spot_img

Pasar Penyewaan Alat Kesehatan Capai Nilai 65.4 Miliar Pada 2026 Mendatang

Ilustrasi: www.dribbble.com

Sebuah perusahaan riset asal india Acumen Research and Consulting, baru-baru ini melaporkan hasil penelitiannya yang memprediksi bahwa pasar penyewaan alat kesehatan (alkes) diperkirakan akan mencapai nilai 65,4 miliar Dolar AS pada 2026 mendatang, dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 4.5% CAGR (Compound Annual Growth Rate).

Salah satu hal yang yang menjadi faktor pertumbuhan bisnis penyewaan alkes ini adalah berkembangnya tren home care atau perawatan dan pengobatan pasien dari rumah. Dimana layanan ini menyasar lansia dan penyandang disabilitas. Juga tumbuhnya layanan leasing untuk penyewaan alkes ikut menjadi faktor utama.

Selain itu, adanya perubahan administratif dan regulasi di beberapa negara terkait pembelian alat kesehatan membuat institusi kesehatan lebih senang menyewa alkes saja karena dinilai lebih mudah dan hemat dari segi waktu dan tenaga.

Produk alkes apa sajakah yang akan laku disewakan? Penelitian oleh Acumen ini menyatakan bahwa secara global peralatan bedah, peralatan durable, alat penyimpanan, dan alat transportasi pasien menjadi yang paling diminati.

Peralatan durable diantaranya adalah perangkat mobilitas personal, keamanan kamar mandi, furniture medis, perangkat pemantauan, dan perangkat therapeutic.

Wilayah Amerika Utara sendiri sudah menikmati lonjakan pasar penyewaan alkes ini sejak 2018 lalu dan diharapkan tetap mampu mempertahankannya hingga akhir 2025 mendatang. Kendati begitu, tahun lalu Eropa merupakan wilayah yang berhasil mengumpulkan pundi-pundi terbanyak dari dari bisnis ini.

Kenaikan jumlah penyakit kronis seperti Parkinson, Huntington, dan Atherosklerosis menjadi faktor tumbuhnya bisnis penyewaan alkes di sana. Ada beberapa faktor pendukung lain seperti bertumbuhnya layanan home care dan perkembangan populasi lansia. Institusi pendidikan dan laboratorium penelitian di wilayah tersebut juga terlihat lebih suka menyewa alat dibanding membeli.

Sedangkan performa CAGR terbaik diperoleh kawasan Asia Pasifik, pertumbuhan populasi lansia dan perkembangan aktivitas pemerintahan yang stabil dalam penciptaan iklim ekonomi adalah faktor pendorong penting bagi perkembangan di wilayah ini.

Jika sebuah bisnis bertumbuh, tentunya juga akan ada perusahaan yang menikmati “kuenya”. Untuk penyewaan alkes ini, nama-nama Woodley Equipment Company Ltd., Hill-Rom Holdings, Inc., Westside Medical Supply, Nunn’s Home Medical Equipment, Universal Hospital Services, Inc., dan Siemens Financial Services, Inc dilaporkan menjadi yang paling aktif dan tentu saja berhasil meraih keuntungan secara signifikan.

Johnson & Johnson Akuisisi Pengembang Teknologi Medical Robotic Auris Health

Gambar: Auris Health

Johnson & Johnson (J&J) nampaknya ingin lebih serius pada teknologi medical robotic atau pemanfaatan teknologi robot untuk keperluan layanan kesehatan. Pasalnya perusahaan kesehatan raksasa tersebut telah resmi mengakuisisi sebuah startup bernama Auris Health.

Dilansir oleh Forbes, untuk mendapatkan Auris Health, J&J harus menggelontorkan dana sebesar 3,4 miliar Dolar AS plus 2,35 miliar Dolar AS yang akan diberikan jika kedua perusahaan berhasil mencapai target yang sesuai dengan perjanjian awal akuisisi ini.

Auris Health sendiri didirikan pada 2007 silam oleh Hari Sundram, Christopher J.P. Velis dan Frederic Moll yang juga pernah mendirikan Intuitive Surgical, sebuah startup pengembang medical robotic yang kini memiliki valuasi 61 miliar Dolar AS.

Kembali ke Auris Health. Sejak 2011 lalu startup ini sukses meraih pendanaan dari Debt dan Equity Financing dengan jumlah lebih dari 800 juta Dollar AS. November sebelumnya pada pendanaan seri D1, Auris dinyatakan memiliki valuasi hingga 2.2 miliar Dolar AS.

Kendati begitu, pengamat bertanya-tanya tentang langkah J&J. Mengingat Auris saat ini baru memiliki satu produk yaitu teknologi rebotik untuk biopsi paru-paru yang mana membutuhkan waktu lama untuk bisa mendapatkan ijin resmi dari badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (FDA). Apakah ada teknologi lain yang sedang dikembangkan oleh Auris? Sampai artikel ini diturunkan, baik media maupun pengamat masih belum mengetahuinya.

Untuk diketahui, ini bukanlah pertama kalinya J&J mengakusisi startup pengembang medical robotic. Tahun 2015 lalu, bersama dengan Alphabet (Google) mereka mengakuisisi Verb Surgical.

Kunjungi China, Indonesia Akan Jalin Kerjasama di Bidang Kesehatan

Kunjungan Staf khusus Menteri Bidang Peningkatan Pelayanan Kesehatan ke beberapa tempat di China. Gambar: Times Indonesia

Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Staf khusus Menteri Bidang Peningkatan Pelayanan Kesehatan, Prof. Dr. Akmal Taher, SpU(K) beserta Sekretaris Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan drg. Arianti Anaya, MKM beberapa waktu lalu melakukan pertemuan dan kunjungan ke negara China.

Diantaranya adalah mengunjungi Rumah Sakit Fuwai, Rumah Sakit Beijing Shijitan, Universitas Peking, serta National Medical Product Administration (NMPA) yang merupakan institusi pemerintah China setingkat wakil menteri yang mengatur tentang registrasi dan pengawasan Pre-market dan Post Market obat-obatan, alat kesehatan dan kosmetik.

Tujuan kunjungan itu adalah untuk menjajaki kerjasama bidang kesehatan dengan negeri tirai bambu tersebut. Ini karena mereka adalah salah satu negara yang telah menetapkan Kebijakan Registrasi Alat Kesehatan (Alkes), Uji Klinis Alkes dan Sistem Pengawasan Alat Kesehatan Pre dan Post Market. Bahkan China telah membangun pusat uji klinis untuk alat kesehatan, dimana pengawasan dilakukan baik di tingkat Pusat dan Provinsi.

Dilansir oleh Times Indonesia, Prof. Taher mengatakan bahwa kerja sama kesehatan antara Indonesia dan China mempunyai potensi yang besar untuk terus ditingkatkan guna mendukung Pembangunan Kesehatan di kedua Negara.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal NMPA China Xu Jinghe menyatakan siap membantu Indonesia dalam membangun sistem uji klinis alat kesehatan yang akan dilakukan.

Hasil kerjasama dua negara Asia ini diantranya adalah:

  1. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan profesional seperti beasiswa dari Universitas Tsinghua dan beberapa pelatihan dan Universitas Beijing;
  2. Penelitian bersama terkait Transplantasi Organ;
  3. Kerja sama Sister Hospital antara RS Jantung Harapan Kita dan Fuwai University;
  4. Kerja sama RSCM dengan Asian Pediatric Interventional Pulmonology Association;
  5. Kerja Sama antara Renji Hospital, Tongji University School of Medicine, in Shanghai dan RS Vertikal Kemenkes RI;
  6. Kerja sama membangun sistem Pelayanan Kesehatan Tradisional yang terintegrasi dengan Sistem Kesehatan di Indonesia khususnya untuk Program Pencegahan Penyakit.

Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun memandang kerjasama di bidang kesehatan ini merupakan hal yang dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia. Sebagai contoh, banyak dokter Indonesia yang belajar tentang ilmu kesehatan tradisional di China. Bahkan tidak menutup kemungkinan bisa diintegrasikan ke dalam sistem pelayanan kesehatan primer guna mendukung program JKN.

Eka Hospital Buka Dua Cabang Rumah Sakit Baru Tahun Ini

Gambar: Orami.co.id

Tahun ini Eka Hospital akan membuka dua rumah sakit baru di kawasan wisata Cibubur dan kota harapan indah Bekasi. Hal tersebut diumumkan oleh Corporate Marketing and Public Relations Director dr. Rio Hermanto Nurya dalam acara Corporate & Insurance Gathering Eka Hospital beberapa waktu lalu.

Dilansir oleh sindonews.com, dr. Rio menyatakan bahwa kedua rumah sakit baru yang akan dibuka itu memiliki banyak unggulan. “Kita punya 3 keunikan layanan, pertama electronic medical record, one patient one room, dan full time doctors,” kata dia.

Pelayanan tersebut mengacu kepada international patient safety goals layanan rumah sakit tipe B, seperti pada layanan Eka Hospital BSD dan Pekanbaru.

Tak hanya itu, mereka juga akan mengoptimalkan sistem IT rumah sakit, sehingga pasien dapat manfaat pelayanan kesehatan yang besar dan efisiensi pengobatan.

Peneliti Ungkap Riwayat Pencarian Google Bisa Menjadi Basis Data Untuk Pengobatan Pasien IGD

Gambar: mobihealthnews.com

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh BMJ Open mencatat bahwa tidak sedikit pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang dirawat, sebelumnya melakukan pencarian perihal penyakit mereka lewat Google.

Menurut platform jurnal kesehatan online tersebut, ini berarti bisa jadi adanya korelasi antara riwayat penyakit dalam rekam medis dengan riwayat pencarian Google mereka. Hal tersebut bisa dimanfaatkan sebagai basis data untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi instansi kesehatan seperti rumah sakit atau klinik. Misalnya untuk mempermudah pihak dokter melakukan diagnosa dan memutuskan metode pengobatan yang tepat terhadap pasien.

Dalam penelitian tersebut, dari 103 data pasien yang berhasil dikumpulkan dan dianalisis, 6 persen dari 591.421 query pencarian unik mereka berkaitan dengan kesehatan dan penyakit yang mereka derita saat ini. Proporsi ini meningkat 15 persen jika analisis pencariannya dibatasi pada kunjungan IGD tujuh hari terakhir. Selama tujuh hari pencarian tersebut, 56 persen sedang mempelajari gejala penyakit, 53 persen mempelajari informasi rumah sakit, sedangkan 23 persen sisanya mempelajari penanganan penyakit.

Tim peneliti mengamati sejumlah pasien yang sedang dalam perawatan IGD dari Maret 2016 hingga Maret 2017. Semua peserta memiliki usia diatas 18 tahun dan dirayu untuk memberikan catatan riwayat pencarian Google serta rekam medis mereka dengan imbalan kupon lotre berhadiah kartu bingkisan senilai USD 40 atau sekitar IDR 580.000. Konten dari data pencarian kemudian dievaluasi oleh dua orang coders yang memisahkan mana riwayat yang berkaitan dengan kesehatan dan mana yang tidak.

Pihak peneliti mengklaim bahwa ini merupakan penelitian pertama yang memadukan data pencarian Google dan data rekam medis pribadi. Dan sebenarnya, sejumlah pihak dalam industri kesehatan sudah cukup lama tertarik terkait hal ini.

Kendati begitu, penelitian ini masih tahap awal dan masih banyak hal yang harus digali dan dipelajari sebelum menarik kesimpulan lebih dalam.

“Dengan Mengetahui apa yang pasien cari sebelum mengunjungi IGD dapat membantu kami mengantisipasi kebutuhan mereka dan mengarahkan untuk mendapatkan layanan pengobatan yang tepat. Dan mengetahui apa yang mereka cari setelahnya dapat membantu kami berkomunikasi lebih baik dan membantu pasien pada perawatan setelah kunjungan,” tulis peneliti dalam jurnal tersebut.

Rumah Sakit UI Sudah Beroperasi, Ini Daftar Layanan dan Jadwal Dokternya!

Gambar: Detik.com

Kabar gembira untuk warga Depok dan sekitarnya. Saat ini Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) sudah mulai beroperasi dan menerima pengobatan untuk pasien umum. Rumah sakit pendidikan tinggi negeri (RS-PTN) pertama di Indonesia tersebut diresmikan sejak 13 Februari 2019 lalu.

RSUI digadang-gadang sebagai rumah sakit dengan fasilitas canggih dan modern, serta dikonsep sebagai fasilitas pelayanan kesehatan satu atap (one stop health services).

Untuk bangunannya sendiri, RSUI memiliki luas gedung 82.074 m2 yang terdiri dari 14 lantai. Memiliki kapasitas 300 tempat tidur, dan berdiri di atas bantalan pondasi anti gempa yang mampu menahan guncangan hingga 9.0 skala Ritcher. Tak hanya itu, setiap lantai memiliki kompartemen tahan api dan bebas asap sebagai area aman tempat berkumpul yang bertujuan untuk memudahkan evakuasi pada musibah kebakaran.

Gambar: Detik.com

Untuk pelayanan pengobatan, Direktur Utama RSUI Dr. dr. Julianto Witjaksono,Sp.OG (K), MGO mengatakan bahwa RSUI akan fokus pada masalah kesehatan di wilayah Kota Depok dan juga nasional. Diantaranya adalah penyakit jantung, kematian ibu dan bayi baru lahir, diabetes, dan pasien lansia.

Saat ini layanan unggulan yang dimiliki RSUI adalah Neurokardivaskuler, Intensive Cardiology Care Unit (ICCU), dan Cath-lab.

Neurokardivaskuler merupakan program unggulan RSUI yang melibatkan kerjasama 2 departemen, yaitu neurologi dan kardiologi. ICCU merupakan salah satu sarana pelayanan klinik jantung yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien penderita penyakit jantung yang membutuhkan perawatan dengan observasi ketat. Cath-lab merupakan salah satu fasilitas pemeriksaan radiologi secara angiografi untuk proses diagnostiknya.

Untuk daftar lengkap pelayanan beserta jadwal dokternya bisa Anda lihat di bawah ini.

Klik untuk memperbesar gambar. Sumber: Akun Twitter @dayatia

Kendati begitu, saat ini RSUI memang belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. dr. Julianto mengatakan bahwa kerja sama ini prosedurnya sudah diurus sejak September 2018. Diharapkan proses tersebut bisa segera selesai dan bisa melayani pasien BPJS Kesehatan. Khusus warga Kota Depok yang masuk dalam kategori kurang mampu, tetap bisa berobat gratis karena ditanggung oleh Pemerintah Kota.

“Jadi yang masuk sini yang bayar cash atau mempunyai jaminan atau masyarakat miskin yang ditanggung oleh Pemkot Depok sudah bisa kita terima, pasien-pasien miskin yang tidak tercover BPJS dan dibiayai oleh Pemkot Depok. Jumlahnya sekitar 2.000-an,” pungkas dr. Julianto.

Langkah Akuisisi Trisonics Dari Probo Medical

Gambar: crunchbase.com

Probo Medical perluas langkah dalam dunia ultrasound dengan mengakuisisi Trisonics.

Mengkhususkan dalam bidang penjualan, proses refurbishment, dan perbaikan peralatan medis, termasuk resale perangkat pemeriksa ultrasound transesophageal, perusahaan portofolio Varsity Healthcare Partners kini menyediakan divisi pelayanan ultrasound yang lebih ekstensif kepada para pelanggannya.

“Trisonics adalah perusahaan besar dan kami bangga menerima mereka bergabung kedalam keluarga besar Probo Medical.” Ujar David Trogden, Presiden Probo Medical.

“Tim Trisonics adalah salah satu yang paling berpengalaman dalam industri dan akan menambahkan nilai yang besar kedalam bisnis kolektif kami.”

Berawal dari spesialisasi dalam penyediaan dan perbaikan perangkat pemeriksaan, Probo Medical kini menambahkan jasa refurbishment pada portofolionya sejak 2018 lalu saat bergabung dengan MedCorp.

Bermarkas di Fishers, Indiana, Probo Medical memiliki lebih dari 120 karyawan, yang tersebar di empat daerah. Bisnisnya mencakup operasional pemeriksaan ultrasound di Fishers dan Tulsa, Oklahoma, kantor MedCorp untuk penjualan ultrasound di Tampa, dan yang terbaru jaringan layanan dan penjualan di seluruh Amerika Serikat Timur oleh Trisonics, yang bermarkas di Harrisburg Pennsylvania.

Trisonics akan tetap bergerak dibawah nama terdahulunya dan boleh mempertahankan tim layanannya, sebagai bagian dari kesepakatan baru tersebut. Seluruh perangkat ultrasound dan penyedia jasa layanannya bersertifikasi ISO 113485 dan terdiri dari tim yang berpengalaman, dan teknisi layanan lapangan yang kompeten.

“Trisonics memiliki banyak opsi saat mencari mitra, namun Probo menyediakan kombinasi sempurna dari pertumbuhan, pengalaman industri, dan visi dalam industri bersama ini.” Terang CEO Jen Riner.

Sementara ini belum ada rincian finansial yang dipublikasikan.

PDIB Gelar Pembahasan Masalah Sistem Kesehatan di Indonesia Dalam Format Debat

Panitia acara yang juga merupakan anggota PDIB. (Foto: Suara.com/Firsta Putri Nodia)

Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu (PDIB) dikabarkan menggelar pertemuan akbar bagi seluruh dokter, dokter gigi dan Mahasiswa Fakultas Kedokteran maupun Kedokteran Gigi. Acara ini akan dilaksanakan dalam format debat terbuka yang akan membahas berbagai tantangan dan masalah dalam sistem kesehatan di Indonesia. Dan akan dilangsungkan pada Kamis (21/2/2019) bertempat di Museum Kebangkitan Nasional atau dulu dikenal sebagai Kompleks Ex STOVIA, sekolah kedokteran pertama di Indonesia.

Dilansir oleh suara.com, dr Reno Yonora, SpAn, selaku salah satu panitia menyatakan bahwa kegiatan ini akan melibatkan seluruh pemangku kepentingan seperti unsur pemerintah baik eksekutif maupun legislatif, perguruan tinggi, lembaga sosial masyarakat termasuk para pakar dan tokoh nasional di bidang kesehatan dan kedokteran.

“Acara Debat ini mengundang banyak pihak terkait, seperti Ketua Komisi IX DPR RI, Menteri Kesehatan, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Direksi BPJS Kesehatan, Pengurus Besar Ikatan Dokter lndonesia (lDl) dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Perhimpunan Perawat (PPNI), Bidan (IBI), Apoteker, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Perwakilan Faskes Primer, lndustri Alat Kesehatan, lndustri Farmasi dan para tokoh nasional,” ujar Reno.

Seorang panitia lainnya dr Eno menambahkan, acara ini diharapkan bisa membuka tabir permasalahan terkini khususnya di bidang kesehatan dan kedokteran di Indonesia sehingga dapat ditemukan jalan penyelesaian secara bersama-sama.

“Di tempat debat, kami menyediakan “Catatan Lembaran Putih” berupa kain putih puluhan meter sebagai tempat menulis masukan untuk semua yang hadir. Usulan dan masukan juga bisa via email khusus acara di kembalikeStovia@yahoo.com,” imbuh dia.

Dirinya melanjutkan, semua hasil dari debat terbuka ini akan didokumentasikan dan diterbitkan dalam sebuah buku berjudul Kembali ke STOVIA: Bangkitkan Kembali Harkat dan Martabat Profesi Dokter lndonesia yang akan menorehkan sejarah perjuangan seluruh dokter lndonesia mencari solusi permasalahan kesehatan di Indonesia.

Versi Terbaru Precision Flow Hi-VNI Mask Free Ventilation System dari Vapotherm

Vapotherm, yang bermarkas di New Hampshire, baru saja merilis versi termutakhir sistem ventilasi Precision Flow Hi-VNI. Sistem ini digunakan untuk menghantarkan ventilasi non-invasif kepada pasien yang membutuhkan menggunakan teknologi bebas masker Mask-Free NIV.

Versi terkini sistem tersebut mencakup update hardware dan software, yang meningkatkan reliabilitas dan ‘untuk menyesuaikan dengan kebutuhan minimal perangkat medis terbaru dari EMC 4th Edition, IEC 60601-1-2:2014,’

Precision Flow Hi-VNI menggunakan nasal cannula, tanpa harus melibatkan masker wajah, untuk menghantarkan udara hangat dan lembab dengan kecepatan tinggi pada pasien. Pasien tetap dapat berbicara, makan, dan merasa jauh lebih nyaman ketimbang harus dibatasi dengan masker pernapasan.

Gubernur Jatim Ingin Jadikan RSU Mohammad Noer Pamekasan Sebagai Rujukan

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berdialog dengan pasien di RSU Mohammad Noer Pamekasan, Madura. Foto: jatimnow.com

Dikutip dari situ jatimnow.com, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kemarin (19/2/2019) mengunjungi RSU Mohammad Noer Pamekasan, Madura guna mengecek fasilitas, tenaga kesehatan dan alat-alat kesehatan yang dimiliki di rumah pemerintah tersebut.

Dalam kunjungan tersebut Khofifah juga mengungkapkan keinginanya untuk menjadikan rumah sakit tipe D tersebut sebagai rujukan. Sehingga masyarakat di wilayah Madura tidak perlu mengantri dan menempuh jarak yang jauh untuk berobat jauh-jauh, seperti ke RSUD dr Soetomo di Surabaya.

“Kami ingin rumah sakit ini jadi rujukan. Kita akan tambah dokter spesialis, layanan kesehatannya dan juga alkes (alat kesehatan – red) tertentu yang dibutuhkan agar masyarakat Madura tidak perlu jauh-jauh mendapatkan rumah sakit rujukan,” tegas Khofifah.

Namun dalam kunjugan tersebut Khofifah masih menemukan berbagai kekurangan fasilitas. Diantaranya dokter spesialis, ahli anastesi dan perangkat alat kesehatan penunjang operasi. Namun, hal tersebut rencananya bakal dipenuhi oleh Pemprov Jatim sehingga keinginan menjadikan RSU Mohammad Noer Pamekasan sebagai rumah sakit rujukan bsia tercapai.

Sementara itu, Bupati Pamekasan Badrut Tamam yang ikut menemani Gubernur dalam kunjungan tersebut menyatakan dukungannya terhadap rencana tersebut. Ia juga memberikan rekomendasi agar rumah sakit ini nantinya bisa dilengkapi dengan layanan untuk penyakit kusta. Sebab, di Madura masih banyak warga yang menderita kusta.

“Di Madura banyak pengidap kusta. Kalau rumah sakit ini bisa menampung para penderita kusta, maka akan sangat membantu dan memudahkan masyarakat,” tambah Badrut.

Di rumah sakit dua lantai itu juga Khofifah juga menyapa sejumlah pasien yang tengah menjalani perawatan. Salah satunya pasien pengidap demam berdarah dan pasien yang sudah 5 hari dirawat karena kejang.