spot_img

Peneliti Kembangkan Pil Pintar Yang Bisa Memberikan Data Kesehatan Usus

Sebentar lagi akan tersedia sebuah pil yang bisa kita telan dan kemudian memberikan data mengenai kesehatan usus dalam tubuh. Kapsul ini akan bisa mengecek kadar hidrogen, karbondioksida, dan oksigen di dalam usus untuk mengetahui apakah ada kadar yang berlebihan.

Kapsul ini akan berbentuk seperti vitamin. Lapisan di salah satu sisi kapsul akan memungkinkan gas masuk ke dalamnya, tetapi bukan cairan. Sebuah transmitter kemudian mengirimkan data ke sebuah alat penerima beberapa menit sekali, yang kemudian dikirim lewat Bluetooth, ke telepon pintar.

Menurut pakar penyakit dalam dari Adelaide Dan Worthley, penemuan akan pil ini akan bermanfaat bagi mereka yang menderita penyakit bernama irritable bowel syndrome (IBS).

Irritable bowel syndrome (IBS) adalah salah satu jenis gangguan pada sistem pencernaan. Penyakit kronis ini akan menyerang usus besar dan bisa jadi akan hilang timbul selama bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup.

Kondisi yang menyerang usus besar ini termasuk penyakit yang umum terjadi. “Meskipun IBS merupakan masalah yang paling sering dikeluhkan dari dalam tubuh kita, namun sejauh ini tidak ada alat diagnostik laboratorium yang tersedia.” katanya.

Kapsul yang bisa ditelan ini di masa depan kemungkinan akan tersedia tidak saja untuk mendiagnosa IBS, namun juga untuk melihat apakah pengobatan yang diterima bermanfaat atau tidak, dan juga dokter bisa memberikan masukan kepada pasien.

Pil pintar ini sekarang sudah diujicobakan pada manusia dan telah dimuat dalam laporan di Jurnal Nature Electronics hari Selasa (9/1/2018).

RS Pusat Pertamina Hadirkan Poliklinik Khusus Peserta JKN-KIS

Rumah Sakit Umum Pusat Petamina. Foto: Media Indonesia

Di era BPJS Kesehatan ini, kepuasan pasien menjadi salah satu kunci keberhasilan fasilitas kesehatan untuk survive. Salah satu inovasi tersebut diwujudkan oleh RS Pusat Pertamina dengan menghadirkan poliklinik Kartu Indonesia Sehat.

Poliklinik Kartu Indonesia Sehat merupakan poliklinik khusus untuk melayani peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang berobat ke rumah sakit tersebut. RS Pertamina melengkapinya dengan 114 tenaga dokter dan 357tempat tidur. Hal ini ditargetkan dapat memenuhi kebutuhan peserta JKN-KIS yang akan menjalani rawat jalan maupun yang dirawat inap.

“Kepuasan dan kenyamanan peserta JKN-KIS dalam memperoleh layanan kesehatan, selalu jadi prioritas kita bersama. Dengan penambahan fasilitas ini, antrian dapat diperpendek, waktu pelayanan jadi lebih cepat, dan pasien tertangani dengan maksimal. Otomatis ke depannya kepuasan peserta JKN-KIS pun akan meningkat secara signifikan,” jelas Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris saat meninjau langsung Poliklinik Kartu Indonesia Sehat.

Meski belum diresmikan, Poliklinik Kartu Indonesia Sehat telah beroperasi dan melayani sekitar 517 peserta JKN-KIS. Sejak beroperasi, tercatat sudah menangani 413 orang pasien rawat jalan dan 104 orang pasien rawat inap.

“Harapan kami, kehadiran Poliklinik Kartu Indonesia Sehat ini mampu menginspirasi rumah sakit lainnya untuk menciptakan fasilitas serupa atau inovasi lainnya, sehingga makin banyak peserta JKN-KIS yang terlayani dengan maksimal,” tutup Fachmi.

University of Michigan Kembangkan Alat Terapi Untuk Penderita Tinnitus

University of Michigan, sejumlah ilmuwan tengah mengembangkan teknologi non-invasif untuk mengobati tinnitus. Pada kebanyakan penderita, dengan melatih otak untuk “mengsinkronkan”. Cara pengobatannya adalah dengan metode yang melibatkan stimulasi saraf sensitif menggunakan perangkat elektroda yang ditempelkan pada kulit, sambil si pasien mendengarkan suara khusus yang telah disiapkan melalui headphone. Ini menghasilkan apa yang disebut depresi jangka panjang (LTD) di nucleus koklea, yang menyebabkan pengurangan gejala tinnitus pada manusia.

Mekanisme yang mendasari teknologi ini dimaksudkan untuk mengurangi sinkronisitas jangka panjang antar sel di dalam otak yang terjadi saat mereka terlalu banyak bekerja untuk alasan apapun. Satu sel yang terlalu aktif dapat mengirimkan sinyal palsu ke sel lainnya, dan sepertinya adalah apa yang terjadi di dalam otak penderita tinnitus. Teknologi ini dapat memisahkan sel syaraf menggunakan stimulasi auditori-somatosensori bimodal, sehingga mereka tidak segera mentransmisikan sinyal satu sama lain.

Menariknya, hanya dengan menggunakan satu input sensoris (suara) tanpa stimulasi listrik, tidak melakukan apa pun untuk kelinci percobaan yang dipelajari atau subjek sukarela manusia, menunjukkan neuroplastisitas otak yang rumit.

Tinitus adalah kondisi telinga berdering, berdesis, atau jenis suara yang berasal di telinga atau kepala. Menurut beberapa ahli, simpton ini sering disebut sebagai gangguan pendengaran, namun sebenarnya disebabkan oleh sinyal yang salah di otak. Saat ini puluhan juta orang di seluruh dunia menjadi pengidap Tinnitus.

Berikut adalah penjelasan dari Professor Susan Shore, pemimpin penelitian pengembangan teknologi ini:

Rumah Sakit Ibu dan Anak Aceh Raih Akreditasi Paripurna

Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Pemerintah Aceh berhasil meraih akreditasi predikat paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Direktur RSIA Pemerintah Aceh, dr. Amri Kiflan, M.Kes mengatakan, predikat bergengsi yang diterima tak lain merupakan hasil kerja keras semua unsur di rumah sakit yang dipimpinnya itu. Termasuk dukungan dari Guberur Aceh drh. H.Irwandi Yusuf, M.Sc dan Ir. H. Nova Iriansyah, M.T. selaku Wakil Gubernur serta seluruh jajaran Pemerintah Provinsi Aceh.

Persiapan proses akreditasi itu sebenarnya telah dimulai sejak awal tahun 2015. Meliputi pembenahan manajemen internal, pengembangan SDM dengan berbagai kualifikasi,penyempurnaan dokumenStandar Prosedur Operasional(SPO), melengkapi berbagai fasilitas unit layanan, pengembangan inovasi layanan berupa Sistem Informasi ManajemenRumah Sakit (SIM-RS), pendaftaran online, pelayanan bernuansa Islami yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien.

Akreditasi ini menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada Rumah Sakit Ibu dan Anak semakin meningkat. Masyarakat tersebut berasal dari Kota Banda Aceh dan sekitarnya serta berbagai masyarakat dari kabupaten dan kotadi Aceh.

Untuk mencapai tingkatParipurna, suatu rumah sakit harus lulus penilaian 15 program kerja dengan nilai ratarata minimal 80%, yaitu kelompok standar pelayanan berfokus pada pasien, kelompok standar manajemen rumah sakit, sasaran keselamatan pasien rumah sakit dan sasaran milenium development goals.

Akreditasi ini juga menunjukkan bahwa RSIA telah memberikan pelayanan sesuai standar yang ditentukan sehingga dapat memberikan pelayanan medis prima yang berorientasi pada patient safety, fokus terhadap kebutuhan pasien, efektif dan kompetitif, menyediakan layananb aru sesuai perkembangan IPTEK demi menciptakan kepuasan bagi masyarakat.

Kendati begitu dr. Amri menjelaskan, akreditasi ini bukanlah akhir. Namun merupakan upaya peningkatan kualitas secara terus-menerus (Continous Quality Improvement). Ditambah lagi, sekarang sudah merupakan era jaminan Kesehatan Nasional dan JKRA sehingga RSIA akan terus meningkatkan kualitas pelayanan menjadi lebih baik, berkualitas, efisien, dan profesional

Pasar Produk Robotika Medis Akan Sentuh Angka USD 12,8 M di 2021

Menurut laporan perusahaan riset Research and Markets, pasar produk robotika medis global diproyeksikan akan mencapai USD 12,8 miliar pada 2021. Hal ini mencakup dari robot bedah, robot rehabilitasi, radiosurgery noninvasive, robot rumah sakit dan farmasi, serta sistem lainnya.

Hal ini disebabkan semakin majunya teknologi dan investasi robotika medis yang berkembang di berbagai rumah sakit. Selain itu peningkatan dana untuk penelitian dan penerbitan IPO oleh perusahaan pengembang teknologi ini juga semakin meningkat.

Proyeksi untuk pasar global didasarkan pada produk, aplikasi, dan wilayah, dengan istilah produk yang mengacu pada instrumen dan asesoris yang diperkirakan memiliki pangsa pasar terbesar di tahun 2016.

Segmen robotika bedah memimpin pangsa terbesar pasar pada tahun 2016, mengkredit pertumbuhannya menjadi operasi minimal invasif, obesitas yang meningkat, dan presisi operasi yang tinggi. Operasi laparoskopi memegang bagian terbesar untuk segmen ini, dengan saham lain termasuk operasi ortopedi, operasi neurologis dan kateter robot yang mudah dikendalikan.

Meskipun Amerika Utara saat ini mendominasi pasar, tingkat pertumbuhan tertinggi diproyeksikan akan terjadi di kawasan Asia Pasifik karena kenaikan jumlah persetujuan untuk robot yang digunakan secara medis di Jepang serta meningkatnya prevalensi kanker di China. Selain itu semakin majunya teknologi medis di India serta meningkatnya adopsi robot medis di beberapa negara Asia ikut menjadi faktor utama.

Terlepas dari berbagai faktor ini, namun pasar masih akan terkendala oleh rasa aman atas kinerja perangkat tersebut. Selain itu masih tingginya biaya sistem operasional dan perawatannya juga menjadi pertimbangan bagi instansi terkait untuk mengadopsi sistem ini.

Pemain kunci untuk produk ini diantaranya Accuray Incorporated; Arxium; EKSO Bionics Holdings Inc; Hansen Medical Inc.; Hocoma AG; Kirby Lester LLC; Mazor Robotika Ltd; Omnicell Inc; dan Stryker Corporation.

Dilon Diagnostics Akusisi Pengembang Perangkat Video Lanryngoscope

Perangkat Copilot VL Video Laryngoscope. Foto: copilotvl.com

Dilon Diagnostics, perusahaan layanan solusi medis asal Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa mereka resmi mengakuisisi CoPilot VL dengan nilai akuisisi tidak diungkapkan.

“Beberapa manajemen senior kami memiliki latar belakang di bisnis anestesiologi sehingga bidang ini merupakan segmen pasar yang sangat kami kenal,” ungkap Robert G. Moussa, Chairman dan CEO Dilon.

CoPilot VL merupakan startup alat medis asal AS yang mengembangkan perangkat Video Laryngoscope untuk membantu dokter atau tenaga medis guna melihat saluran nafas pasien ketika mereka hendak memasang tabung pernapasan. Beberapa alat dengan fungsi sama, biasanya dijual seharga puluhan ribu dolar namun pengembang CoPilot VL merancangnya dengan cara yang bisa dijual seharga USD 2,999 atau sekitar 39 juta rupiah.

Perangkat yang diciptakan oleh salah startup medis asal AS ini dilengkapi dengan sistem Port Bougie yang dipatenkan guna membantu dokter untuk memasang tabung endotrakea ke saluran nafas pasien. Selain itu juga dilengkapi dengan disposable sheaths dan rigid intubation stylet.

Bentuk yang portable membuatnya ideal untuk anestesi di ruang operasi, unit perawatan intensif atau bidang rekam medis darurat.

CoPilot VL akan bergabung dengan perluasan sistem pencitraan dan intraoperatif Dilon yang mencakup Sistem Pencitraan Payudara Molekuler untuk mendeteksi kanker payudara dan Dilon Navigator Gamma Probe untuk operasi kanker.

“Meskipun merupakan segmen pasar yang cukup ramai (banyak saingan – red), kami sangat percaya bahwa fitur unik dari CoPilot VL ditambah dengan nilai yang diberikannya kepada pengguna akan memungkinkannya meraih pangsa pasar dan tumbuh dengan cepat,” pungkas Moussa.

Delapan Puskesmas di Sinjai Adopsi Sistem Telemedicine

Sebanyak delapan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesamas) di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan kini sudah mengadopsi sistem Telemedecine dalam pelayanannya.

Dengan sistem tersebut, pihak Puskesmas akan mampu merekam masalah penyakit jantung lalu mengirimkan ke sistem dan dijawab oleh medis di Rumah Sakit Unhas atau RS Wahidin di Makassar.

Inilah alat yang paling canggih saat ini kami miliki. Kecanggihan ini karena pasien tidak meninggalkan Sinjai atau tidak mengunjungi RS di Makassar dan pasien mendapatkan hasil pemeriksaannya dalam tempo 15 menit pasca pasien diperiksa,” kata Humas Dinas Kesehatan Syamsul Ahmad beberapa waktu lalu.

Di Sinjai saat ini baru delapan Puskesmas yang memiliki alat tersebut. Sedang delapan Puskesmas lainnya belum ditersedia alat Telemedecine. Alat tersebut hanya bisa mendeteksi penyakit jantung.

Saat ini Dinas Kesehatan Sinjai segera meresmikan Puskesmas Wisata Pulau Sembilan di Kecamatan Pulau Sembilan.

Klinik Satelit UI Buka Layanan Vaksin Difteri Untuk Orang Dewasa

Tak hanya anak-anak, orang dewasa juga perlu divaksinasi untuk mencegah penyakit difteri yang sedang tengah mewabah. Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium dan biasanya menyerang amandel, tenggorokan, hidung, serta kulit. Penyakit ini menyebar dengan cepat melalui partikel udara lewat batuk, bersin, atau bernapas. Bahayanya, jika dibiarkan difteri bisa menyebabkan kematian.

Klinik Satelit Universitas Indonesia (UI) tanggap merespon kondisi ini dengan menggelar program pemberian vaksinasi difteri bagi warga UI dan masyarakat umum yang berusia di atas 18 tahun, di Kampus UI Depok, sejak 17 Desember 2017 lalu.

Bagi warga yang berminat untuk mengikuti program ini, dapat mendaftar sebelumnya melalui nomor telepon (021) 78881017 atau datang langsung ke Klinik Satelit UI untuk melakukan pengaturan jadwal vaksinasi.

“Bagi masyarakat di rentang usia di bawah itu (18 tahun), akan kami rekomendasikan ke Puskesmas setempat untuk diberikan vaksin difteri gratis dari pemerintah,” jelas Kepala Klinik Satelit UI DR. dr. Astrid W.Hardjono,M.PH., SpOk, dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/12).

Astrid juga menjelaskan bahwa meskipun program ini berbayar, tetapi Klinik Satelit UI tidak mengambil keuntungan. Sebab, uang yang dibayarkan peserta digunakan untuk membeli vaksin difteri.

Selain itu, Fakultas Kesehatan UI juga bekerja sama dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menyediakan pelayanan vaksinasi difteri bagi orang dewasa dengan harga terjangkau. Pelayanan ini bisa didapatkan di Klinik Imunisasi Dewasa RSCM lantai 5.

“Dengan diberikannya vaksinasi, diharapkan masyarakat terhindar dari penularan difteri,” tegas Astrid. Melalui program tersebut, Astrid berharap mengurangi wabah difteri dan masyarakat juga semakin sadar akan pentingnya upaya pencegahan penyakit, termasuk vaksinasi.

Prodia Kini Bisa Mendeteksi Kelainan Hormon dan Kelamin Ganda Pada Bayi

Prodia Laboratorim Klinik. Foto : metrosulawesi.com

PT Prodia Widyahusada Tbk atau dikenal dengan Laboratorium Prodia baru saja melengkapi alat pemeriksaaan kesehatannya yang bisa mendeteksi ketidaksuburan (infertilitas), kelamin ganda pada bayi, kelainan hormon, dan lainnya.

Alat ini didukung oleh teknologi Next Generation melalui pembelian alat Liquid chromatography–mass spectrometry (LCMS-MS) atau Triple Quad MS dari Waters Corporation, Massachusetts, Amerika Serikat.

Triple Quad MS ini dapat digunakan pada panel pemeriksaan hormon steroid yang komprehensif yang dapat menggambarkan kondisi metabolisme secara menyeluruh sehingga dapat memberikan diagnosis dan pemantauan terapi yang lebih baik untuk pasien.

Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan bahwa dengan alat ini maka memungkinkan Prodia untuk mengukur target pemeriksaan dalam jumlah banyak dalam satu waktu analisis atau multiplex testing.

“Sejalan dengan visi Prodia untuk menjadi Next Generation Health Care Provider, kami akan terus melengkapi alat pemeriksaan kesehatan dengan teknologi terdepan,” kata Dewi seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (27/12).

Dirinya menyebutkan juga, saat ini Prodia merupakan satu-satunya laboratorium klinik di Indonesia yang memiliki Triple Quad MS ini.

Research Laboratory Head Prodia Miswar Fattah menambahkan salah satu kelebihan dari alat  ini adalah sensitivitas dan spesifisitasnya yang tinggi.

Selain itu, Tjuga dapat dimanfaatkan untuk pemeriksaan asam amino, asam organik, vitamin, dan kadar obat dalam darah.

“Ke depannya Prodia akan mengembangkan pemeriksaan metabolomik berbasis LCMS-MS, yang dapat mendeteksi ratusan metabolit yang memudahkan mengidentifikasi pasien dengan kelainan metabolik bawaan maupun gangguan metabolik lainnya seperti diabetes,” pungkas Miswar.

LG Luncurkan Produk Digital Imaging Terbarunya

Produk 3MP Diagnostic Monitor dan 1.3MP Clinical Review Monitor LG. Foto. LG.com

Setahun setelah memasuki pasar bisnis medical imaging, produsen elektronik LG telah memperluas portofolio produk besutannya.

Salah satu raksasa elektronik tersebut baru-baru ini memulai debutnya dengan mengeluarkan produk 3MP Diagnostic Monitor dan 1.3MP Clinical Review Monitor pada beberapa waktu lalu. Monitor ini dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan medis di rumah sakit, termasuk ruang konsultasi, meja operasi dan ruang radiografi.

Dikutip dari situs HBC News, fitur teknologi in-plane switching (IPS) yang dimiliki memungkinkan layar dapat dilihat dari sudut yang bervariasi tanpa warna yang sangat mendistorsi.

Monitor Diagnostik 3MP, atau model 21HK512D, adalah produk diagnostik pertama untuk Solusi Bisnis LG Electronics USA. Muncul dengan layar 21,3 inci dan kalibrator built-in yang bisa memeriksa apakah warna tertentu perlu disesuaikan, dapat memperbaiki warna yang tidak akurat guna memastikan gambar X-raynya jelas.

Produk ini dilengkapi layar 19 inci dengan rasio aspek 5: 4. Dan dapat terhubung dengan mulus ke peralatan rumah sakit yang ada untuk memaksimalkan ruang.

“Semua perangkat pencitraan medis LG sesuai dengan Digital Imaging and Communications in Medicine (DICOM) Bagian 14, yang berarti nada abu-abu dikoreksi untuk menjaga akurasi dan konsistensi gambar dari waktu ke waktu. Monitor medis LG juga dilengkapi dengan teknologi stabilisasi lampu latar untuk menjamin tingkat pencahayaan yang stabil,” kata Garry Wicka, kepala pemasaran di LG Electronics USA.

LG juga tengah mempersiapkan produk lainnya yaitu mobile digital X-ray detectors di Amerika Serikat pada tahun 2018 mendatang.