spot_img

Jangan Khawatir, Berikut Syarat Berobat dengan BPJS Kesehatan Tanpa Surat Rujukan

tanpa surat rujukan

 

Bisakah berobat menggunakan BPJS Kesehatan tanpa surat rujukan? Anda mungkin pernah mengalami situasi di mana Anda harus berobat ke rumah sakit dengan BPJS Kesehatan. Pada saat yang sama Anda tidak memiliki surat rujukan dari dokter puskesmas atau klinik.

Apakah Anda harus membayar biaya pelayanan kesehatan secara pribadi? Apakah Anda harus kembali ke puskesmas atau klinik untuk mendapatkan surat rujukan? Jangan khawatir, karena ada syarat-syarat tertentu yang memungkinkan Anda untuk berobat ke rumah sakit dengan BPJS Kesehatan tanpa surat rujukan.

Berobat ke RS dengan BPJS Kesehatan Bisa Tanpa Surat Rujukan

Kabar baiknya, BPJS Kesehatan memberikan kemudahan. Kepada peserta dimungkinkan untuk mendapatkan layanan kesehatan di rumah sakit yang mereka inginkan. Bahkan tanpa rujukan terlebih dahulu.

Dengan begitu, peserta dapat secepatnya mendapatkan akses ke pelayanan kesehatan. Namun, peserta tetap wajib mematuhi beberapa ketentuan yang sudah ditetapkan. Hal ini bertujuan untuk menjamin bahwa peserta memenuhi kewajiban yang ada, sehingga mutu pelayanan kesehatan dapat tetap terjamin dengan baik.

Kondisi yang Perlu Dipenuhi

Untuk bisa berobat ke rumah sakit dengan BPJS Kesehatan tanpa surat rujukan, pasien harus memenuhi beberapa kriteria tertentu. Kriteria ini ditetapkan untuk menjamin bahwa pasien yang mengalami kondisi kritis dapat segera mendapatkan layanan kesehatan yang dibutuhkan.

Dilansir dari Disway (26/09/2023), berikut beberapa kondisi yang memungkinkan seseorang segera ditangani tanpa menggunakan rujukan:

1. Kondisi Serius

Pasien yang memenuhi syarat untuk berobat ke rumah sakit tanpa dibekali oleh rujukan faskes tingkat pertama adalah pasien yang kondisinya bisa membahayakan. Baik bagi diri mereka sendiri, orang lain, atau lingkungan sekitar.

Tujuan dari syarat ini adalah untuk memastikan bahwa hanya pasien dengan kondisi yang genting dan kritis yang bisa mendapatkan fasilitas layanan darurat ini tanpa surat rujukan.

2. Penurunan Kesadaran atau Gangguan Napas

Kemudian syarat berikutnya berobat ke rumah sakit dengan BPJS tanpa surat rujukan adalah pasien yang mengalami penurunan kesadaran atau gangguan pernapasan. Gangguan ini dapat berupa sesak napas atau sirkulasi.

Gangguan-gangguan ini mengindikasikan bahwa pasien membutuhkan perawatan segera dan tidak bisa menunggu untuk mendapatkan surat rujukan terlebih dahulu.

3. Pasien dengan Gangguan Hemodinamik

Kondisi lain yang memungkinkan untuk berobat ke rumah sakit dengan BPJS tanpa surat rujukan adalah pasien yang mengalami gangguan hemodinamik. Gangguan hemodinamik ini termasuk dalam kategori kondisi darurat yang membutuhkan penanganan cepat dan efektif.

4. Kondisi Darurat

Terakhir, pasien yang memiliki kondisi darurat lain yang membutuhkan tindakan segera. Situasi ketika mereka harus mendapatkan penanganan yang jika tidak dilakukan dapat mengancam keselamatan. Kategori ini juga memenuhi syarat untuk berobat ke rumah sakit dengan BPJS tanpa perlu menunjukkan rujukan.

Produsen Alat Kesehatan Pertama di Sulut, PT APK Siap Beroperasi

produsen alat kesehatan
Peresmian PT APK di Sulut. Foto: Sulut Aktual

Salah satu sektor yang terus berkembang di Sulawesi Utara adalah industri alat kesehatan. PT Ardia Prima Kawanua (PT APK) merupakan produsen alat kesehatan pertama di provinsi ini yang beroperasi. PT APK akan memproduksi berbagai macam alat kesehatan yang diperlukan dunia medis.

Hal tersebut terlihat dari peresmian produsen alat kesehatan di Sulawesi Utara sebagaimana dilansir dari Sulut Aktual (26/09/2023).

Acara peresmian PT APK dihadiri oleh beberapa pejabat dari Kementerian Kesehatan RI. Antara lain, Ir Sodikin Sadek M Kes selaku Direktur Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dan Dra Eka Purnamasari Apt MKM selaku Direktur Pengawasan Alkes di bawah Direktorat Jenderal Farmalkes.

Selain itu, juga ada dr Merry Mawardi SPh yang mewakili Kepala Dinas Sosial Sulawesi Utara, serta beberapa pimpinan dinas dan rumah sakit di daerah tersebut.

Pendirian Produsen Alat Kesehatan Merupakan Langkah Signifikan

Ronald Valty Pelealu ST, selaku Direktur PT APK, menyampaikan bahwa mendirikan pabrik alat kesehatan di Sulut adalah tantangan yang besar. Pasalnya, kondisi infrastruktur di daerah ini masih kurang mendukung untuk pengembangan industri.

“Kami bisa mewujudkan program ini berkat kerja sama dengan perusahaan mitra kami di Jawa. Kerja sama ini disebut sebagai turnkey project. Lewat proyek ini, kami mendapat bantuan berupa penyewaan peralatan produksi, transfer teknologi, pelatihan, akses pembiayaan, dan bantuan lain yang memudahkan kami untuk segera memulai produksi dengan waktu dan biaya yang efisien,” ujar Direktur PT APK.

Ia juga menyampaikan bahwa pendirian pabrik alat kesehatan pertama di Sulut adalah awal dari pembangunan industri di daerah ini.

“Dengan adanya industri di Sulut, akan ada dampak positif yang besar bagi perekonomian Sulut secara nyata. Industri alat kesehatan ini akan mendorong terbentuknya industri lain yang mendukungnya. contohnya industri bahan baku, bahan kemas, lab uji, dan lain-lain. Dengan demikian, Sulut akan berubah menjadi salah satu daerah industri yang mandiri di Indonesia,” papar Ronald.

 

RS Columbia Asia Aksara, Rumah Sakit Baru di Medan dengan 110 Dokter Spesialis dan Sub Spesialis

rs columbia asia aksara
Pembukaan rumah sakit baru di Medan. Foto: IDN Times.

Medan, kota terbesar ketiga di Indonesia, kini memiliki rumah sakit internasional baru yang siap melayani kebutuhan kesehatan masyarakat. RS Columbia Asia Aksara, yang berlokasi di Jalan Letda Sujono Medan, resmi dibuka pada tanggal 22 September 2023. Rumah sakit ini merupakan cabang kelima dari jaringan RS Columbia Asia di Indonesia, setelah Jakarta, Bekasi, Semarang, dan Surabaya.

Rumah sakit baru ini memungkinkan RS Columbia Asia untuk menambah kapasitas dan kualitas layanan kesehatan mereka kepada masyarakat. Naveen Kumar Mantha, CEO RS Columbia Asia menyadari bahwa kebutuhan medis warga Medan dan Sumatera belum terpenuhi secara optimal karena keterbatasan kapasitas dan sumber daya, terlebih di masa pandemi.

“Untuk itu kami terus berupaya mengembangkan rumah sakit baru agar bisa lebih mendukung kebutuhan medis warga yang selalu berubah. Ini juga sesuai dengan visi perusahaan kami yaitu Passion for Making People Better,” kata Naveen dilansir dari Sumut IDN Times (24/09/2023).

RS Columbia Asia Aksara Dilengkapi Berbagai Fasilitas dan Dokter Spesialis

Rumah sakit baru di Medan ini memiliki berbagai spesialisasi dan pelayanan medis. Mulai dari 150 kamar rawat inap dan 19 ruangan klinik rawat jalan. Apabila ditotal maka mampu menampung sampai 200 pasien lebih.

Pelayanan emergency 24 jam dan trauma center juga tersedia di sini lengkap dengan dokter spesialis.

Deasy Mochtar, General Manager dari rumah sakit baru di Medan ini mengatakan bahwa mereka memiliki tim medis profesional. Terdiri dari lebih dari 110 dokter spesialis dan sub spesialis, serta 300 staff yang siap melayani berbagai kebutuhan medis.

Cabang Aksara menambah jumlah RS Columbia Asia menjadi 5 di Indonesia, dan lebih dari 20 di seluruh Asia Tenggara. Sebelumnya, RS Columbia Asia telah mengambil alih RS Medika BSD di Tangerang.

RS Columbia Asia Aksara merupakan rumah sakit internasional baru di Medan yang menawarkan layanan kesehatan berkualitas dan luas. Rumah sakit ini juga selalu siap melayani kebutuhan medis warga Medan dan Sumatera yang terus bertambah.

Mereka berkomitmen untuk mewujudkan visi mereka yaitu Passion for Making People Better.

Uji Post Market Alat Kesehatan, Langkah Penting untuk Menjamin Mutu dan Keamanan Produk

uji post market
Ilustrasi pengujian alat kesehatan. Foto: Image creator.

Uji post market adalah proses evaluasi alat kesehatan yang telah beredar di pasaran. Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa produk tersebut tetap memenuhi standar mutu dan keamanan yang ditetapkan.

Uji post market merupakan langkah penting yang harus dilakukan oleh pelaku usaha alat kesehatan secara mandiri, sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. Langkah ini diharapkan melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat, serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.

Uji Post Market Tertuang dalam Surat Edaran Menkes

Pengujian post market adalah evaluasi mutu dan keamanan alat kesehatan yang sudah beredar di pasaran. Pengujian ini dilakukan minimal 1 kali dalam 2 tahun di laboratorium uji yang sudah terakreditasi.

Cara sampling dan pengujian diatur dalam Surat Edaran (SE) nomor: HK.02.02/E/1721/2023 tentang Pengujian Post Market Alat Kesehatan dari Kementerian Kesehatan. Hasil pengujian harus dilaporkan secara elektronik ke Kementerian Kesehatan sesuai mekanisme tercantum di dalam SE.

Uj ini harus dilakukan oleh pemilik izin edar alat kesehatan, dan alat kesehatan diagnostik in vitro secara mandiri.

Memastikan Mutu dan Keamanan Alkes

Pengujian yang harus dilakukan ini memiliki tujuan yang jelas, terutama menyangkut mutu, keamanan, dan manfaat alat kesehatan (alkes) yang beredar di Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Dra. Eka Purnamasari selaku Direktur Pengawasan Alkes dilansir dari Sehat Negeriku Kemkes (22/09/2023).

“Ini berkaitan dengan sistem mutu yang diterapkan oleh mereka apakah memenuhi persyaratan cara pembuatan alat kesehatan yang baik untuk industri maupun cara distribusi untuk distributor alat kesehatan,” Ujar Eka.

Kategori Alat Kesehatan yang Perlu Melakukan Uji Post Market

Pengujian bagi alat kesehatan yang ada di Indonesia mencakup beberapa jenis produk seperti dilansir dari situs Kemenkes berikut ini:

  • Alkes Elektromedik Steril, semua jenis produk harus diuji sterilisasi berdasarkan FI VI. Selain itu, Alkes Elektromedik seperti USG, Continuous Ventilator, Infusion Pump, & Syringe Pump juga harus diuji keselamatan listrik dan uji kinerja produk.
  • Alkes Non Elektromedik Steril seperti kondom, harus diuji penampakan, dimensi, kerapatan, daya letup, kebocoran.
  • Untuk Alkes Non Elektromedik Steril dengan jarum seperti Disposable Syringe, IV Cannula, IV Catheter, Wing Needle, Fistula Needle, dan Infus Set with needle, harus diuji sterilitas dan ketajaman jarum suntik.
  • Kasa steril, harus diuji sterilitas dan Fluoresensi.
  • Alat IVD seperti RDT HIV, Syphilis, Hepatitis, dan Dengue, harus diuji Sensitivitas , Uji Spesifitas dan Uji Post Market (Uji Fisik dan Fungsional).

Hasil uji sampel harus dilaporkan secara online melalui website http://e-inspeksi.alkes.kemkes.go.id/ pada menu post market pelaku usaha. Bagi produk yang memenuhi persyaratan dipertimbangkan dimasukkan ke dalam rekomendasi produk pilihan pada e-katalog.

 

Workshop Analisis Hospital Base Rate akan Diadakan di Aston Kuta Hotel Bali

workshop hospital base rate
Ilustrasi pelayanan rumah sakit. Foto: Image creator.

hospital base rate

Pada tanggal 27-28 Oktober 2023, Kalta Bina Insani akan mengadakan sebuah workshop bertajuk “Analisis Hospital Base Rate”. Acara ini akan diselenggarakan di Aston Kuta Hotel Bali.

Workshop ini merupakan salah satu upaya dalam memenuhi visi dan misi mereka sebagai lembaga pelatihan dan konsultan kesehatan serta pendidikan. Sebelum membahas workshop ini lebih lanjut, mari kita lihat terlebih dahulu visi dan misi Kalta Bina Insani.

Visi dan Misi Kalta Bina Insani

Kalta Bina Insani memiliki visi yang jelas Sebagai lembaga pelatihan dan konsultan kesehatan dan pendidikan. Tim dari KBI Consulting & Training menyampaikan keterangannya kepada redaksi MedX.co.id (21/09/2023).

Visi:

Menjadi perusahaan konsultan, riset, dan training yang secara signifikan meningkatkan kualitas profesional kesehatan, institusi kesehatan maupun pendidikan. Kemudian perusahaan ini juga akan berperan dalam transformasi kesehatan pemerintah untuk mewujudkan sistem kesehatan berkeadilan, bermutu, dan efisien.

Misi:

Sementara itu Kalta Bina Insani memiliki beberapa misi yang sejalan dengan visi mereka berikut ini:

  • Menyediakan pelatihan kepada tenaga profesional kesehatan dan pendidikan.
  • Menyediakan jasa konsultasi bagi instansi pemerintah, fasilitas kesehatan, maupun industri kesehatan dalam mendukung transformasi kesehatan.
  • Melakukan riset implementasi dalam rangka penguatan sistem kesehatan, pendanaan kesehatan, ekonomi kesehatan, dan pendidikan.
  • Mempromosikan peran berbagai pihak dalam membangun Generasi Emas 2045.

Topik Relevan dan Bermanfaat yang Diangkat

Kalta Bina Insani selalu berusaha memilih topik-topik yang relevan dan bermanfaat untuk kegiatan-kegiatan yang mereka selenggarakan.

Mereka mendasarkan pemilihan topik ini pada informasi terkini di bidang kesehatan, serta pengalaman dan pengetahuan para praktisi dan tenaga ahli yang telah bergelut dalam bidangnya selama puluhan tahun. Hal ini memungkinkan perusahaan consulting dan training ini untuk memiliki pandangan yang luas.

Terutama terkait topik apa saja yang relevan dan bermanfaat bagi kegiatan-kegiatan pelatihan dan konsultasi yang mereka selenggarakan.

PT Karya Medis Nusantara (KMN) Produsen Dental Chair dan Peralatan Dokter Gigi Berkualitas Tinggi

karya medis nusantara
KMN Dental Unit K-808 dari produsen Karya Medis Nusantara

Industri kesehatan gigi di Indonesia terus berkembang seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan gigi dan mulut. Salah satu perusahaan yang turut serta dalam menghadirkan solusi berkualitas dalam bidang ini adalah PT Karya Medis Nusantara (KMN).

Tim redaksi MedX berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Andi Muhammad Agung Pratama, penanggung jawab teknis PT KMN. Perusahaan yang memproduksi berbagai produk kesehatan gigi, terutama Dental Chair.

Produk-produk Unggulan PT Karya Medis Nusantara (KMN)

karya medis nusantara
KMN Dental Unit K-808 dari produsen Karya Medis Nusantara

Karya Medis Nusantara (KMN) dikenal sebagai produsen beragam peralatan kesehatan. Ada banyak rangkaian produk alat kesehatan termasuk Suction Pump mobile, ECG, USG, Patient Monitor, Dental Unit, Centrifuge, Fetal Doppler, Fogging, Mesin Pengolah Limbah Medis, Surgical Instrument, Matras Antidecubitus, dan lain sebagainya.

Produk yang menjadi sorotan adalah Dental Chair KMN Dental Unit K808. Selain dental chair, PT KMN juga memproduksi instrumen-instrumen kesehatan gigi lainnya. Seperti alat yang digunakan dalam proses pencabutan gigi ukuran anak-anak.

Menariknya, PT KMN sedang mempertimbangkan pengembangan produk serupa untuk pasien dewasa. Hal ini menunjukkan komitmen mereka untuk terus berinovasi dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan gigi.

Proses Produksi dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

PT KMN dan KP menjadi peserta IDEC 2023. Foto: Karya Pratama.

Proses produksi PT KMN adalah kombinasi dari impor bahan baku tertentu dan penggunaan komponen dalam negeri. Dalam hal ini, Andi mengungkapkan bahwa perusahaan ini telah berusaha meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk mereka.

Sebagai contoh, beberapa komponen seperti jok sudah diproduksi secara lokal, yang menunjukkan komitmen PT KMN dalam mendukung industri dalam negeri.

Saat ini, TKDN produk-produk KMN diperkirakan mencapai sekitar 40%, dan upaya terus dilakukan untuk meningkatkannya.

“Kami melakukan reverse engineering untuk memproduksi alat kesehatan kami. Dengan kombinasi melakukan impor untuk bahan baku yang belum diproduksi sendiri di Indonesia dan memproduksi komponen yang dapat dilakukan di dalam negeri,” kata Andi pada sesi wawancara bersama MedX (20/09/2023).

“Misalnya jok sudah bisa diproduksi di Indonesia. Berdasarkan pengamatan kami, prosentase TKDN yang kami lakukan mencapai 40%,” lanjutnya.

Keunggulan Produk PT Karya Medis Nusantara

Kelengkapan alat praktek dokter gigi yang diproduksi oleh PT Karya Medis Nusantara. Foto: KMN.

Salah satu keunggulan utama produk-produk PT KMN adalah fokus mereka pada kesembuhan pasien. Mereka memprioritaskan mutu dan kualitas tinggi dalam setiap produknya serta mengutamakan kenyamanan pasien.

Dapat diambil contoh KMN Dental Unit K-808 dan instrumen lainnya dirancang dengan tujuan memberikan pengalaman yang nyaman dan aman bagi pasien. Pendekatan yang “patient-oriented” ini membuat PT KMN menjadi pemain kunci dalam industri kesehatan gigi di Indonesia.

Selain itu PT KMN juga turut mendukung langkah pemerintah agar menggunakan produk alat kesehatan dalam negeri. Terutama dalam menggenjot produk-produk lokal di sektor kesehatan.

Rencana ke depan, PT KMN terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk. PT KMN berharap dapat tumbuh dan memberikan kontribusi yang lebih besar dalam industri kesehatan gigi di masa depan.

Peran PT Karya Pratama sebagai Distributor Produk PT Karya Medis Nusantara

PT KMN dan KP menjadi peserta IDEC 2023. Foto: Karya Pratama.

Tak hanya memproduksi, PT KMN juga berkolaborasi dengan PT Karya Pratama (KP) sebagai perusahaan distributor mereka. KP berperan sebagai jembatan antara produk-produk KMN dan pasar. Kolaborasi ini menunjukkan fleksibilitas dan keinginan mereka untuk terus berkembang.

Belum lama ini, PT Karya Pratama mengikuti Indonesia Dental Exhibition & Conference (IDEC) 2023. Andi menjelaskan bahwa motivasi mereka untuk berpartisipasi dalam acara tersebut adalah untuk mempromosikan produk-produk mereka bahwa Indonesia juga saat ini mampu produksi dan bersaing dengan negara-negara lain.

“Tak hanya itu, kami juga mendapatkan masukan dari negara-negara yang berpartisipasi dan juga end user yang memberikan insight ke kami sehingga kedepannya dapat dikembangkan lagi,” kata Andi.

IDEC 2023 juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan berbagai negara dan melihat tren terkini dalam industri. Dengan demikian dapat membantu PT KMN mengidentifikasi kebutuhan pasar dan melakukan pengembangan produk yang sesuai kebutuhan industri kesehatan.

Harapan Masa Depan

Dari partisipasi dalam IDEC 2023, PT Karya Pratama berharap dapat menjalin hubungan dengan prinsipal-prinsipal baru. Mereka juga ingin terus berinovasi dan lebih memahami kebutuhan pasar. Tujuan mereka adalah untuk terus tumbuh dan menjadi lebih baik di masa depan.

Selain itu, PT KMN sedang merencanakan berpartisipasi pada event tahunan bergengsi di industri kesehatan, Hospital Expo tanggal 18 – 21 Oktober 2023 yang akan dilaksanakan di Jakarta Convention Centre (JCC Senayan). Event ini akan menjadi wadah untuk memamerkan produk-produk terbaru mereka. Partisipasi ini dilakukan sebagai upaya untuk tetap berada di garis depan dalam industri kesehatan.

Dengan komitmen kuat untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dan memberikan pelayanan terbaik kepada pasien, PT Karya Medis Nusantara (KMN) terus berusaha untuk berkontribusi positif. Terutama dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan gigi di Indonesia.

Dengan dukungan dari PT Karya Pratama sebagai distributor, mereka berharap dapat mencapai tujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan gigi di seluruh negeri.

Pengembangan Produk Alkes IVD: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja dan Relevansi

produk alkes IVD
Ilustrasi abioSCOPE and the IVD CAPSULE PSP. Foto: Wikimedia.

Produk alkes IVD sedang menjadi top-of-mind belakangan ini. Alat kesehatan dengan kepanjangan In-Vitro Diagnostic (IDV) ini semakin dilirik oleh banyak pelaku industri farmasi dan alat kesehatan (alkes). Terdapat beberapa sudut pertimbangan di dalam pengembang produk alkes IVD.

Hal ini disampaikan oleh jurnal yang ditulis oleh Stanley Evandeer Emeltan Tjoa, peneliti produk IVD sekaligus mahasiswa pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Judul yang ia buat adalah “Pertimbangan dalam Pengembangan Produk Alat Kesehatan In-Vitro Diagnostic.”

Faktor Pengembangan Produk Alkes IVD yang Perlu Dipertimbangkan

Berdasarkan sumber di atas yang juga dilansir oleh Kumparan (16/09/2023), sedikitnya ada empat faktor krusial di dalam pengembangan produk alkes IVD.

Sudut Pandang Pengembangan

Ada beberapa alasan mengapa industri melakukan pengembangan produk IVD, seperti profit, passion, dan pengabdian pada masyarakat. Alasan profit biasanya didasarkan pada besarnya pasar.

Misalnya, ketika terjadi permintaan tinggi dari daerah tertentu yang mengalami wabah infeksi seperti malaria atau penyakit musiman seperti demam berdarah dengue atau demam tifoid. Alasan passion biasanya didasarkan pada keinginan dan keahlian peneliti utama dalam bidang penelitian.

Tata Cara Diagnostik

Faktor kedua yaitu faktor dari tata cara diagnostik. Pengembangan alkes IVD sebaiknya sejalan dengan tata cara diagnostik yang selama ini sudah dijalankan di berbagai fasilitas kesehatan. Contohnya ketika ada pasien demam apakah klinik perlu menunggu sebelum melakukan pemeriksaan darah ataukah segera dilakukan cek darah saat itu juga.

Tata cara ini juga terkait dengan standar tindakan yang disesuaikan juga dengan teknologi di sebuah fasilitas kesehatan. Disebut juga sebagai golden standard. Pengembangan ini juga dapat dilakukan untuk mengembangkan teknologi lainnya yang memiliki kesamaan tujuan diagnosa.

Pengedaran Produk

Untuk dapat memasarkan produk, produk tersebut harus memiliki Nomor Izin Edar (NIE). NIE diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan. Untuk mendapatkan NIE, perlu dilakukan registrasi pada Kementerian Kesehatan dan memenuhi semua persyaratan yang dibutuhkan.

Kementerian Kesehatan akan melakukan evaluasi terhadap persyaratan tersebut. Menurut laman regalkes.kemkes.go.id, sertifikat CPAKB menjadi syarat wajib untuk permohonan NIE. Sertifikat CPAKB menyatakan bahwa sistem manajemen yang diterapkan sudah sesuai dan diakui mampu menghasilkan alat kesehatan yang baik.

Perbaikan Berkelanjutan

Perbaikan atau perubahan akan terus terjadi seiring dengan penyakit yang sedang berada di tengah masyarakat Indonesia. Contoh paling dekat adalah Covid-19 dengan berbagai variannya dalam jarak waktu 2 tahun. Sifat mutasi yang mudah terjadi dapat menyebabkan metode yang sedang dikembangkan sekarang dapat menjadi kurang relevan di kemudian hari.

Karena pertimbangan tersebut, pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk menyesuaikan metode yang ada. Melakukan hal ini secara berkala dan mengikuti masukan dari praktisi dan literatur terbaru yang terus diterbitkan adalah salah satu faktor penting dalam pengembangan alkes IVD.

Pada akhirnya, perbaikan berkelanjutan diperlukan untuk tetap menjaga relevansi produk dengan perkembangan penyakit yang beredar di masyarakat. Harapannya ketika semua faktor ini berjalan dengan baik, produk yang dihasilkan menjadi produk berdaya saing berdasarkan teknologi dan inovasi.

Selain itu, juga dapat mendukung kemandirian nasional. Hal terpenting adalah terpenuhinya kebutuhan produk alkes IVD di Indonesia.

 

RS Waa Banti, Solusi Kesehatan bagi Masyarakat di Desa Banti I, Banti II, dan Opitawak

rs waa banti
Bupati Mimika, Eltinus Omaleng meresmikan RS Waa Banti. Foto: PTFI.

Pemkab Mimika dan PTFI telah membangun RS Waa Banti sebagai solusi kesehatan bagi masyarakat di Desa Banti I, Banti II, dan Opitawak.

PT Freeport Indonesia (PTFI) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika, Papua Tengah berkolaborasi dalam memudahkan akses pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

Hal tersebut tertuang pada rilis resmi dilansir dari Antara (16/09/23) yang mengemukakan bahwa Rumah Sakit (RS) Waa Banti telah resmi melayani masyarakat. RS tersebut sendiri tergolong sebagai Kelas D.

“Rumah Sakit yang diresmikan ini merupakan hasil kerja sama yang baik antara pemerintah, PTFI dan stakaholders lainnya. Akses kesehatan khususnya pada Distrik Tembagapura kini lebih terbuka,” jelas Eltinus Omaleng, Bupati Mimika.

RS Waa Banti Melayani Warga di Berbagai Desa

Menurut Bupati Mimika Eltinus Omaleng, RS yang baru dibangun ini memiliki peran strategis dalam memberikan pelayanan kesehatan. Akses kesehatan tersebut khususnya dapat dirasakan oleh masyarakat di Desa Banti I, Banti II, Opitawak, dan beberapa kampung di sekitarnya.

Kolaborasi antara Pemkab Mimika dan PTFI dalam mengembangkan rumah sakit ini bukan tanpa alasan. Salah satunya adalah kesadaran akan pentingnya infrastruktur kesehatan yang memadai. Apabila infrastruktur terbangun maka memudahkan pemulihan dan pembangunan di daerah.

Program kesehatan masyarakat juga menjadi salah satu bentuk kontribusi PTFI kepada masyarakat. Misalnya saja mereka memberi dukungan pembersihan lahan lokasi pembangunan RS.

Kemudian kebutuhan transportasi untuk memindahkan material bangunan dan tenaga kerja. Termasuk berbagai persediaan untuk kebutuhan pembangunan RS.

Kebutuhan tersebut mencakup penyediaan material tambahan, air bersih, listrik, 1 unit genset, peralatan konstruksi, dukungan teknis, bahan bakar, dan 1 unit mobil ambulance.

RS ini ke depan akan memberikan pelayanan kesehatan kuratif, yaitu perawatan inap maupun rawat jalan. Terdapat empat jenis pelayanan yang akan dilakukan. Mulai dari farmasi, pelayanan ibu bersalin, poli umum, sampai dengan gawat darurat pada tahap awal. Tenaga medis di RS Waa Banti tersedia mulai dari bidan, dokter anak, sampai dokter bedah

 

IDEC 2023: Membahas Inovasi Terbaru di Bidang Farmasi dan Alat Kedokteran Gigi

idec 2023
Alat kedokteran gigi yang dipamerkan pada konferensi kedokteran gigi di Indonesia Dental Exhibition & Conference. Foto: Istimewa.

Pada acara IDEC 2023, terjadi pembahasan mengenai inovasi terbaru di bidang farmasi dan alat kedokteran gigi.

Pada hari Jumat, 15 September 2023, Indonesia Dental Exhibition & Conference (IDEC), pameran dagang dan konferensi internasional kedokteran gigi terbesar di Indonesia, resmi dibuka di Jakarta Convention Center.

Acara ini berlangsung selama tiga hari, yakni dari tanggal 15 hingga 17 September 2023. Dr Dra. Lucia Rizka Andalucia, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, membuka acara tersebut.

IDEC yang berkonsep Business to Business (B2B) ini merupakan gelaran event ketiga yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI).

Peminat pada acara kali ini lebih besar dibandingkan IDEC 2019 dengan 232 brand yang menjadi peserta. Pada IDEC 2023 kali ini menjadi 250 brand berasal dari 14 negara.

IDEC 2023 Menjadi Wadah Transfer Informasi dan Pengetahuan Teknologi

IDEC kali ini tidak hanya menampilkan teknologi terkini terkait kedokteran gigi, tetapi juga seminar ilmiah. Diantaranya 26 seminar dan 29 narasumber ahli dari negara berbeda.

Seminar ini tidak hanya berisi transfer ilmu dan pengetahuan, tetapi juga praktek langsung. Tema-tema yang diangkat pun menjawab issue kesehatan mulut dan gigi yang tengah berkembang saat ini.

Gelaran ini juga merupakan manifestasi dari komitmen untuk meningkatkan standar kesehatan nasional dan memperkuat ekosistem industri teknologi kedokteran gigi di Indonesia. Hal ini sejalan dengan pilar ketiga dalam rangka mengurangi ketergantungan pada alat kesehatan impor untuk menguatkan kemandirian alkes dalam negeri.

DEC memberikan tempat dan kesempatan bagi produsen produk alat kesehatan dalam negeri beradaptasi langsung dengan pelaku industri dari negara lain.

Teknologi dari Berbagai Negara

Teknologi yang dihadirkan IDEC diantaranya, Lilivis Scan dari Korea Selatan. Perusahaan ini memperkenalkan pemindai intraoral yang ringan, cepat, dan akurat. Exhibitor Korea Selatan lainnya yaitu Biocetec menampilkan teknologi kawat gigi berbahan keramik (ceramic bracket/bio ceramic technology).

Produk ini memiliki keunggulan lebih tipis, tidak tajam dan lebih kuat. Dengan keunggulan itu produk ini dapat mencegah peradangan dan menjaga keutuhan gigi dalam jangka panjang.

Sementara itu produsen terkemuka Rogen Dental dari China yang sangat populer di Vietnam dan Thailand turut hadir pada IDEC 2023. Saat ini satu set produk Rogen Dental dijual kisaran harga mulai dari 1 juta rupiah sesuai dengan kebutuhan para dokter.

Sementara itu Exocad dari Jerman hadir dengan DentalCAD 3.1 Rijeka. Produk ini menawarkan desain restorasi gigi yang lebih cepat dan intuitif.

 

RS Lavalette, Rumah Sakit Tertua di Malang yang Kini Jadi Wisata Kesehatan

rs lavalette
Bagian depan salah satu rumah sakit tertua di Malang. Foto: Detik Jatim.

Rumah sakit dengan usia hingga melintasi abad dapat dilihat di Malang. Di sana terdapat RS Lavalette. Sebuah rumah sakit dengan sejarah panjang sejak berdiri tahun 1918 oleh pengusaha perkebunan asal Belanda.

Walaupun berusia lebih dari 100 tahun, seluruh bangunan aslinya masih tetap terjaga. Arsitektur gaya kolonial berpadu dengan fasilitas modern dan lengkap menjadikan RS ini ke dalam salah satu agenda Malang Health Tourism. Program wisata kesehatan dengan gabungan pelayanan kesehatan dan pariwisata di Kota Malang.

Sejarah RS Lavalette

Dilansir dari Detik Jatim (14/09/23), RS Lavalette didirikan oleh para pengusaha perkebunan besar. Mereka tergabung dalam yayasan bernama Stichting Malangsche Ziekenverpleging.

Pada awalnya, fasilitas kesehatan ini bernama Lavalette Kliniek, diambil dari nama pendirinya, Mr G. Chr. Renardel de Lavalette. Saat memasuki halaman depan, nuansa bangunan kolonial yang sarat sejarah begitu terasa. Meskipun usianya sudah lebih dari 100 tahun, fisik bangunan aslinya hingga saat ini masih bertahan dengan baik.

Seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan nama pada tahun 1991. Rumah Sakit Lavalette Mengalami penyempurnaan nama menjadi Rumah Sakit Umum Lavalette (RSU Lavalette). RS ini berada di bawah pengelolaan PT Perkebunan Nusantara XI (Persero).

Kemudian sekarang dikelola oleh PT Pertamina Bina Medika. Dengan pengelolaan ini, RS tertua di Malang ini sekaligus tergabung ke dalam jaringan manajemen rumah sakit terbesar di Indonesia, Indonesia Healthcare Corporation (IHC).

Menjadi RS Rujukan Masyarakat

RS tertua di Malang ini memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terpercaya bagi masyarakat. Rumah sakit yang terletak di Jalan WR Supratman, Kota Malang memiliki fasilitas modern dan lengkap. Pelayanan pun diberikan dalam waktu singkat.

Pasien dapat mengakses pelayanan medis terbaik. Antara lain cancer centre, radiologi, hemodialisa, pain clinic, dan endoskopi. Awalnya, Klinik Lavalette hanya melayani pasien dari kalangan perkebunan dan industri gula, namun sekarang dari berbagai latar belakang. Termasuk karyawan dan keluarga PTPN XI.

“Visi RS Lavalette adalah menjadi perusahaan pelayanan kesehatan holistik unggul dan bermutu bersama dengan jaringan tersebar di seluruh Indonesia,” ujar Bagian Humas, Rika Umi Palupi, Kamis (14/9/2023).

RS Lavalette Menjadi Bagian Malang Health Tourism

Bangunan depan RS dipertahankan seperti awal didirikan. Bangunan yang menjadi cagar budaya ini pada bagian depannya terpampang tulisan ‘Lavalette Kliniek’ 1918. Sebuah keterangan yang menunjukkan tahun pembangunannya.

Bangunan depan yang masih tampak asli diperuntukkan bagi pelayanan administrasi pasien, ruang IGD dan sejumlah ruang pemeriksaan lainnya.

RS legendaris di Malang ini ingin menghadirkan layanan one stop service bagi masyarakat. Di bagian tengahnya kini berdiri bangunan bangunan baru untuk kelas VVIP, President Suite.

Lantai dasar digunakan sebagai layanan hemodialisa dilengkapi 71 mesin cuci darah . Fasilitas ini melayani berbagai golongan pasien. Mulai dari pasien umum, asuransi, hingga BPJS.

Dalam waktu dekat, RS Lavalette sedang mempersiapkan diri untuk menjadi bagian dari Malang Health Tourism atau wisata kesehatan. Nantinya, pihak RS akan memberikan juga fasilitas wisata di Malang dan sekitarnya bagi pasien dan keluarga.