spot_img

Korban Virus Corona di Tiongkok Sudah Capai 400 Orang Lebih

Bambar: Bisnis.com

Korban baru akibat virus corona (coronavirus) terus bertambah di Tiongkok. Dilansir Nikkei Asian Review, Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok menginformasikan bahwa sebanyak 440 orang di 13 provinsi China dinyatakan positif terinfeksi virus ini. Sedangkan korban jiwa akibat virus yang ditengarai menjadi penyebab wabah penyakit serupa SARS ini bertambah menjadi sembilan orang.

Selain itu, pihak terkait juga menemukan sejumlah bukti penularan lewat pernapasan dari pasien ke pasien. Karena sebelumnya, diduga bahwa virus ini ditularkan dari hewan ke manusia.

Saat ini, pemerintah Tiongkok akan memulai upaya screening secara nasional untuk mengatasi wabah virus yang terus berkembang ini. Wabah ini juga dilaporkan telah menginfeksi para pekerja medis, sekaligus meningkatkan risiko menyebarnya. Padahal jutaan warga di negara tersebut bersiap untuk melakukan perjalanan menjelang liburan Tahun Baru Imlek

Tak hanya itu, mereka juga menegaskan akan meningkatkan pemantauan jaringan transportasi nasional, serta mengadopsi langkah-langkah paling ketat untuk memantau siapa pun yang terjangkiti.

Rumah Sakit Indriati Boyolali Resmi Dibuka

Gambar: Tribun News

Rumah Sakit Indriati Boyolali resmi dibuka untuk umum mulai hari ini, Rabu (22/1/2020). Berdiri di atas tanah seluas 1,3 Ha, merupakan Rumah Sakit Umum Swasta tipe D yang menyedikan berbagai jenis pelayanan.

Menurut dr. Bambang Soegianto Direktur Rumah Sakit, saat ini RS Indriati Boyolali menyediakan 47 tempat tidur dan rencananya akan dikembangkan dengan jumlah hingga mencapai 150 tempat tidur. Selain itu juga terdapat fasilitas IGD 24 jam, farmasi, USD 4D, Radiologi 24 jam (X-ray Digital), pelayanan medical check up dan laboratorium.

Tak hanya itu, ada juga klinik umum, klinik gigi, dan klinik spesialis yang meliputi penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan, penyalur saraf, THT.

Sementara untuk pelayanan rawat inap, rumah sakit ini menyediakan kamar perawatan mulai kelas tiga hingga VIP. Keseluruhan kamar ber-AC dengan rincian kelas VIP berisi satu orang dalam satu kamar, kelas satu berisi dua orang dalam satu kamar, kelas dua berisi tiga orang dalam satu kamar, dan kelas tiga berisi lima orang dalam satu kamar.

Meski telah dibuka, saat ini RS Indriati Boyolali belum bisa menerima pasien BPJS. Hanya pasien umum, ansuransi, atau perusahaan yang bekerja sama.

Hal tersebut dikarenakan rumah sakit masih baru, belum mendapatkan akreditasi. Namun, pihak rumah sakit menegaskan bahwa akan secepatnya mengupayakan untuk mendapat akreditasi sebagai rumah sakit penerima pasien BPJS.

Untuk diketahui, Rumah Sakit Indriati Boyolali ini didirikan oleh PT Delta Merlin, perusahaan yang bergerak di bidang perumahsakitan yang berkantor di Palur, Karanganyar.

Tata Cara Penggunaan Alat Cek Gula Darah atau Glukometer Digital

Menurut data, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan penderita diabetes melitus atau biasa dikenal dengan kencing manis, di Indonesia meningkat dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030, dan akan menjadi 2-3 kali lipatnya pada tahun 2035.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ini. Misalnya dengan menerapkan gaya hidup dan pola makan sehat. Kurangi mengkonsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dan tentunya rajin mengecek kadar gula darah.

Pengecekana kadar gula bsia dilakukan dengan mengunjungi asilitas kesehatan terdekat seperti rumah sakit, klinik, puskesmas. Bahkan sekarang ta jarang apotek yang menyediakan jasa layanan pengecekan gula darah.

Namun Anda pun bisa melakukannya sendiri di rumah. Dengan membeli alat cek gula darah atau glukometer digital.

Glukometer digital adalah alat kesehatan yang saat ini telah banyak digunakan sebagai salah satu perangkat swamonitoring (pemantauan sendiri) kadar gula darah. Alat uji gula darah ada yang tunggal, hanya untuk mengukur gula darah dan ada sekaligus untuk memeriksa kadar asam urat dan kolesterol.

Prinsip uji dengan kit glukometer digital yang umum adalah reaksi oksidatif antara enzim yang terdapat di dalam kit dengan gula yang ada di dalam sampel darah yang diambil. Oleh karena itu, agar hasil pembacaan tepat (akurat), harus diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kit harus disimpan dalam kondisi yang bersih, tertutup rapat, dan kering. Jika tidak, maka enzim dalam strip-kit bisa rusak sehingga hasilnya tidak sesuai lagi atau bahkan tidak menunjukkan hasil sama sekali.

2. Tangan atau lokasi tempat pengambilan sampel darah harus dalam keadaan bersih dari bahan-bahan kimia yang dapat bereaksi dengan enzim atau dengan sampel darah itu sendiri, misalnya sanitizer, pelembab, bekas makanan, dan sebagainya.

3. Biasanya lokasi pengambilan sampel dihapus dengan tisu yang mengandung pelarut organik. Biarkan kering dulu karena sisa pelarut organik itu juga dapat bereaksi dengan enzim mapun gula darah.

4. Usahakan agar darah yang keluar pertama dihapus/dibuang dulu, karena seringkali gula mengendap di ujung-ujung pembuluh darah sehingga konsentrasi yang terbaca bisa terlalu tinggi.

5. Sampel darah yang diuji harus dalam jumlah yang cukup. Jika kurang, alat akan menyebutkan pembacaan error.

6. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ilma Nugrahani, seorang peneliti dari Sekolah Farmasi ITB, menunjukkan bahwa waktu pengambilan sampel darah dan lokasi juga menentukan keajegan hasil pengukuran. Jika ingin melakukan pemantauan rutin, sebaiknya pengukuran dilakukan pada waktu yang sama (pagi atau sore hari), dan di daerah yang sama (misal tangan kanan atau kiri, pada telapak tangan atau ujung jari, dan sebagainya).

7. Jika memungkinkan, lakukan pengukuran minimal dua kali untuk sampel darah yang sama agar mendapatkan hasil yang menyakinkan.

Dalam pengujian dengan glukometer digital, sampel darah yang kita uji hanya beberapa tetes saja. Jika cara pengambilan sampel dan kondisi lokasi pengambilan darah tidak tepat, maka hasilnya bisa melenceng.

Menyebabkan dosis pengobatan dan perawatan yang dilakukan pun menjadi tidak tepat. Semoga kita mampu memantau dan menjaga kesehatan pribadi dan keluarga, dengan bekal pengetahuan yang tepat.

Wabah Misterius Sudah Menyebar ke Thailand, WHO Imbau Rumah Sakit Agar Waspada

953858264

Terkait wabah pneumonia yang awalnya merebak di Tiongkok, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan adanya potensi virus baru yang muncul dan mengimbau agar rumah sakit di seluruh dunia selalu waspada.

Dan dilaporkan saat ini, di Thailand sudah ada pasien yang dikonfirmasi terjangkit virus yang masih dalam keluarga koronavirus tersebut.

“Dari informasi yang kami miliki, ada kemungkinan penularan terbatas antar manusia di antara keluarga. Tapi jelas untuk sekarang kami tidak menemukan adanya penularan antar manusia yang luas,” kata Plt Kepala Unit Penyakit Baru WHO, Maria Van Kerkhove seperti MedX kutip dari Reuters.

WHO masih memetakan kemungkinan penyebaran penyakit ini dan telah mengeluarkan panduan tindakan pencegahan untuk rumah sakit. Belum ada tata cara terapi yang bisa digunakan mengobati penyakit.

“Masih terlalu dini, kami belum memiliki gambaran klinis lebih jelas,” ungkap Maria.

Sementara itu, beberapa waktu lalu Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto juga sudah memperingatkan agar warga Indonesia yang bepergian ke Tiongkok, khususnya daerah Wuhan agar berhati-hati terhadap penyakit ini.

Dirinya mengimbau bagi masyarakat Indonesia yang akan dan sedang berpergian dari wilayah Tiongkok agar menghindari berkunjung ke pasar ikan atau tempat penjualan hewan hidup.

Kemudian juga agar jika dalam perjalanan merasa berinteraksi dengan orang dengan gejala demam, batuk, dan susah bernafas atau jatuh sakit dengan gejala yang sama, segera berobat menuju fasilitas kesehatan terdekat.

Selanjutnya, jika saat di Indonesia menunjukkan gejala demam, batuk, dan sukar bernafas agar segera berobat.

Untuk diketahui, Koronavirus merupakan keluarga virus yang diketahui bisa menyebabkan berbagai penyakit mulai dari pilek biasa, severe acute respiratory syndrome (SARS), hingga Middle East respiratory syndrome (MERS).

Sri Sultan Hamengku Buwono X Resmikan RS Siloam Yogyakarta

Gambar: BeritaSatu.com

Hari Rabu (15/01), rumah sakit (RS) Siloam resmi beroperasi di Yogyakarta. Hal tersebut ditandai dengan peresmian oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X.

Pada kesempatan tersebut, Sri Sultan menegaskan bahwa rumah sakit dengan dukungan peralatan mutakhir dan tim medis profesional yang berpengalaman harus dapat memberikan layanan prima, ramah, smart, safety dan bermutu lebih pada masyarakat.

“Dengan kecanggihan teknologi yang dimiliki, sudah semestinya menempatkan pasien sebagai subyek layanan, dan menjaga hubungan manusiawi dengan pasien,” jelas Sultan.

Kecanggihan teknologi yang dimiliki Siloam, lanjut Sultan, harus seimbang dengan kualitas SDM dari para dokter dan paramedisnya. Teknologi bukan lagi menjadi dalih untuk berobat ke luar negeri, karena rumah sakit di Indonesia juga sudah memiliki peralatan mutakhir.

“Pasien Indonesia cenderung lebih percaya pada rumah sakit di Malaysia atau Singapura. Persepsi yang terbentuk adalah mitos suksesnya pengobatan di luar negeri lebih tinggi. padahal, image itu belum tentu sepenuhnya benar,” ungkapnya.

Menurut Sultan ada dua hal strategis untuk dapat menjawab tantangan di atas, di antaranya tata kelola rumah sakit yang baik seperti fasilitas BPJS dan memberikan standar layanan yang baik pada seluruh pasien.

Sementara itu Founder Lippo Grup Mochtar Riady menjelasakan, dengan berdirinya RS Siloam Yogyakarta diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang profesional bagi masyarakat.

“Ini merupakan wujud dari komitmen kami untuk mendukung program pemerintah yang tercakup dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Yogyakarta telah dapat memanfaatkan fasilitas tersebut,” papar Mochtar.

Untuk diketahui, rumah sakit yang berada di kompleks Lippo Plaza ini dikabarkan menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan seperti IGD 24 jam, Laboratorium Farmasi, Ruang Hemodialisa, Ruang Kemoterapi, Peralatan Medis MRI 1,5 Tesla, CT Scan dan Ultrasonografi.

Selain itu untuk memudahkan pelayan kepada seluruh lapisan masyarakat, RS Siloam juga menghadirkan aplikasi mobile MySiloam yang dapat diunduh melalui Google Play maupun Apple Store.

Punya Tiga Makna, Rumah Sakit Mata Undaan Perkenalkan Logo Baru

Awal tahun 2020, Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya (RSMU) dikabarkan telah meluncurkan logo perusahaan yang baru yang secara visual memperlihatkan bentuk huruf U dengan dominana warna biru.

Menurut Direktur Rumah Sakit, dr.Sudjarno, logo baru ini merefleksikan kesigapan pelayanan dan kesiapan menyongsong revolusi industri 4.0.

“Kelincahan untuk menangkap pasar yang ada saat ini sangat dibutuhkan dalam persaingan dan langkah awal untuk lebih maju. Logo ini sebagai langkah awal dalam semangat baru RSMU dengan bentuk modern dan digital friendly,” jelas dr. Sudjarno.

Aksen logo yang merupakan aksen wajah atau U ini, lanjut dia, memiliki tiga makna utama. U yang pertama adalah kesigapan dalam melayani tanpa membedakan golongan. Makna U selanjutnya adalah for you yang artinya untuk Anda. Semua pelayanan yang ada di RSMU adalah untuk para pasien RSMU.

Sedangkan U yang ketiga melambangkan Undaan yang dalam bahasa Jawa artinya undak-undakan atau terus meningkat. Jadi diharapkan dengan logo baru ini semakin meningkatkan pelayanan.

Dan bila semuanya dirangkum makna logo baru adalah pelayanan kesehatan holistik kepada seluruh masyarat dengan pelayanan bemutu, aman dan nyaman.

Logo yang disiapkan selama hampir enam bulan ini, tidak dibuat begitu saja. Namun sudah banyak melewati kajian dari mulai sejarah, saat ini dan juga pemikiran tentang masa depan.

“Banyak kajian dan studi yang sudah dilakukan. Jadi logo ini benar-benar awal dari semangat baru RSMU,” jelasnya.

Untuk diketahui, ini adalah kali kedua RSMU mengganti logonya ejak awal berdiri pada 1933. Sedangkan pergantian logo pertama dilakukan pada tahun 2014 lalu.

Pneumonia Merebak di Tiongkok, Menkes Peringatkan Warga Indonesia yang Akan ke Sana

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memperingatkan agar warga Indonesia yang bepergian ke Tiongkok, khususnya daerah Wuhan agar berhati-hati terhadap penyakit pneumonia (radang paru-paru). Pasalnya, menurut dia saat ini pasien yang menderita penyakit tersebut di sana sudam mencapai 59 orang.

“Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penyakit ini bukan disebabkan virus influenza dan bukan penyakit pernapasan biasa. Semua pasien di Wuhan telah mendapatkan pelayanan kesehatan. Kita sudah dapat info mereka juga sudah diisolasi dan dilakukan penelusuran atau investigasi untuk mengetahui penyebabnya,” ungkap Terawan seperti medX kutip dari bisnis.com.

Kendati sampai saat ini belum ada peringatan dan tindakan pembatasan perjalanan ke Wuhan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), namun Menkes Terawan mengimbau bagi masyarakat Indonesia yang akan dans edang berpergian dari wilayah Tiongkok agar menghindari berkunjung ke pasar ikan atau tempat penjualan hewan hidup.

Kemudian juga agar jika dalam perjalanan merasa berinteraksi dengan orang dengan gejala demam, batuk, dan susah bernafas atau jatuh sakit dengan gejala yang sama, segera berobat menuju fasilitas kesehatan terdekat.

Selanjutnya, jika saat di Indonesia menunjukkan gejala demam, batuk, dan sukar bernafas agar segera berobat.

“Jika ada tanda-tanda seperti itu, agar segera ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Pencegahan yang dapat dilakukan dengan hygiene diri termasuk cuci tangan. Itu yang saya minta terus digalakkan di lingkungan masyarakat,” tegas Menkes Terawan.

Meski begitu, hingga saat ini belum ada laporan penularan pneumonia ke Indonesia. Selain itu juga pneumonia di Tiongkok belum ditemukan apakah berkaitan dengan SARS atau tidak.

“Memang ini gejalanya pneumonia, tapi belum mampu mendeteksi ini arahnya ke SARS, MERS CoV, dan WHO tidak mengeluarkan travel warning untuk membatasi perjalanan ke sana, imbauan saya untuk masyarakat tetaplah hidup sehat, makan cukup, istirahat cukup, itu paling penting menghdapi situasi seperti ini,” lanjutnya.

Menkes Terawan melanjutkan, kepada masyarakat Indonesia tidak perlu panik, Kemenkes sudah melakukan upaya preventif dan deteksi terutama dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

Dari semua pintu masuk ke Indonesia di bandara atau pelabuhan sudah di aktifkan termoscanner untuk mendeteksi siapa saja yang masuk ke Indonesia terutama dari negara lain.

“Itu upaya preventif kita untuk mendeteksi adanya kasus pneumoni maupun kasus yang lain, SARS yang mungkin bisa masuk ke Indonesia bisa terdeteksi dengan cepat sehingga kita bisa melakukan tindakan yang benar,” jelasnya.

Peserta Turun Kelas Diprediksi Terus Bertambah, Ini Tanggapan BPJS Kesehatan

Menyusul naiknya iuran BPJS Kesehatan sejak 1 Januari 2020, jumlah peserta mandiri BPJS Kesehatan yang turun kelas diprediksi akan terus bertambah sampai dengan akhir tahun ini.

Merespon hal tersebut, Kepala Humas BPJS Kesehatan M Iqbal Anas mengatakan bahwa BPJS sudah melakukan perhitungan tersendiri tentang besaran anggaran sampai akhir tahun apabila terjadi penurunan kelas secara masif. Dirinya bahkan optimis bahwa permasalahan defisit anggaran JKN BPJS akan terselesaikan tahun ini.

“(Anggaran) sudah ada perhitungannya, sehingga permasalahan soal finansial di tahun 2020 bisa diperbaiki,” ujarnya seperti dilansir oleh Kompas.com.

Iqbal melanjutkan bahwa pihak BPJS Kesehatan bahkan siap memfasilitasi peserta mandiri yang ingin turun kelas. Hal ini dilaksanakan melalui program perubahan kelas tidak sulit atau ‘Praktis’.

Menurut Iqbal, penurunan kelas adalah suatu hal yang wajar dilakukan bagi peserta yang ingin menyesuikan kemampuan bayar dengan iuran. Sebab, pihaknya memastikan akan memberi pelayanan medis yang sama di setiap kelasnya.

“Secara manfaat tidak ada perbedaan manfaat medis kelas I atau kelas yang lainnya,” tegas dia.

Untuk diketahui, terhitung sejak November hingga Desember 2019 saja terdapat 372.924 peserta yang memutuskan untuk turun kelas. Angka tersebut terdiri dari 153.466 peserta kelas I turun ke kelas II dan 219.458 peserta kelas II turun kelas III.

Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar memproyeksikan pada tahun ini angka peserta mandiri yang turun kelas akan terus tumbuh. “Dalam setahun ini saya perkirakan 20 persen peserta akan turun kelas,”pungkasnya.

Melihat Prospek Startup Kesehatan Indonesia di tahun 2020

Tahun 2019 menjadi preseden baik bagi masa depan startup asal Indonesia yang bergerak di bidang kesehatan berbasis teknologi atau healthtech.

Laporan Galen Growth berjudul Asia PAC Healthtech Investment Landscape mengungkapkan bahwa dua startup Tanah Air, yakni Halodoc dan Alodokter, meraup total investasi senilai USD 122 juta. Halodoc meraup pendanaan US 89 juta dan Alodokter USD 33 juta.

Total pendanaan yang didapat Halodoc berasal dari sejumlah investor strategis, diantaranya yayasan swasta yang didirikan oleh Bill Gates dan istrinya, Bill & Melinda Gates Foundation, Allianz X, serta Prudential.

Sedangkan Alodokter pada Oktober 2019 meraup USD 33 juta atau sekitar Rp 468 miliar melalui pendanaan Seri C yang dipimpin oleh Sequis Life, dengan partisipasi dari Philips, Heritas Capital Management, Hera Capital, Dayli Partners Korea, Golden Gate Ventures, dan Softbank.

CEO Halodoc, Jonathan Sudharta mengatakan bahwa besarnya nilai pendanaan yang digelontorkan tidak terlepas dari problematiknya ekosistem perusahaan rintisan healthtech karena perbandingan antara dokter dan pasien masih rendah dan tren tersebut diyakini akan berlanjut tahun ini.

“Di Indonesia perbandingan antara dokter dan populasi hanya tiga dokter per 10.000 populasi. Jauh jika dibandingkan dengan Singapura dengan 28 dokter per 10.000 populasi. Jadi, enggak heran kalau Indonesia jadi fokus utama para investor,” ujar Jonathan seperti MedX kutip dari situs Bisnis.com.

Selain itu, peningkatan anggaran belanja pemerintah dalam RAPBN 2020 untuk sektor kesehatan menjadi Rp48,8 triliun, diyakini dianggap membuka kesempatan yang lebih besar bagi perusahaan rintisan healthtech di Indonesia tahun ini.

“Didukung oleh pemerintahan yang lebih stabil serta perekonomian yang membaik, maka tren tersebut akan terus berlangsung,” tambahnya.

Bendahara Amvesindo Edward Ismawan Chamdani optimistis tren investasi di sektor perusahaan rintisan healthtech di Tanah Air masih akan berlanjut tahun ini.

Dia menilai bahwa gap yang terbentang di sisi konsumen, baik korporasi maupun individu, menjadi pemicunya.

“Sebagai contoh, beberapa startup healthtech memberi solusi bagi karyawan korporasi untuk dilayani lebih efisien dan mudah dengan subscribe ke mereka, sedangkan korporasi diberikan benefit transparansi dan data sehingga pihak asuransi bisa memberikan fasilitas premi yang lebih baik. Benefit mutualisme ekosistem ini yang membuat layanan mereka makin diminati dan scalable,” ujar Edward kepada Bisnis.

Ditambah lagi, lanjut Edward, dengan belum tercakupnya seluruh populasi masyarakat Indonesia oleh layanan kesehatan berbasis digital yang merata, maka kekosongan tersebut menjadi peluang bagi perusahaan rintisan di bidang healthtech untuk mengisi ukuran pasar di Indonesia yang besar.

Usung Konsep One Patient One Room, Eka Hospital Bekasi Resmi Beroperasi

Eka Hospital meresmikan jaringan rumah sakit keempatnya di Kota Harapan Indah Bekasi. Foto: Amalia Fitri/Kontan

Eka Hospital telah resmi mengoperasikan cabang rumah sakit keempatnya di Kota Harapan Indah, Bekasi. Adapun cabang tersebut masih dinaungi oleh PT Pelita Reliance International Hospital dimana mengusung tiga konsep layanan. Yaitu One Patient One Room, E-Medical Record, dan Full Time Doctor yang mengacu pada International Patient Safety Goals.

Direktur Utama PT Reliance International Hospital, dr. Francinita Nati menjelaskan jika alasan pihaknya membuka cabang rumah sakit di Bekasi karena melihat pertumbuhan populasi penduduk yang terus meningkat di wilayah tersebut.

“Kami ingin menghadirkan pula layanan kesehatan berkualitas premium bagi seluruh lapisan masyarakat, dengan didukung juga oleh tenaga dokter dan paramedis berpengalaman dan teknologi terkini,” jelasnya.

Rumah sakit ini dibangun di atas lahan seluas 1,5 hektare dengan luas bangunan 32.000 m2. Memiliki total kapasitas tempat tidur 250 unit. Dan dibutuhkan dana investasi sekitar Rp 400 miliar untuk membangunnya.

Fasilitas medis lainnya mencakup IGD, laboratorium, radiologi (MRI 1,5 Tesla, CT Scan 128 slice, USD 4D Mammography dan farmasin yang aktif 24 jam, 41 poliklinik rawat jalan, ICU, HCU, hemodialisa dan rehabilitasi medik.

Direktur Eka Hospital Kota Harapan Indah Bekasi drg. Rina Setiawati menambahkan bahwa teknologi yang dihadirkan salah satunya adalah Clinical Decision Support System, dimana ini dapat memberikan rekomendasi dan opini pada dokter dan paramedis berdasarkan jurnal kesehatan terkini. Sehingga pasien bisa memperoleh layanan dengan lebih aman, cepat, tepat, dan efisiensi biaya pengobatan.

“Kami sudah aktif beroperasi sejak 14 Desember lalu. Untuk menggandeng pelanggan KJS, kami tunggu 6 bulan sampai 1 tahun sebagai syarat akreditasi BPJS,” jelas Rina.

Dirinya melanjutkan, karena baru saja diresmikan maka pihaknya belum memasang target bisnis untuk Eka Hospital Bekasi. Saat ini kontribusi pendapatan tertinggi masih digenggam oleh jaringan Eka Hospital BSD Tangerang dan Cibubur karena telah lebih dulu berdiri.

“Belum ada target bisnis yang rigid, saat ini fokusnya memberikan pelayanan maksimal dulu untuk masyarakat di area Bekasi dan Kota Harapan Indah,” tutupnya.