Kabar gembira untuk warga Depok dan sekitarnya. Saat ini Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) sudah mulai beroperasi dan menerima pengobatan untuk pasien umum. Rumah sakit pendidikan tinggi negeri (RS-PTN) pertama di Indonesia tersebut diresmikan sejak 13 Februari 2019 lalu.
RSUI digadang-gadang sebagai rumah sakit dengan fasilitas canggih dan modern, serta dikonsep sebagai fasilitas pelayanan kesehatan satu atap (one stop health services).
Untuk bangunannya sendiri, RSUI memiliki luas gedung 82.074 m2 yang terdiri dari 14 lantai. Memiliki kapasitas 300 tempat tidur, dan berdiri di atas bantalan pondasi anti gempa yang mampu menahan guncangan hingga 9.0 skala Ritcher. Tak hanya itu, setiap lantai memiliki kompartemen tahan api dan bebas asap sebagai area aman tempat berkumpul yang bertujuan untuk memudahkan evakuasi pada musibah kebakaran.

Untuk pelayanan pengobatan, Direktur Utama RSUI Dr. dr. Julianto Witjaksono,Sp.OG (K), MGO mengatakan bahwa RSUI akan fokus pada masalah kesehatan di wilayah Kota Depok dan juga nasional. Diantaranya adalah penyakit jantung, kematian ibu dan bayi baru lahir, diabetes, dan pasien lansia.
Saat ini layanan unggulan yang dimiliki RSUI adalah Neurokardivaskuler, Intensive Cardiology Care Unit (ICCU), dan Cath-lab.
Neurokardivaskuler merupakan program unggulan RSUI yang melibatkan kerjasama 2 departemen, yaitu neurologi dan kardiologi. ICCU merupakan salah satu sarana pelayanan klinik jantung yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien penderita penyakit jantung yang membutuhkan perawatan dengan observasi ketat. Cath-lab merupakan salah satu fasilitas pemeriksaan radiologi secara angiografi untuk proses diagnostiknya.
Untuk daftar lengkap pelayanan beserta jadwal dokternya bisa Anda lihat di bawah ini.
Klik untuk memperbesar gambar. Sumber: Akun Twitter @dayatia
Kendati begitu, saat ini RSUI memang belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. dr. Julianto mengatakan bahwa kerja sama ini prosedurnya sudah diurus sejak September 2018. Diharapkan proses tersebut bisa segera selesai dan bisa melayani pasien BPJS Kesehatan. Khusus warga Kota Depok yang masuk dalam kategori kurang mampu, tetap bisa berobat gratis karena ditanggung oleh Pemerintah Kota.
“Jadi yang masuk sini yang bayar cash atau mempunyai jaminan atau masyarakat miskin yang ditanggung oleh Pemkot Depok sudah bisa kita terima, pasien-pasien miskin yang tidak tercover BPJS dan dibiayai oleh Pemkot Depok. Jumlahnya sekitar 2.000-an,” pungkas dr. Julianto.