spot_img

BPJS TK Sudah Siapkan Santunan Bagi Keluarga Korban Lion Air JT 610

Kesigapan BPJS Ketenagakerjaan (BPJS TK) untuk membantu korban kecelakaan penerbangan Lion Air JT 610 ditunjukkan dengan segera mendata keluarga korban guna mempercepat pencairan dana santunan.

Dirut BPJS TK Agus Susanto mengatakan bahwa hak yang kita berikan kepada pekerja terkait program BPJS Ketenagakerjaan berupa 4 program yaitu jaminan kecelakaan kerja, kematian, hari tua, dan pensiun.

Klaim pencairan membutuhkan syarat KTP, KK, dan surat kematian korban pesawat yang terdaftar sebagai anggota BPJS TK. Persyaratan ini wajib dibawa oleh keluarga korban. Besaran yang dikeluarkan mencapai upah korban dikali 48. Untuk korban yang memiliki anak, akan diberikan beasiswa hingga Rp 12 juta.

“Terkait kecelakaan kerja hak diberikan 48 kali upah yang dilaporkan. Kalau meninggal karena kecelakaan kerja malah kita berikan santunan 48 kali dari upah, kalau diluar kecelakaan kerja diberikan santunan 24 juta rupiah dan beasiswa satu anak.” lanjut Agus.

Selain itu, ia menyebut korban kecelakaan pesawat yang terdaftar sebagai anggota BPJS Ketenagakerjaan semuanya mendapat santunan jika bepergian dalam rangka bekerja. Untuk claim, pihak BPJS sudah berkoordinasi dengan RS Polri dan instansi terkait agar keluarga korban dapat dengan mudah mencairkan dana santunan itu.

Pendataan sementara, ada 31 orang yang merupakan peserta BPJS TK. BPJS juga menyiapkan posko pengaduan bagi para keluarga korban.

“Sejauh ini kami hanya mendapatkan data berdasarkan manifes penumpang pesawat naas tersebut serta dari laporan perusahaan dan keluarga. Dari data manifes dan laporan ke kami ada 31 penumpang yang merupakan peserta BPJS,” ujarnya.

Startup Pengembang Teknologi Cyborg Asal Jepang Raih Pendanaan USD 2,67 Juta

Perusahaan Asuransi asal Jepang Dai-ichi Life Insurance (Dai-ichi Life) memberikan dana 300 juta yen (USD 2.67 juta) ke startup teknologi robot MELTIN MMI (MELTIN). Ini merupakan invrstasi terbesar keenam perusahaan tersebut dengan total nilai investasi perusahaan 2.1 milyar yen.

Pihak perusahaan berharap bahwa investasi terhadap MELTIN ini diharapkan memiliki dampak yang dihasilkan dari investasi yang mampu menimbulkan manfaat sosial dan lingkungan, serta keuntungan finansial yang terlihat.

Teknologi MELTIN “diharapkan berdampak sosial positif dengan pengurangan resiko kecelakaan dan kejadian insidental di lingkungan kerja yang relatif berbahaya.” tulis Dai-ichi Life.

Didirikan 2013 lalu, MELTIN, yang bergerak di bidang penelitian dan pengembangan teknologi robot, adalah pengembang avatar robot pertama di dunia. Robot tersebut dapat dioperasikan dari jarak jauh.

“Kami bangga bisa mengembangkan bisnis yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari kami bersama Dai-ichi Life, yang sudah bekerja mendukung kehidupan dari perspektif asuransi.” ujar CEO MELTIN Masahiro Kasuya.

Pasar investasi Jepang melonjak lebih dari dua kalinya pada angka USD718 juta di akhir 2017 lalu dari yang sebelumnya hanya USD337 juta pada tahun sebelumnya, sebagian besar ada di bidang investasi kesehatan dan teknologi medis yang didorong oleh tingginya biaya medis populasi yang bertambah tua di negara tersebut, tulis Responsible Investor, media Inggris yang berfokus mengulas tentang investasi.

Dai-ichi Life adalah salah satu pelopor investasi besar di industri asuransi Jepang. Investasi awalnya tercatat senilai 400 juta yen pada penyedia layanan micro-finance Gojo & COmpany Oktober 2017 lalu.

Total aset Dai-ichi Life sendiri mencapai 36.33 trilyun yen pada Maret 2018, yang tercatat pada laporan tahunan terakhir perusahaan asuransi tersebut.

Startup Pendidikan dan Kesehatan Berpotensi Menjadi Unicorn Selanjutnya

Ilustrasi Unicorn Startup. Gambar : Midspot.com

Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara optimis akan ada Startup Unicorn tambahan tahun depan. Dan secara teori, kemungkinannya akan hadir dari industri teknologi pendidikan (edutech) dan kesehatan (healthtech).

Menurutnya, kedua sektor ini memiliki perputaran uang yang lebih besar. Pendidikan memiliki porsi 20 persen dari belanja APBN dan 5 persen untuk kesehatan. “Tahun ini saja anggaran pendidikan sekitar Rp400 triliun.” jelasnya. Jika mendapat dua persen saja, angkanya mencapai Rp10 triliun.

Begitu pula dengan healthtech. Dirinya menjelaskan menjelaskan bahwa berdasarkan Undang Undang Dasar 1945, pemerintah wajib mengalokasikan anggaran sebesar lima persen ke sektor kesehatan dari APBN.

“Ini kalau lima persen sekitar Rp100 triliun lebih dibelanjakan. Kita ambil dua persennya saja sudah Rp2 triliun. It’s a big value,” jelasnya.

Demi mewujudkan hal ini, pemerintah akan menggelar program Next Indonesia Unicorn atau NextIcon. “Program ini sudah digelar dua kali sebagian dari percepatan penambahan Startup Unicorn. Saya yakin tahun 2019, namun sebelum 2020 tambah satu jadi ada lima Unicorn,” ujarnya di kesempatan Ideafest 2018, Jakarta Convention Centre, Jumat 26 Oktober 2018.

Saat ini Indonesia sudah memiliki empat Unicorn seperti Gojek, Bukalapak, Tokopedia, dan Traveloka. Menkominfo kembali menyatakan komitmennya untuk terus memfasilitasi dan mengakselerasi.

GO2SLEEP: Peralatan Berbasis Kecerdasan Buatan Untuk Tidur Yang Berkualitas

Go2Sleep Home Sleep Test adalah alat pemantau revolusioner yang berguna untuk meningkatkan kualitas tidur pengguna. Dengan tetap menjaga kenyamanan dan memiliki akurasi deteksi yang hampir sama dengan oksimeter denyut, perangkat ini menampilkan lebih banyak informasi penting. Data akurat yang dikumpulkan akan memberi laporan yang lebih komprehensif bagi pengguna.

Berdasarkan data, aplikasi ini nantinya akan memberikan tips personal dan rekomendasi cara meningkatkan kualitas tidur anda. Dengan sinkronisasi aplikasi, anda akan mampu menjaga kualitas tidur anda dan keluarga anda.

Perangkat ini bisa mengisi daya secara magnetis di tempat tidur dan hanya membutuhkan dua jam untuk pemakaian selama tiga malam berurutan. Database onboardnya sendiri mampu menyimpan data lengkap kemajuan tidur hingga tujuh malam.

Fitur unggulan:

  • Lebih banyak data yang dikumpulkan dalam genggaman anda dengan banyaknya pembuluh kapiler yang ditemukan
  • Pengingat getaran yang akan memungkinkan anda selalu memperbaiki posisi tidur, meminimalisir kemungkinan sleep apnea.
  • Laporan akurat dan komprehensif akan terkumpul begitu anda bangun, dengan tips dan rekomendasi yang sudah tersedia untuk anda.
  • Anda dapat melakukan sinkronisasi perangkat dengan smartphone menggunakan Bluetooth, dan menyambungkan akun anda dengan orang terdekat untuk membantu memantau kualitas tidur mereka, dimanapun mereka tidur.
  • Perangkat ultra-compact dan ringan akan membuat anda hampir merasa tidak memakai apapun pada jari anda. Jaminan kenyamanan.

Ringkas dan Ringan

Menggunakan bahan silikon food-grade dengan jaminan 100% aman, dan berbobot hanya 6 gram (6.26 oz.), anda bahkan tidak akan menyadari saat memakainya.

Presisi dan kenyamanan lebih

Banyaknya pembuluh kapiler yang terhubung dengan Go2Sleep akan menyediakan data deteksi yang lebih akurat dibanding dengan perangkat wristband konvensional, ditambah ukurannya yang ringkas, menjamin mutlak keyamanan tidur.

Laporan Komprehensif Khusus Untuk Anda

Aplikasi ini mencatat kualitas tidur anda setiap malam, yang mencakup semua data penting tentang kesehatan tidur anda, termasuk tahapan tidur, denyut jantung, index ketidaksesuaian napas, pergerakan tubuh, kekurangan jam tidur, dan yang terpenting, tips kesehatan anda.

Dengkuran

Apakah dengkuran itu dan Kenapa saya mendengkur?
Dengkuran adalah kondisi umum yang terjadi ketika aliran udara yang melalui hidung dan mulut terhalang secara fisik, dan pada tingkatan yang lebih parah, akan memberikan gangguan pernapasan.

Kebiasaan mendengkur sangat merusak kualitas kesehatan tidur dan seringkali berakibat pada penyakit lain seperti tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas dan penyakit kardiovaskuler, hingga memperbesar kemungkinan depresi atau bahkan dementia.

Index gangguan pernapasan dan peringatan gangguan pernapasan saat tidur

Go2Sleep menawarkan pemantauan dan deteksi gangguan pernapasan profesional, analisis real-time atas kualitas tidur anda dan deteksi akurat melalui index gangguan pernapasan.

Kapanpun gangguan pernapasan terdeteksi selama periode tidur anda peringatan getaran akan memungkinkan anda mengganti posisi tidur anda dengan sendirinya, mengurangi resiko dari gangguan pernapasan.

Sepenuhnya otomatis demi pengalaman mutlak pengguna

Sangat mudah digunakan, lekatkan di jari anda, dan teruskan. Laporan komprehensif akan tersedia begitu anda bangun besok pagi.

Mendekatkan keluarga anda dalam satu Aplikasi

Sinkronisasikan perangkat Go2Sleep anda dengan aplikasi melalui Bluetooth, cari ID anggota keluarga anda dan tambahkan mereka dalam daftar keluarga maka anda dapat melacak semua data penting atas diri anda sendiri maupun orang terdekat anda, dimanapun mereka berada.

Layanan Kesehatan berbasis penyimpanan data

Go2Sleep menganalisis semua data penting (termasuk denyut jantung, gangguan pernapasan, pergerakan tubuh, kekurangan jam tidur, dll.) dan akan memberi rincian laporan secara periodik bulanan maupun mingguan, dengan tips atau rekomendasi untuk anda agar bisa meningkatkan kualitas tidur anda.

Kenali Penyebab Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur Anda

Pengamatan kebiasaan tidur dan fitur analisis membantu anda memahami dan memperbaiki kualitas tidur anda dengan memantau dan menganalisis kebiasaan tidur anda melalui tips dan rekomendasi yang ditujukan untuk anda dan cara untuk memperbaiki kualitas tidur anda.

IDI Gelar Muktamar Ke 30, Rancang Kebijakan Strategis Menuju Indonesia Sehat

Sepanjang akhir pekan kemarin Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyelenggarakan event besar tiga tahunan yaitu Muktamar ke-30 yang bertempat di Samarinda Convention Hall, Kalimantan Timur 26-27 Oktober 2018. Musyawarah Nasional ini sendiri digelar untuk menentukan kebijakan strategis nasional dengan tema “Transformasi Sistem Pelayanan Kesehatan dan Sistem Pendidikan Kedokteran yang Komprehensif dan Multisektoral Menuju Indonesia Sehat.”

Salah satu isu utama yang menjadi fokus IDI selama 3 tahun kepemimpinan Ketua Umum PB IDI, Prof dr. Ilham Oetama Marsis, SpOG(K) adalah mengenai Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-KIS) yang memasuki tahun ke-5.

Program ini sebenarnya sangat disambut baik oleh IDI. Bahkan IDI berkomitmen menjalankannya dengan baik bahkan sebelum pelaksanaan JKN di awal tahun 2014. IDI pun berkeinginan target Universal Health Coverage (UHC) harus tercapai di awal tahun 2019.

“Namun capaian UHC harusnya juga dibarengi dengan mutu dari manfaat pelayanan dan kecukupan biaya kesehatan. IDI tetap mengawal agar mutu pelayanan yang diwujudkan dalam penerapan standar prosedur operasional harus secara optimal diterapkan,” Terang Ilham Oetama Marsis sabtu lalu.

Ketua Umum PB IDI tersebut juga mengingatkan, perbaikan kualitas SDM khususnya dokter harus menjadi salah satu perhatian utama dan IDI terus mengupayakannya melalui advokasi pendidikan kedokteran dan program Continuing Professional Development (CPD). Kualitas pendidikan kedokteran di lebih dari 80 fakultas di seluruh Indonesia juga menjadi perhatian serius bagi IDI. Output dari pendidikan kedokteran harusnya dapat mengangkat ketertinggalan Indonesia dalam persaingan dengan negara lain.

“Pendidikan kedokteran masih menjadi pendidikan yang sulit dijangkau oleh masyarakat tidak mampu karena tingginya biaya pendidikan di fakultas kedokteran. Penguasaan teknologi kesehatan belum memperlihatkan kemampuan daya saing kita dengan negara lain. Gap teknologi kesehatan sangat terlihat jika disandingkan dengan negara lain, bahkan untuk di tingkat ASEAN, Indonesia masih berada jauh dibawah Singapura, Malaysia, dan Thailand. IDI mendorong agar pemanfaatan teknologi, serta pengembangan teknologi kedokteran harus mulai diperkenalkan sejak pendidikan Basic Medical Education (BME). Tantangan revolusi industri 4.0 yang berdampak luas terutama pada sektor kesehatan harus dihadapi dengan meningkatkan kemampuan SDM kesehatan kita dalam teknologi dan informasi,” ujarnya.

Senada dengan hal ini Presiden Joko Widodo juga mengajak para dokter dan insan kesehatan untuk mengikuti perubahan global demi pelayanan kesehatan yang lebih baik saat meresmikan pembukaan event besar ini.

Dalam sambutannya beliau juga menyampaikan peringatan Hari Dokter Nasional tak terlepas dengan perjuangan para dokter selama masa penjajahan. “Sejarah membuktikan bahwa banyak pejuang kemerdekaan yang berlatar belakang dokter. Coba kita ingat Dr. Soetomo pendiri Budi Utomo, dr. Tjipto Mangoenkoesoemo tokoh tiga serangkai pendiri Indische Party, dr. Wahidin Soedirohoesodo yang memperjuangkan pemuda-pemuda pribumi untuk menempuh pendidikan, serta dokter-dokter lainnya,” tambah Kepala Negara tersebut.

Selain itu, Presiden juga mengharapkan dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat menuntut perubahan dan menimbulkan disrupsi dalam banyak hal, Rumah Sakit juga dapat mengikuti perubahan global yakni revolusi industri keempat yang memunculkan tantangan bagi banyak industri, termasuk industri rumah sakit dan manajemennya.

Selain Presiden Republik Indonesia, Muktamar IDI ke-30 ini juga dihadiri Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur Kalimantan Timur Ir. Isran Noor, dan seluruh Pengurus Besar IDI se Indonesia.

Rangkaian Muktamar IDI ke-30 sendiri dimulai sejak 23 Oktober 2018 dengan beragam kegiatan ilmiah. Muktamar ini dihadiri 1.576 peserta yang terdiri dari 885 utusan IDI cabang, 256 peninjau IDI cabang, 180 peninjau IDI wilayah, 126 peninjau perhimpunan, 48 peninjau kolegium, dan 81 eninjau dari PB IDI. Keseluruhan anggota IDI yang berjumlah 157.003 orang (127.707 dokter dan 29.296 dokter spesialis) kini dinaungi dalam 441 IDI cabang, 32 IDI wilayah, 89 perhimpunan, dan 37 kolegium.

IDI merupakan satu-satunya organisasi profesi dokter independen yang keberedaannya diakui Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan diperkuat oleh putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor 10/PUU-XV/2017. Kelahiran IDI juga dilatarbelakangi dengan rekomendasi Asosiasi Medis Dunia (WMA) yang independensinya diatur dalam anggaran dasar IDI dan resolusi WMA Counsil ke-189 di Uruguay 2011 silam.

Peralatan Bedah Bariatrik Magnetik Canggih Terbaru Dari Levita

Levita Magnetics, perusahaan yang berbasis di Silicon Valley, telah mendapat pengesahan FDA untuk sistem pembedahan magnetik terbarunya yang digunakan dalam prosedur pengurangan berat badan (Bariatrik). Sebelumnya, peralatan bedah dengan kendali berbasis magnet yang disahkan Amerika baru dalam bidang kolesistektomis (pengangkatan kantung empedu).

Sistem terbaru ini menggunakan alat penggenggam metalik yang ditempatkan dalam area penanganan melalui saluran laparoskopi, yang sebelumnya sudah dibuat untuk instrumen lain selama pembedahan. Dibuat menggunakan gagang tradisional untuk menangani jaringan lunak. Begitu ditempatkan, gagang tersebut dipindahkan dan peralatan dapat digerakan di dalam tubuh menggunakan magnet eksternal. Cara ini dapat digunakan untuk mereposisi bagian perut, mesentery, atau struktur internal lainnya untuk melakukan berbagai prosedur penanganan medis lainnya tanpa menambah lubang saluran lainnya, yang akan meninggalkan bekas luka di tubuh.

Sensor Fiber Optik Untuk Mengukur Bidang Magnet Terlemah

azcentral.com

Teknologi baru yang sangat sensitif sedang dikembangkan untuk mendeteksi bidang magnet di dalam otak dan jantung. Teknik berbasis cahaya ini ditujukan untuk mengukur pancaran magnet yang sangat lemah, seperti yang dihasilkan neuron dalam otak. Sensor terjangkau dan kecil dianggap mampu menawarkan alternatif selain sistem Pencitraan Pancaran Magnet (MRI) yang kini luas digunakan untuk pemetaan aktivitas otak namun membutuhkan pendinginan atau pelindung magnet.

“Sistem pencitraan otak yang portabel dan terjangkau yang dapat berfungsi dalam ruangan bersuhu kamar dan lingkungan tidak terlindungi akan menghasilkan pemetaan aktivitas otak real-time setelah benturan potensial dalam olahraga dan zona konflik dimana dampak ledakan terhadap otak dapat berbahaya,” jelas anggota peneliti Babak Amirsolaimani dari University of Arizona, Tucson.

Tim merakit sensor magnetik menggunakan fiber optic dan komposit nanopartikel polimer yang sensitif terhadap bidang magnet. Sensor ini dapat mendeteksi bidang magnet pada otak, yang 100 juta kali lebih lemah daripada bidang magnet bumi.

Tim juga menunjukkan sensor baru ini dapat mendeteksi pola magnetik lemah dalam detak jantung manusia dan mampu mendeteksi fluktuasi magnet yang berubah tiap mikrosekon dalam area sekecil 100 mikron persegi.

“Rancangan sensor yang seluruhnya optikal memungkinkan biaya perakitan yang murah dalam chip fotonik silikon, dan membuatnya mampu beroperasi dalam sensor fiber optik berdiameter sekecil 10 mikron ” ujar Amirsolaimani. “Sensor berangkai kemudian dapat digunakan bersamaan untuk menyediakan pemetaan otak dengan resolusi spasial tinggi.”

Sensor terbaru ini dapat membantu lebih memahami aktivitas otak dan penanganan penyakit seperti dementia dan Alzheimer. Perangkat ini juga berguna untuk mengukur bidang magnet yang digunakan untuk memprediksi letusan volkanik dan gempabumi, mencari minyak dan mineral untuk penggalian, serta melacak kapal selam militer.

Deteksi optik dalam bidang magnet

Metode optik untuk mendeteksi bidang magnet lemah dimungkinkan berkat polarisasi perputaran cahaya yang disebabkan oleh bidang magnet, yang sudut rotasinya bergantung pada benda yang dilewati cahaya. Tim mengembangkan material komposit baru yang terbuat dari nanopartikel yang tersebar dalam polimer yang menyebarkan rotasi polarisasi dalam cahaya saat bidang magnetik yang sangat lemah terdeteksi.

Tim memilih nanopartikel berdasarkan kandungan magnetite dan kobaltnya karena kedua material ini memiliki sensitivitas tinggi terhadap magnet. Mereka kemudian mengotimalkan ukurannya, ruang, dan lapisan pada nanopartikel untuk menciptakan material komposit yang sangat sensitif terhadap bidang magnet.

Sedangkan tim mendeteksi rotasi polarisasi menggunakan interferometer optik. Cara kerjanya dengan memisahkan pancaran sinar laser ke dua jalur, yang pertama melewati material yang sangat sensitif dan dan yang satunya tidak. Polarisasi dari kedua jalur cahaya ini dideteksi dan dibandingkan dengan fluktuasi pengukuran pada tiap bidang magnet terkecil.

Saat mendeteksi bidang magnet terlemah, kebisingan dapat menutupi sinyal yang terdeteksi. Untuk mengantisipasinya, tim mengatur inferometer agar dapat menghilangkan efek dari lingkungan sekitar seperti getaran dan fluktuasi suhu udara. Pengaturan ini menjaga tingkat suara pada batas teoritis desain optik, yang merupakan kunci untuk mendeteksi bidang magnet yang sangat lemah.

Tim menggunakan sensor untuk mengukur bidang magnet yang dihasilkan denyut elektrik dari denyut jantung manusia. Sensor kemudian akan mendeteksi sinyal magnetik yang jelas dengan kontras tinggi, membuktikan potensi teknologi sebagai pengganti elektrokardiografi, atau ECG, sistem pengujian yang umum digunakan untuk mendeteksi masalah jantung.

Tim peneliti selanjutnya berencana mempelajari stabilitas jangka panjang dan ketahanannya terhadap perubahan lingkungan. Mereka juga akan merakit ratusan sensor lain untuk mengevaluasi dan mencitrakan seluruh bidang magnet dalam otak manusia.

Penggunaan Strategi Mesin Belajar Baru Untuk Mempercepat Pelatihan Antarmuka Otak-Komputer

Antarmuka (interface) otak-komputer biasanya merupakan sebuah sistem yang mengukur aktivitas syaraf dan mengubahnya menjadi output buatan. Sistem ini sudah terbukti mampu membantu pergerakan pada pasien dengan penurunan fungsi motorik. Antarmuka tersebut biasanya berfungsi dengan mengarahkan pasien untuk berpikir merencanakan pergerakan dan mendorong sistem mencatat berulang-ulang aktivitas syaraf yang berhubungan dengan pergerakan tersebut. Melalui metode penelitian yang diawasi, antarmuka akan belajar menghubungkan pola aktivitas spesifik dengan pergerakan yang diinginkan. Namun, denyut dasar syaraf neuron bisa berubah-ubah setiap hari berdasarkan berbagai macam faktor, sehingga antarmuka harus selalu disesuaikan setiap sesi dimulai, proses yang dapat memakan waktu hingga dua jam.

Tim peneliti gabungan dari Battelle dan Ohio State University Wexner Medical Centre baru saja merilis penemuan baru dalam Nature Medicine dengan menunjukkan metode baru yang memakai jaringan neural dalam yang mengurangi secara drastis waktu latihan yang dibutuhkan antarmuka otak komputer. Metode ini melibatkan pelatihan awal sistem dengan menggunakan pendekatan tradisional, dan kemudian mendorong jaringan syaraf yang tidak terpantau untuk memonitor kinerja sistem tanpa label eksplisit bagi pergerakan yang diinginkan oleh pengguna.

David Friedenberg, penulis senior penelitian tersebut, menjelaskan, setelah persiapan pelatihan awal “Anda hanya membutuhkan beberapa contoh untuk menemukan ‘inilah pola dasar yang saya cari’, dan kemudian data lainnya akan membantu mengantisipasi garis dasar yang berubah-ubah tersebut.”

“Decoder hybrid akan menjaga kinerja dalam memprediksi sinyal pergerakan dengan 90 persen akurasi dari satu subyek selama setahun tanpa membutuhkan pelatihan tambahan.

Tim peneliti yakin bahwa sistem ini mampu membantu banyak pengguna potensial yang membutuhkan antarmuka komputer otak dengan berbagai kelebihan seperti akurasi tinggi, pengaturan harian seminimal mungkin, dan waktu respon lebih cepat. Tim kini juga sedang mencari cara mengecilkan ukuran sistem sehingga bisa dibawa keluar lab dan diuji pada lingkungan alami.

*Berikut video laporan dari Bloomberg tentang riset terbaru yang menampilkan seorang pasien yang mampu melakukan sesuatu yang tidak dia kira bisa dilakukannya lagi.

Perangkat Ini Mampu ‘Mendaur Ulang’ Organ Untuk Transplantasi

ET Healthnews

Dokter di Tamil Nadu sudah menggunakan mesin yang menjaga kondisi organ untuk transplantasi, khususnya liver, pada suhu tubuh, dan membungkusnya dalam cairan dingin.

Walaupun mesin ini mendongkrak harga prosedur transplantasi, namun telah terbukti mengurangi angka pembatalan organ dan meningkatkan kualitas organ, ujar salah seorang ahli bedah senior.

Ahli bedah tersebut mengklaim fakta ini tidak hanya dibuktikan oleh data ilmiah dalam jurnal medis, namun oleh pengalaman mereka sendiri.

Kamis lalu, ahli transplantasi liver Dr Vivekanandan Shanmugham mengatakan jika bukan karena perangkat ini Kauvery Hospital pasti sudah akan menolak banyak organ.

“Kami menggunakan organ yang sebelumnya tidak dinyatakan cocok oleh beberapa dokter hamper 12 jam setelah pengumpulan organ. Kemudian disimpan dalam suhu tubuh dalam mesin yang mampu memperbaiki organ dan memastikannya cocok untuk transplantasi.”

Diproduksi oleh OrganOx, perangkat ini menyediakan liver dengan darah teroksigenasi hangat, nutrient dan obat anti penggumpalan. Organ kemudian akan dipulihkan kembali dalam lingkungan yang kondusif.

Rumah Sakit kini sedang menunggu Vimal Kumar Sharma, 42 tahun dari Jaipur. Setelah beberapa bulan lalu didiagnosa dengan kegagalan fungsi liver.

Namun, saat otoritas Rumah Sakit menerima kabar 4 Oktober lalu, mereka tidak antusias. “Organnya sebelumnya ditolak Rumah Sakit lain dan tidak dapat digunakan setelah pemeriksaan CT dan dinyatakan terlalu berlemak. Namun kami memutuskan tidak ingin menunggu karena tingkat kematian untuk pasien dalam kasus menunggu seperti ini sangatlah tinggi.” Ujar Dr Shanmugham.

Tim dokter kemudian memutuskan untuk menyewa OrganOx Metra, yang sudah digunakan setidaknya enam kali oleh beberapa Rumah Sakit selama empat bulan terakhir.

“Biayanya memang meningkat hingga Rs 3 lakh. Namun juga mampu memotong biaya ICU setengahnya dan membantu waktu kepulangan pasien yang lebih cepat.”tambahnya.

Hari Kamisnya Sharma dinyatakan siap untuk pulang dari rumah sakit. “Saya diperbolehkan pulang dalam 10 hari. Tiga minggu setelah pembedahan. Saya merasa lebih sehat.” Ujar Sharma.

Diperkirakan ribuan orang sudah mengisi daftar tunggu untuk transplantasi liver di Tamil Nadu. Tahun lalau, sayangnya hanya 311 prosedur yang dilakukan.

Liver pemberian donator hanya dapat disimpan selama 10 jam dan banyak orang yang kehilangan hidupnya tahun lalu karena organ tidak bisa dipindahkan tepat waktu. “Namun dengan teknologi baru, liver dapat diambil dan disimpan selama 24 jam. Ini artinya kita bisa memindahkan organ dari kota kecil melalui jalan raya. Bersamaan dengan perbaikan organ tersebut.” Terang Dr Shanmugam.

Valiant Navion Thoracic Stent Graft Untuk Pasien Dengan Arteri Iliac Sempit

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika FDA baru saja mengesahkan Stent Graf Toraks dari Valiant Navion, sistem invasif minimal untuk memperbaiki gangguan paembuluh aorta dalam Toraks, khususnya dalam pembuluh iliac yang menyempit. Perangkat ini berguna dalam penanganan Aneurism Aorta Toraks (TAA), Cedera Aorta Toraks, radang pembuluh pada tukak lambung (PAU), hematoma intramural, dan pembedahan pembuluh Aorta type B.

Pasien dengan pembuluh iliac menyempit biasanya sulit ditangani dengan perbaikan anurisma endovaskuler toraks, terkadang harus disertai prosedur tambahan atau seringkali harus dilakukan pembedahan terbuka.

Produk Valiant Navion berdasarkan sistem stent graft toraks yang sudah populer terlebih dahulu Valiant Captivia, namun dengan profil lebih khusus untuk navigasi yang lebih mudah dalam menjelajahi anatomi tubuh yang sulit. Tersedia dengan dua konfigurasi stent yang berbeda: CoveredSeal (Tertutup) dan FreeFlo (Terbuka). Kedua pilihan ini membantu petugas merawat lebih banyak jenis gangguan pada pasien.

Berikut rincian yang mendukung persetujuan pengesahan dari FDA:
Persetujuan berdasarkan analisis akhir atas 87 subjek yang didaftarkan dalam studi internasional, multicenter, prospektif, investigasional pengenalan perangkat (IDE) yang menganalisa keamanan dan efektivitas produk Valiant Navion terhadap penanganan TAA dan PAU selama 30 hari. Studi tersebut mencakup populasi pasien sesungguhnya dengan 37.9 persen wanita yang terdaftar dan 71.3 persen subjek laki-laki yang menderita penyakit sistemik akut (Status klasifikasi ASA III/IV). Dengan hasil:

– Konfigurasi FreeFlo ditanam oleh 74.7 persen prosedur tanpa akses atau kegagalan penanaman pada metode study cohort.

– Konfigurasi CoveredSeal ditanam oleh 25.3 persen prosedur tanpa akses atau kegagalan penanaman pada metode studi cohort.

Sebagian prosedur (50.6 persen) dilakukan tanpa melalui pendekatan akses pada kulit, yang membantu efisiensi operasi dengan prosedur dan waktu fluroscopy rata-rata 88.7 ±53.4 menit dan 12.2 ±8.8 menit.

Selama 30 hari, data menunjukkan angka mortalitas perioperatif yang rendah sekitar 2.3 persen (2/87) dan prosedur sekunder 2.3 persen (2/87). Angka endoleaks Type Ia mencapai 1.2 persen (1/87) setelah follow up satu bulan dari saat pencitraan.