spot_img

Pengembangan Bioteknologi Akan Menjadi Fokus BPOM

Beberapa waktu lalu Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik indonesia (BPOM-RI) yang diwakili oleh Ketuanya, Penny Kusumastuti Lukito mengunjungi Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Cambridge, AS, untuk bertemu dengan Prof. Harvey Lodish, pakar riset bioteknologi yang berhasil mengubah riset di bidang bioteknologi menjadi inovasi kesehatan yang dapat diakses masyarakat luas.

Pasalnya pengembangan industri bioteknologi Indonesia ditenggarai akan menjadi fokus utama BPOM-RI. Tujuannya adalah menyalurkan obat-obatan lebih cepat ke masyarakat berdasarkan hasil riset di dalam negeri.

“Kami yakin kolaborasi yang baik dengan berbagai pihak akan berkontribusi positif dalam peningkatan aspek mutu dan khasiat obat serta daya saing industri farmasi di pasar global. Dalam jangka pendek (2 – 5 tahun), fokus kolaborasi BPOM relevan untuk industri farmasi berbasis bioteknologi yang telah berkembang di Indonesia,” ujar Penny.

Penny mengakui, dampak langsung dalam sektor ekonomi bukan terkait dengan penyerapan lapangan kerja. Ini karena bioteknologi pada tahap awal memang bersifat tidak padat karya. Tetapi hal ini dapat menghemat devisa negara dengan cara mengurangi konten impor untuk bahan baku obat. Penerapan metode ‘enrichment’ berbasis bioteknologi untuk bahan baku obat, jika berhasil dapat mengurangi impor bahan baku dalam 2-5 tahun mendatang.

Dia melanjutkan, bila AS perlu 20 tahun (1980-2000) untuk sampai kepada industri biofarmasi yang kuat berbasis riset, maka infrastruktur yang mirip di Indonesia perlu segera disiapkan. BPOM dapat berperan bersama-sama Kemenristekdikti, lembaga-lembaga penelitian, Kementerian Kesehatan, Bappenas, industri, sehingga perencanaan riset dan industrialisasi saling terintegrasi, terencana, dan terukur dengan baik.

“Menyadari tantangan yang begitu kompleks, dan untuk melaksanakan kerangka kerja industri farmasi berbasis bioteknologi yang efektif, penting untuk dapat memiliki gambaran menyeluruh tentang semua faktor, sehingga kita dapat membuat daftar kebutuhan untuk membuat langkah-langkah perencanaan yang tepat. Tantangan, sekaligus harapan” tuturnya.

Untuk diketahui, di Amerika Serikat pusat pengembangan riset dan industri bioteknologi dipusatkan di kawasan Kendall Square, bersebelahan langsung dengan MIT.

Penawaran Pemerintah Terhadap Produk Alkes Terlalu Rendah, Ini Kata Gakeslab

Ketua Umum Gakeslab Indonesia, H. Sugihadi didampingi Rd. Kartono Dwidjosewojo, Ketua Gakeslab DKI Jakarta dan Jonker Hamonangan Ketua Asosiasi Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (Asakindo)di Jakarta, Jumat (5/5/2018). Foto : Tribunnews.com

Pelaku industri alat kesehatan (alkes) kabarnya dihadapkan pada tekanan harga jual hingga di bawah harga pokok penjualan (HPP) atau Cost of Goods Sold (COGS), terutama untuk produk alkes impor yang masuk dalam E-Catalog pemerintah yang dikelola LKPP.

Pasalnya, saat ini sejumlah alkes impor yang masuk dalam daftar e-Catalogue ditawar secara beragam oleh LKPP mulai dari 1.3 dan ada pula alkes yang ditawar berbeda pada harga 1.6 dari harga wajar pabeanan (HPP/COGS). Hal ini tentu bisa berdampak pada mutu alkes itu sendiri. Karena saking murahnya harganya, maka barang yang dipakai rumah sakit rendah kualitasnya.

“Ini buruk bagi pelayanan di rumah sakit dan kesehatan pasien. Ini yang terus kita negosiasikan dengan LKPP bersama pihak Kemenkes,” tegas Sugihadi.

Dirinya melanjutkan, harga wajar pabean atau HPP Alkes berada di level 1.4 atau 40% dari harga pokok saat membeli dari eksportir di luar negeri. Biaya importasi tersebut mencakup asuransi, freight forwarding, pajak bea masuk, PPN Impor, PPNBM, PPh 22, biaya administrasi bank, serta jasa transportasi dan asuransi.

“Ini biaya yang kami keluarkan sejak barang keluar dari gudang eksportir hingga tiba di gudang penyimpanan di dalam negeri. Ketemu angka 1.4 untuk biaya pabean dalam kegiatan importasi alkes tersebut,” tuturnya.

Berdasarkan data Gakeslab, sejauh ini, baru 16.667 nomor ijin edar produk alkes yang terdaftar di e-Catalogue dari kurang lebih 250.000 nomor ijin produk alkes yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.

Menurut Sugihadi, ini juga terkait dengan keterbatasan proses pendaftaran alkes ke dalam e-Catalogue , ditambah waktu registrasi yang tidak terjadwal secara pasti, dan mekanisme penawaran harga yang tidak wajar. Anggota Gakeslab itu ada 400-an tetapi produk mereka yang masuk baru sepertiga.

Dengan kondisi saat ini dimana pertumbuhan industri alkes baru 5 persen, maka untuk mencapai target pemerintah dengan pertumbuhan 25 persen di 2030 akan menjadi tugas berat bagi pelaku industri.

“Kita harapkan akan terus bertambah ke depan sejalan dengan negosiasi harga wajar. Karena produk alkes anggota kami saat ini telah mengadopsi program dari KPK, Profesional Berintegritas (PROFIT), jadi kami mendukung pemerintah melalui sistem pengadaan elektronik oleh LKPP. Tetapi kami minta pertimbangan LKPP, karena produk alkes murah belum tentu mutu terjaga. Dan kalau di tawar di bawah harga wajar, kita himbau anggota untuk menolak, jelas Sugihadi.

Sementara itu, Rd. Kartono Dwidjosewojo, Ketua Gakeslab DKI Jakarta menjelaskan, tuntutan harga wajar untuk produk alkes karena pelaku industri alkes telah menjalani standar perijinan yang ketat seperri IPK, CDAKB, dan smua hrs terdaftar AKL, AKD.

“Ada juga untuk E-Katalog, kita haris impor dulu dan itu belum tentu laku juga. Memang kalau 10 batang kita masuk E-Catalog, 10 barang itu harua impor. Repotnya kalau dari 10 barang itu cuma 6 kategori saja yang dibuka sementara sudah kita impor 1-2 tahun sebelumnya. Bisa sia-sia modal kita,’ tutup Kartono.

Rumah Sakit di Australia Perkenalkan Alat Tes Pre-eklampsia

Rumah Sakit Melbourne, Australia. Foto : http://hcca-act.blogspot.co.id

Rumah Sakit Royal Women Melbourne di Australia memperkenalkan alat tes darah baru untuk memprediksi risiko pre-eklampsia. Sebuah gangguan medis serius yang paling umum pada kehamilan dan dapat mengancam jiwa baik bagi sang ibu maupun bayi.

Satu dari 20 wanita hamil mengalami pre-eklampsia, yang menyebabkan tekanan darah tinggi yang berbahaya dan dapat mengancam organ vital wanita termasuk otak, hati dan ginjal.

Pakar kesehatan menyebut alat tes ini akan mampu mengatasi hal tersebut. Menyelamatkan ibu dan bayi dari komplikasi yang mengancam jiwa dan kelahiran prematur. Dengan alat ini tenaga medis dimungkinkan untuk melakukan perawatan dini bagi para wanita yang ditemukan berisiko.

Pre-eklampsia dapat mempengaruhi plasenta bayi yang belum lahir dan mengurangi suplai oksigen dan makanan janin yang menyebabkan pertumbuhan lebih lambat di rahim, kelahiran prematur dan, dalam beberapa kasus, kematian.

Direktur pengobatan kehamilan dan persalinan di Rumah Sakit Royal Women Melbourne, Profesor Shaun Brennecke menggambarkan tes darah itu sebagai “langkah maju yang ditunggu-tunggu dan sangat penting”.

“Ini adalah tes dengan kemampuan memprediksi yang terbaik yang tersedia saat ini untuk memberitahu siapa yang akan dan siapa yang tidak akan mengembangkan pre-eklamsia selama tahap akhir kehamilan,” katanya.

Dirinya melanjutkan bahwa tes darah sederhana ini dapat mengukur dua protein yang dilepaskan dari plasenta. Protein ini ditemukan pada tingkat abnormal pada wanita yang akan mengembangkan gangguan pre-eklampsia.

“Pre-eklampsia sudah ada di sepanjang sejarah manusia dan bahkan saat ini di seluruh dunia pre-eklampsia telah menjadi salah satu penyebab utama kematian dan cacat pada ibu dan bayi dalam kaitannya dengan kehamilan,” tutupnya.

Alat Ini Bisa Mengecek Fungsi Penglihatan Hanya Dengan Bantuan Smartphone

EyeQue, sebuah startup kesehatan yang bermarkas di Newark, California, Amerika Serikat telah mengembangkan EyeQue Personal Vision Tracker, sebuah perangkat yang bisa memngecek kesehatan fungsi penglihatan seseorang hanya dengan menggunakan bantuan smartphone.

Perangkat yang dibanderol dengan harga USD 30 tersebut, berbentuk miniscope yang menyerupai monokular kecil berbahan plastik. Cara menggunakannya terbilang sangat sederhana. Tempel perangkat tersebut ke smartphone, tekan tombol “+” atau “-” hingga bilah hijau dan merah saling tumpang tindih, putar perangkat searah jarum jam ke posisi berikutnya, dan ulangi. Meskipun pengujian hanya membutuhkan sekitar 15 menit untuk kedua mata, namun Anda perlu mengulang pengujian beberapa kali agar analisis berbasis cloud EyeQue dapat menghasilkan pengukuran yang akurat, sehingga memang akan sedikit membosankan.

Setelah menyelesaikan pengujian yang cukup, pengguna akan mendapat laporan hasil tes. Menurut situs Medgadget, ini dapat digunakan untuk melacak perubahan dalam fungsi penglihatan pengguna dan juga dapat digunakan untuk menebus resep kacamata. Pengguna juga akan disuguhkan grafik visual dari pengukuran diopter bulat dan silinder.

Kendati begitu, bukan berarti perangkat ini dapat 100% menggantikan hasil pemeriksaan ke dokter mata, tetapi memang bisa menjadi tambahan untuk rujukan kesehatan mata penggunanya.

Meskipun tes ini sangat mudah untuk dilakukan sendiri, namun membaca dan mengintepretasikan hasilnya terbilang lumayan sulit. Ada banyak angka dan kurva yang mungkin akan sulit dimengerti oleh pengguna yang awam.

Perangkat ini sendiri dikabarkan telah mendapatkan persetujuan dari FDA (Badan Pengawasan Obat dan makanan Amerika Serikat) dan bisa dibeli di situs Amazon ataupun di situs resminya langsung.

Phapros Mulai Pasarkan Alat Kesehatan Untuk Mengobati Pasien Hidrosefalus

Gedung PT Phapros. Foto : Tribunnews.com

PT Phapos Tbk, dikabarkan tengah serius mengembangkan pasar alat kesehatan untuk penderita hidrosefalus. Bahkan, produk berupa vivisan telah dipasarkan dan masuk dalam e-Katalog. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utama.

“Di Katalog produk ini bernama Inasunt atau VP Shunt. Alat kesehatan itu, digunakan untuk mengalirkan cairan yang terkumpul di otak, mengurangi cairan berlebih di kepala. Alat itu tidak banyak, dan itu sudah dilaunching di katalog. Alat itu kolaborasi Phapros dengan Universitas Gajah Mada (UGM),” ungkap Barokah.

Dirinya melanjutkan, alat inasunt diproduksi dengan lebih mengutamakan konten lokal. Tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam alat Inasunt lebih besar ketimbang impor. “Itu perlu kami sampaikan, TKDN di Inasunt cukup besar dibanding impor. Itu penting untuk kemandirian alat kesehatan,” ujarnya.

Alat Inasunt sendiri diproyeksi sebagai solusi untuk penderita penyakit hidrosefalus. Penyakit itu yaitu kondisi dimana otak mengalami kelebihan cairan. Jika tidak diobati akan menciptakan tekanan di kepala dan menyebabkan kerusakan otak.

Sementara itu, menanggapi kabar yang beredar bahwa Phapros juga tengah mengembangkan pengobatan dengan metode sel punca, Barokah mengatakan bahwa perusahaan masih mempertimbangkan secara matang. Karena menurutnya, metode pengobatan tersebut butuh tahapan yang sangat panjang. “Masih validasi dengan bahan terkait,” ungkapnya.

Saat ini Phapros bersama Universitas Airlangga baru memanfaatkan hasil samping dari sel punca untuk anti-aging. “Steam cell masih banyak belajar, kita masuk di bisnis, tapi yang resiko rendah. Kita belum siap melakukan bisnis dengan risiko tinggi. Kalau iya dilakukan dengan pusat riset yang siap di luar negeri,” tutupnya.

Raih Pendapatan Rp5,8 Triliun, Berencana Remajakan Alkesnya Tahun Depan

Siloam Hospital TB Simatupang. Sumber gambar : beritasatu.com

Emiten perusahaan rumah sakit, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) sepanjang tahun 2017 kemarin mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 13,2% menjadi Rp5,8 triliun dan laba bersih naik 8,9% menjadi Rp93,6 miliar. Kenaikan ini ditandai juga dengan jumlah pasien rawat jalan 2.207.062 orang dan 185.768 pasien rawat inap.

“Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi juga naik 8,8% dari 2016 menjadi Rp733,0 M,” kata Direktur Siloam, John Riady di Tangerang, kemarin.

Ditambahkannya, untuk pasien rawat jalan dan rawat inap, mengalami kenaikan 16,7% dan 7,7% dari tahun 2016. Pelayanan di unit gawat darurat juga naik 8,9% dari 2016, menjadi 262.708 pasien. Untuk tahun ini, perseroan enggan membeberkan target pasti pertumbuhan pendapatan dan laba bersih. Namun yang jelas harus lebih baik dari tahun 2017.

PT Siloam Internasional Hospital Tbk ditekankan terus berkomitmen dalam melayani masyarakat, tanpa memandang golongan. Dari 31 RS Siloam, 22-nya melayani BPJS dan ini, lanjutnya, bukti keberpihakan RS Siloam terhadap pelayanan kesehatan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai bentuk dukungan terhadap BPJS Kesehatan itu, pada tahun ini, tepatnya dua bulan yang lalu, PT Siloam melakukan topping-off terhadap dua RS Siloam. Pertama di daerah Kelapa Dua, Tangerang.

“Untuk RS Siloam Kelapa Dua, kita punya 200 tempat tidur yang akan menyediakan pelayanan 24 jam bagi pasien BPJS Kesehatan. Topping off nya kita lakukan, pada 8 Februari 2018 lalu,” ujar John.

Sedang RS Siloam yang kedua, berada di Tegal Rejo, Yogyakarta. Topping off nya dilakukan, pada 23 Maret 2018 lalu, dengan kapasitas 180 tempat tidur. RS ini kemitraan pertama Siloam dengan PBNU. “RS Siloam yang di Tegal Rejo, Yogyakarta, berada di RSU Syubbanul Wathon (RSUSW). Ini adalah kemitraan pertama Siloam dan Lippo Group dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU),” jelasnya.

Sementara Presiden Direktur Siloam, Ketut Budi Wijaya menambahkan, tahun 2017 kemarin pihaknya membangun sebanyak delapan rumah sakit. Ini merupakan yang terbanyak dibangun Silom dalam setahun. “Dengan membuka lebih banyak rumah sakit, kami memberdayakan masyarakat melalui rekruitmen dan penempatan tenaga kerja lokal. Kami berkomitmen terhadap pembangunan bangsa,” katanya.

Dijelaskan olehnya, dari 31 rumah sakit yang dikelola Siloam, yang tersebar di 23 kota, sedikitnya ada sekira dua juta pasien dan setiap tahunnya, 31 RS ini telah melakukan lebih dari 55.300 operasi paling sedikit. “Dari total 31 RS yang ada, kami punya 6.500 tempat tidur, dengan didukung oleh 2.700 dokter spesialis, dan dokter umum serta perawat lebih dari 9.800 orang dan staf pendukungnya,” ungkapnya.

Tahun depan, perseroan juga merencanakan modernisasi peralatan medis. SILO menyiapkan investasi sebesar Rp1 triliun pada tahun ini yang akan digunakan untuk peremajaan medical equipment, pengadaan medical equipment baru dan merampungkan konstruksi rumah sakit baru.

Undang Tokoh Masyarakat, RSUD Andi Makkasau Jamin Mutu Alkes Yang DIgunakan

RSUD Andi Makassau, parepare. Foto : terkini.id

Manajemen Rumah Sakit Umum Andi Makkasau, Kota Parepare menjamin alat kesehatan yang digunakan untuk merawat pasien sesuai standar mutu, kemanaan, manfaat, keselamatan dan layak pakai.

Hak tersebut diungkapkan saat \menggelar sosialisasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Aula RSUD. Sosialisasi ini sekaligus menjadi ajang pemaparan proses penyelenggaraan pelayanan dihadapan LSM, Tokoh Masyarakat (Tomas) dan Pemerhati kesehatan dan ASN diluar RSUD Andi Makkasau

Kepala Bidang (Kabid) Informatika RSUD Andi Makkasau, Hj Mukarramah menambahkan, jika alat medis yang pihaknya gunakan telah dilakukan pengujian atau kalibrasi. Tujuannya, agar alat yang digunakan sesuai standar pelayanan.

“Alat kesehatan yang kita gunakan sesuai standar pelayanan. Baik untuk penyembuhan maupun untuk meringankan penyakit dan memulihkan pasien. Kami terus melakukan perawatan alat kesehatan sesuai standar yang telah ditetapkan,” ungkapnya.

Lebih lanjut Mukarramah menyampaikan, jika pengujian yang dilakukan sebelumnya untuk mengetahui kesesuaian alat yang akan digunakan. Kalibrasi ini, memastikan alat yang digunakan masih layak pakai atau tidak.

“Apabila dalam kalibrasi ini ditemukan adanya alat tidak layak pakai, maka kami segera lakukan perbaikan, kemudian dilakukan pengujian kembali di Balai Pengamaan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Makassar,” katanya.

Sementara itu, Plt Dirut RSUD Andi Makkasau, dr Reny Anggraeny Sari mengungkapkan, tujuan dari kegiatan ini menjadi ajang sharing sehingga nantinya bisa menjadi rumah sakit terdepan di Sulsel.

“Kita ingin Rumah Sakit kita terdepan di Sulsel olehnya itu seluruh pelayanan Rumah Sakit terus kita benahi,” pungkasnya.

Anak Perusahaan Nokia Jadi Rebutan Google Dan Samsung

Nokia Health. Foto : warable.com

Setelah berhembus kabar kalau Nokia dipastikan melepas anak perusahaannya Withings, beberapa perusahaan teknologi besar seperti Google dan Samsung dikabarkan bersaing untuk mengakuisisinya.

Withings sendiri merupakan perusahaan Perancis yang dibeli Nokia pada 2016 lalu, yang memang memiliki menciptakan perangkat wearable kesehatan seperti sistem tidur pintar, pelacak aktivitas dan monitor tekanan darah.

Mengutip dari laman Android Authority, Senin (23/4/2018), alasan kedua perusahaan tersebut ingin meminang Withings adalah karena mereka ingin mengintegrasikan teknologi yang dimiliki anak perusahaan Nokia tersebut ke dalam produk-produk wearable kesehatan milik mereka.

Selain kedua Google dan Samsung, dikabarkan ada beberapa perusahaan Prancis yang juga berminat melakukan penawaran akuisisi. Para perusahaan tersebut dikabarkan berani menawarkan harga yang menarik, meski masih belum disebutkan angka pastinya.

Sekadar informasi, Nokia membeli Withings dengan nilai transaksi seharga USD192 juta atau sekira Rp2,67 triliun. Whitisngs kemudian dilebur dengan divisi Nokia Health, setelah transaksi ini selesai.

Dari pembelian ini, Nokia telah menelurkan beberapa perangkat kesehatan. Mulai dari tempat tidur pintar, smartwatch, dan beberapa peralatan lain yang memiliki unsur kesehatan di dalam perangkat tersbut.

Sayangnya, tahun lalu perusahaan asal Finlandia tersebut mengumumkan jika pengeluaran untuk Whitings per tahun sebesar USD172 juta atau sekira Rp2,4 triliun terlalu besar. Hal ini menyebabkan mereka memilih untuk menjualnya.

Omron Indonesia Raih Penghargaan Program Kemitraan Komunitas Terbaik

Omron Healthcare Indonesia. Foto : swa.co.id

PT Omron Healthcare Indonesia berhasil menerima Gold Award untuk kategori Best Community Program pada ajang 10th Global CSR Summit & Awards. Penghargaan tersebut merupakan acara rutin tahunan yang diberikan kepada organisasi atau perusahaan yang telah berhasil menerapkan program-program kemitraan komunitas yang berdampak pada pengentasan kemiskinan, peningkatan pendidikan, pengembangan bisnis atau kemitraan dengan komunitas.

“Kami berterima kasih kepada seluruh mitra kami yang telah mendukung program sosial kemasyarakatan kami. Omron Healthcare berkomitmen mewujudkan program Zero Events, yaitu sebuah inisiatif global untuk peningkatan kesehatan dengan cara melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur di rumah guna mengantisipasi dan mencegah serangan jantung atau stroke,” kata Yoshiaki Nishiyabu, Marketing Director PT Omron Healthcare Indonesia, Senin (23/4/2018).

Yoshiaki melanjutkan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi kerja sama dengan seluruh mitra dalam menyampaikan pesan ini kepada masyarakat Indonesia.

Untuk diketahui, sejak Omron Healthcare Indonesia mulai beroperasi, mereka telah membina kemitraan dengan berbagai institusi kesehatan terkemuka di Indonesia untuk meningkatkan kesadaran mengenai bahaya penyakit hipertensi.

Sejak 2007, Omron Healthcare Indonesia telah menjalin kemitraan dengan Yayasan Jantung Indonesia (YJI), yang merupakan lembaga non-profit terkemuka di Indonesia yang berfokus kepada peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit jantung.

Selain itu, sejak tahun 2013 Omron Healthcare Indonesia juga bermitra dengan Indonesian Society of Hypertension (InaSH), sebuah asosiasi para profesional di bidang kesehatan, dalam pengelolaan penyakit jantung.

Kemitraan jangka panjang Omron Healthcare dengan YJI telah secara sistematis membangun kesadaran akan kesehatan jantung.

Beberapa inisiatif Omron Healthcare Indonesia yang telah dilakukan antara lain menyelenggarakan berbagai diskusi kesehatan dan pemeriksaan tekanan darah bagi masyarakat Indonesia agar mereka menyadari bahwa pemeriksaan tekanan darah dapat dengan mudah dilakukan di rumah.

Berbagai acara seperti World Heart Day dan World Hypertension Day yang dilakukan setiap tahun juga diselenggarakan di berbagai kota besar di Indonesia dan telah mengikutsertakan jutaan masyarakat Indonesia.

Selain bermitra dengan YJI, Omron Healthcare Indonesia juga bekerja sama dengan InaSH untuk mendukung upaya-upaya komunitas kedokteran menyampaikan pesan bagi penderita hipertensi.

Memonitor tekanan darah secara teratur adalah langkah penting pertama dalam pencegahan dan pengelolaan penyakit hipertensi. Inisiatif Zero Events mendukung visi kami yang lebih luas dalam menjawab masalah sosial melalui inovasi, yang berdasarkan pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Mengingat jumlah populasi penduduk Indonesia yang besar, prevalensi penyakit hipertensi yang tinggi serta perubahan gaya hidup yang sangat cepat, Indonesia adalah kawasan yang penting bagi Omron Healthcare.

Berdasarkan data yang mereka miliki, permintaan konsumen akan alat pengukur tekanan darah digital di Indonesia meningkat dari 123.000 unit pada 2015 menjadi 181.000 unit pada 2017, meningkat sekitar 20% rata-rata setiap tahun.

Gandeng BPJS dan RS Premier Bintaro, Langkah Persita Jamin Kesehatan Pemainnya

Kesehatan dan kebugaran pemain merupakan salah satu hal ujung tombak prestasi sebuah Klub sepak bola. Untuk itu Persita Tangerang, salah satu peserta Liga 2 Indonesia menggandeng BPJS Ketenagakerjaan dan RS Premier Bintaro dalam melindungi para pemainnya yang akan berlaga dalam kompetisi musim 2018.

Kepala bidang Pemasaran BPJS Ketenagakerjaan Tangerang Selatan Kunto Baskoro mengatakan selama mengikuti kompetisi Liga 2 seluruh atlet Persita mendapatkan perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan. “Apabila atlet mengalami cedera, biaya pengobatan dan perawatan akan ditanggung oleh BPJS ketenagakerjaan tanpa batasan biaya sesuai indikasi medis,” ucap Kunto, pada acara konferensi pers kerja sama antara klub Persita, BPJS Ketenagakerjaan, dan RS Premier Bintaro di BSD City, Kamis, 19 April 2018.

Dia melanjutkan. perlindungan itu bukan saja pada saat bertanding tapi juga pada saat berangkat ke tempat latihan, saat latihan, dan saat berangkat dan pulang dari pertandingan. Sehingga diharapkan para pemain lebih fokus dan tenang dalam bertanding apabila terjadi resiko cedera.

Manajer Persita I Nyoman Suryanthara mengatakan dengan langkah kerjasama ini maka diharapkan pemain selama menjalani kompetisi dapat tampil maksimal dan termotivasi karena merasa terlindungi dengan kerjasama ini.

Sementara itu, Manajer Marketing RS Premier Bintaro, Muh. Marhendrata Pringgodani, mengatakan bahwa penanganan atlet cedera merupakan salah satu wujud dari kerja sama pihaknya dengan Persita. Mereka juga akan memberikan bantuan konsultasi masalah kesehatan, penanganan nutrisi tim dan mendatangkan dokter spesialis.

“Kami akan hadirkan dokter spesialis ortopedi terbaik kami; dr. Hario Tilarso dan dr Sapto Adji Hardjosworo,” kata Pringgodani. Dokter spesialis itu nanti juga akan mendatangi mess Persita dengan memberikan edukasi mengenai kesehatan.

Kerja sama Persita, BPJS Ketenagakerjaan, dan RS Premier Bintaro ini disambut baik 25 pemain Persita. Kapten kesebelasan Persita Egi Melgiansyah mengatakan saat ini para pemain Persita lebih tenang karena ada jaminan kesehatan.