spot_img

Ini 10 Besar Perusahaan Alat Kesehatan Terbaik di Dunia 2018

Gambar: chiefexecutive.net

Industri alat kesehatan (alkes) memiliki peran penting dalam pesatnya perkembangan industri sains dan medis. Menghasilkan serangkaian luas produk mulai dari kategori diagnostik, instrument pembedahan, kursi roda, dan alat bantu jantung yang ldigunakan di instansi kesehatan di berbagai belahan dunia.

Dewasa ini terdapat banyak perusahaan medis yang sukses mengembangkan teknologi canggih . Walaupun ditekan regulasi tiap negara yang ketat serta anggaran yang terbatas, namun pangsa pasarnya bisa terus berkembang. Industri alat kesehatan kini divaluasi pada angka 389 miliar Dollar Amerika Serikat (AS) dan menurut perusahaan riset asal Amerika Serikat Kalorama Information.

Kalorama Information juga mengeluarkan daftar 10 perusahaan alat kesehatan di dunia yang performanya dinilai terbaik pada tahun kemarin. Berikut daftarnya:

1. MEDTRONIC

Dengan total pendapatan mencapai 29.7 miliar Dolar AS 2017, Medtronic adalah perusahaan alkes dengan penjualan terbaik. Produk mereka terbagi dalam t kateigagori yaitu Cardiac & Vascular (10,498 juta Dolar AS), Terapi Invasif Minimal (9,919 juta Dolar AS) dan kategori Diabetes 1,927 juta Dolar AS).

2. DEPUY SYNTHES

DePuy Synthes adalah perusahaan anak perusahaan Johnson & Johnson. Perusahaan tersebut menawarkan berbagai jenis alkes. Total penjualan pada 2017 lalu mencapai 26.6 Dolar AS miliar, naik sebesar 5.9% dari tahun 2016. Pendorong utamanya dari segmen Pembedahan (9,559 juta Dolar AS), Orthopedik (9,258 juta Dolar AS) dan Kesehatan Mata (4,063 juta Dolar AS).

3. FRESENIUS MEDICAL CARE

Fresenius Medical Care adalah perusahaan alat kesejatan terbesar dalam bidang penanganan Kegagalan Ginjal Akut. Perusahaan menyediakan produk dan jasa untuk dialysis dan cater untuk menangani lebih dari 320,000 pasien di seluruh dunia. Dengan total pendapatan 20.9 miliar Dolar AS, perusahaan tersebut berhasil menjadi memimpin pasar dialysis di dunia.

4. PHILIPS HEALTHCARE

Philips Healthcare adalah anak perusahaan Philips, jaringan konglomerasi multinasional. Penjualan perusahaan tercatat naik hingga 17.8 miliar Euro, yang terdiri dari kesehatan Personal (7,310 juta Euro) dan bisnis Perawatan Diagnosis (6,891 juta Euro) dan penjualan Connected Care & Health Informatics (3,163 juta Euro).

5. GE HEALTHCARE

Perusahaan layanan kesehatan milik General Electric ini menampilkan kinerja kokoh pada 2017 lalu dan sukses mengamankan peringkat perusahaan perangkat medis terbesar ke-5 dunia. Dengan pertumbuhan pendapatan mencapai $20.4 miliar, naik 6% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan pendapatan didorong oleh volume penjualan yang tinggi di Amerika Serikat dan Eropa ditambah pasar yang sedang berkembang di China dan Timur Tengah.

6. SIEMENS HEALTHINEERS

Siemens Healthineers adalah salah satu pemasok teknologi kesehatan terbesar di dunia. Mereka berfokus pada teknologi medis dan solusi softwarenya. Akhir 2017 silam, Siemens Healthineers melaporkan penerimaan €14.2 miliar, naik sebesar 2%, berkat perluasan pertumbuhan di Amerika Latin dan Asia, Australia dan stabilisasi tingkat lanjut di China.

7. CARDINAL HEALTH

Cardinal Health adalah perusahaan layanan kesehatan multinasional terintegrasi yang menyediakan produk farmasi, medis, pembedahan, hingga produk laboratorium untuk institusi kesehatan. Cardinal Health memiliki dua segmen bisnis utama: Farmasi – yang menyalurkan obat-obtan bermerk dan generik, farmasi khusus, dan layanan tanpa resep dan produk konsumennya serta menyalurkan produk medis, pembedahan, dan peralatan laboratorium Cardinal Health bermerk di Amerika Serikat. Penjualan Segmen medisnya tumbuh 9% dari total 13.5 miliar Dolar AS pada 2017 lalu.

8. STRYKER

Stryker adalah perusahan perangkat medis asal AS yang khusus menangani Ortopedik, Pembedahan Medis (MedSurg) Neuroteknologi dan Tulang Belakang. Total pendapatan pada 2017 lalu mendekati angka 12.4 miliar Dolar AS.

9. BECTON, DICKINSON (BD)

Bermarkas di New Jersey, AS, aktivitas bisnis BD mencakup pengembangan, manufaktur, dan penjualan serangkaian perlengkapan medis, peralatan dan perlengkapan laboratorium, dan produk diagnostik yang digunakan oleh institusi kesehatan, peneliti sains, laboratorium klinik, industri farmasi, dan produk umum. 2017 lalu, BD penerimaan sebesar 12.1 miliar Dolar AS.

10. BAXTER

Terakhir adalah Baxter, perusahaan perangkat kesehatan asal AS dengan total penerimaan 10.6 miliar Dolar AS pada 2017. Baxter International adalah perusahaan peralatan kesehatan global dengan portofolio luas produk kesehatan esensial. Diantaranya adalah produk terapi dialysis kronis dan akut, solusi intravena (IV) steril, sistem dan perangkat infus, terapi gizi parenteral, anestesi hirup, farmasi injeksi generic, dan produk hemostat dan perekat bedah. Penjualan produk alkes Baxter mencapai 10.6 miliar Dolar AS pada 2017 lalu.

Industri Medis Taiwan Manfaatkan Big Data Untuk Membuat Biaya Kesehatan Lebih Murah

Gambar: www.taiwan-healthcare.org

Perusahaan Taiwan baik dalam bidang industri ICT maupun tradisional mendorong kesempatan untuk meringkas analitik big data kedalam alat kesehatan (alkes) yang lebih portable dan lebih kecil. Ini dimaksudkan uuntuk meringankan beban finansial bagi populasi manula di negara tersebut.

“Populasi yang menua dan terkait dengan biaya kesehatan yang mahal sedang dievaluasi pada sistem layanan kesehatan, dan tren besar ini akan mempengaruhi industri medis.” Ujar Brian Chong, vice president dari Wistron Medical Technology Corporation.

Menurut tinjauan pasar PwC Taiwan 2018 lalu, banyak rumah sakit di negara tersebut yang tidak mampu mengatasi naiknya biaya operasional. Sedangkan rumah sakit swasta kekurangan fasilitas umum, rumah sakit daerah juga berjuang menghadapi pesaing dari pusat medis dengan sumber daya yang lebih banyak.

Biaya layanan kesehatan bagi warga Taiwan yang berusia 65 tahun keatas besarnya sekitar 37.6% dari jumlah pengeluaran National Health Insurance (NHI) pada 2014 lalu, sedangkan jumlah populasi manulanya sendiri adalah sekitar 12%. Biaya ini diproyeksikan akan naik seiiring dengan naiknya juga jumlah warga manula.

Akibatnya, perkembangan alat kesehatan sebagian besar berfokus pada teknologi preventif dan asistif untuk meringankan biaya bagi pasien, khususnya bagi manula dan pasien di daerah pedesaan.

Chong juga mengingatkan integrase analitik big data dan Internet of Things (IoT) kedalam praktek layanan kesehatan berkontribusi besar kepada sektor layanan kesehatan Taiwan, memangkas tingkat mortalitas dengan mengurangi human error serta memaksimalkan deteksi awal.

Kerja Sama Novo Nordisk dan Health2Sync Tingkatkan Fokus Layanan di Wilayah Jepang

Gambar: www.mobihealthnews.com

Aplikasi diabetes care Health2Sync dan perusahaan farmasi Novo Nordisk Pharma Ltd. menyepakati kerja sama untuk mendukung penanganan diabetes secara digital dan memfasilitasi komunikasi antara pasien dan penyedia layanan kesehatan khusus untuk wilayah Jepang.

Sebagai bagian dari kerja sama ini, Novo Nordisk Pharma Ltd. akan mendukung distribusi dan adopsi aplikasi Health2Sync di wilayah Jepang. Perusahaan farmasi itu juga akan menghubungkan koneksi perangkat insulinnya dan membantu pencatatan data otomatis dari injeksi insulin mandiri.

“Kami tertarik bermitra dengan Novo Nordisk di Jepang, dimana pasarnya terbuka untuk inovasi peningkatan proses dan pengalaman pasien.” Ujar Ed Deng, Co-Founder dan CEO Health2Sync.

Sementara itu John Dawber Vice President dan Head Marketing Division Novo Nordisk Pharma Ltd. menyatakan bahwa pihaknya berbagi misi yang sama dalam meningkatkan hasil maksimal bagi penderita diabetes. Melalui kerja sama ini, perpaduan passion dan komitmen dari kedua perusahaan meyakinkan bahwa mereka mampu menunjukkan shared value bagi pasien, ahli fisik, dan penyedia layanan di Jepang.

Para pengidap diabetes sendiri memang memerlukan kewaspadaan ekstra dalam menentukan pilihan gaya hidup yang benar dan membutuhkan pengingat waktu pengobatan mereka. Aplikasi Health2Sync bisa membantu mereka terkait hal ini.

Saat pengguna menggunakan aplikasi ini, Health2Sync langsung memperoleh data pengguna (termasuk informasi personal) tentunya melalui persetujuan pengguna, dan  akan sepenuhnya bertanggung jawab dan berkemampuan menyimpan dan mengolah datanya untuk kepentingan pasien. Aplikasi SyncHealth sudah berjalan lebih dari lima tahun dan melayani lebih dari 310.000 pengguna terdaftar. Juga tercatat sebagai aplikasi diabetes nomer satu di Jepang, Taiwan, HongKong dan Malaysia dalam konteks jumlah unduhan dan rating App Store.

Pada Desember 2017 lalu, Health2Sync sukses meraih pendanaan seri B sebesar 6 miliar Dolar Amerika Serikat dan dipergunakan untuk mendirikan operasional di Jepang, memperdalam layanan berbasis-data, dan membangun fitur yang khusus untuk kemitraan asuransi kesehatan.

RSUD Lateamammal, Sopeng Kini Miliki Fasilitas Alat Cuci Darah

Gambar: Bugiswarta.com

Pemerintah Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan dikabarkan tengah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terhadap warganya. Langkah pertama dari program ini adalah dengan menghadirkan alat cuci darah (HD) di Unit Instalasi Hemodialisis RSUD Lateamammala.

Sekertari RSUD Latemammala Kabupaten Soppeng, Yanwar Saiful mengatakan bahwa peningkatan kualitas pelayanan terhadap masyarakt sangat diperlukan. Bahkan menurutnya, adanya alat cuci darah tersebut merupakan satu-satunya RS yang bertipe C di Sulawesi Selatan.

“Kami akan berusaha memberikan pelayanan yang baik kepada pasien, dengan memberikan fasilitas lengkap, termasuk cuci darah membantu menggantikan fungsi ginjal agar tubuh dapat tetap memiliki keseimbangan fungsi,” ucap Yanwar dikutip dari situs Sindonews.

Tak hanya itu, untuk memberikan pelayanan perdana yang baik kepada pasien pemerintah setempat juga mendatangkan dokter dari Provinsi.

“Untuk pengoprasian perdana, kami datangkan dokter dari Makassar untuk mendampingi dokter yang bertugas di unit ini, dan nan unit ini mampu melayani empat pasien perhari,” lanjut Yanwar.

Salah seorang pasien, Sannang warga Kecamatan Takkalalla menyampaikan perasaan gembira dan bahagia karena adanya alat ini. Dirinya mengungkapkan bahwa setiap minggu dia harus melakukan cuci darah ke RS Makassar, tapi alhamdulillah setelah ada fasilitas ini di Soppeng bebannya menjadi terasa ringan dan senang.

ARSADA Gelar Hospital Procurement Forum & Expo di Kota Yogyakarta

Gambar: hpfe.id

Setelah sukses berkolaborasi dengan pihak menyelenggarakan pameran dan seminar CMEF Indonesia, Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia (ARSADA) dikabarkan akan menggelar acara lain bertajuk Hospital Procurement Forum & Expo (HPFE) 2019.

Daerah Istimewa Yogyakarta dipilih oleh Arsada sebagai tempat diselenggarakannya acara tersebut. Tepatnya di di Jogja Expo Center (JEC) Hall A, Hall B, serta Yudhistira Hall pada 19-21 Maret 2019 mendatang.

Dikutip dari Tribunnews.com, Ketua ARSADA DIY dr. Joko Hastaryo menyatakan HPFE 2019 akan menghadirkan 3 agenda utama yaitu Seminar, Pelatihan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, serta Pameran Alat Kesehatan

“Nanti akan ada seminar, pelatihan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, serta pameran alat kesehatan,” imbuh Joko.

Acaranya sendiri akan dikelola oleh Event Organizer PT. Fery Agung Corindotama (FERACO). dr. Ferry Agung Prasetyo dari PT. FERACO menyebut akan ada 60 booth dalam pameran alat kesehatan nantinya. 57 merupakan perusahaan swasta dan 3 instansi pemerintah. Dan tentunya seluruh anggota ARSADA pun diperkirakan hadir dalam acara ini.

“Akan ada lebih dari 500 pengunjung yang hadir. Sebagian besar merupakan pejabat rumah sakit hingga akademisi,” pungkas Ferry.

IDI: Presiden Terpilih Hendaknya Memandang Pembangunan Kesehatan Sebagai Investasi

dr. Daeng M Faqih, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia. Gambar: Detik health

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta nanti Presiden terpilih Indonesia hendaknya memandang pembangunan kesehatan dan juga pendidikan sebagai investasi dalam membangun sumber daya manusia Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum IDI dr. Daeng M Faqih.

Dikutip dari Antara News, dirinya melanjutkan bahwa berkaca pada banyaknya jumlah penyakit menular dan tidak menular di Indonesia, pembangunan kesehatan perlu dilakukan dari hulu yang dimulai dari ibu hamil. Kemudian dilanjutkan dengan berbagai program kesehatan dan pendidikan pada anak hingga menyelesaikan sekolah.

“Dari 1.000 hari pertama kehidupan dalam kandungan dijaga gizinya. Ibunya ngga sakit-sakitanan, setelah lahir dijaga agar tidak sakit-sakitan. Kalau perlu tidak hanya sampai tiga atau lima tahun, tapi sampai usia SMP (Sekolah Menengah Pertama – red) misalnya itu dijaga,” tutur dr. Daeng.

Kendati begitu, menurut dr. Daeng pemerintah harus memperhatikan isu pembangunan kesehatan tidak hanya dilihat dari sektor kesehatan melainkan multisektor.

“Harus multisektoral bukan hanya masalah kesehatan, seperti ketersediaan pangan, harga pangan terjangkau, sektor lapangan pekerjaan supaya orang bisa menghidupi keluarganya. Itu kan bukan urusan kesehatan, tapi harus terlibat” jelas Daeng.

Dirinya melanjutkan, terdapat tantangan baru dari permasalahan perilaku anak saat usia sekolah mulai dari penyalahgunaan pornografi hingga perilaku seksual, serta penyalahgunaan obat-obatan dan produk tembakau.

Penanganan stunting atau kekerdilan pada anak serta pencegahan penyakit penting dilakukan untuk menciptakan sumber daya manusia usia produktif yang tidak terhalang dengan masalah penyakit ke depannya.

Amazon Perkenalkan Ventura Kesehatan Terbarunya: Haven

Gambar: www.businesswire.com

Ventura gabungan antara Amazon, J.P. Morgan dan Berkshire Hathaway akhirnya memiliki nama resmi, yaitu Haven.

Pada Januari tahun lalu, mereka memang sudah mengisyaratkan akan bekerjasama menyediakan solusi akan naiknya biaya layanan kesehatan. Kemudian mendirikan sebuah ventura dan menunjuk ahli bedah, penulis, dan pembicara terkenal dr. Atul Gawande sebagai CEO Juni lalu.

“Kami ingin mengubah pengalaman kesehatan masyarakat sehingga bisa menjadi lebih sederhana, lebih baik, dan lebih murah. Kami akan memulai dari yang kecil, belajar pengalaman dari pasien, dan kemudian memperluas pemenuhan kebutuhan mereka (masyarakat -red),” Ujar Gawande.

Sebelum pengumuman besar tersebut, banyak pengamat industri merumorkan nama yang akan digunakan adalah “ABC” atau “ABJ”. Pemilihan nama “Haven” sendiri diklaim sejalan dengan misi mereka untuk menjadi mitra yang fokus menyediakan kebutuhan layanan kesehatan bagi 1.2 juta karyawan Amazon, Berkshire Hathaway, dan J.P. Morgan. Sejak penunjukkannya, Gawande juga sudah menemui para karyawan dari ketiga perusahaan ini untuk memahami pengalaman layanan kesehatan mereka.

Melalui halaman situs resminya, Haven juga mengumumkan rincian terbaru dari fokus bisnis ventura tersebut. Diantaranya adalah peningkatan proses navigasi sistem layanan kesehatan yang rumit dan program benefit obat-obatan bagi karyawan.

Halaman tersebut juga menampilkan tulisan Gawande yang menggambarkan peran Haven sebagai “advokat bagi pasien dan rekan bagi semua pihak, praktisi klinis, pemain industri, penemu, pembuat kebijakan, dan lainnya agar pelayanan kesehatan sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.”

Tulisan tersebut sejalan dengan pernyataan Chief Operating Officer Jack Stoddard, yang belum lama ini mengatakan kemitraan ini ingin membuat layanan kesehatan lebih mudah dipahami, tidak begitu mahal, dan idealnya menghasilkan layanan yang lebih baik terhadap karyawan.

“Sebagai ahli bedah, saya mengabdikan karir saya untuk mempedulikan pasien saya dan bekerja untuk membuat sistem layanan kesehatan lebih baik. Saya yakin semua orang berhak memperoleh layanan berkualitas yang terjangkau dan mudah diakses,” tulis Gawande dalam situs tersebut.

Livongo Rencanakan IPO Tahun Ini

Gambar: www.mobihealthnews.com

Dilansir oleh Wall Street Journal (WSJ), startup manajemen penyakit kronis Livongo Health siap akan lakukan langkah Initial Public Offering (IPO) tahun ini.

Perusahaan tersebut juga dilaporkan sudah menggunakan jasa Morgan Stanley, Goldman Sachs, dan JPMorgan Chase sebagai underwriters dan menargetkan valuasi hingga 1 miliar Dolar AS.

Meski terkesan agak tertutuo, CEO Livongo Glen Tullman tidak menyangkal kemungkinan bahwa perusahaannya akan melakukan tahun ini.

“Saya rasa yang Anda inginkan adalah membangun perusahaan besar yang memiliki banyak pilihan hingga Anda bisa melakukan apa saja. Banyak kepentingan di sana, tetapi saat ini kami fokus 100 persen pada pembangunan produk berkelas dunia yang melakukan tiga hal: hal yang dicintai pengguna kami, hal yang memberi hasil nyata bagi mereka, dan hasil klinis. Yang pada pada akhirnya yang mampu menghemat dan mengurangi biaya layanan kesehatan.”

Kendati begitu, John Hallock, VP of corporate communications Livongo menolak mengkonfirmasi dengan mengatakan bahwa pihaknya tidak berkomentar di ruang umum tentang rencana pembiayaan Livongo berikutnya.

Sejak diluncurkan lima tahun lalu Livongo memang diprediksi akan menjadi salah satu bintang baru sebagai startup kesehatan. Perusahaan tersebut sukses mengembangkan sayap dari manajemen diabetes hingga hipertensi dan pemantauan berat badan. Lalu kemudian mengakuisisi MyStrength untuk melengkapi layanan kesehatan mental dan perilaku kedalam lini produk jasanya.

“Pasien menginginkan satu tempat untuk dikunjungi, satu aplikasi, satu pelatih. Buatlah hidup kami lebih mudah, bukan justru lebih sulit,” kata CEO Jelas Tullman terkait alsan dan misi dibentuknya startup ini.

Di sisi lain, IPO Livongo juga akan mendorong perusahaan ke arah yang lebih transparan, dengan menyediakan pandangan bagi pengamat industri untuk memantau keuntungan atau kerugian industri manajemen digital kondisi penyakit kronis.

Rumah Sakit Tipe D Jatisampurna Resmi Beroperasi

WALI Kota Bekasi Rahmat Effendi meresmikan RS Tipe D Jatisampurna, Minggu, 10 Maret 2019. Foto: Pikiran Rakyat

Kabar gembira untuk warga Bekasi. Rumah Sakit Tipe D Jatisampurna dikabarkan telah dibuka dan resmi beroperasi sejak Senin, 11 Maret 2019. Untuk itu warga bisa berobat ke rumah sakit ini berbekal Kartu Sehat (KS). Kendati operasional rumah sakit berbeda alokasinya untuk anggaran pembiayaan KS.

“Mulai Senin, warga sudah bisa berobat ke sini kalau sekadar penyakit ringan. Saya minta Kepala Dinas Kesehatan mengkalkulasi kebutuhannya. Walaupun anggarannya belum disiapkan dari APBD Kota Bekasi 2019, tapi rumah sakit ini harus tetap langsung bisa beroperasi. Nanti operasionalnya menggunakan anggaran lain karena program-program yang penting tetap menjadi prioritas” kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.

Rumah sakit yang lokasinya tepat berada di belakang Kantor Kecamatan Jatisampurna tersebut hadir dengan kapasitas tampung 50 pasien rawat inap. Selain itu ada instalasi rawat inap, Rruang gawat darurat, ICU, NICU, poliklinik rawat jalan, serta layanan empat spesialisasi yakni kebidanan, anak, bedah, dan penyakit dalam. Tak hanya itu, ada juga instalasi farmasi, radiologi, juga poli gigi.

Saat ini menurut pihak Pemkot pengadaan alat kesehatan sudah 60 persen, sedangkan kebutuhan furnitur dan personel sudah terpenuhi. Namun untuk posisi Direktur RS, hingga kini masih dalam proses seleksi.

Setelah RS Tipe D Jatisampurna, Pemkot Bekasi juga menargetkan tambahan tiga RS Tipe D lagi yang bisa mulai beroperasi tahun ini. Yakni RS Tipe D Pondok Gede dan RS Tipe D Bantargebang.

“Untuk yang Bantargebang, pembiayaannya turut dibantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan relatif lebih siap dioperasikan dalam waktu dekat. Adapun RS Tipe D Pondok Gede masih butuh perluasan lahan,” tutur Rahmay.

Kendati begitu, kedua rumah sakit tersebut baru akan mulai dikerjakan setelah RS Tipe D Jatisampurna menyempurnakan beberapa hal. Antara lain penambahan kamar mayat serta prasarana yang harus dapat diakses kaum disabilitas.

Rumah Sakit di Thailand Mulai Gunakan Tenaga Robot Sebagai Perawat

Akibat membludaknya pasien, alih-alih mengambil perawat baru, sebuah rumah sakit di Thailand pekerjakan tiga buah robot sebagai perawat. Lengkap dengan seragam dan topi khas pekerja fasilitas kesehatan tersebut.

Kendati begitu tak seperti perawat pada umumnya, robot-robot yang diberi nama Nan, Nee dan Nim ini tidak melakukan pemeriksaan pasien secara langsung. Melainkan hanya mengantarkan dokumen penting dari satu tempat ke tempat lain serta perlengkapan dan obat-obatan kepada dokter.

Robot-robot tersebut berjalan di sepanjang strip magnetik yang menempel di lantai. Mereka bisa melakukan perjalanan lebih dari 100 meter di seluruh rumah sakit dalam sekali perjalanan. Yang masing-masing diperkirakan menempuh beberapa mil sehari.

Tiga robot ini berjenis AGV (Automated Guided Vehicle) yang diproduksi oleh perusahaan yang berbasis di Shenzhen, China.

Kendati begitu, kepala rumah sakit dr. Riantong membantah bahwa ini nantinya akan menggantikan tenaga kerja manusia atau mengurangi jumlah karyawan. Dirinya mengatakan bahwa robot itu meningkatkan efisiensi dan mengurangi kesalahan dalam pelaksanaan kerja.