spot_img

Startup Asal Rusia Kembangkan Termometer Untuk Anak

Startup asal Novosibirsk Akademgorodok, Rusia tengah mengembangkan termometer untuk anak-anak bernama TERMOSHA. Alat ini memiliki pelat luas yang terbuat dari plastik hypoallergenic, tidak mengandung metal serta indikator dan tombolnya dirancang benar-benar aman untuk anak. Alat ini akan menyala secara otomatis segera setelah pengguna mulai mengukur suhu dan dapat mentransmisikan data melalui bluetooth ke smartphone.

Dengan alat ini, si kecil bisa mengukur suhu tubuhnya sendiri tanpa bantuan orang dewasa melalui aplikasi mobile. Seekor gurita kecil yang lucu bernama Termosha, akan berperan memberi tahu anak Anda apa yang harus dilakukan. Misal naik ke tempat tidur atau minum obat yang diberikan oleh orang tuanya. Seringkali anak-anak lebih mudah mendengarkan karakter favorit mereka daripada ayah dan ibunya.

Termometer Termosha memiliki parameter suhu dari – 30 sampai +70 ° C. Pengembang laat ini juga membuat aplikasi mobile bernama THERMOMETER SMART FAMILY yang memungkinkan pengguna menggunakan hingga 6 termometer secara bersamaan. Aplikasi tersebut akan memberitahu Anda bila suhu badan anak berada di luar batas yang ditetapkan, mencatatnya dalam grafik, menyimpan data dalam kalender, dan mengirimkannya melalui e-mail.

RS dr Djoelham Binjai Raih Akreditasi Paripurna

RS dr Djoelham Binjai. Sumber gambar : jelasberita.com

Rumah Sakit (RS) dr Djoelham, Kota Binjai, Sumatera Utara (Sumut) berhasil raih akreditasi paripurna. RS tersebut menjadi satu dari tiga RSU di Sumut yang meraih akreditasi terbaik itu. “Predikat paripurna ini harus memacu pelayanan kepada masyarakat. Kepercayaan akan benar-benar tumbuh jika seluruh dokter, staf dan karyawan mau dan mampu melayani dengan baik,” kata Wali kota Binjai Muhammad Idaham, baru-baru ini.

“RS kami sudah mampu melakukan operasi bedah tumor otak, bedah syaraf, ini satu lompatan yang sangat baik. Kami bangga tim medis RS dr Djoelham sudah berani melaksanakan operasi bedah syaraf dan itu merupakan satu hal yang baru. Akreditasi paripurna adalah awal kebangkitan, sekaligus momentum untuk lebih baik ke depan,” lanjut Idaham.

RS dr Djoelham, kata Idaham, sudah berbentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), sehingga diharapkan lebih mandiri dan berkembang. Status sebagai BLUD memosisikan RS tidak mengejar keuntungan, tetapi memberikan pelayanan kesehatan terbaik. Mengikuti prestasi ini, dikabarkan pihak RS akan mengagendakan perluasan fasilitas dan tengah mencari lahan seluas 5-10 hektar.

Sumber Berita : Situs resmi PD PERSI dengan beebrapa perubahan.

Ini Cara Penggunaan Masker Sekali Pakai Yang Sehat dan Benar

Penggunaan masker dalam aktivitas sehari-hari masyarakat Jakarta. Sumber gambar : vivanews.com

Tinggal dan/atau bekerja di kota Jakarta apalagi jika Anda sering beraktivitas di luar ruangan, membuat masker menjadi salah satu benda wajib untuk menunjang aktivitas. Hal ini mengingat risiko Anda terpapar polusi udara sangat tinggi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kualitas udara di Jakarta masih di bawah ambang batas yang disyaratkan dari indikator particulate matter (PM) 2,5.

PM 2,5 adalah salah satu polutan paling berbahaya berbentuk partikel halus yang berasal dari emisi transportasi, industri, dan pembangkit tenaga listrik. Agar bisa dikatakan bersih, WHO mensyaratkan, udara di sebuah kota harus mengandung tak lebih dari 25 mikrogram PM 2,5 untuk setiap meter kubik udara.

Untuk mensiasati ini, banyak masyarakat di kota besar khususnya Jakarta menggunakan masker saat beraktivitas. Namun ternyata, penggunaan masker yang digunakan secara berulang dan jangka lama ternyata menimbulkan masalah tersendiri.

Masker sekali pakai atau disposable terbukti efektif melindungi dari polutan, namun maksimal dipakai delapan jam sejak dibuka dari kemasannya. Lebih dari waktu itu, pemakaian masker justru berbahaya karena bahan yang terfiltrasi menempel di masker dan rentan menjadi sarang kuman.

“Lebih dari delapan jam, justru memicu infeksi karena kelembapan menyebabkan terjadinya penumpukan mikroorganisme. Masker tidak dapat dipakai berulang-ulang, meskipun setelah dikeluarkan dari kemasan belum dipakai lama,” ujar dokter spesialis paru RS Persahabatan dr Agus Dwi Susanto di Jakarta, belum lama ini.

Penggunaan masker, lanjut dr Agus, merupakan upaya pencegahan primer dan sekunder untuk melindungi diri dari polutan yang dapat menurunkan kondisi kesehatan tubuh. Cara pemakaian masker yang betul dapat meningkatkan efektivitas dalam melindungi diri serta memaksimalkan kemampuan filtrasi masker.

Tak hanya itu, masker juga pantang digunakan bolak-balik kedua sisi. “Masih banyak masyarakat yang memakai masker dibolak-balik. Padahal seharusnya tidak boleh dipakai bolak-balik,” tegas Manajer Divisi Kesehatan Konsumen PT 3M Indonesia Yunadi Aulia.

Ia menyarankan pemakaian masker dilakukan sesuai instruksi mana lapisan luar dan dalam.

Alat Ini Membuat Penderita Parkinson Bisa Melakukan Rehabilitasi Dari Rumah

Gejala Parkinson yang meliputi resting tremors, kekakuan otot, dan ketidakstabilan postural membuat penderitanya bisa kesulitan melakukan tugas sehari-hari bahkan terjatuh dengan mudah. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan latihan rutin guna memperbaiki keseimbangan mereka.

Karena itu, sejumlah peneliti di University of Houston dikabarkan tengah mengembangkan teknologi motion-tracking untuk membantu penderita Parkinson melakukan rehabilitasi dan terapi di rumah mereka sendiri.

“Penting untuk mengembangkan sistem yang mudah digunakan dan tersedia di lingkungan rumah, sebagian besar pasien harus melakukan rehab di klinik tapi mungkin ada beberapa pasien yang memiliki akses terbatas,” kata Beom-Chan Lee, salah satu pneliti.

Sistem ini terdiri dari sabuk yang dilapisi dengan vibrating actuators serta aplikasi smartphone yang dapat memberikan instruksi kepada penggunanya guna melakukan latihan keseimbangan juga dapat memantau pergerakan pasien secara real-time.

“Aplikasi smartphone mencatat dan menciptakan gerakan khusus untuk kemiringan tubuhnya, berdasarkan batasan stabilitas masing-masing. Petunjuk sentuhan dari vibrating actuators hampir bertindak seolah-olah seorang terapis fisik membimbing mereka,” jelas Alberto Fung, seorang mahasiswa pascasarjana di University of Houston.

Data dari sistem dapat diupload ke server, dan diakses oleh dokter untuk melihat seberapa besar kemajuan yang dibuat pasien. Sistem ini tidak hanya diperuntukkan bagi penderita parkinson, namun bisa digunakan juga oleh siapa saja yang memiliki masalah keseimbangan seperti penderita vertigo atau manula. Lee mengatakan bahwa hasil uji terhadap peralatan ini sangat memuaskan. Penderita parkinson yang mencoba teknologi ini di rumahnya selama 6 minggu berhasil mengalami perubahan positif, kendati pihaknya belum bisa mempublikasikan secara resmi.

Ini Dia Enam Rumah Sakit yang Menjadi Rujukan Nasional

Ilustrasi, Sumber Gambar : freepik.com

Dikutip dari situs resmi PD PERSI, ada enam rumah sakit (RS) yang menjadi rujukan nasional berdasarkan spesifikasi pelayanannya. Keenam RS ini merupakan sasaran program pengembangan kompetensi pelayanan.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, Kementrian Kesehatan, dr. Tri Hesty Widyastoeti, Sp.M, MPH saat berbicara dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perhimpunan RS Seluruh Indonesia (PERSI) XIII hari ketiga, Jumat (28/7) di Palembang, Sumatera Selatan.

Berikut tujuh rumah sakit tersebut:

1. Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) Jakarta, rujukan nasional untuk transplantasi ginjal.

2. Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, rujukan nasional untuk bedah jantung terbuka.

3. Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianto Saroso Jakarta, rujukan nasional untuk emerging dan new emerging deseases.

4. Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, rujukan nasional untuk layanan radioterapi serta kedokteran nuklir.

5. Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, rujukan nasional untuk trauma.

6. Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta, rujukan nasional untuk trauma.

Mahasiswa UGM Ciptakan Glukometer Tanpa Jarum Suntik

Lima Mahasiswa UGM penemu Glucosaga. Sumber gambar : ugm.ac.id

Diabetes melitus yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula dalam darah, merupakan penyakit yang dapat dikendalikan dengan menjalani pola hidup sehat. Selain itu pemeriksaan secara rutin kadar gula darah penting dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini.

Sayangnya, untuk memantau kadar gula dalam darah para diabetasi saat ini tergolong rumit. Pasalnya pemeriksaan kadar gula darah masih membutuhkan tindakan invasif dengan jarum suntik untuk mengambil sampel darah pasien. Selain itu, alat ukur kadar gula darah atau glukometer yang ada di pasaran umumnya terdiri dari beberapa komponen yang mahal.

Kondisi ini mendorong lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk membuat alat ukur kadar gula darah atau glukometer yang diberi nama Glucosaga. Yang membedakan dari glukometer yang sudah ada di pasaran, alat ini dapat bekerja tanpa menggunakan jarum suntik.

Kelima mahasiswa tersebut adalah Ayu Rahmawati Kautsar Dieni dari Prodi Teknologi Informasi, Nurul Fajriati Setyaningrum dan Atika Nurul Haniyyah dari Prodi Gizi Kesehatan, serta Abdullah Ibnu Hasan dan Ardi Yusri Hilmi dari Prodi Elektronika dan Instrumentasi. Kelimanya mengembangkan alat dengan bantuan dana hibah DIKTI yang dikemas dalam Program Kreativitas Mahasiswa 2017 dan berhasil lolos melaju pada PIMNAS 2017 di Makasar.

Alat yang diberi nama Glucosaga ini mereka kembangkan memiliki prosedur penggunaan alat yang cukup sederhana. Langkah pertama, meletakkan sensor pada telinga bagian bawah kemudian menekan tombol start. Selanjutnya, akan langsung dapat terlihat hasil pembacaan kadar glukosa darah yang ditampilkan pada layar LCD.

Cara penggunaan Glucosaga. Sumber gambar : ugm.ac.id

Ayu Rahmawati mengatakan bahwa alat ini juga dilengkapi dengan aplikasi smartphone Glucosaga yang dapat membantu penderita dalam mengetahui riwayat perjalanan penyakit diabetesnya. Data hasil pembacaan kadar glukosa darah dapat dikirim dan disimpan secara berkala pada aplikasi.

Aplikasi Glucosaga juga memiliki fitur-fitur yang dapat membantu pengguna dalam mengatur gaya hidupnya yakni SagaDiary, Reminder, dan Activity Track. SagaDiary digunakan untuk melihat riwayat dari kadar glukosa darah dan riwayat konsumsi kalori maksimal per hari. Reminder berfungsi sebagai pengingat untuk beberapa aktivitas tertentu seperti minum obat, olahraga, dan sebagainya. Sedangkan Activity Track adalah fasilitas untuk menulis segala aktivitas yang dilakukan.

“Kami berharap dapat berpartisipasi aktif dalam mendukung Indonesia lebih mandiri dalam memproduksi alat kesehatan. Untuk saat ini kami masih dalam tahap riset dan pengembangan sehingga bisa masuk ke tahap produksi,” pungkas Ayu.

Vaksin Dengue Segera Masuk Dalam Program Imunisasi Nasional

Gambar ilustrasi.

Menteri Kesehatan Profesor Dr dr Nila Moeloek, SpM(K) menyatakan bahwa saat ini Kementerian Kesehatan RI tengah merencanakan untuk memasukkan vaksin dengue ke dalam program imunisasi nasional. Bila hal ini dapat terlaksana, yang menjadi sasaran utama adalah anak-anak usia sekolah.

Anak usia sekolah menjadi sasaran imunisasi karena menurut data banyak kasus dan korban meninggal terjadi pada anak-anak. Alasannya karena memang nyamuk penyebar dengue, Aedes aegypti, aktif di jam anak-anak sekolah dan istirahat. Juga gedung dan lingkungan sekolah sering sumber sarang para nyamuk

Diungkapkan oleh Menkes pada acara Asean Dengue Day di SDN 07 Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (2/8/2017) bahwa kedepannya nanti selain memberantas sarang nyamuk seperti yang selama ini telah dilakukan, vaksinasi bisa digunakan sebagai langkah pencegahan tambahan.

“Mungkin nanti akan kita coba dengan vaksin. Tapi imunisasi dengue tidak mudah karena tipe virus ini ada empat macam dan berbagai tipe tidak sama antara satu negara dengan negara lain. Jadi di Indonesia juga jelas berbeda, mana yang lebih banyak tipenya? Mana yang menyebabkan (korban -red)? Ini membuat kita kesulitan imunisasi,” tegasnya.

Dirinya menambahkan bahwa saat ini pihak Kemenkes sudah mulai mencoba melakukan pemberantasan untuk virus tipe satu dua.

Perangkat Soft Exosuit Ini Dapat Menolong Penderita Stroke Berjalan

Periset di Harvard dan Boston University yang tergabung dalam Institut Wyss Donald Ingber tengah mengembangkan dan menguji Soft Exosuit untuk membantu penderita stroke yang mengalamai kelumpuhan. Pada 80% pasien stroke, salah satu anggota badan akan mengalamai kelainan fungsi. Hal ini menyebabkan kelainan jangka panjang yang dapat mengurangi mobilitas pasien dan meningkatkan risiko terjatuh.

Tujuan utama pengembangan teknologi ini adalah membantu meningkatkan kemampuan penderita stroke untuk kembali dapat berjalan. Para peneliti tersebut mengembangkan Soft Exosuit, berupa kain lembut yang terpasang pada sistem katrol dan kabel yang bisa membantu penggunanya untuk berjalan berjalan.

“Studi ini memberi gambaran baru tentang masa depan di mana banyak perawatan pasien akan dilakukan di rumah dengan bantuan robot ramah manusia, yang tidak terlihat seperti robot yang kita lihat di televisi dan film. Exosuit ini terlihat lebih seperti pakaian olah raga daripada R2D2, namun sama-sama dapat diprogram dan menjalankan tugasnya dengan sesuai. Kami berharap segera akan memasuki penggunaan klinis di mana tidak diragukan lagi bisa mengubah kehidupan penderita stroke menjadi lebih baik,” kata Direktur Pendiri Institut Wyss Donald Ingber.

B. Braun Indonesia Bangun Pabrik Cairan Infus Seluas 19 Hektare

Ilustrasi Pabrik B.Braun. Sumber gambar : bbraun.com

PT B. Braun Medical Indonesia baru saja meresmikan pabrik cairan infus di Kawasan Industri Indotaisei, Karawang, Jawa Barat. Nantinya, pabrik tersebut akan diproyeksikan untuk khusus memproduksi Cairan Infus Dasar atau Large Volume Parenteral (LVP) dan produk-produk larutan infus inovatif lainnya termasuk produk obat suntik guna memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.

Larutan infus yang diproduksi akan dikemas dalam wadah sistem tertutup yang dapat mengurangi risiko kontaminasi udara, bakteri, dan non-bakteri. Produk-produknya meliputi Ecosol Ringer Lactate IV Inf (500 ml), Sterofundin ISO IV Inf (500 ml), Ecosol Sodium Chloride 0.9 Infus (500 ml), Ecosol Glucose 10% IV Inf (500 ml), dan Glukosa 5% (500 ml)

Pabrik ini sendiri dibangun di atas tanah seluas 19 hektare dan menghabiskan biaya Rp 900 miliar serta dilengkapi dengan teknologi canggih untuk menghasilkan produk-produk medis yang berkualitas.

Presiden B. Braun Asia Pasific, Anna Maria Braun mengatakan, dengan beroperasinya pabrik ini, perusahaan ingin melindungi dan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat Indonesia. Hal ini sesuai dengan komitmen B. Braun untuk memberikan dukungan penuh terhadap Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam menyediakan produk medis kelas dunia dan terjangkau untuk masyarakat Indonesia.

Anna melanjutkan, pembangunan pabrik akan selesai dalam dua tahap. Pada tahap pertama, kapasitas produksi tahunan pabrik akan mencapai 15 juta unit. Berlanjut ke pembangunan tahap kedua, kapasitas produksi tahunan pabrik akan meningkat hingga 48 juta unit.

Untuk pemasaran dan distribusi, nantinya akan menyasar segmen rumah sakit pemerintah, puskesmas dan rumah sakit swasta. Menurut Managing Director B. Braun Indonesia Stephan Soyka, saat ini Indonesia masih kekurangan pasokan infus. Dari 150 juta unit kebutuhan cairan infus, masih ada 30% pasokan yang belum terpenuhi.

Menteri Kesehatan Nila Farida Moeloek mengatakan, larutan infus merupakan salah satu perawatan dasar yang diberikan kepada pasien. Pada 2016, kebutuhan cairan infus mencapai 150 juta unit,” ujarnya.

Nila menambahkan, infus sangat diperlukan dan harus segera diberikan kepada pasien. Dia berharap dengan teknologi yang dimiliki B. Braun bisa memproduksi cairan infus lain seperti hemodialisis.

Risma Ingin Bantu Patenkan Alat Kesehatan Untuk Pengidap TBC

Tri Rismaharini. Sumber gambar : alchetron.com

Wali Kota Surabayam Tri Rismaharini ingin mewujudkan penemuan bidang kesehatan yang berguna bagi dunia. Hal tersebut diungkapkan usai jadi pembicara dan bertemu dengan ratusan diaspora Indonesia (warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri) di Inggris pada tanggal 27 Juli lalu. Pada perhelatan tersebut dirinya ditunjukkan penemuan alat untuk membantu mengatasi penyakit tubercolosis.

“Mereka diaspora Indonesia ini berhasil menciptakan alat untuk bantu tubercolosis tapi mereka kesulitan patenkan produk tersebut,” kata Risma.

Wali Kota Surabaya yang akrab dipanggil Risma ini akan membantu mematenkan dan mencarikan investor bagi alat kesehatan tersebut. Dirinya yakin jika jika temuan diaspora Indonesia di Inggris itu akan sangat membantu bidang kesehatan di Indonesia bahkan dunia.

“Murah sekali alat yang mereka ciptakan dan akan sangat menolong di dunia kedokteran. Kalau direalisasi akan jauh lebih murah,” pungkas Risma.