spot_img

Indonesia Health Care Strategic Discussion Forum

Indonesia Health Care Strategic Discussion Forum akan digelar untuk pelaku dan stakeholder sektor kesehatan pada tanggal 26 – 27 Juli 2017 di Hotel Ritz-Carlton, Kuningan, Jakarta. Acara ini diselenggarakan berkat kerjasama beberapa pihak, diantaranya PD PERSI, IMBC, Dompet Dhuafa, BPJS Kesehatan, Rumah Sakit An-nisa dan Rumah Sakit Pelni.

Dilansir dari situs resmi PD PERSI, forum diskusi akan memiliki tema “Strategic Financial Partnership for High Performance Hospitals Inline with National Health Insurance” dan diharapkan dapat memberikan solusi kepada Rumah Sakit di Indonesia yang sedang mencari alternatif di bidang finansial.

Nantinya akan ada 5 narasumber yang hadir yaitu :

  • Prof. Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes (Presiden Direktur BPJS Kesehatan)
  • Djoko Sungkono (Social Protection Professional)
  • dr. Fatheme Djan Rachmat (Presiden Direktur RS Pelni)
  • dr. Ediansyah, MARS, MM (Presiden Direktur RS An-Nisa)
  • drg. Imam Rulyawan, MARS (Presiden Direktur RS RST Dompet Dhuafa)

Untuk pendaftaran dan info selengkapnya silahkan mengunjungi website resmi PD PERSI.

Sertifikasi Batch IV Manajer Keuangan dan Akuntansi Rumah Sakit

Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mengubah sistem pengelolaan keuangan rumah sakit. Sertifikasi manajer keuangan dan akuntansi menjadi jalan keluar dalam memperkuat aspek finansial rumah sakit menghadapi dinamika semakin dinamis.

Untuk itu, perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dan Minat Utama Manajemen Rumah Sakit (MMR) FK UGM akan menggelar Sertifikasi Batch IV Manajer Keangan dan Akuntansi Rumah Sakit tanggal 17 – 19 Juli 2017 di Hotel Santika Premiere, Yogyakarta

Adapun tujuan utama penyelenggaraan tersebut adalah untuk menghasilkan manajer keuangan dan akuntan rumah sakit yang memiliki keunggulan dalam kopetisi mekanisme pasar rumah sakit, dan telah teruji melalui ujian sertifikasi..

Untuk pendaftaran dan informasi lebih lanjut bisa mengunjungi website resmi PERSI atau mengunduh brosurnya.

Unduh Brosur

GE Healthcare Akuisisi Perusahaan Konsultan Sistem Kesehatan dan Rumah Sakit

Novia Strategies. Perusahaan konsultan yang telah membuat banyak rumah sakit di AS menghemat jutaan dollar. Sumber gambar : novia - inc.com

GE Healthcare mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi Novia Strategies untuk memperluas bisnis konsultasi klinisnya.

Perusahaan konsultan perawatan kesehatan yang akan menjadi bagian dari GE Healthcare Camden Group tersebut memiliki telah memiliki pengalaman menjadi konsultan 2.400 sistem rumah sakit dan kesehatan, mulai dari mendesain ulang sistem pelayanan pasien hingga memaksimalkan penggunaan sumber daya medis.

“Kami berharap dapat memanfaatkan portofolio yang lebih luas dan kemampuan analitis serta aktivasi yang kuat lagi unik bagi GE untuk membuat terobosan baru dan menciptakan hasil yang berkelanjutan untuk lebih banyak organisasi perawatan kesehatan,” kata Nancy Nancywanwan, CEO Novia Strategies.

Perusahaan ini didirikan 22 tahun yang lalu dan dipimpin oleh jajaran dokter berpengalaman dalam sektor rumah sakit dan kesehatan. Keahlian klinis dan operasi mereka ada di berbagai bidang seperti manajemen perawatan, manajemen produktivitas, kompensasi dan tunjangan, pengurangan biaya apotek dan non-tenaga kerja. Novia Strategies mengklaim bahwa selama dua dekade terakhir, mereka telah membantu rumah sakit menghemat ratusan juta dolar.

GE membayangkan bahwa kemampuan Novia Strategies akan membantu mempercepat transformasi sistem kesehatan berskala besar. Itu akan melibatkan pelaksanaan pusat komando dan perancangan ulang di seluruh lini.

“Dua organisasi kami selaras secara budaya dan berbagi semangat untuk memecahkan tantangan akan kebutuhan klien,” pungkas Geoff Martin, COO GE Healthcare Camden Group.

Kabupaten Sintang KalBar Akan Memiliki Rumah Sakit Baru

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang membangun Rumah Sakit Pratama di Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang Kalimantan Barat. Diharapkan keberadaan RS ini dapat meminimalisir kedatangan pasien ke RSUD Ade M Djoen Sintang, sehingga masyarakat di Ambalau dan Serawai yang ingin berobat tidak perlu lagi ke Kota Sintang.

Bupati Sintang, Jarot Winarno berharap, pembangunan rumah sakit pratama di Serawai itu harus maksimal, meski mobilisasi material menjadi kendala karena masih buruknya akses jalan darat. “Saya minta pembangunan Rumah Sakit Pratama di Serawai harus bisa sama persis dengan rumah sakit pratama yang lainnya, baik itu dari segi bangunan maupun sarana dan prasarananya,” pungkasnya.

Bahkan Jarot juga menginginkan apa pun yang menjadi kendala progres pembangunan Rumah Sakit Pratama itu harus selesai pada 15 November 2017.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Harisinto Linoh menjelaskan pembangunan Rumah Sakit Pratama merupakan bantuan pemerintah pusat melalui Kementrian Kesehatan RI. Dirinya menambahkan, Pembangunan Rumah Sakit Pratama itu hanya ada 23 unit seluruh Indonesia, termasuk di Sintang yang dibangun di Kecamatan Serawai.

Rumah Sakit Pratama dibangun menggunakanan DAK dengan dana Rp21,3 miliar untuk membangun fisik dan pembelian alat kesehatan. Untuk tenaga kesehatan, Pemerintah Kabupaten Sintang akan terus merekrut tenaga baik mutasi PNS dan juga Honorer khusus untuk Perawat, bidan, kesehatan masyarakat dan gizi. Di rumah sakit ini nanti akan ada delapan dokter umum dan untuk dokter spesialis akan dilakukan penjadwalan dari Kota Sintang.

Lebih lanjut pihak Pemkab mengatakan bahwa Rumah Sakit Pratama dibangun diatas tanah seluas dua hektar, dengan memiliki fasilitas yang cukup lengkap, seperti tempat bersalin, ruang rawat inap, poli-poli, kamar operasi, ambulans dan speedboat 115 PK jika dibutuhkan untuk dirujuk ke Kota Sintang.

Manfaatkan Teknologi VR, Stanford Medicine Bangun Laboratorium Neurosurgical

Laboraotium Simulasi Neosurgical milik Stanford Medicine. Sumber gambar : med.standford.edu

Stanford Medicine, Amerika Serikat menggunakan sistem software baru yang menggabungkan kemampuan pencitraan dari MRI, CT scan dan angiogram untuk membuat model tiga dimensi yang dapat dilihat dan dimanipulasi oleh para dokter dan pasien layaknya permainan Virtual Reality.

Stanford membangun sebuah ruangan khusus bernama Lab Simulasi Neurosurgical yang memiliki kursi berbaring nyaman, layar besar, dan headset Virtual Reality Oculus Rift. Ini adalah semacam ruang kuliah modern yang tidak memiliki papan tulis dan di mana instruktur tampil ketika headset dipasang. Instruktur hadir di ruangan untuk berkomunikasi dengan siswa dan mendiskusikan setiap kasus yang unik dan bahkan melakukan prosedur virtual untuk menunjukkan bagaimana hal itu harus dilakukan dalam kehidupan nyata.

Fasilitas ini juga dapat dimanfaatkan oleh dokter bedah untuk mendapatkan menanganin kasus spesial, merencanakan operasi, dan melakukan sedikit latihan sebelum malukakan operasi bedah. “Kita bisa merencanakan bagaimana kita bisa mendekati tumor dan menghindari area kritis seperti korteks motor atau daerah sensorik,” kata Dr. Gary Steinberg, profesor dan ketua bedah saraf. “Sebelumnya, kami tidak memiliki kemampuan untuk merekonstruksinya dalam tiga dimensi; Kita harus melakukannya dalam pikiran kita. Dengan cara ini, akan mempermudah proses yang dijalani. ”

Selama operasi, para dokter bedah Stanford sekarang memiliki kemampuan untuk melapisi data pencitraan yang diambil melalui video kamera yang dipasang pada mikroskop bedah, kemudian menghasilkan tampilan dalam layar monitor.

iHealth Clear, Alat Pengukur dan Monitoring Tekanan Darah Digital Resmi Diluncurkan

Produk IHealth Clear dari IHealth Labs. Sumber gambar : medgadget.com

IHealth Labs, sebuah startup medtech  baru saja meluncurkan produk terbarunya bernama iHealth Clear, melengkapi lima produk tensimeter digital yang sudah lebih dulu diluncurkan ke pasar.

Wade Shu, Founder iHealth mengklaim bahwa produk keenam ini unik dan berbeda dibanding produk-produk sebelumnya karena menawarkan taknologi monitoring tekanan darah cerdas yang didukung voice-supported smart blood pressure monitor (BPM).

Selain itu, berbeda dengan produk-produk sebelumnya dimana masih mengandalkan smartphone dan tablet, iHealth Clear bisa menampilkan hasil dan grafik tekanan darah tanpa harus mengandalkan perangkat third party device lain.

Jadi pengguna dapat langsung melihat hasi tekanan darahnya (sistolik dan diastolik) plus denyut jantungnya melalui layar 4.3 yang terintegrasi. Namun begitu, pengguna masih dapat mengintergarasikannya smartphone atau tablet miliknya dengan iHealth Clear.

Perangkat ini memiliki kapasitas pakai dua pengguna dan mampu menyimpan hingga 2.000 pembacaan offline. Menariknya, perangkat ini juga menawarkan informasi lain, seperti suhu outdoor dan indoor. Alat kesehatan ini menawarkan semacam buku catatan digital, yang memungkinkan pengguna untuk melacak tren dari waktu ke waktu dan melakukan analisis pribadi terhadap catatan kesehatannya.

Pabrik Alkes Kimia Farma Siap Beroperasi Bulan Agustus

Pabrik Alat Kesehatan (alkes) miliki PT Kimia Farma (Persero) Tbk dikabarkan akan rampung dan siap beroperasi pada bulan Agustus tahun ini. Fasilitas ini nantinya akan memproduksi peralatan tes (test kit) untuk mendeteksi berbagai penyakit seperti HIV, Siphilis, Malaria, Hepatitis, Dengue maupun untuk keperluan lain seperti tes narkoba dan kehamilan.

Tercatat investasi senilai Rp 22 milliar digelontorkan oleh Kimia Farma untuk membangun pabrik seluas 375 meter persegi (m2) di Denpasar Bali. Pabrik ini mulai dibangun pada awal tahun 2016 lalu.

“Setelah jadi, kami harus menunggu hasil uji dari Kementerian Kesehatan. Baru bisa komersil paling cepat akhir tahun atau tahun depan,” ungkap Corporate Secretary PT Kimia Farma Tbk, Eddy Murianto.

Saat ini memang perusahaan berkode saham KAEF belum mempunyai fasilitas produksi alat kesehatan dan lebih menggunakan pihak ketiga untuk memproduksinya.

“Bila sudah komersil tentu kami akan jual di dalam negeri baik. Baik itu rumah sakit negeri maupun swasta,” lanjut Eddy.

Dari laporan keuangan Kimia Farma tahun 2016, penjualan alat kesehatan menyumbang income sebesar Rp 464,41 miliar atau tumbuh dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 294,52 miliar.

5 Alat Kesehatan yang Sebaiknya Anda Miliki di Rumah

Glucometer. Sumber : andmylifegoeson.blogspot.com

Kesehatan yang terjaga berawal dari rumah yang sehat. Selain menerapkan pola makan dan gaya hidup sehat, ada beberapa peralatan yang dapat mendukung kesehatan Anda. Peralatan ini dapat Anda gunakan untuk mencegah atau mendeteksi dini faktor risiko terjadinya penyakit. Anda sebaiknya memiliki peralatan tersebut di rumah.

Berikut ini lima alat pendukung kesehatan yang sebaiknya ada di rumah Anda:

  1. Termometer

Termometer sebaiknya ada di setiap rumah. Termometer sangat dibutuhkan saat ada anggota keluarga yang demam. Tidak ada yang tahu kapan akan mengalami demam. Maka Anda sebaiknya selalu menyiapkan termometer di rumah. Terutama bagi Anda yang memiliki bayi atau balita. Dengan mengetahui suhu tubuhnya, Anda akan tahu tindakan tepat apa yang harus dilakukan untuk mengatasi demam yang sedang dialami.

  1. Timbangan badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran kesehatan seseorang. Anda sebaiknya mengontrol berat badan Anda agar terhindar dari obesitas, yang sering menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Sebelum itu, ketahui dulu berapa berat badan ideal, yang sesuai dengan tinggi badan dan usia Anda.

  1. Glukometer

Glukometer berguna untuk mengecek kadar gula darah Anda. Alat yang satu ini juga sebaiknya selalu ada di rumah Anda, terutama bila ada anggota keluarga yang menderita diabetes melitus. Bagi Anda penderita diabetes atau berisiko tinggi untuk mengalami diabetes, sebaiknya memeriksakan kadar gula darah Anda secara rutin.

  1. Pengukur lingkar pinggang

Selain berat badan, lingkar pinggang juga menjadi salah satu gambaran kesehatan Anda secara menyeluruh. Ukur lingkar pinggang Anda secara berkala agar Anda dapat terhindar dari berbagai macam penyakit. Banyak penyakit yang ditimbulkan akibat perut yang buncit.

  1. Tensimeter

Selain gula darah, tekanan darah juga wajib untuk diperiksa secara berkala. Banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya memiliki tekanan darah tinggi. Padahal tekanan darah tinggi yang berkepanjangan dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke.

IDI Ingin Regulasi Kerja Dokter Dievaluasi

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dikabarkan akan mengevaluasi regulasi yang mengatur waktu kerja dokter. Hal itu dilakukan agar ritme kerja para dokter sesuai dengan beban kerja.

Sekretaris Jenderal PB IDI, dr. Moh. Adib Khumaidi, SpOT mengatakan, harus ada perbaikan regulasi yang mengatur khusus soal beban kerja tenaga medis atau dokter. Kelelahan dokter dapat berimbas pada si dokter sendiri, juga pasien. Jika tidak ada perbaikan, ia khawatir penanganan medis terhadap pasien tidak maksimal.

Sejauh ini, lanjut Adib, regulasi kerja dokter masih mengacu pada Undang-undang ketenagakerjaan. Padahal, menurut dia, pada aturan itu belum mengatur spesifik terkait profesi tenaga medis atau dokter.

Dalam ruang lingkup kedokteran, sebetulnya perhitungan beban kerja ada bedanya. Misal, seorang dokter spesialis punya tingkat stres yang lebih dibanding dokter non spesialis. Begitu pun antara dokter Unit Gawat Darurat dan dokter umum.

Untuk itu IDI akan mencoba mendorong perbaikan regulasi itu. Upaya bisa dilakukan melalui pemerintah lewat Kementerian Kesehatan.

Wacana perbaikan regulasi kerja dokter mengekor peristiwa meninggalnya seorang Stefanus Taofik, dokter anestesi yang meninggal saat bertugas. Peristiwa itu viral di media sosial. Asumsi sempat beredar penyebab kematian Stefaus karena kelelahan.

Namun, asumsi itu ditepis IDI. Wakil Ketua Umum Pengurus Besar IDI – Dr. Daeng M Faqih, SH, MH menduga penyakit Sindrom Brugada jadi musabab meninggalnya Stefanus. Penyakit itu merupakan kelainan genetik pada pembuluh darah di koroner. Kelainan ini, paling banyak dialami laki-laki, dan sudden cardiac death seringkali terjadi pada saat tidur.

Sumber Berita : idionline.com dengan beberapa pengubahan.

Meski Tak Punya BPJS, Warga Gorontalo Tetap Bisa Berobat Gratis

SONY DSC

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo menyatakan akan tetap menanggung biaya rumah sakit bagi warga kurang mampu, meski belum memiliki kartu jaminan sosial kesehatan.

“Jangan takut untuk berobat meski belum punya BPJS atau Jamkesta, silahkan laporkan dan pemerintah yang akan menanggungnya,” kata Gubernur Gorontalo Rusli Habibie.

Ia memastikan jaminan pelayanan kesehatan gratis ini meliputi semua rumah sakit, untuk operasi, melahirkan dan tindakan medis lainnya.

“Pemerintah siapkan anggaran tanpa ada tanggungan kepada pasien itu sendiri,” imbuhnya.

Di sektor kesehatan, pemprov Gorontalo mengucurkan bantuan pengembangan Rumah Sakit Otanaha yang berada di Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo, untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Pada periode sebelumnya (2012-2017) Rusli Habibie dan Wakilnya Idris Rahim telah memasukkan program kesehatan gratis, dalam empat program unggulan pemerintah dan pada periode ini tetap berlanjut.

Selain sektor kesehatan masih ada program lainya yaitu pendidikan gratis, ekonomi kerakyatan, pembangunan infrastruktur, agama-budaya, pariwisata mendunia, dan pemerintahan yang melayani dan lingkungan.