spot_img

RSUD Bedas Kertasari Digadang Menjadi Fasilitas Kesehatan Rujukan Baru

RSUD Bedas Kertasari
Foto: Pemkab Bandung.

Dadang Supriatna, selaku Bupati Bandung resmikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bedas Kertasari. Fasilitas kesehatan yang terletak di Desa Sukapura, Kec. Kertasari, Kab. Bandung tersebut diharapkan menjadi fasilitas kesehatan rujukan baru bagi masyarakat Kecamatan Pacet dan Kertasari.

Dadang mengungkapkan pendirian rumah sakit karena masyarakat terlalu jauh untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

“Didirikannya rumah sakit ini demi memenuhi kebutuhan masyarakat Kertasari dan Pacet. Mereka terlalu jauh jika harus ke rumah sakit Baleendah dan Majalaya. Semoga dengan berdirinya rumah sakit ini mampu menangani berbagai persoalan, khususnya demi meningkatkan hak dasar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan,” ujar Dadang sebagaimana dilansir dari Detik (28/03/2023).

Peresmian RSUD Bedas Kertasari juga merupakan salah satu wujud janji politik yang dimiliki Dadang Supriatna.

“Ada banyak yang menyampaikan aspirasi tentang perlunya pembangunan rumah sakit di Kertasari. Berawal di tahun 2017 sekaligus saya memiliki janji politik untuk mendirikan fasilitas RS di Pacet dan Kertasari,” lanjut Dadang.

Dibutuhkan Sejumlah Pegawai untuk Memaksimalkan Pelayanan RSUD Bedas Kertasari

Diungkapkan lebih jauh agar rumah sakit dapat maksimal memberikan pelayanan sosial dibutuhkan banyak pegawai. Di sisi lain jumlah PNS di Pemkab Bandung terus mengalami penurunan, sehingga urgensi rekrutmen CPNS menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.

Demi memenuhi kebutuhan jumlah pegawai itu, Dadang akan menemui Menpan RB rencananya pada tanggal 5 April 2023 mendatang. Dikatakannya akan ada beberapa strategi untuk mendapatkan karyawan.

Diantaranya dengan memanfaatkan pegawai PNS yang sudah ada di Puskesmas untuk dialihkan ke RSUD Bedas Kertasari. Cara lain dengan mengandalkan tenaga outsourcing dan tenaga ahli. Menurut Dadang, strategi ini dilakukan demi memastikan pelayanan kesehatan tetap dapat dilaksanakan. Dadang berencana untuk segera menindaklanjuti strategi tersebut dalam waktu dekat.

Dadang menekankan bahwa yang terpenting adalah menjaga agar rumah sakit tetap berjalan dengan baik. Ia juga berharap bahwa kebutuhan akan alat kesehatan segera tercukupi agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat berjalan dengan baik.

 

Hibah Alat Kesehatan RSDC Wisma Atlet Setelah Ditutup

alat kesehatan RSDC
Alat kesehatan yang ada di RSDC Wisma Atlet. Foto: Berita Satu.

Setelah ditutup, alat kesehatan RSDC Wisma Atlet akan dihibahkan untuk Rumah Sakit (RS) yang memerlukan. Demikian yang disampaikan oleh Guntoro selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Ia mengatakan alat kesehatan RSDC Wisma Atlet akan dihibahkan. Akan tetapi alat kesehatan (alkes) yang dihibahkan tersebut bukan merupakan alat yang berstatus pinjam dari fasilitas kesehatan atau RS lain. Diantara alkes tersebut terdapat peralatan ICU, hospital bed, dan berbagai alat pendukung penanganan pasien lainnya.

“Kemungkinan besar ya dihibahkan. Termasuk beberapa perangkat ICU. Seperti tempat tidur dan pendukung lain. Kami akan mengatur dan mendata,” ucap Guntoro dilansir dari Liputan 6 (04/01/2023).

Hibah Alat Kesehatan RSDC Wisma Atlet Demi Menjaga Kondisinya

alat kesehatan RSDC
Alat kesehatan yang ada di RSDC Wisma Atlet. Foto: Berita Satu.

Dalam rencana hibah alat kesehatan tersebut salah satu alasannya demi menjaga kondisi perangkat. Sebab apabila dibiarkan terbengkalai di Wisma Atlet, maka dapat mengalami kerusakan. Contohnya, alat ICU tidak mungkin dibiarkan terbengkalai karena dapat menyebabkan kerusakan pada alat tersebut.

Selain alasan untuk menjaga kondisi, tetap ada persyaratan tertentu sebelum proses hibah alkes dilakukan. Saat ini sudah ada sejumlah RS yang mengajukan permintaan alkes dari RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Akan tetapi belum ada rincian lebih lanjut syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi.

“Ada syarat, tapi saya tidak bisa jelaskan detail. Pastinya seluruh proses dilakukan sesuai aturan berlaku,” terang Guntoro.

Pengembalian Alkes dari RS Lain

alat kesehatan RSDC
Alkes di RSDC Wisma Atlet. Foto: Liputan 6.

Guntoro menyatakan bahwa ada beberapa alat kesehatan di RSDC Wisma Atlet yang berasal dari rumah sakit lain, namun alat tersebut akan segera dikembalikan ke pemiliknya.

Pihak RSDC Wisma Atlet sedang melakukan pencatatan dan mencari informasi mengenai asal-usul alat tersebut. Baik apakah itu sumbangan dari pemerintah, swasta, atau lainnya. Setelah itu, mereka akan mengatur pengembalian alat tersebut jika memang hanya dipinjam.

“Kami sudah membuat daftar mengenai informasi apa saja berkaitan dengan alkes dari RS lain. Baik itu asal usulnya, sumbangan dari pihak mana. Begitu juga apakah alat tersebut milik pemerintah, atau swasta, dan sebagainya. Kami akan atur dan kembalikan jika memang statusnya kami pinjam,” pungkas Guntoro.

 

Perusahaan Farmasi Korsel Tertarik Bekerjasama dengan Perusahaan Lokal

perusahaan farmasi korsel
Menkes RI Budi Sadikin bersama Executive VP Daewoong Pharmaceutical Seongsoo Park. Foto: Suara.

Pesatnya perkembangan pasar industri farmasi Indonesia membuat salah satu perusahaan farmasi Korsel, Daewoong Pharmaceutical tertarik melakukan kerja sama dengan pelaku industri kesehatan lokal.

Keinginan Daewoong Pharmaceutical tersebut diungkapkan pada Forum Kerjasama Investasi Ulang Tahun ke-50 Hubungan Diplomatik Korea-Indonesia. Wakil Presiden Daewoong Pharmaceutical, Seongsoo Park menyampaikan presentasi berisi contoh sukses dan visi perusahaannya pada acara yang diadakan pada 24 Maret 2023 di The Ambassador Seoul.

“Dengan pertumbuhan pasar global di bidang farmasi sebesar 5-6% setiap tahunnya, Indonesia dengan SDM terbesar ke-4 dunia menyimpan potensi pertumbuhan tidak tertandingi. Diperkirakan pertumbuhan lima tahun ke depan mencapai 11,8%,” ujar Wakil Presiden Park, dilansir dari Suara (31/03/2023).

Wakil Presiden Park selaku perwakilan dari perusahaan farmasi Korsel Daewoong Pharmaceutical menerapkan strategi lokalisasi kompetensi inti. Strategi ini meliputi kerja sama bersifat aktif dengan perusahaan-perusahaan lokal, lokalisasi berbagai aspek pengembangan, produksi, penjualan, dan penelitian. Juga turut berinvestasi secara aktif untuk mengembangkan SDM dan project khusus seperti sel terapi atau kecantikan medis.

Kontribusi Perusahaan Farmasi Korsel Daewoong untuk Mengembangkan Industri Farmasi Lokal

Pada tahun 2012, Daewoong Pharmaceutical membentuk Daewoong Infion, sebuah perusahaan gabungan dengan perusahaan farmasi lokal bernama ‘Infion’ dengan tujuan untuk melokalisir bisnis farmasi dan bio.

Melalui pembangunan pabrik biofarmasi pertama di Indonesia, Daewoong berkontribusi pada pengembangan industri biofarmasi lokal dan membangun fondasi operasional langsung. Misalnya melalui penelitian dan pengembangan, produksi, dan penjualan, serta melakukan transfer teknologi unggul.

Salah satu produk mereka, EPO atau Epodion, diproduksi di Indonesia. Kemudian bertahan sebagai pangsa pasar nomor satu di Indonesia sejak tahun 2017. Setelah memperoleh sertifikasi halal pada tahun 2020, Daewoong mendorong ekspansi produk-produk lokal ke luar negeri.

Saat ini, Daewoong Pharmaceutical sedang mengembangkan bisnis kecantikan dan bedah kosmetik di Indonesia. Tujuannya demi menciptakan nilai tambah yang tinggi dalam industri biofarmasi Indonesia.

Daewoong berencana untuk mentransfer teknologi inti terkait kecantikan. Diantaranya  pengembangan produk baru, produksi, dan ekspor botulinum toxin melalui investasi dan pembangunan fasilitas produksi di Bali dan Cikarang. Upaya ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penyebaran teknologi medis terkini dan menciptakan lapangan kerja di Indonesia.

 

Tangis Haru Saat Penutupan RSDC Wisma Atlet Kemayoran, “Ayo Pulang, Corona Sudah Tumbang”

penutupan rsdc wisma atlet
Momen haru saat RSDC Wisma Atlet dinyatakan ditutup. Foto: Detik News.

Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran resmi tidak lagi beroperasi pada hari Jumat, 31 Maret 2023. Dengan penutupan RSDC Wisma Atlet Kemayoran, maka fasilitas kesehatan tersebut sudah tidak menangani pasien isolasi COVID-19.

Dilansir dari Liputan 6 (31/03/2023), Guntoro selaku koordinator mengatakan penutupan dilakukan karena kasus COVID-19 sudah melandai khususnya di daerah DKI Jakarta dan sekitarnya.

penutupan rsdc wisma atlet kemayoran
RSDC Wisma Atlet yang sebelumnya dijadikan sebagai tempat penanganan pasien COVID-19.

Bersamaan dengan penutupan yang dilakukan, berakhir pula masa tugas para relawan yang selama ini turut membantu penanganan COVID-19. Sedikitnya ada 16,000 relawan yang dinyatakan sudah purna tugas pada hari Jumat lalu.

Selain purna tugas relawan, akhir masa beroperasi RSDC juga mengakhiri masa perpanjangangan siaga satu tower. Penyiagaan ini dimaksudkan sebagai antisipasi risiko kenaikan kasus COVID-19 pada masa Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.

“Perpanjangan berakhir di hari ini, 31 Maret 2023. Alhamdulillah, seiring ucapan syukur ke hadirat Tuhan YME, kita semua tiba di momen akhir perjuangan merawat pasien COVID,” ucap Guntoro di dalam sambutannya saat Penutupan RSDC Wisma Atlet Kemayoran dilansir dari Liputan 6.

Ucapan Terima Kasih di Penutupan RSDC Wisma Atlet Kemayoran

penutupan rsdc wisma atlet kemayoran
Momen haru saat RSDC Wisma Atlet dinyatakan ditutup. Foto: Detik News.

Pada saat yang sama pula Guntoro menghaturkan ucapan terima kasih untuk dedikasi seluruh relawan. Ia menyampaikan penghargaannya kepada relawan yang sudah berjuang menangani masyarakat yang terpapar COVID-19.

“Pada momen ini saya juga ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas seluruh dedikasi dan pengabdian yang telah dilakukan selama ini di RSDC Wisma Atlet,” kata Guntoro.

Di acara penutupan tersebut diakhiri dengan saling bersalaman antar relawan dan petugas gabungan. Tak pelak rasa haru pun menyeruak saat melakukan salam perpisahan ini.

“Apabila dulu kita tidak bisa dan pantang pulang sebelum Corona tumbang, di hari ini kita ucapkan ayo pulang, Corona sudah tumbang,” ucap salah satu relawan dilansir dari Detik News (31/03/2023).

Lalu kemana para relawan dan petugas medis setelah mereka tidak lagi bertugas di RSDC? Mereka rupanya akan kembali ke tempatnya masing-masing bertugas.

“Mereka berasal dari berbagai daerah dan instansi. Ada yang dari TNI, Polri, sampai pegawai negeri yang kembali lagi ke kesatuan atau instansinya,” lanjut Guntoro.

Guntoro melanjutkan bagi relawan yang tidak ada ikatan dengan instansi apapun maka mereka kembali ke kediaman masing-masing. Sementara itu belum ada kabar pasti bagaimana bangunan Wisma Atlet akan difungsikan setelah tidak lagi dijadikan rumah sakit darurat.

Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, pemantauan akan tetap dilakukan selama 3 bulan. Apabila ada perubahan yang terjadi baru akan disampaikan kembali bagaimana keberlanjutan fungsi RSDC Wisma Atlet.

“Keinginan BPNB segera ditutup, apalagi membebani anggaran, tetapi kami ingin mengetahui lebih dahulu seperti apa perkembangan COVID-19,” kata Suharyanto.

 

Telah Dibuka! Lounge Khusus Tertanggung Mandiri Inhealth di RS Melinda 2 Bandung

lounge khusus tertanggung
Peresmian ruang tunggu khusus di RS Melinda 2, Bandung hasil kolaborasi bersama PT Asuransi Jiwa Inhealth (Mandiri Inhealth). Foto: Tribun Jabar.

Rumah Sakit (RS) Melinda 2 Bandung kini tersedia lounge khusus tertanggung Mandiri Inhealth. Pembukaan ruang khusus ini diresmikan di Aula RS Melinda 2 pada Selasa (28/03/2023).

Peresmian lounge khusus tertanggung Mandiri Inhealth ini dibuka oleh Direktur Utama RS Melinda 2, Dr. Ancilla Linna Limmena dan Direktur Operasional Mandiri Inhealth, Jenni Wihartini. Disaksikan pula oleh pemilik rumah sakit, Anthony Sudono Riyadi, dr., Sp. OG bersama jajaran manajemen Mandiri Inhealth Anna Novi. Turut serta pula Kepala Divisi Pelayanan Konsumen Mandiri Inhealth, drg. Rony Prasojo Tri Handoko.

Kolaborasi ini merupakan inisiatif dua belah pihak demi memberikan pelayanan terbaik kepada tertanggung Mandiri Inhealth. Sebuah wujud bentuk kerjasama yang sebelumnya sudah terjalin sejak 2015.

Diharapkan lounge khusus tertanggung ini mampu memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada mereka yang tergabung bersama Mandiri Inhealth. Di ruang khusus ini bukan sekedar tempat tunggu, tapi juga sebagai lokasi untuk mencari informasi, menangani keluhan, dan mempersingkat waktu tunggu.

Lounge Khusus Tertanggung untuk Memberikan Pelayanan dan Pengalaman Terbaik

Ruang tunggu khusus yang diresmikan ini ditujukan bagi mereka Tertanggung Mandiri Inhealth Indemnity dan Managed Care. Baik untuk mereka yang memiliki plan Silver sampai dengan Diamond.

Kerjasama ini merupakan upaya sekaligus membuktikan kemampuan untuk meningkatkan kapasitas operasional dan pelayanan bagi Tertanggung Mandiri Inhealth.

Bagi Anda yang menjadi Tertanggung Mandiri Inhealth maka berhak untuk mendapatkan benefit tambahan dari pelayanan kesehatan di RS Melinda 2, Bandung. Diantaranya Anda dapat menikmati jalur Express Lane Mandiri Inhealth yang memangkas waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan.

Manfaat tambahan lainnya yaitu free upgrade untuk kelas kamar apabila Anda dirawat inap, juga pendampingan layaknya VIP MI First.

Dengan dibukanya ruang khusus Mandiri Inhealth di RS Melinda 2 Bandung, diharapkan dapat memperluas pelayanan dan memberikan pengalaman terbaik bagi para tertanggung.

 

Startup Kesehatan Reproduksi Mate Fertility Berupaya Memberikan Layanan Kesehatan Secara Lebih Merata

startup kesehatan reproduksi
Foto: Mate Fertility.

Mate Fertility adalah startup kesehatan reproduksi yang ingin menyebarkan layanan untuk menangani masalah kesuburan ke lebih banyak orang. Di Amerika Serikat saja klinik kesuburan lebih banyak berpusat di 10 kota metropolitan. Sementara itu pasien yang datang kebanyakan berasal dari kelompok ekonomi kelas atas.

Mate Fertility berupaya mengubah itu dengan menyediakan perawatan kesuburan berkualitas yang lebih berfokus pada manusia. Dilansir dari Techcrunch, startup kesehatan reproduksi ini belum lama mendapatkan pendanaan Seri A. Modal yang mereka miliki naik sebesar $4.2 juta dari investor institusional.

Perusahaan ini mengambil langkah tidak biasa dengan mendapatkan pendanaan dengan cara crowdfunding. Tujuannya untuk memberikan peluang bagi masyarakat umum untuk menjadi bagian dari perbaikan pelayanan kesehatan reproduksi.

Menurut CEO Mate Fertility, Traci Keen, masalah kesuburan kini menjadi hal penting untuk diperhatikan.

“Dahulu industri kesehatan reproduksi dianggap tidak terlalu penting sama seperti operasi plastik. Akan tetapi saya pikir mereka yang dahulu di tahun 70- 80an tidak pernah menyangka jika masalah kesuburan menjadi hal yang sangat penting hari ini, jelas Keen dilansir dari Techcrunch (28/03/2023).

Tantangan terbesar untuk menangani masalah reproduksi adalah faktor geografis. Karena itu startup kesehatan reproduksi Mate Fertility bekerja sama dengan dokter kandungan dan kebidanan mencoba menjangkau masyarakat yang selama ini belum tersentuh.

“Kami ingin membawa pelayanan kami kepada mereka dibandingkan mereka harus bepergian jauh hanya untuk mendapatkan perawatan,” lanjut Keen.

“Kami mencoba melakukan tiga hal. Pertama, kami bangun laboratorium. Kemudian kami mengedukasi tenaga medis dengan cara pelatihan deduktif, simulasi, dan pengawasan. Setelah itu kami lakukan juga pemasaran bagi klinik yang kami bangun itu. Seluruh kegiatan ini akan berada di bawah brand Mate Fertility,” kata Keen.

Perusahaan ini mencoba melakukan pendekatan baru di dunia kesehatan reproduksi. Mereka mencari apa saja teknologi, data, dan program terbaru agar mereka yang membutuhkan dapat tertangani dengan baik.

 

Sistem Kupon Amazon Pharmacy Mulai Diterapkan untuk Merek Obat Tertentu

sistem kupon amazon
Ilustrasi Amazon Pharmacy. Foto: Amazon.

Sistem kupon Amazon Pharmacy mulai diterapkan. Sistem ini secara otomatis menyematkan kupon dari pabrikan obat tertentu dengan pesanan pasien yang telah memenuhi syarat dan ketentuan.

Perusahaan ritel online itu bekerja sama dengan Kaleo, Novo Nordisk, GSK, dan Dexcom untuk mengintegrasikan kupon dengan obat yang mereka produksi. Termasuk juga Trelegy, Wegovy, AUVI-Q, sistem monitoring glukosa berkelanjutan G6 dan G7, dan banyak lagi.

Semua merek di atas akan diterapkan langsung ke dalam sistem kupon Amazon Pharmacy saat akan melakukan checkout. Sistem ini dapat digunakan baik pada website maupun aplikasi Amazon.

“Saat ini pasien yang memenuhi syarat dan ketentuan dapat mengakses obat untuk terapi dari brand tertentu untuk perawatan diabetes, asma, obesitas, emphysema, dan kondisi lainnya,” demikian rilisan perusahaan tersebut yang dikutip dari Tech Crunch (30/03/2023).

“Amazon Pharmacy akan menyematkan kupon saat checkout secara otomatis. Artinya, pasien tidak perlu lagi kesulitan untuk menemukan dan menyematkan kupon pada produk tertentu. Mereka cukup memfokuskan diri pada perawatan kesehatan  dan tidak perlu melakukan klik sana-sini dan mengunduh apapun.”

Syarat Sistem Kupon Amazon Pharmacy

sistem kupon amazon
Ilustrasi Amazon Pharmacy. Foto: Amazon.

Amazon mengatakan mereka menerapkan sistem kupon ini karena masih banyak kupon yang dikeluarkan pabrikan obat belum dimanfaatkan dengan baik oleh pasien. Paling banyak hanya 15% pengguna. Dasar dari penetapan program ini berasal dari sebuah studi dari Massachusetts Health Policy Commission yang mengatakan demikian.

Akan tetapi sistem kupon ini diberikan beberapa syarat atau batasan. Kupon yang diberikan harus sesuai dengan asuransi yang digunakan pasien. Apabila asuransi tidak mengcover obat tersebut maka sistem ini tidak bisa digunakan. Begitu pula bagi pasien yang telah mendapatkan pembiayaan pengobatan dari pemerintah tidak bisa menggunakan sistem kupon Amazon.

Pengumuman peluncuran sistem ini dilakukan setelah beberapa bulan Amazon Pharmacy luncurkan layanan RxPass. Sebuah layanan bagi pengguna Prime di Amerika Serikat. Mereka cukup membayar $5 biaya bulanan untuk mendapatkan sebanyak mungkin obat generik yang diperlukan.

Ke depan Amazon menargetkan untuk terus memperluas jangkauannya di industri kesehatan. Langkah nyata Amazon antara lain dengan membeli startup sampai memberikan layanan dan produk baru.

Sebelumnya Amazon mengakuisisi PillPack, sebuah apotek online pada tahun 2018 dan menutup kesepakatan sebesar $3.9 miliar saat mengakuisisi platform OneMedical. Tahun lalu juga Amazon membuka layanan telehealth bernama Amazon Clinic.

Pemerintah Dorong Industri Kesehatan dalam Negeri dengan RUU Kesehatan Baru

RUU Kesehatan
Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Riza Andalucia. Foto: Berita Satu.

Kemenkes berharap RUU Kesehatan dapat menjadi dasar transformasi bagi industri farmasi dan alat kesehatan di Indonesia. Aturan ini bisa menjadi landasan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.

Menurut Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Ditjen Farmalkes) Kemenkes, Rizka Andalucia, RUU Kesehatan diharapkan dapat memperjelas posisi pemerintah yang terus memfasilitasi industri kesehatan. Baik dalam hal penguatan bisnis dan mendukung kemandirian alat kesehatan dalam negeri.

Dengan demikian industri kesehatan dalam negeri bisa selalu bersaing dan terus berkembang di masa depan. Salah satunya dengan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat. Hal tersebut disampaikan pada acara public hearing RUU Kesehatan terkait Ketersediaan Farmalkes. Acara ini berlangsung di JS Luwansa, Jakarta pada Senin, 27 Maret 2023 dilansir dari Berita Satu (28/03/2023).

Dengan RUU Kesehatan ini, sektor industri kesehatan yang khususnya menyediakan farmasi dan alat kesehatan diharapkan dapat mandiri. Kemandirian terutama diperlukan dalam memproduksi kebutuhan obat dan alat kesehatan di dalam negeri.

Rizka Andalucia menjelaskan bahwa pemerintah juga akan terus mendorong penggunaan bahan baku dan produk dalam negeri serta memberikan insentif bagi industri dalam negeri.

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, menjelaskan bahwa posisi pemerintah adalah demi meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dengan biaya yang lebih murah. Khususnya yang terkait ketahanan kefarmasian dan alat kesehatan.

Rancangan Undang-Undang ini diharapkan dapat menjadi landasan hukum yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Kehadiran landasan legal sangat penting terutama dalam memecahkan berbagai masalah. Seperti ketergantungan pada bahan baku impor, hambatan penelitian, dan pengembangan obat serta alat kesehatan.

Untuk itu ada beberapa aturan penting yang tercantum di dalam RUU kesehatan. Baik dari regulasi penggunaan bahan baku produksi dalam negeri dan insentif terkait, serta regulasi pembentukan ekosistem riset dalam mendukung inovasi obat dan alat kesehatan.

RSUD Sepaku Direncanakan Menjadi Rumah Sakit Trauma Center IKN

RSUD Sepaku
Potret pekerja di kawasan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Foto: Tribun Kaltara.

Seiring proses pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), tentunya dibutuhkan fasilitas kesehatan mumpuni. Karena itu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sepaku disiapkan untuk dijadikan Rumah Sakit Trauma Center di IKN. Nantinya rumah sakit ini akan memberikan pelayanan kesehatan bagi pekerja konstruksi IKN sampai masyarakat umum.

“RSUD Sepaku akan menjadi trauma center sebagai bentuk antisipasi apabila pekerja konstruksi mengalami kecelakaan. Baik kecelakaan kerja atau lalu lintas,” kata dr. Jansje Grace Makisurat, Kepala Dinas Kesehatan Penajam Paser Utara (PPU) dilansir dari Tribun Kaltim (27/03/2023).

Karena itu nantinya RSUD Sepaku terus ditambah fasilitas dan kesiapannya, baik dari segi bangunan dan alat kesehatan di dalamnya. Anggaran untuk persiapan ini diperoleh dari Kementerian Kesehatan sebesar Rp115 miliar. Rp35 miliar dialokasikan ke alat kesehatan, sementara Rp80 miliar untuk pembangunan gedung.

Tahun ini rumah sakit tersebut jsudah mendapatkan Rp20 miliar anggaran untuk meningkatkan status menjadi tipe C. Sebesar Rp12 miliar dialokasikan ke bangunan fisik, Rp8 Miliar ke alat kesehatan.

Selain RSUD Sepaku, Rumah Sakit taraf Internasional akan Dibangun

RSUD Sepaku
Potret pekerja di kawasan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Foto: Tribun Kaltara.

Pemerintah juga berencana melakukan pembangunan rumah sakit dengan skala internasional. Nantinya akan berdiri di dalam Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN Nusantara.

Menurut Sekretaris Otorita IKN, Ahmad Jaka Santos Adiwijaya, di samping fasilitas kesehatan pemerintah juga menyiapkan berbagai infrastruktur pendukung terutama bagi ASN yang akan menempati KIPP. Fasilitas tersebut antara lain sekolah dan pasar. Hal ini sudah direncanakan sejak tahap pertama rencana pemindahan belasan ribu ASN ke IKN.

Presiden Jokowi sebagaimana dilansir dari The Straits Time telah menyampaikan telah ada tujuh universitas dan sembilan rumah sakit yang menyatakan minatnya untuk ada di IKN. Beberapa rumah sakit dan universitas tersebut memiliki kemitraan asing.

Presiden Jokowi memiliki harapan agar RS Mount Elizabeth dan RS Gleneagles dengan universitasnya memiliki ketertarikan yang sama untuk mengisi dan hadir di IKN. Demi menarik minat investor, pemerintah mempersiapkan beberapa insentif seperti Hak Atas Tanah (HAT) yang berbentuk Hak Guna Usaha (HGU) dan Hak Guna Bangunan (HGB) yang lebih lama.

 

Indonesia dan Korea Selatan Tingkatkan Kerja Sama Kesehatan untuk Transformasi Kesehatan di Tanah Air

kerja sama kesehatan
Foto: Sehat Negeriku Kemkes.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melakukan kunjungan bilateral bertemu menteri kesehatan dan kesejahteraan Korea Selatan. Kunjungan ini merupakan salah satu bentuk kerja sama kesehatan antara Indonesia dan Korea Selatan.

Menkes Budi merupakan salah satu dari delegasi pada Dialog Tingkat Tinggi Pertama RI – Korea Selatan. Kerja sama yang terjalin untuk Transformasi Kesehatan merupakan wujud komitmen hubungan diplomatik yang sudah terjalin 50 tahun lamanya.

Pada kunjungan 3 hari yang dimulai pada 23 Maret 2023 tersebut Menkes turut menjadi saksi saat kerja sama/MoU ditandatangani. Kesepakatan ini terjalin antara Daewoong Infion, SK Plasma, Sun Medical Hospital, RS Prof. Ngurah Rai Bali, RS Fatmawati, dan Seoul National University Hospital (SNUH).

Kerja Sama Kesehatan RI-Korsel untuk Membangun Kemandirian Indonesia di Industri Farmasi dan Alkes

kerja sama kesehatan
Foto: Sehat Negeriku Kemkes.

Dalam pidatonya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi menekankan pentingnya dua investasi dan transfer teknologi dari industri kesehatan Korea serta kerja sama akademik untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit di Indonesia.

Pada pilar Ketahanan Kesehatan, Indonesia terus memperkuat langkahnya dalam industri farmasi dan alat kesehatan. Salah satunya produk plasma darah yang penting untuk penanganan pasien. Begitu juga pada pilar Teknologi Kesehatan, mengingat pesatnya pengembangan riset dan industri kesehatan serta bioteknologi di Korea Selatan.

Kesepakatan ini juga bertujuan untuk mendukung pilar transformasi upaya kesehatan sekunder. Tujuannya demi memberikan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Menkes Budi mengatakan, “Kunjungan ini sangat strategis, karena juga menghasilkan peluang kerja sama di sektor kesehatan, seperti dalam pengembangan metode diagnostik, layanan laboratorium, dan layanan kesehatan lainnya,” dilansir dari Sehat Negeriku Kemkes (26/03/2023).

Kerja sama antara SK Plasma dan Daewoong Infion untuk produksi fraksionasi plasma darah merupakan yang pertama di Indonesia. Sementara RS Prof Ngoerah Bali bersama SUN Medical Hospital merupakan wujud dukungan Korea Selatan untuk menjadikan Bali sebagai destinasi wisata kesehatan. Sementara itu RSUP Fatmawati akan memperkuat upaya Indonesia dalam upaya cangkok hati, ginjal, dan ortopedi.

Kerja sama antara Indonesia dan Korea merupakan implementasi dari Memorandum of Understanding (MoU) Kesehatan yang ditandatangani oleh kedua Menteri. Ketika itu terjadi di sela-sela pertemuan Menteri Kesehatan G20 pada tanggal 27 Oktober 2022 di Bali.

Indonesia juga meminta Korea untuk turut mendukung pendirian ASEAN Centre for Public Health Emergencies and Emerging Diseases (ACPHEED) di tingkat regional. Dengan berdirinya ACPHEED diharapkan bisa memainkan peran penting dalam meningkatkan kemampuan surveilans dan kapasitas laboratorium untuk mendeteksi penyakit menular berpotensi wabah. Juga untuk turut serta memperkuat institusi yang membangun ketahanan kesehatan di ASEAN.