spot_img

Uji Post Market Alat Kesehatan, Langkah Penting untuk Menjamin Mutu dan Keamanan Produk

uji post market
Ilustrasi pengujian alat kesehatan. Foto: Image creator.

Uji post market adalah proses evaluasi alat kesehatan yang telah beredar di pasaran. Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa produk tersebut tetap memenuhi standar mutu dan keamanan yang ditetapkan.

Uji post market merupakan langkah penting yang harus dilakukan oleh pelaku usaha alat kesehatan secara mandiri, sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. Langkah ini diharapkan melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat, serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.

Uji Post Market Tertuang dalam Surat Edaran Menkes

Pengujian post market adalah evaluasi mutu dan keamanan alat kesehatan yang sudah beredar di pasaran. Pengujian ini dilakukan minimal 1 kali dalam 2 tahun di laboratorium uji yang sudah terakreditasi.

Cara sampling dan pengujian diatur dalam Surat Edaran (SE) nomor: HK.02.02/E/1721/2023 tentang Pengujian Post Market Alat Kesehatan dari Kementerian Kesehatan. Hasil pengujian harus dilaporkan secara elektronik ke Kementerian Kesehatan sesuai mekanisme tercantum di dalam SE.

Uj ini harus dilakukan oleh pemilik izin edar alat kesehatan, dan alat kesehatan diagnostik in vitro secara mandiri.

Memastikan Mutu dan Keamanan Alkes

Pengujian yang harus dilakukan ini memiliki tujuan yang jelas, terutama menyangkut mutu, keamanan, dan manfaat alat kesehatan (alkes) yang beredar di Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Dra. Eka Purnamasari selaku Direktur Pengawasan Alkes dilansir dari Sehat Negeriku Kemkes (22/09/2023).

“Ini berkaitan dengan sistem mutu yang diterapkan oleh mereka apakah memenuhi persyaratan cara pembuatan alat kesehatan yang baik untuk industri maupun cara distribusi untuk distributor alat kesehatan,” Ujar Eka.

Kategori Alat Kesehatan yang Perlu Melakukan Uji Post Market

Pengujian bagi alat kesehatan yang ada di Indonesia mencakup beberapa jenis produk seperti dilansir dari situs Kemenkes berikut ini:

  • Alkes Elektromedik Steril, semua jenis produk harus diuji sterilisasi berdasarkan FI VI. Selain itu, Alkes Elektromedik seperti USG, Continuous Ventilator, Infusion Pump, & Syringe Pump juga harus diuji keselamatan listrik dan uji kinerja produk.
  • Alkes Non Elektromedik Steril seperti kondom, harus diuji penampakan, dimensi, kerapatan, daya letup, kebocoran.
  • Untuk Alkes Non Elektromedik Steril dengan jarum seperti Disposable Syringe, IV Cannula, IV Catheter, Wing Needle, Fistula Needle, dan Infus Set with needle, harus diuji sterilitas dan ketajaman jarum suntik.
  • Kasa steril, harus diuji sterilitas dan Fluoresensi.
  • Alat IVD seperti RDT HIV, Syphilis, Hepatitis, dan Dengue, harus diuji Sensitivitas , Uji Spesifitas dan Uji Post Market (Uji Fisik dan Fungsional).

Hasil uji sampel harus dilaporkan secara online melalui website http://e-inspeksi.alkes.kemkes.go.id/ pada menu post market pelaku usaha. Bagi produk yang memenuhi persyaratan dipertimbangkan dimasukkan ke dalam rekomendasi produk pilihan pada e-katalog.

 

Workshop Analisis Hospital Base Rate akan Diadakan di Aston Kuta Hotel Bali

workshop hospital base rate
Ilustrasi pelayanan rumah sakit. Foto: Image creator.

hospital base rate

Pada tanggal 27-28 Oktober 2023, Kalta Bina Insani akan mengadakan sebuah workshop bertajuk “Analisis Hospital Base Rate”. Acara ini akan diselenggarakan di Aston Kuta Hotel Bali.

Workshop ini merupakan salah satu upaya dalam memenuhi visi dan misi mereka sebagai lembaga pelatihan dan konsultan kesehatan serta pendidikan. Sebelum membahas workshop ini lebih lanjut, mari kita lihat terlebih dahulu visi dan misi Kalta Bina Insani.

Visi dan Misi Kalta Bina Insani

Kalta Bina Insani memiliki visi yang jelas Sebagai lembaga pelatihan dan konsultan kesehatan dan pendidikan. Tim dari KBI Consulting & Training menyampaikan keterangannya kepada redaksi MedX.co.id (21/09/2023).

Visi:

Menjadi perusahaan konsultan, riset, dan training yang secara signifikan meningkatkan kualitas profesional kesehatan, institusi kesehatan maupun pendidikan. Kemudian perusahaan ini juga akan berperan dalam transformasi kesehatan pemerintah untuk mewujudkan sistem kesehatan berkeadilan, bermutu, dan efisien.

Misi:

Sementara itu Kalta Bina Insani memiliki beberapa misi yang sejalan dengan visi mereka berikut ini:

  • Menyediakan pelatihan kepada tenaga profesional kesehatan dan pendidikan.
  • Menyediakan jasa konsultasi bagi instansi pemerintah, fasilitas kesehatan, maupun industri kesehatan dalam mendukung transformasi kesehatan.
  • Melakukan riset implementasi dalam rangka penguatan sistem kesehatan, pendanaan kesehatan, ekonomi kesehatan, dan pendidikan.
  • Mempromosikan peran berbagai pihak dalam membangun Generasi Emas 2045.

Topik Relevan dan Bermanfaat yang Diangkat

Kalta Bina Insani selalu berusaha memilih topik-topik yang relevan dan bermanfaat untuk kegiatan-kegiatan yang mereka selenggarakan.

Mereka mendasarkan pemilihan topik ini pada informasi terkini di bidang kesehatan, serta pengalaman dan pengetahuan para praktisi dan tenaga ahli yang telah bergelut dalam bidangnya selama puluhan tahun. Hal ini memungkinkan perusahaan consulting dan training ini untuk memiliki pandangan yang luas.

Terutama terkait topik apa saja yang relevan dan bermanfaat bagi kegiatan-kegiatan pelatihan dan konsultasi yang mereka selenggarakan.

PT Karya Medis Nusantara (KMN) Produsen Dental Chair dan Peralatan Dokter Gigi Berkualitas Tinggi

karya medis nusantara
KMN Dental Unit K-808 dari produsen Karya Medis Nusantara

Industri kesehatan gigi di Indonesia terus berkembang seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan gigi dan mulut. Salah satu perusahaan yang turut serta dalam menghadirkan solusi berkualitas dalam bidang ini adalah PT Karya Medis Nusantara (KMN).

Tim redaksi MedX berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Andi Muhammad Agung Pratama, penanggung jawab teknis PT KMN. Perusahaan yang memproduksi berbagai produk kesehatan gigi, terutama Dental Chair.

Produk-produk Unggulan PT Karya Medis Nusantara (KMN)

karya medis nusantara
KMN Dental Unit K-808 dari produsen Karya Medis Nusantara

Karya Medis Nusantara (KMN) dikenal sebagai produsen beragam peralatan kesehatan. Ada banyak rangkaian produk alat kesehatan termasuk Suction Pump mobile, ECG, USG, Patient Monitor, Dental Unit, Centrifuge, Fetal Doppler, Fogging, Mesin Pengolah Limbah Medis, Surgical Instrument, Matras Antidecubitus, dan lain sebagainya.

Produk yang menjadi sorotan adalah Dental Chair KMN Dental Unit K808. Selain dental chair, PT KMN juga memproduksi instrumen-instrumen kesehatan gigi lainnya. Seperti alat yang digunakan dalam proses pencabutan gigi ukuran anak-anak.

Menariknya, PT KMN sedang mempertimbangkan pengembangan produk serupa untuk pasien dewasa. Hal ini menunjukkan komitmen mereka untuk terus berinovasi dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan gigi.

Proses Produksi dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

PT KMN dan KP menjadi peserta IDEC 2023. Foto: Karya Pratama.

Proses produksi PT KMN adalah kombinasi dari impor bahan baku tertentu dan penggunaan komponen dalam negeri. Dalam hal ini, Andi mengungkapkan bahwa perusahaan ini telah berusaha meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk mereka.

Sebagai contoh, beberapa komponen seperti jok sudah diproduksi secara lokal, yang menunjukkan komitmen PT KMN dalam mendukung industri dalam negeri.

Saat ini, TKDN produk-produk KMN diperkirakan mencapai sekitar 40%, dan upaya terus dilakukan untuk meningkatkannya.

“Kami melakukan reverse engineering untuk memproduksi alat kesehatan kami. Dengan kombinasi melakukan impor untuk bahan baku yang belum diproduksi sendiri di Indonesia dan memproduksi komponen yang dapat dilakukan di dalam negeri,” kata Andi pada sesi wawancara bersama MedX (20/09/2023).

“Misalnya jok sudah bisa diproduksi di Indonesia. Berdasarkan pengamatan kami, prosentase TKDN yang kami lakukan mencapai 40%,” lanjutnya.

Keunggulan Produk PT Karya Medis Nusantara

Kelengkapan alat praktek dokter gigi yang diproduksi oleh PT Karya Medis Nusantara. Foto: KMN.

Salah satu keunggulan utama produk-produk PT KMN adalah fokus mereka pada kesembuhan pasien. Mereka memprioritaskan mutu dan kualitas tinggi dalam setiap produknya serta mengutamakan kenyamanan pasien.

Dapat diambil contoh KMN Dental Unit K-808 dan instrumen lainnya dirancang dengan tujuan memberikan pengalaman yang nyaman dan aman bagi pasien. Pendekatan yang “patient-oriented” ini membuat PT KMN menjadi pemain kunci dalam industri kesehatan gigi di Indonesia.

Selain itu PT KMN juga turut mendukung langkah pemerintah agar menggunakan produk alat kesehatan dalam negeri. Terutama dalam menggenjot produk-produk lokal di sektor kesehatan.

Rencana ke depan, PT KMN terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk. PT KMN berharap dapat tumbuh dan memberikan kontribusi yang lebih besar dalam industri kesehatan gigi di masa depan.

Peran PT Karya Pratama sebagai Distributor Produk PT Karya Medis Nusantara

PT KMN dan KP menjadi peserta IDEC 2023. Foto: Karya Pratama.

Tak hanya memproduksi, PT KMN juga berkolaborasi dengan PT Karya Pratama (KP) sebagai perusahaan distributor mereka. KP berperan sebagai jembatan antara produk-produk KMN dan pasar. Kolaborasi ini menunjukkan fleksibilitas dan keinginan mereka untuk terus berkembang.

Belum lama ini, PT Karya Pratama mengikuti Indonesia Dental Exhibition & Conference (IDEC) 2023. Andi menjelaskan bahwa motivasi mereka untuk berpartisipasi dalam acara tersebut adalah untuk mempromosikan produk-produk mereka bahwa Indonesia juga saat ini mampu produksi dan bersaing dengan negara-negara lain.

“Tak hanya itu, kami juga mendapatkan masukan dari negara-negara yang berpartisipasi dan juga end user yang memberikan insight ke kami sehingga kedepannya dapat dikembangkan lagi,” kata Andi.

IDEC 2023 juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan berbagai negara dan melihat tren terkini dalam industri. Dengan demikian dapat membantu PT KMN mengidentifikasi kebutuhan pasar dan melakukan pengembangan produk yang sesuai kebutuhan industri kesehatan.

Harapan Masa Depan

Dari partisipasi dalam IDEC 2023, PT Karya Pratama berharap dapat menjalin hubungan dengan prinsipal-prinsipal baru. Mereka juga ingin terus berinovasi dan lebih memahami kebutuhan pasar. Tujuan mereka adalah untuk terus tumbuh dan menjadi lebih baik di masa depan.

Selain itu, PT KMN sedang merencanakan berpartisipasi pada event tahunan bergengsi di industri kesehatan, Hospital Expo tanggal 18 – 21 Oktober 2023 yang akan dilaksanakan di Jakarta Convention Centre (JCC Senayan). Event ini akan menjadi wadah untuk memamerkan produk-produk terbaru mereka. Partisipasi ini dilakukan sebagai upaya untuk tetap berada di garis depan dalam industri kesehatan.

Dengan komitmen kuat untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dan memberikan pelayanan terbaik kepada pasien, PT Karya Medis Nusantara (KMN) terus berusaha untuk berkontribusi positif. Terutama dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan gigi di Indonesia.

Dengan dukungan dari PT Karya Pratama sebagai distributor, mereka berharap dapat mencapai tujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan gigi di seluruh negeri.

Pengembangan Produk Alkes IVD: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja dan Relevansi

produk alkes IVD
Ilustrasi abioSCOPE and the IVD CAPSULE PSP. Foto: Wikimedia.

Produk alkes IVD sedang menjadi top-of-mind belakangan ini. Alat kesehatan dengan kepanjangan In-Vitro Diagnostic (IDV) ini semakin dilirik oleh banyak pelaku industri farmasi dan alat kesehatan (alkes). Terdapat beberapa sudut pertimbangan di dalam pengembang produk alkes IVD.

Hal ini disampaikan oleh jurnal yang ditulis oleh Stanley Evandeer Emeltan Tjoa, peneliti produk IVD sekaligus mahasiswa pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Judul yang ia buat adalah “Pertimbangan dalam Pengembangan Produk Alat Kesehatan In-Vitro Diagnostic.”

Faktor Pengembangan Produk Alkes IVD yang Perlu Dipertimbangkan

Berdasarkan sumber di atas yang juga dilansir oleh Kumparan (16/09/2023), sedikitnya ada empat faktor krusial di dalam pengembangan produk alkes IVD.

Sudut Pandang Pengembangan

Ada beberapa alasan mengapa industri melakukan pengembangan produk IVD, seperti profit, passion, dan pengabdian pada masyarakat. Alasan profit biasanya didasarkan pada besarnya pasar.

Misalnya, ketika terjadi permintaan tinggi dari daerah tertentu yang mengalami wabah infeksi seperti malaria atau penyakit musiman seperti demam berdarah dengue atau demam tifoid. Alasan passion biasanya didasarkan pada keinginan dan keahlian peneliti utama dalam bidang penelitian.

Tata Cara Diagnostik

Faktor kedua yaitu faktor dari tata cara diagnostik. Pengembangan alkes IVD sebaiknya sejalan dengan tata cara diagnostik yang selama ini sudah dijalankan di berbagai fasilitas kesehatan. Contohnya ketika ada pasien demam apakah klinik perlu menunggu sebelum melakukan pemeriksaan darah ataukah segera dilakukan cek darah saat itu juga.

Tata cara ini juga terkait dengan standar tindakan yang disesuaikan juga dengan teknologi di sebuah fasilitas kesehatan. Disebut juga sebagai golden standard. Pengembangan ini juga dapat dilakukan untuk mengembangkan teknologi lainnya yang memiliki kesamaan tujuan diagnosa.

Pengedaran Produk

Untuk dapat memasarkan produk, produk tersebut harus memiliki Nomor Izin Edar (NIE). NIE diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan. Untuk mendapatkan NIE, perlu dilakukan registrasi pada Kementerian Kesehatan dan memenuhi semua persyaratan yang dibutuhkan.

Kementerian Kesehatan akan melakukan evaluasi terhadap persyaratan tersebut. Menurut laman regalkes.kemkes.go.id, sertifikat CPAKB menjadi syarat wajib untuk permohonan NIE. Sertifikat CPAKB menyatakan bahwa sistem manajemen yang diterapkan sudah sesuai dan diakui mampu menghasilkan alat kesehatan yang baik.

Perbaikan Berkelanjutan

Perbaikan atau perubahan akan terus terjadi seiring dengan penyakit yang sedang berada di tengah masyarakat Indonesia. Contoh paling dekat adalah Covid-19 dengan berbagai variannya dalam jarak waktu 2 tahun. Sifat mutasi yang mudah terjadi dapat menyebabkan metode yang sedang dikembangkan sekarang dapat menjadi kurang relevan di kemudian hari.

Karena pertimbangan tersebut, pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk menyesuaikan metode yang ada. Melakukan hal ini secara berkala dan mengikuti masukan dari praktisi dan literatur terbaru yang terus diterbitkan adalah salah satu faktor penting dalam pengembangan alkes IVD.

Pada akhirnya, perbaikan berkelanjutan diperlukan untuk tetap menjaga relevansi produk dengan perkembangan penyakit yang beredar di masyarakat. Harapannya ketika semua faktor ini berjalan dengan baik, produk yang dihasilkan menjadi produk berdaya saing berdasarkan teknologi dan inovasi.

Selain itu, juga dapat mendukung kemandirian nasional. Hal terpenting adalah terpenuhinya kebutuhan produk alkes IVD di Indonesia.

 

RS Waa Banti, Solusi Kesehatan bagi Masyarakat di Desa Banti I, Banti II, dan Opitawak

rs waa banti
Bupati Mimika, Eltinus Omaleng meresmikan RS Waa Banti. Foto: PTFI.

Pemkab Mimika dan PTFI telah membangun RS Waa Banti sebagai solusi kesehatan bagi masyarakat di Desa Banti I, Banti II, dan Opitawak.

PT Freeport Indonesia (PTFI) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika, Papua Tengah berkolaborasi dalam memudahkan akses pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

Hal tersebut tertuang pada rilis resmi dilansir dari Antara (16/09/23) yang mengemukakan bahwa Rumah Sakit (RS) Waa Banti telah resmi melayani masyarakat. RS tersebut sendiri tergolong sebagai Kelas D.

“Rumah Sakit yang diresmikan ini merupakan hasil kerja sama yang baik antara pemerintah, PTFI dan stakaholders lainnya. Akses kesehatan khususnya pada Distrik Tembagapura kini lebih terbuka,” jelas Eltinus Omaleng, Bupati Mimika.

RS Waa Banti Melayani Warga di Berbagai Desa

Menurut Bupati Mimika Eltinus Omaleng, RS yang baru dibangun ini memiliki peran strategis dalam memberikan pelayanan kesehatan. Akses kesehatan tersebut khususnya dapat dirasakan oleh masyarakat di Desa Banti I, Banti II, Opitawak, dan beberapa kampung di sekitarnya.

Kolaborasi antara Pemkab Mimika dan PTFI dalam mengembangkan rumah sakit ini bukan tanpa alasan. Salah satunya adalah kesadaran akan pentingnya infrastruktur kesehatan yang memadai. Apabila infrastruktur terbangun maka memudahkan pemulihan dan pembangunan di daerah.

Program kesehatan masyarakat juga menjadi salah satu bentuk kontribusi PTFI kepada masyarakat. Misalnya saja mereka memberi dukungan pembersihan lahan lokasi pembangunan RS.

Kemudian kebutuhan transportasi untuk memindahkan material bangunan dan tenaga kerja. Termasuk berbagai persediaan untuk kebutuhan pembangunan RS.

Kebutuhan tersebut mencakup penyediaan material tambahan, air bersih, listrik, 1 unit genset, peralatan konstruksi, dukungan teknis, bahan bakar, dan 1 unit mobil ambulance.

RS ini ke depan akan memberikan pelayanan kesehatan kuratif, yaitu perawatan inap maupun rawat jalan. Terdapat empat jenis pelayanan yang akan dilakukan. Mulai dari farmasi, pelayanan ibu bersalin, poli umum, sampai dengan gawat darurat pada tahap awal. Tenaga medis di RS Waa Banti tersedia mulai dari bidan, dokter anak, sampai dokter bedah

 

IDEC 2023: Membahas Inovasi Terbaru di Bidang Farmasi dan Alat Kedokteran Gigi

idec 2023
Alat kedokteran gigi yang dipamerkan pada konferensi kedokteran gigi di Indonesia Dental Exhibition & Conference. Foto: Istimewa.

Pada acara IDEC 2023, terjadi pembahasan mengenai inovasi terbaru di bidang farmasi dan alat kedokteran gigi.

Pada hari Jumat, 15 September 2023, Indonesia Dental Exhibition & Conference (IDEC), pameran dagang dan konferensi internasional kedokteran gigi terbesar di Indonesia, resmi dibuka di Jakarta Convention Center.

Acara ini berlangsung selama tiga hari, yakni dari tanggal 15 hingga 17 September 2023. Dr Dra. Lucia Rizka Andalucia, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, membuka acara tersebut.

IDEC yang berkonsep Business to Business (B2B) ini merupakan gelaran event ketiga yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI).

Peminat pada acara kali ini lebih besar dibandingkan IDEC 2019 dengan 232 brand yang menjadi peserta. Pada IDEC 2023 kali ini menjadi 250 brand berasal dari 14 negara.

IDEC 2023 Menjadi Wadah Transfer Informasi dan Pengetahuan Teknologi

IDEC kali ini tidak hanya menampilkan teknologi terkini terkait kedokteran gigi, tetapi juga seminar ilmiah. Diantaranya 26 seminar dan 29 narasumber ahli dari negara berbeda.

Seminar ini tidak hanya berisi transfer ilmu dan pengetahuan, tetapi juga praktek langsung. Tema-tema yang diangkat pun menjawab issue kesehatan mulut dan gigi yang tengah berkembang saat ini.

Gelaran ini juga merupakan manifestasi dari komitmen untuk meningkatkan standar kesehatan nasional dan memperkuat ekosistem industri teknologi kedokteran gigi di Indonesia. Hal ini sejalan dengan pilar ketiga dalam rangka mengurangi ketergantungan pada alat kesehatan impor untuk menguatkan kemandirian alkes dalam negeri.

DEC memberikan tempat dan kesempatan bagi produsen produk alat kesehatan dalam negeri beradaptasi langsung dengan pelaku industri dari negara lain.

Teknologi dari Berbagai Negara

Teknologi yang dihadirkan IDEC diantaranya, Lilivis Scan dari Korea Selatan. Perusahaan ini memperkenalkan pemindai intraoral yang ringan, cepat, dan akurat. Exhibitor Korea Selatan lainnya yaitu Biocetec menampilkan teknologi kawat gigi berbahan keramik (ceramic bracket/bio ceramic technology).

Produk ini memiliki keunggulan lebih tipis, tidak tajam dan lebih kuat. Dengan keunggulan itu produk ini dapat mencegah peradangan dan menjaga keutuhan gigi dalam jangka panjang.

Sementara itu produsen terkemuka Rogen Dental dari China yang sangat populer di Vietnam dan Thailand turut hadir pada IDEC 2023. Saat ini satu set produk Rogen Dental dijual kisaran harga mulai dari 1 juta rupiah sesuai dengan kebutuhan para dokter.

Sementara itu Exocad dari Jerman hadir dengan DentalCAD 3.1 Rijeka. Produk ini menawarkan desain restorasi gigi yang lebih cepat dan intuitif.

 

RS Lavalette, Rumah Sakit Tertua di Malang yang Kini Jadi Wisata Kesehatan

rs lavalette
Bagian depan salah satu rumah sakit tertua di Malang. Foto: Detik Jatim.

Rumah sakit dengan usia hingga melintasi abad dapat dilihat di Malang. Di sana terdapat RS Lavalette. Sebuah rumah sakit dengan sejarah panjang sejak berdiri tahun 1918 oleh pengusaha perkebunan asal Belanda.

Walaupun berusia lebih dari 100 tahun, seluruh bangunan aslinya masih tetap terjaga. Arsitektur gaya kolonial berpadu dengan fasilitas modern dan lengkap menjadikan RS ini ke dalam salah satu agenda Malang Health Tourism. Program wisata kesehatan dengan gabungan pelayanan kesehatan dan pariwisata di Kota Malang.

Sejarah RS Lavalette

Dilansir dari Detik Jatim (14/09/23), RS Lavalette didirikan oleh para pengusaha perkebunan besar. Mereka tergabung dalam yayasan bernama Stichting Malangsche Ziekenverpleging.

Pada awalnya, fasilitas kesehatan ini bernama Lavalette Kliniek, diambil dari nama pendirinya, Mr G. Chr. Renardel de Lavalette. Saat memasuki halaman depan, nuansa bangunan kolonial yang sarat sejarah begitu terasa. Meskipun usianya sudah lebih dari 100 tahun, fisik bangunan aslinya hingga saat ini masih bertahan dengan baik.

Seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan nama pada tahun 1991. Rumah Sakit Lavalette Mengalami penyempurnaan nama menjadi Rumah Sakit Umum Lavalette (RSU Lavalette). RS ini berada di bawah pengelolaan PT Perkebunan Nusantara XI (Persero).

Kemudian sekarang dikelola oleh PT Pertamina Bina Medika. Dengan pengelolaan ini, RS tertua di Malang ini sekaligus tergabung ke dalam jaringan manajemen rumah sakit terbesar di Indonesia, Indonesia Healthcare Corporation (IHC).

Menjadi RS Rujukan Masyarakat

RS tertua di Malang ini memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terpercaya bagi masyarakat. Rumah sakit yang terletak di Jalan WR Supratman, Kota Malang memiliki fasilitas modern dan lengkap. Pelayanan pun diberikan dalam waktu singkat.

Pasien dapat mengakses pelayanan medis terbaik. Antara lain cancer centre, radiologi, hemodialisa, pain clinic, dan endoskopi. Awalnya, Klinik Lavalette hanya melayani pasien dari kalangan perkebunan dan industri gula, namun sekarang dari berbagai latar belakang. Termasuk karyawan dan keluarga PTPN XI.

“Visi RS Lavalette adalah menjadi perusahaan pelayanan kesehatan holistik unggul dan bermutu bersama dengan jaringan tersebar di seluruh Indonesia,” ujar Bagian Humas, Rika Umi Palupi, Kamis (14/9/2023).

RS Lavalette Menjadi Bagian Malang Health Tourism

Bangunan depan RS dipertahankan seperti awal didirikan. Bangunan yang menjadi cagar budaya ini pada bagian depannya terpampang tulisan ‘Lavalette Kliniek’ 1918. Sebuah keterangan yang menunjukkan tahun pembangunannya.

Bangunan depan yang masih tampak asli diperuntukkan bagi pelayanan administrasi pasien, ruang IGD dan sejumlah ruang pemeriksaan lainnya.

RS legendaris di Malang ini ingin menghadirkan layanan one stop service bagi masyarakat. Di bagian tengahnya kini berdiri bangunan bangunan baru untuk kelas VVIP, President Suite.

Lantai dasar digunakan sebagai layanan hemodialisa dilengkapi 71 mesin cuci darah . Fasilitas ini melayani berbagai golongan pasien. Mulai dari pasien umum, asuransi, hingga BPJS.

Dalam waktu dekat, RS Lavalette sedang mempersiapkan diri untuk menjadi bagian dari Malang Health Tourism atau wisata kesehatan. Nantinya, pihak RS akan memberikan juga fasilitas wisata di Malang dan sekitarnya bagi pasien dan keluarga.

 

BPOM Rilis Daftar 1.108 Sirop Obat yang Aman

obat sirop aman
Ilustrasi obat sirup. Foto: Pxhere.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan rilis daftar 1.108 sirop obat yang aman dan telah memenuhi ketentuan untuk dikonsumsi. Daftar ini mencakup produk dari 102 industri farmasi dan merupakan hasil dari proses verifikasi yang intensif.

Ini adalah kabar baik bagi masyarakat, karena menunjukkan komitmen BPOM dalam memastikan kualitas dan keamanan produk kesehatan yang beredar di pasaran.

Dilansir dari Antara (14/09/23), BPOM juga mengumumkan bahwa ada penambahan 54 produk yang telah memenuhi syarat. Pengumuman tersebut berdasarkan dokumen perbaikan yang telah diajukan oleh industri farmasi selama periode 18 Juli hingga 6 September 2023.

“Hingga tanggal 6 September 2023, persentase sirop obat yang mengandung pelarut yang telah dinyatakan memenuhi syarat dan aman digunakan selama sesuai aturan pakai telah mencapai 92,2 persen. Pelarut dimaksud antara lain seperti gliserin, propilen glikol, polietilen glikol, dan/atau sorbitol. Total sebanyak 1.202 sirop obat menjadi objek verifikasi,” dilansir dari situs resmi BPOM.

Penentuan Sirop Obat Aman Berdasarkan Verifikasi Sejumlah Kriteria

Penetapan jenis sirop obat yang aman diambil berdasarkan terpenuhinya sejumlah kriteria. Mulai dari uji bahan baku, kualifikasi pemasok, metode uji dan informasi terkait. Semuanya dikumpulkan sampai tercapai kepastian akan keamanan, mutu, dan khasiat obat.

Uji mengenai produk sirop obat dan bahan bakunya sendiri sudah berjalan sejak 26 Oktober 2022 sebagai langkah penyelesaian kasus sirop obat.

BPOM berdedikasi untuk meningkatkan upaya pengawasan. Sejak sebelum maupun setelah produk masuk ke pasaran dan membimbing industri farmasi untuk meningkatkan kapabilitas kepatuhan dan maturitas sistem mutu. Selain itu juga membangun kerjasama dengan berbagai pihak yang relevan untuk memperkuat pengawasan dan penegakan hukum.

Sebagai bagian dari komitmen ini, BPOM menyerukan kepada produsen obat untuk melakukan penarikan produk secara mandiri. Penarikan dilakukan jika ditemukan aspek-aspek yang tidak dapat menjamin mutu dan keamanan produk berdasarkan evaluasi mandiri. Langkah ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab produsen sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Mengenai informasi sirop obat yang aman dan telah memenuhi kriteria sesuai aturan bisa diakses di sini.

 

IRRA Gandeng Mindray Indonesia untuk Distribusi Alat Laparoskopi

distribusi alat laparoskopi
Kesepakatan antara IRRA dan Mindray Indonesia. Foto: Tribun Jatim.

Menyadari pentingnya akses terhadap peralatan medis berkualitas, IRRA telah menggandeng Mindray Indonesia dalam sebuah inisiatif besar untuk distribusi alat laparoskopi ke seluruh Indonesia. Kerjasama ini diharapkan dapat membantu meningkatkan standar pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya dalam bidang bedah laparoskopi.

PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), distributor alat kesehatan terkemuka di Indonesia, pada hari Kamis (14/9) telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Mindray Medical Indonesia (Mindray Indonesia). Penandatanganan ini dilakukan di kantor Mindray Indonesia, Jakarta. Pihak yang menandatangani kesepakatan adalah Presiden Direktur Mindray Indonesia, Zhang Xiaotan dan Presiden Direktur IRRA, Heru Firdausi Syarif.

Fokus dari kerjasama ini adalah pendistribusian alat kesehatan, khususnya laparoskopi. Heru Firdausi menjelaskan dalam pernyataannya bahwa kerjasama ini merupakan bagian dari upaya IRRA untuk meningkatkan kinerja.

“Kolaborasi yang terjadi merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan performance IRRA dalam distribusi alat kesehatan nasional. Salah satunya pengembangan portofolio di bidang alat kesehatan kategori bedah,” kata Heru dilansir dari Tribun Jatim (14/09/23).

“Kerjasama ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan bedah minimal invasif yang diterima masyarakat Indonesia,” lanjutnya.

Distribusi Alat Laparoskopi untuk Memberikan Peralatan Bedah Berkualitas

Mindray Indonesia dan IRRA berbagi tujuan utama, yaitu untuk meningkatkan akses masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), terhadap layanan bedah berkualitas.

Jika berhasil, akan memungkinkan semua orang untuk mendapatkan akses ke produk bedah berkualitas. Dampaknya maka kebutuhan pelayanan kesehatan khususnya distribusi alat laparoskopi yang lebih baik dapat terpenuhi.

Menurut Heru, kerjasama yang dimulai sejak pertengahan tahun ini secara umum akan mendukung program pemerintah. Termasuk ke dalam upaya meningkatkan kualitas layanan bedah minimal invasif di Indonesia.

Sebagai produsen, Mindray Indonesia adalah salah satu perusahaan alat kesehatan terbesar dari Tiongkok yang telah mendunia. Perusahaan ini memiliki portofolio produk yang luas dan beragam dari berbagai disiplin ilmu. IRRA, sebagai distributor, berperan penting dalam membawa produk-produk ini ke masyarakat Indonesia.

Kerja Sama dengan Mitra Lokal

Di Indonesia, Mindray Indonesia telah memiliki jaringan distribusi yang luas karena telah beroperasi di pasar Indonesia selama waktu yang cukup lama. Kerjasama dengan Mindray Indonesia akan meningkatkan kepercayaan pelanggan dan memperluas portofolio produk IRRA.

Presiden Direktur Mindray Indonesia, Zhang Xiaotan, menambahkan bahwa Mindray telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 20 tahun.

“Oleh karena itu, kami memilih untuk bekerja sama dengan mitra lokal dalam mengembangkan bisnis bersama. Bentuknya dapat berupa otorisasi eksklusif dalam hal distribusi wilayah. Penandatanganan perjanjian ini menandakan bahwa kami sedang membangun kemitraan resmi dengan IRRA,” kata Xiaotan.

Alasan mereka memilih untuk bermitra dengan IRRA adalah karena penggunaan peralatan medis sangat penting dalam mendukung kehidupan manusia.

“Oleh karena itu, saat memilih mitra, kami mempertimbangkan apakah mereka memiliki tim yang profesional dan keterampilan yang memadai,” jelasnya.

Menurut Mindray Indonesia, IRRA telah memiliki banyak pengalaman di bidang medis selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, kredibilitas IRRA dalam hal distribusi alat kesehatan sudah diakui.

 

Kemenkes dan Perdatin Gandeng GE HealthCare untuk Percepatan Alat Kesehatan Dalam Negeri

alat kesehatan dalam negeri
Ilustrasi patient monitor. Foto: Wikimedia.

Kualitas dan ketersediaan alat kesehatan dalam negeri (AKD) sangat penting. Oleh karena itu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) telah menggandeng GE HealthCare.

Kolaborasi ini bertujuan untuk mempercepat pengembangan dan produksi alat kesehatan dalam negeri. Terutama untuk penyediaan patient monitor yang setara dengan standar internasional.

“Untuk meningkatkan ketahanan alat kesehatan, Kementerian Kesehatan mengutamakan percepatan pembuatan alat kesehatan dalam negeri (AKD),” kata Plt Direktur Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan Kemenkes, Ir Sodikin Sadek. Hal ini disampaikan dalam siaran persnya, Kamis (14/9/2023) yang dikutip dari Republika.

AKD yang sudah mendapat izin edar dan memenuhi kriteria keamanan, kualitas, dan manfaat, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri secara mandiri. Kemudian langkah selanjutnya diharapkan mampu berkompetisi secara global.

Sodikin berharap patient monitor dalam negeri yang berstandar internasional dari GE HealthCare dapat mempermudah penggunanya. Mengingat 75 persen SDM kesehatan merasa tertekan dengan peralatan medis. Banyak peralatan dengan tampilan data yang sulit dipahami. Informasi memang berlimpah, namun memiliki desain yang rumit.

Alat Kesehatan Dalam Negeri Membantu Dokter Anestesi

“Kami bekerja sama untuk mengedukasi penggunaan patient monitor. Alat ini dapat membantu dokter anestesi mengambil tindakan yang benar dan aman untuk pasien,” Kata Ketua Umum Pengurus Pusat PP Perdatin, Irjen Pol dr Asep Hendradiana.

Dokter anestesi memiliki banyak peran penting dalam keselamatan pasien (patient safety). Antara lain melalui evaluasi sebelum anestesi, pemantauan ketat anestesia dan tanda vital selama operasi, serta pemantauan setelah operasi.

Patient monitor adalah alat kesehatan yang sangat penting di setiap ruang pasien kritis seperti ICU dan UGD. Oleh karena itu sangat penting untuk memastikan bahwa produk kesehatan dalam negeri memiliki kualitas yang sama baiknya dengan produk impor,” kata Presiden Direktur PT GE Operations Indonesia, Putty Kartika.

GE HealthCare telah memproduksi patient monitor yang handal, fleksibel, dan dapat diukur secara lokal. Dilengkapi dengan algoritma komprehensif setara dengan yang digunakan di fasilitas kesehatan seluruh dunia.