img

BSN Kolaborasi dengan Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan untuk Pengembangan Alat Kesehatan di Indonesia

Pengembangan alat kesehatan di Indonesia sangat penting untuk terus menerus dilakukan. Badan Standardisasi Nasional (BSN) menggelar audiensi dengan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Dirjen Kefarmasian dan Alkes) pada tanggal 14 Desember 2023.

Audiensi ini bertujuan untuk membahas kerjasama dan sinergi antara kedua lembaga dalam mendukung pengembangan mutu alat kesehatan di Indonesia.

Hendro Kusumo, Deputi bidang Pengembangan Standar BSN, melakukan audiensi dengan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan – Kementerian Kesehatan, Lucia Rizka Andalucia.

Audiensi ini dilaksanakan dengan tujuan utama untuk mengumpulkan umpan balik dan masukan yang dapat berkontribusi pada peningkatan proses pengembangan SNI serta mendorong penerapan SNI, khususnya yang berkaitan dengan alat kesehatan. Hendro Kusumo dalam pertemuan tersebut menyampaikan peran penting standardisasi dan penilaian kesesuaian, terutama di sektor alat kesehatan, sebagai bagian dari upaya mendukung perkuatan proses izin edar produk alat kesehatan.

Selama pertemuan, dilakukan diskusi mendalam mengenai isu-isu krusial seputar alat kesehatan. Fokus utamanya terletak pada perlindungan masyarakat pengguna dan penjaminan mutu produk yang beredar di Indonesia. Hendro Kusumo menekankan bahwa dalam proses pengembangan SNI, BSN selalu melibatkan Kementerian/Lembaga terkait.

Proses ini mencakup penyusunan konsep Rancangan SNI, perumusan, hingga pengambilan kesepakatan secara konsensus terhadap suatu SNI.

Kolaborasi Demi Pengembangan Alat Kesehatan Indonesia

Setali tiga uang, Rizka menyetujui pernyataan Hendro. Kementerian/Lembaga perlu berintegrasi dalam menjalankan tugasnya, termasuk dalam penetapan standar alat kesehatan. Menurutnya, tujuan utama dari integrasi ini adalah untuk kepentingan masyarakat dan industri alat kesehatan.

Standar tersebut menjadi referensi utama bagi industri dalam pengembangan dan pembuatan alat kesehatan di Indonesia, terlebih bagi alat kesehatan yang menggunakan teknologi canggih dan memiliki risiko tinggi.

Rizka juga menyoroti kekhawatirannya terkait standar untuk alat kesehatan yang mengandalkan teknologi canggih dan memiliki risiko tinggi. Saat ini, Kementerian Kesehatan tengah berfokus pada penanganan 14 penyakit yang membutuhkan dukungan standar. Termasuk penggunaan USG 2 dimensi dan alat antropometri untuk mengatasi stunting.

Selain itu, dalam pertemuan ini, dibahas pula mengenai peluang partisipasi pemangku Kesehatan Indonesia dalam organisasi pengembang standar internasional.

BSN saat ini mewakili Indonesia dalam Forum Organisasi Internasional Pengembang Standar, termasuk International Organization for Standardization (ISO), International Electrotechnical Commission (IEC), dan Codex Alimentarius Commission (CAC).

Rizka menyambut baik peluang ini dan menegaskan komitmennya bahwa Kementerian Kesehatan akan berpartisipasi lebih aktif. Terutama karena sebagai anggota yang berkontribusi dalam beberapa Technical Committee organisasi pengembang standar internasional yang terkait dengan alat kesehatan.

Menurutnya, partisipasi aktif pada organisasi standar internasional akan membawa banyak manfaat. Contohnya seperti mendapatkan informasi lebih cepat tentang standar baru dan memperjuangkan kepentingan nasional jika diperlukan.

 

Related Articles

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Media Sosial

10,000FansLike
13,700FollowersFollow
BERLANGGANAN NEWSLETTER GRATIS
I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )
Join over 3.000 visitors who are receiving our newsletter and learn how to optimize your blog for search engines, find free traffic, and monetize your website.
We hate spam. Your email address will not be sold or shared with anyone else.

Pilihan Redaksi

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x