spot_img

Amazon Akuisisi PillPack, Startup Farmasi Asal AS

Amazon, perusahaan e-commerce raksasa asal Amerika Serikat mulai terjun ke sektor bisnis farmasi setelah mengakuisisi sebuah perusahaan startup PillPack dengan nilai USD 1 juta.

Pengamat menyatakan bahwa akuisisi ini merupakan langkah awal dari Amazon untuk head to head dengan perusahaan farmasi, distributor dan toko obat yang sudah ada sebelumnya.

“Tim visioner PillPack memiliki kombinasi pengalaman apotek yang mendalam dan fokus pada teknologi,” ujar Jeff Wilke, CEO Amazon Worldwide Consumer. Dirinya menambahkan bahawa layanan yang dimiliki PillPack merupakan sebuah inovasi guna meningkatkan kualitas kehidupan manusia, dan pihaknya ingin membantu PillPack agar bisa terus memudahkan orang untuk menghemat waktu, menyederhanakan hidup mereka, dan merasa lebih sehat.

Startup yang berbasis di New England, Amerika Serikat ini mengemas secara inovatif obat-obatan dalam kemasan dengan dosis sesuai dengan resep (dokter) yang mereka terima, serta memastikan pengiriman dikirim tepat waktu. Layanan ini menargetkan pasien yang diharuskan mengkonsumsi lebih dari satu jenis obat secara rutin.

Startup yang didirikan pada tahun 2013 tersebut sampai saat ini telah menerima pendanaan sebesar USD 100 juta.

“Bersama dengan Amazon, kami ingin terus bekerja dengan mitra di seluruh industri perawatan kesehatan untuk membantu orang-orang di seluruh AS yang dapat memperoleh manfaat dari pengalaman farmasi yang lebih baik,” ungkap TJ Parker, salah seorang pendiri dan CEO PillPack.

Amazon bukan satu-satunya perusahaan raksasa yang tertarik pada PillPack. Menurut CNBC, jaringan departement store raksasa Walmart juga pernah mengincar startup farmasi ini.

Mewaspadai Ancaman Virus Flu Burung Jenis Baru

Kementerian Pertanian (Kementan) dan FAO ECTAD Indonesia mengingatkan para peternak akan ancaman pandemik di sektor perunggasan nasional, salah satunya yaitu temuan jenis virus flu burung baru di Indonesia, H9N2. Virus ini bersifat “low pathogenic avian influenza” (LPAI) atau penyakit flu burung tidak membahayakan manusia.

Virus ini dapat menurunkan produksi, terutama pada peternak ayam petelur hingga 70 persen, menurut keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis,5 Juli 2018, seperti dilansir Kantor Berita Antara.

Untuk itu Kementan bersama dengan FAO ECTAD Indonesia dan sejumlah lembaga lainnya telah mengambil sejumlah langkah aktif dalam mengendalikan flu burung termasuk aktivitas lain untuk mendorong para peternak menghasilkan produk unggas yang sehat bagi masyarakat.

“Kita menghadapi tantangan penurunan produksi telur akibat H9N2. Di sisi lain, kita juga kesulitan untuk memproduksi vaksin. Dahulu untuk virus flu burung jenis H5N1 (bersifat highly pathogenic), kita lebih mudah memproduksi vaksinnya. Tapi untuk virus H9N2 ini sulit untuk ditumbuhkan dan dibuatkan vaksin, tapi sangat merugikan peternak karena menurunkan produksi telur,” ujar Direktur Kesehatan Hewan, Kementan, Fadjar S.

Selain H9N2, Fajar menjelaskan mendapat banyak laporan terkait kematian terutama pada peternakan ayam broiler.

“Muncul berbagai dugaan penyabab timbulnya kasus-kasus tersebut, apakah hanya karena infeksi tunggal dari suatu jenis penyakit atau melibatkan infeksi bersama dan permasalahan lainnya seperti manajemen pakan, vaksinasi, biosekuriti dan sebagainya,” ujar dia.

Penggunaan AGP

Untuk itu Fajar mendorong para peternak agar bisa memperbaiki pengelolaan kandang, sebagai usaha terbaik untuk mencegah infeksi virus dan kuman pada unggas.

“Perhatian kami yang lain, yaitu terkait penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan (antibiotic growth promotor) di sektor perunggasan. Ini sudah dilarang, di seluruh dunia, dan kami sudah yakinkan para peternak bahwa AGP hanya memberi keuntungan jangka pendek, tapi sangat merugikan untuk jangka panjang,” katanya,seperti dilansir Kantor Berita Antara.

Senada dengan Fajar, Ketua Tim FAO ECTAD Indonesia James McGrane menegaskan, penggunaan antibiotik yang tidak sesuai, menjadi perhatian serius di seluruh dunia karena menyebabkan resistensi antimikroba.

Tidak hanya pada sektor kesehatan manusia, tapi juga pada sektor pertanian dimana penggunaan antibiotik di sektor tersebut masih sulit untuk dikendalikan.

“Jika kita tidak melakukan sesuatu, diperkirakan kematian manusia akibat infeksi yang tidak bisa disembuhkan karena kuman yang resisten dapat mencapai 10 juta jiwa pada 2050,” katanya.

Untuk itu, tambah James, melalui program EPT2 yang didanai oleh USAID, FAO ECTAD mendorong peningkatkan kapasitas pemerintah Indonesia dalam menghadapi dan mencegah ancaman pandemik termasuk resistensi antimikroba.

“Saya sangat senang hari ini kami, bersama dengan Kementan dan para peternak bisa duduk bersama untuk mendiskusikan masalah yang sedang dan akan kita hadapi di waktu yang akan mendatang, dan mari kita bersama-sama mencari solusinya,” katanya.

Anak Perusahaan Kalbe Menjadi Distributor Perusahaan Diagnostik Asal Spanyol

PT Enseval Medika Prima (EMP) yang merupakan anak perusahaan PT Kalbe Farma Tbk., mendapat lisensi sebagai sole distributor untuk produk hemostasis dan analisa gas darah dari Werfen yang merupakan perusahaan asal Spanyol.

Werfen sendiri adalah perusahaan kesehatan yang fokus pada produk diagnostik in vitro (IVD) untuk hemostasis, diagnostik perawatan akut dan autoimunitas.

Taruna Widjaja, Presiden Direktur EMP menyatakan kerjasama dengan Werfen juga didorong untuk meningkatkan pengetahuan para dokter patologi klinik dan tenaga ahli di bidang diagnostik laboratorium.

“Kami ingin memberikan perkembangan terakhir tentang perkembangan ilmiah untuk menunjang diagnostik hemostasis dan critical care,” kata Taruna dalam keterangan resmi, yang dikutip dari situs bisnis.com.

Taruna menyatakan bahwa rumah sakit dan laboratorium kesehatan di era jaminan kesehatan nasional memiliki beragam tantangan yang harus diselesaikan. Tantangan terbesar yakni memberikan layanan terbaik kepada masyarakat namun disaat yang sama harus mampu mengontrol biaya dan meningkatkan efisiensi.

“Ini sejalan dengan fokus EMP sebagai salah satu anak perusahaan dari Kalbe group yang bergerak dibidang alat kesehatan dan diagnostika di Indonesia untuk memberikan solusi yang berkualitas dalam menjawab tantangan pemeriksaan hemostasis dan analisa gas darah di Indonesia,” tegasnya.

Untuk diketahui, pemeriksaan hemostasis berfungsi untuk mengetahui adanya gangguan fungsi pembekuan darah apakah sulit membeku atau terlalu mudah membeku. Sedangkan pemeriksaan gas darah diperlukan untuk mengetahui kondisi vital tubuh dari tekanan parsial oksigen, karbondioksida, asam basa dan kadar ion tubuh. Pemeriksaan gas darah diperlukan hasilnya dalam waktu singkat untuk memonitor kondisi pasien.

Pemerintah Tiongkok Akan Dukung Layanan ‘Rumah Sakit Online’

Platform Layanan Kesehatan Online Milik DXY

Li Tiantian, Pimpinan DXY, salah satu perusahaan penyedia platform kesehatan online terbesar di Tiongkok mengatakan bahawa Kementerian Kesehatan negara tersebut telah menemui sejumlah perusahaan penyedia layanan kesehatan.

Melalui pertemuan-pertemuan itu, Kementerian Kesehatan menyatakan berencana untuk segera merilis kebijakan tentang layanan yang dapat melakukan pelayanan kesehatan online.

Kebijakan ini nantinya akan memungkinkan rumah sakit untuk memberikan layanan konsultasi, memberikan resep obat, dan menjual obat kepada pasien secara online. Li menyebut, sebuah daerah otonom bernama Ningxia sudah mulai memperbolehkan sejumlah penyedia layanan itu untuk percobaan.

“Saya rasa kebijakan baru ini akan dirilis segera, mungkin di bulan Juli,” katanya, dikutip dari Reuters. Namun, beberapa tahun lalu sebuah rencana serupa gagal direalisasikan akibat kekhawatiran terkait keamanan dan respons negatif dari distributor.

Jika benar akan terlaksana, kebijakan ini tentu akan menciptakan persaingan baru di pasar penjualan obat yang selama ini hanya didominasi oleh distributor dan rumah sakit umum.

Ini Hasil Rapor Kesehatan Nasional

Ilustrasi Lansia

Usia harapan hidup orang Indonesia naik delapan tahun pada 2016 menjadi 71,7 tahun dan beban penyakit menular seperti diare dan tuberkulosa menurun. Bahkan, infeksi saluran pernapasan tidak lagi masuk dalam 10 penyebab kematian utama di Indonesia. Akan tetapi, penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, diabetes, stroke, kanker dan lain-lain, juga turut meningkat.

Dalam diskusi studi terbaru yang merupakan bagian dari Studi Global “Burden of Disease” atau Beban Penyakit Global, penulis utama studi dan mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dr Nafsiah Mboi, berkata bahwa Indonesia sedang mengalami beban ganda.

Nafsiah dan tim peneliti dari Institute for Health Metrics and Evaluation, termasuk Badan Litbang Kementerian Kesehatan, BAPPENAS, Biro Pusat Statistik, Eijkman Oxford Institute, Universitas Indonesia, dan BPJS Kesehatan, mengkaji penyebab kematian dan disabilitas dari 333 penyakit di Indonesia dan tujuh negara pembanding dari kurun waktu 1990-2016.

Mereka menemukan bahwa peningkatan usia harapan hidup di Indonesia disebabkan oleh keberhasilan Indonesia dalam menanggulangi penyakit menular, penyakit terkait kehamilan, neonatal, dan penyakit-penyakit gizi. Sayangnya, masalah maternal dan gizi juga membuat usia harapan hidup perempuan, yang meskipun lebih lama daripada pria, masih berada di bawah ekspektasi. Di Indonesia, masih banyak perempuan yang meninggal waktu melahirkan.

Sowarta Kosen, MD, yang terlibat dalam penelitian, mengatakan, usia harapan hidup sangat tergantung pada angka kematian bayi. Kalau ini tidak diatasi, ya (usia harapan hidup) tidak akan naik drastis. Di saat yang sama, indonesia juga mengalami peningkatan beban penyakit tidak menular, seperti jantung dan stroke, karena pola makan yang tidak sehat, tekanan darah tinggi, kadar gula darah yang tinggi, dan kebiasaan merokok.

Nafsiah berkata bahwa yang paling mengkhawatirkan adalah diabetes karena tingkat kematian dan disabilitasnya naik 38,5 persen dalam 10 tahun. Dia pun menyoroti meningkatnya disabilitas akibat sakit pinggang dan nyeri leher bawah. “Tanpa upaya pencegahan, ini akan menjadi beban berat bagi seluruh sistem kesehatan di Indonesia,” katanya. Pencegahan ini, dijelaskan oleh Nafsiah, harus dimulai dari kandungan dan perilaku hidup sehat harus ditanamkan sejak usia anak. Kebijakan dan program juga harus holistik atau mencakup fisik, mental, sosial, dan semua siklus kehidupan.

Untuk pemerintah dan swasta, tim peneliti masih menemukan perlunya perluasan infrastuktur, sumber daya manusia, alat kesehatan, obat-obatan, laboratorium dan lain-lain agar merata ke seluruh daerah di Indonesia. Tujuannya adalah untuk benar-benar mencapai Cakupan Pelayanan Kesehatan Semesta (UHC). Studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal The Lancet pada hari ini (29/6/2018) diharapkan dapat memberi masukan penting untuk akses kesehatan dan mutu pelayanan di Indonesia.

Hasil studi juga akan dilanjutkan dengan studi beban penyakit regional di 34 provinsi yang rencananya dirilis pada tahun ini, dan studi efektifitas biaya untuk intervensi. 10 Penyebab dari beban penyakit pada tahun 2016:

1. Penyakit jantung iskemik
2. Stroke
3. Diabetes
4. Tuberkulosa (TBC)
5. Sakit pinggang bawah dan nyeri leher
6. Komplikasi disebabkan kelahiran prematur
7. Masalah yang berhubungan dengan panca indra
8. Cedera dan kecelakaan lalu lintas
9. Penyakit kulit
10. Penyakit yang berhubungan dengan diare

10 Faktor Resiko Utama – yang berkontribusi pada beban penyakit pada tahun 2016:

1. Pola makan
2. Tekanan darah sistolik yang tinggi
3. Gula darah puasa tinggi
4. Kebiasaan merokok
5. Gangguan gizi pada anak dan ibu hamil
6. Indeks Massa Tubuh (BMI) yang tinggi (kegemukan)
7. Risiko terkait pekerjaan
8. Polusi udara
9. Kolesterol total tinggi
10. Gangguan ginjal

OMNI Hospital Group Resmi Bermitra Dengan Prudential

Foto : The Straits Time

PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) resmi menjalin kerja sama dengan OMNI Hospitals Group untuk menjadi rekanan rumah sakit jaringan PRUmedical network. Fasilitas asuransi dari Prudential ini akan bisa dinikmati oleh nasabah di OMNI Hospitals Alam Sutera dan OMNI Hospitals Pulomas.

OMNI Hospitals menjadi rekanan PRUmedical network yang ke-6 setelah sebelumnya Prudential Indonesia menggandeng Siloam, Mayapada, Mitra Keluarga, Royal Taruma dan Premier Hospital Group. Hingga saat ini jumlah total rumah sakit rekanan yang tergabung di dalam PRUmedical network menjadi 50 rumah sakit yang tersebar di 27 kota di seluruh Indonesia.

Presiden Direktur Prudential Indonesia, Jens Reisch menjelaskan, kerja sama ini memperkuat komitmen kami untuk menyediakan solusi perlindungan yang selalu mengedepankan pelayanan terbaik untuk nasabah.

“Harapannya dengan adanya semua fasilitas yang diberikan oleh PRUmedical network, pasien OMNI Hospital khususnya pemegang polis Prudential bisa menikmati layanan terbaik dari kami dan bukan hanya untuk pasien tapi juga untuk keluarga yang menemani bisa merasakan benefit-nya,” ujar Jens di Jakarta, akhir pekan ini.

Layanan dan fasilitas yang disediakan oleh jaringan PRUmedical network yang dapat dinikmati oleh para nasabah Prudential Indonesia adalah jaminan ketersediaan kamar rawat inap apabila kelas kamar yang sesuai dengan plan yang diambil oleh pasien penuh maka Rumah Sakit akan memberikan kelas kamar yang lebih tinggi dengan biaya sesuai dengan plan pasien tanpa ada biaya tambahan, sampai tersedia kamar yang sesuai plan pasien, layanan pasien untuk bantuan proses administrasi di rumah sakit, dan sejumlah fasilitas penunjang kenyamanan untuk pasien dan keluarga yang menemani.

Sementara itu, Presiden Direktur OMNI Hospitals, S. Shrikanth menyampaikan, “Kami sangat bergembira OMNI Hospitals telah bergabung dalam PRUmedical network untuk melayani Nasabah Prudential Indonesia sejak Mei 2018, hal ini merupakan salah satu bagian dari komitmen yang berkelanjutan untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik berstandar tinggi.”

Sebagai bentuk komitmen pelayanan terbaik, Omni Hospitals Group mempunyai 9 Centers of Excellence yaitu Cardiovascular Center, Neuroscience Center, Orthopedic Center, Urology Center, Kawasaki Center, Digestive & Bariatric Center, Oncology Surgery Center, Fertility Center, serta Diabetic and Metabolic Center, yang didukung oleh Dokter Spesialis dan Sub-spesialis serta tim paramedis yang berpengalaman dan kompeten di bidangnya.

“Harapan kami, melalui berbagai inovasi layanan yang mengutamakan kebutuhan dan kenyamanan nasabah, akan dapat membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya memiliki polis asuransi karena banyak yang sudah merasakan manfaatnya,” tutup Jens.

Alibaba Gencar Kembangkan Kecerdasan Buatan Untuk Sektor Kesehatan

ilustrasi. (Foto: Laudy Gracivia)

Alibaba dikabarkan tengah gencar Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelegent (AI) untuk sektor kesehatan.

“Kesempatan ini berkembang sangat cepat,” kata Chief Machine Intelligence Scientist di Divisi Cloud Alibaba Min Wanli.

Alibaba bekerja sama dengan rumah sakit di Shanghai menggunakan AI untuk memprediksi kebutuhan pasien dan pengalokasian dokter. Di Provinsi Zhejiang, Alibaba juga mengembangkan alat diagnosis yang dibantu dengan AI untuk menganalisis gambar medis seperti CT Scan dan MRI.

“Calon tenaga kerja harus melalui pelatihan yang sangat khusus untuk membaca CT Scan dan MRI,” ujar Min. Memang selama ini di Tiongkok, tenaga ahli yang mampu menganalisa hasil CT Scan dan MRI terbilang langka sehingga pemanfaatan teknologi ini diharapkan bisa menjadi solusi.

RS Mitra Keluarga Di Wilayah Bintaro Akan Beroperasi Tahun Ini

Foto : mitrakeluarga.com

Setelah membuka cabang rumah sakit baru di Gading Serpong yang telah beroperasi pada 4 Juni lalu, kini Rumah Sakit Mitra Keluarga tengah membangun sebuah rumah sakit di wilayah Bintaro

Investor Relations Mitra Keluarga Karyasehat, Aditya Widjaja mengatakan, perusahaan memiliki estimasi tinggi untuk membuka rumah sakit baru pada akhir tahun ini. “Kemungkinan besar rumah sakit ini akan mulai dibuka akhir tahun ini,” ujarnya.

Aditya menjelaskan bahwa dalam jangka waktu sembilan bulan, perusahaan menargetkan perolehan EBITDA positif dari rumah sakit baru itu.

Untuk diketahui, sampai akhir tahun lalu, Mitra Keluarga sudah memiliki 12 rumah sakit dengan total kapasitas 2.250 tempat tidur. Dengan tambahan dua rumah sakit lagi, maka pada akhir tahun ini akan memiliki total 14 rumah sakit.

Salah Satu Kampus Terkemuka Di Singapura Buka Sekolah Perawatan

Kampus MDIS SIngapura. Foto : mdis.edu.sg

Perubahan dan transformasi industri membutuhkan dukungan keterampilan sumber daya manusia terbaik sehingga dapat meraih sukses di kancah global. Menjawab tantangan ini, MDIS sebagai kampus swasta pertama di Singapura yang membuka program keperawatan dengan dukungan fasilitas lengkap termasuk laboratorium praktikum keperawatan.

“Pengalaman vokasional yang kaya tentu menjadi pertimbangan utama perusahaan saat merekrut calon tenaga kerja di masa depan, dan fokus strategis kami menekankan pada pendidikan berbasis keterampilan untuk membekali lulusan kami dengan seperangkat ketrampilan yang tepat agar mereka dapat meraih kesuksesan dalam kancah global,” kata Sekretaris Jenderal MDIS Dr R Thevyendran seperti keterangan diterima Harian Terbit, pekan lalu.

Dikatakan, perubahan dan transformasi dalam industri berarti umur keterampilan yang dimiliki seseorang menjadi pendek, karena permintaan industri terhadap keterampilan baru terus berkembang dan meningkat secara pesat. Sebagai institusi pendidikan, MDIS berada di garis terdepan dalam pergeseran fokus pendidikan yang kini sedang terjadi.

“Agar dapat mengantisipasi pengetahuan dan keterampilan apa yang dibutuhkan di masa mendatang,” katanya.

Peresmian ini merupakan upaya MDIS untuk mengembangkan kurikulumnya yang berbasis keterampilan (skill-based) agar dapat memenuhi kebutuhan industri terhadap tenaga kerja yang siap pakai di masa depan dalam cakupan global.

Lab Praktikum Keperawatan MDIS sendiri merupakan lab yang dilengkapi oleh berbagai fasilitas yang menunjang untuk perawat yang telah terdaftar (post-registered nurses) agar mereka dapat meningkat keterampilannya. Peresmian ini merupakan upaya MDIS untuk mengembangkan kurikulumnya yang berbasis keterampilan (skill-based) agar dapat memenuhi kebutuhan industri terhadap tenaga kerja yang siap pakai di masa depan dalam cakupan global.

Lab praktikum yang baru diresmikan telah dilengkapi oleh peralatan dan fasilitas medis yang telah tersertifikasi, termasuk meneken Laerdal (Laerdal merupakan perusahaan manufaktur terbesar asal Norwegia yang memproduksi peralatan medis) dan juga teknologi simulasi amalgamate yang dapat digunakan mahasiswa keperawatan untuk berlatih prosedur dan metode diagnosis dalam skenario medis yang realistis. Maneken tersebut dapat juga digunakan untuk simulasi pada gagal jantung, penyempitan paru-paru, dan gejala penyakit umum lainnya, seperti batuk-batuk.

MDIS merupakan lembaga pendidikan nirlaba tertua di Singapura yang berdedikasi untuk pembelajaran yang berkelanjutan, telah meluncurkan Sekolah Keperawatanpertama pada sektor pendidikan swasta di Singapura. Peluncuran program ini juga bertepatan dengan peresmian Lab Praktikum Keperawatan MDIS serta dimulainya kompetisi keperawatan yang pertama kali diselenggarakan di sektor pendidikan swasta di Singapura.

Sekolah Keperawatan MDIS kini mengalami tren kenaikan yang positif, dengan penerimaan sebanyak 212 mahasiswa saat ini. Program sarjana Ilmu Keperawatan MDIS kini juga telah sepenuhnya berada dibawah pengajaran universitas rekanan MDIS yaitu, Edinburgh Napier University,yang berada di peringkat 5% universitas top (ternama) oleh Times Higher Education World University rankings 2018 pada sektor kesehatan dan pelayanan sosial.

Sekolah Keperawatan MDIS akan menjadi tuan rumah pertama diantara universitas swasta lainnya di Singapura dalam komptesi Keperawatan dalam skala nasional yang akan berlangsung akhir Juli 2018. Kompetisi ini akan menjadi ajang bagi para perawat untuk menunjukkan keterampilan yang dimilikinya kepada peserta lomba lainnya dan juga sebagai kesempatan untuk mengembangkan keterampilan mereka melalui transfer pengetahuan dan berbagi pengalaman dengan para peserta lomba.

Alibaba Jalin Kemitraan Strategis Dengan Perusahaan Farmasi Merck

Foto : Alizila.com

Merck, salah satu perusahaan farmasi terbesar di dunia, dikabarkan telah menandatangani kemitraan dengan Alibaba Health. Kemitraan tersebut akan berfokus pada pengembangan layanan kesehatan digital.

Kolaborasi tersebut nantinya akan menggabungkan pengalaman Merck dalam bidang farmasi dengan keunggulan Alibaba Health di bidang digital dan internet. Keduanya akan mengeksplorasi kemungkinan aplikasi pelayanan kesehatan, seperti direct to patient model dan teknologi kecerdasan buatan untuk berinteraksi dengan pasien.

“Saya memiliki harapan yang tinggi terhadap kerja sama ini. Hal ini merupakan langkah yang logis di era digital,” ujar CEO Alibaba Health Leo Shen, dalam keterangan sebagaimana dikutip dari situs Tempo.

Shen melanjutkan, saat ini Tiongkok sedang mengalami transformasi, di mana Internet akan terlibat dalam semua tahap produksi, operasi bisnis, dan kehidupan sehari-hari. Pentingnya industri pelayanan kesehatan, juga integrasi antara Internet dan pengobatan tradisional, harus didorong oleh pemimpin industri.

Chief Operating Officer Merck Healthcare Simon Sturge menjelaskan, melalui platform digital Alibaba Health, pihaknya dapat menghadirkan keahlian perawatan kesehatan Merck bagi pasien dan keluarga di seluruh Tiongkok.

“Misi kami adalah untuk mentransformasi hidup 40 juta pasien di Tiongkok pada 2025. Digitalisasi akan berperan penting dalam membantu kami mencapai tujuan tersebut,” ujar General Manager Merck Biopharma Tiongkok Rogier Jansses.

Untuk diketahui, beberapa tahun terakhir pemerintah Tiongkok membuat sejumlah kebijakan baru untuk mendorong reformasi pada bidang medis. Strategi pengembangan ini diberi dana Healthy China 2030 dan mendorong masyarakat Tiongkok aktif berpartisipasi dalam kesehatan.