spot_img

One Biomed Raih Pendanaan Seri A Senilai USD 5 Juta

One BioMed, perusahaan diagnosa medis yang berbasis di Singapura, mengumumkan telah meraih pendanaan Seri A sebesar USD 5 juta. Pendanaan tersebut dipimpin oleh Biopath Ventures dan ARCH Venture Partners dengan keterlibatan SEEDS Capital.

Dikutip dari situs e27, pihak One BioMed mengatakan bahwa dana yang didapat akan digunakan untuk mengkomersialkan produk pertamanya, yaitu sebuah perangkat persiapan sampel otomatis (automated sample preparation device) untuk pemurnian dan isolasi asam nukleat dari berbagai sampel. Ini banyak diperlukan sebagai langkah pertama dalam banyak teknologi diagnostik biologis dan molekuler klinis.

One BioMed mengatakan produk ini merupakan pondasi awal untuk produk-produk mereka berikutnya, seperti alat diagnostik molekuler, termasuk teknologi penginderaan biofotonik silikon untuk deteksi penyakit menular.

“One BioMed adalah contoh pertama dari tesis investasi dana kami untuk mengidentifikasi dan mengaktifkan perusahaan berkelas dunia di bidang kesehatan, “ungkap Joseph Jeong dan Dr. Nick Roelofs yang merupakan mitra pendiri BioPath Ventures. Dan setelah pendanaan ini, mereka berdua akan bergabung dalam dewan perusahaan.

Perusahaan ini sendiri merupakan spin-off dari A * STAR.

Perbaiki Sistem Penagihan, BPJS Kesehatan Ingin Magang Di Korsel

Ilustrasi BPJS. Sumber gambar : www.newsth.com

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan berencana tengah mempelajari sistem penagihan iuran peserta yang terintegrasi antarlembaga milik Korea Selatan.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris menjelaskan, National Health Insurance Service (NHIS) sebagai pengelola jaminan kesehatan di Korea Selatan telah puluhan tahun beroperasi menggunakan sistem tersebut. Untuk itu pihaknya tertarik mempelajari hal ini.

Hal tersebut, kata Fahmi, bisa menjadi strategi dalam meningkatkan kolektibilitas iuran Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri. DImana menurut catatan mereka, per 2018 tingkat kolektibilitas segmen tersebut hanyalah sebesar 60,9%.

“BPJS Kesehatan ingin ‘magang’ di NHIS untuk melihat manajemen collecting iuran di sana seperti apa. Selain itu, kami juga tertarik untuk melakukan pertukaran data riset dengan NHIS guna kepentingan pengembangan program jaminan kesehatan di masing-masing negara,” ungkap Fachmi seperti MedX kutip dari situs bisnis.com.

Manajemen NHIS juga telah melakukan kunjungan ke kantor pusat BPJS Kesehatan di Jakarta pada hari Selasa lal (9/7/2019). Dalam kesempatan tersebut, Head of the NHIS Policy and Research Institute Yonggab Lee menyampaikan, penagihan iuran jaminan kesehatan oleh NHIS telah dilakukan secara elektronik.

Dia melanjutkan, sistem penagihan iuran NHIS terkoneksi dengan data-data di Kementerian Perpajakan, jaringan perbankan, hingga agen properti. Hal tersebut membuat informasi catatan finansial seseorang, termasuk besaran penghasilan maupun pengeluarannya, menjadi sangat akurat.

“Pada tahun 2000 kami juga mengalami proses transformasi yang hampir mirip dengan BPJS Kesehatan. NHIS berusaha membangun kebijakan yang sesuai dengan kondisi masyarakat Korea Selatan,” tutur Yonggab Lee.

Pada Februari 2017 silam, BPJS Kesehatan mengawali kerja sama internasional dengan NHIS melalui penandatanganan nota kesepahaman yang meliputi kerja sama untuk berbagi keahlian, informasi, dan pengalaman di bidang asuransi sosial kesehatan.

Dinkes Sulsel Gandeng USAID Gelar Pelatihan Memanfaatkan Ambulans Apung

Gambar: Fajar.co.id

Tingkat kematian ibu dan anak saat melahirkan setiap tahunnya meningkat. Data inilah yang membuat Dinas Kesehatan Sulsel bersama dengan Kabupaten Pangkep menggandeng USAID untuk menggelar pelatihan dan workshop membahas kegiatan terpadu dalam pemanfaatan ambulans apung yang telah di sediakan di perairan Pangkep.

Dalam hal ini, Pemerintah dan dinas kesehatan menyediakan ambulans. Sementara Usaid membantu merancang bagaimana menyusun Operasional, menyiapkan sumber daya manusia yang terampil serta membantu pelayanan ambulans apung saat digunakan.

Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr. Bachtiar Baso mengatakan bahwa Pangkep merupakan provinsi yang tinggi angka kematian ibu dan anaknya saat proses melahirkan. Khususnya mereka yang tinggal di bagian perairan. Maka dengan hal tersebut berkolaborasi dengan USAID memberi titik terang.

Kata dia, selama ini kelemahannya karena kurangnya perhatian di daerah pesisir untuk sarana dan prasarana kesehatan. Untuk itu disediakanmya ambulans apung sebagai satu cara mengurangi risiko kematian. Usaid membantu mengatur apa yamg diperlukan. Tujuannya memang untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.

“Kami mau yang dilibatkan dalam ambulans apung memang yang sudah tersertifikasi dan punya surat tanda registrasi agar bisa melayani masyarakat,” ucap dr. Bachtiar Baso sebagaimana MedX kutip dari situs Tribun News.

Tak hanya itu, lanjutnya ke depan juga sudah disampaikan akan dibangun rumah sakit tipe D di perairan Pangkep tepatnya di Liukang Tangayya. Di sana masyarakat perairan akan dilayani.

Dahulu masyarakat perairan Pangkep, jika ingin di rujuk ke rumah sakit besar selalu saja terkendala akan alat transport. Sehingga kalau pun ada hanya memakai kapal barang.

Ahli Keamanan Temukan Celah Berbahaya Pada Produk Mesin Anestesi

Peneliti sekaligus penyedia layanan kemanan sistem kesehatan asal Amerika Serikat CyberMDX, menemukan celah pada protokol jaringan yang digunakan oleh produk mesin anastesi dan alat bantu pernafasan merk GE Aestiva dan Aespire yang banyak digunakan di rumah sakit Amerika Serikat.

Yang berbahaya dari hal ini adalah jika celah itu dieksploitasi, peretas bisa menggunakannya untuk mengubah pengaturan padan mesin. Yang ebrarti ini bisa mengancam keselamatan jiwa pasien.

Pihak CyberMDX mengatakan bahwa protokol yang digunakan pada sistem tersebut bisa digunakan untuk mengirimkan perintah jika mesin itu terhubung ke server terminal pada jaringan rumah sakit. Dengan perintah itu, seseorang bisa mendiamkan alarm, mengubah rekam medis dan bahkan mengubah komposisi gas yang digunakan pada alat bantu pernafasan dan alat anastesi.

“Perangkat ini menggunakan proprietary protocol, Cukup mudah untuk mengerti perintah yang ada.” kata Elad Luz Head of Research CyberMDX.

Salah satu perintah, lanjut Luz, itu memungkinkan perangkat untuk menggunakan protokol versi lama, yang masih digunakan untuk memastikan mesin kompatibel dengan mesin versi yang lebih tua. Parahnya, bahkan peretas tidak perlu melakukan autentikasi untuk menjalankan perintah tersebut.

“Pada setiap versi, Anda bisa mengirimkan perintah, meminta mesin untuk mengganti versi protokol yang digunakan ke versi pertama, lalu membuat mesin mengubah komposisi gas yang dikeluarkan,” lanjutnya.

Kendati begitu, pihak GE membantah hal ini dan menyatakan bahwacelah ini hanya ada pada GE Aestiva dan GE Aespire varian 7100 dan 7900. Pun mereka mengklaim bahwa celah tersebut tidak membahayakan pasien secara langsung.

Keseimpulan ini mereka dapat setelah melakukan berbagai investigasi yang dilakukan berdasarkan standar keamanan kesehatan internasional.

“Setelah melakukan penyelidikan, kami menyimpulkan bahwa tidak ada bahaya pada pasien,” tandas mereka.

RS YARSI Ingin Jadi Rumah Sakit Islam Berstandar Internasional

Gambar: Elshinta

Rumah Sakit Yarsi telah diresmikan pada Rabu (10/7/2019). Peresmian tersebut dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang didampingi Menteri Kesehatan RI Nila. Moeloek. Peresmian dilakukan secara simbolis dengan penandatanganan prasasti.

Ketua Pengurus Yayasan YARSI, dr. Jurnalis Uddin mengatakan Rumah sakit yang berlokasi di Jalan Letjend Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat tersebut memiliki fasilitas 450 tempat tidur dengan pelayanan rawat jalan 35 poliklinik eksekutif dan 15 poliklinik JKN. Pelayanan Gawat Darurat dibangun dengan konsep one stop service. Selain itu juga menyediakan landasan helikopter jika dalam kondisi darurat.

Tak hanya itu, tersedia juga 2 kamar operasi (1 kamar operasi mayor dan 1 kamar operasi minor), mobile x-ray, kamar rawat observasi, kamar rawat isolasi tipe lima, serta pelayanan untuk Lansia.

Khusus layanan untuk Lansia diadakan karena jumlah Lansia di Indonesia sudah 8% atau 8,5%, dan 2030 diperkirakan penduduk Indonesia hampir 300 juta orang.

RS YARSI sendiri memiliki visi “Menjadi RS berlandaskan Islam dengan pelayanan kesehatan bermutu tinggi dan standar internasional”. Ini diungkapkan oleh Dr. Mulyadi Muchtiar, MARS.

Visi tersebut dijabarkan ke dalam 6 (enam) misi RS YARSI, yang mendukung pengembangan RS sebagai penyedia layanan kesehatan komprehensif dan professional sesuai Islam, dan menjadi pusat rujukan dengan dukungan IPTEK serta menjadi sarana pendidikan dan penelitian kedokteran.

Core Value yang membentuk Corporate Culture RS YARSI, terdiri dari Akhlakui Karimah, Profesionai, Mardhatillah, Etika dan Keselamatan Pasien. Hal ini tercermin dalam motto RS YARSI, yaitu Dedication, Compassion, Innovation dan Shari’a Compliance.

Sementara itu, dalam kesempatan tersebut JK mengapresiasi langkah RS YARSI yang menerapkan pelayanan secara syariah Islam. Dalam sambutannya, JK mengatakan harus ada pemahaman yang mendalam soal syariah yang dijalankan dalam pelayanan sebuah rumah sakit.

Dan dirinya tidak ingin ada masyarakat yang gagal paham dengan konsep Rumah Sakit syariah kemudian meributkan sesuatu yang disebut haram akan tetapi boleh digunakan karena sifatnya menjadi halal.

Kapal RS Kedua Besutan PT PAL Punya Fasilitas UGD dan Ruang operasi

Gambar: Detik

PT PAL Indonesia dikabarkan tengah memproduksi Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) atau kapal RS untuk kedua kalinya.

Berbeda dengan kapal sebelumnya yang desainnya tidak full kapal Rumah Sakit, untuk kali ini perusahaan BUMN tersebut mendesain dan memproduksi kapal full dengan fasilitas RS termasuk UGD, ruang operasi, rawat inap dan fasilitas medis lainnya.

“Kontrak kami dengan TNI AL dimulai April 2019 dan kapal BRS ini harus tuntas Oktober 2021,” terang Direktur Utama PT PAL Budiman Saleh.

Kapal yang desainnya futuristik ini dipastikan lebih canggih dibanding dua KRI RS Pendahulunya. Memiliki panjang 124 meter, tinggi 7,8 meter dan lebar 22 meter sehingga mampu mengangkut pasukan dan pasien 651 orang, 120 kru kapal RS, 16 orang kru heli, 89 staf kesehatan.

Kapal yang masih belum memiliki nama ini, memiliki bobot 7,3 ton namun bisa melaju dengan kecepatan maksimal 18 knots.Juga bisa untuk landing 3 heli dan 2 ambulans boat.

Tak hanya itu, dari sisi desain pun kapal RS ini lebih futuristik dan tidak kaku kotak seperti pendahulunya.

Direktur Pembangunan Kapal PT PAL Turitan Indaryo menyampaikan bahwa kalau produk murni kapal RS, ini kali pertama perusahaan BUMN bisa membuat sendiri. “KRI Semarang kemarin desain RS-nya tidak sekomplit kapal BRS ini,” kata Turitan.

Nantinya kapal BRS itu akan difungsikan sebagai kapal untuk operasi militer maupun operasi non militer seperti untuk menangani korban bencana alam.

RS Atma Jaya Gelar Pemaparan Cara Mencegah Kerusakan Otak

Gambar: Liputan 6

Rumah Sakit Atma Jaya resmi pada Selasa (9/7/2019) menggelar acara dengan tema “Deteksi dini saraf penciuman, cegah kerusakan otak” dan “Jangan tunggu tua, investasikan otak sedini mungkin”. Acara yang diselenggarakan bersamaan dengan peluncuran Paviliun Bonaventura ini menekankan bahwa saraf penciuman merupakan tanda awal kerusakan otak yang menjadi faktor risiko dimensia.

Pemeriksaan gangguan ini pada seseorang dilakukan dengan menggunakan aroma yang dikenal di negara masing-masing. Apabila orang tersebut tidak dapat mengidentifikasi aroma-aroma yang diujicobakan, maka diduga telah terjadi gejala awal kerusakan otak pada pasien sehingga harus diperiksakan lebih lanjut.

Evidence-based mendicine adalah pendekatan kepada pasien berdasarkan hasil dan bukti ilmiah yang diperoleh dari penelitian yang baik sehingga memeberikan tata laksana pengobatan berbasis ilmiah kepada para pasien,” ungkap dr. Meta Dewi Thedja, M. Biomed., Ph.D. yang merupakan pembicara dalam perhelatan tersebut.

Evidence-based mendicine, lanjut dr. Meta, merupakan hal penting bagi para praktisi kesehatan profesional termasuk para dokter dalam memeberikan pendekatan pengobatan bagi pasien dan keluarga pasien karena berbasis bukti ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Diantaranya adalah deteksi awal kelainan cognitive pada berbagai tingkatan usia yang juga dikembangkan pada dokter ahli saraf berdasarkan clinical reaserch sebagai basis ilmiah dan dilengkapi dengan pemeriksaan kognitif berbasis komputer,” sambungnya.

Di samping itu, Pelayanan Geriatri dengan bertambahnya usia harapan hidup orang Indonesia, tentu peranan para praktisi kesehatan dalam mempertahankan kualitas hidup para pra-lansia dan lansia menjadi penting.

ClickClinic Ingin Bantu Pasien Terhindar Dari Ketidaknyamanan Mengantre Saat Berobat

Pada suatu hari, seorang pria bernama Frederick Wong membawa berobat bayinya ke klinik. Namun, setelah sampai di sana justru dia terjebak di antrean panjang. Sehingga Wong harus menunggu lebih dari dua jam sebelum gilirannya tiba.

“Sangat membuat saya bingung, mengapa masalah ini ada bahkan sampai hari ini. Jadi, saya berangkat dan berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini untuk selamanya,” ucap Wong sebagaimana MedX kutip dari situs e27.

Wong akhirnya mendirikan startup bernama ClickClinic di Singapura pada akhir 2017. Melalui platform yang dikembangkannya, calon pasien dapat memeriksa dan mengetahui antrean di sebuah klinik atau rumah sakit secara real-time melalui notifikasi yang dikirimkan lewat pesan teks. Sehingga pasien dapat tahu berapa banyak pasien yang sedang antri, dan akhirnya bisa merencanakan waktu pergi berobat secara tepat.

“Anda bisa mendapatkan antrean online untuk diri sendiri dan orang yang Anda cintai tanpa harus berada di lokasi. Selanjutnya, kami akan mengirimkan pemberitahuan status antrian secara real-time sehingga Anda dapat berjalan-jalan di sekitar klinik dengan mudah,” tambah pria yang sebelumnya pernah bekerja di OctopusTravel, Travelocity, dan Expedia itu.

Platform ClickClinic sendiri baru akan diluncurkan secara perdana pada Oktober tahun ini. Wong mengklaim saat ini startupnya tersebut telah memiliki total lima mitra klinik dan lebih dari 2.000 pengguna terdaftar.

“Kami baru-baru ini berada di Island Family Clinic, yang mengoperasikan lima klinik di Singapura. Ribuan pasien mereka sekarang dapat memeriksa kondisi antrean, mendapatkannya secara online dari rumah mereka dan menerima pemberitahuan saat giliran mereka tiba sebentar lagi,” jelas Wong

Menurut Wong, ada beberapa platform pemesanan dokter online di Singapura untuk membantu pasien melewati antrean panjang di klinik atau rumah sakit, tetapi kebanyakan adalah berkonsep appointment dan berbentuk aplikasi.

Wong menyebut bahwa ClickClinic sebagai QaaS (Queue-As-A-Service).Yang pada intinya ingin menjadi solusi bagi pasien agar terhindar dari ketidaknyamanan saat antre berobat.

Pemda Diminta Bantu Petakan Kelas Rumah Sakit Mitra BPJS

Ilustrasi Pelayanan BPJS Kesehatan. Foto: Liputan 6

Pemerintah Pusat RI meminta Pemerintah daerah (Pemda) agar terlibat dalam pemetaan kelas Rumah Sakit (RS), khususnya yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengatakan, pemetaan kelas RS menjadi bagian dari delapan bauran kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam menjaga keberlangsungan program JKN-KIS. Pembenahan kelas RS diperlukan untuk menghindari overpaid dalam pengeluaraan pembiayaan kesehatan.

“Jadi kelas RS harus pas, sebab adanya perbedaan kelas rumah sakit membuat adanya selisih harga dan efeknya BPJS Kesehatan harus mengganti klaim lebih besar,” katanya seperti MedX kutip dari situ Republika.

Dirinya mengakui bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan penataan kelas RS. Sebab pihak yang berwenang menurunkan dan menaikkan kelas RS ialah Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah melalui dinas kesehatan.

“Sedangkan Pemda bisa bersama dengan Kemenkes ikut menata kelas RS ini karena daerah yang memiliki wewenang bekerja sama dengan rumah sakit di daerah. Oleh karena itu, perlu koordinasi antara Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan,” ujarnya.

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek juga mengamini bahwa pihaknya telah menyusun pemetaan kelas RS. Kebijakan ini merupakan bagian dari bauran kebijakan.

Ada Pijat dan Akupuntur, RS Unair Buka Layanan Pengobatan Tradisional

Rumah Sakit Pendidikan Universitas Airlangga (RS Unair) pada hari senin (08/07) meresmikan tiga layanan barunya, yaitu Airlangga Aesthetic Center, Poliklinik Layanan Tradisional dan Komplementer, serta Integrated Digital Design Center For Medical Unair Hospital – ITS.

Pihak RS Unair mengaku bahwa tiga layanan baru ini mengintegrasikan layanan konvensional dengan tradisional. Sebelumnya, sejumlah rumah sakit yang menyediakan layanan ini belum berstatus RS pendidikan.

Pun mereka meyakini bahwa sistem ini bisa memberikan banyak manfaat bagi masyarakat luas. Sebab masyarakat akan memiliki banyak pilihan untuk melakukan pengobatan.

Direktur RS Unair, Prof Dr dr Nasronudin SpPD mengungkapkan RS pendidikan Unair telah diberikan keleluasaan dalam berkembang oleh universitas. Sehingga tidak hanya bergantung dengan pendanaan dari BPJS saja.

“Tenaga di RS Unair ini ya dari universitas, nantinya akan ada riset yang mendukung perbaikan layanan dan kebijakan baru,” tutur Prof. Nasronudin.

Sehingga akan ada sinergi antara akademisi, pebisnis, pemerintah serta masyarakat. Jadi masyarakat diajak berkomunikasi yang dibutuhkan apa sehingga bisa dikembangkan layanan yang memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Eranya sekarang kerjasama, termasuk pasien dan keluarga diajak kerjasama untuk peningkatan kerjasama. Dokter tidak lagi otoriter,” lanjutnya.

Selain itu, RS Unair juga tengah melakukan kerja sama dengan Institut Teknologi Surabaya (ITS) dengan mengembangkan berbagai produk teknologi sejak dua tahun terakhir.

Sementara itu, Rektor Unair, Prof Moh Nasih mengatakan bahwa integrasi layanan kolaborasi tersebut, menjadi sangat penting agar semua bisa saling berkontribusi dan berjalan dengan baik.

Terkait dengan pengobatan tradisional  seperti urut dan akupuntur yang menjadi salah satu layanan baru mereka, Prof. Nasih menegaskan bahwa pihaknya juga telah melakukan penghitungan dengan baik khususnya terkait SDM.

“Kami juga didorong untuk melahirkan progam studi S1 Pengobatan Tradisional. Namun, sebelum program studi itu ada, kami ingin memastikan bahwa kelak para lulusan memiliki kemampuan lapangan pekerjaan yang baik,” tandasnya.