spot_img

Hitachi Perkenalkan Produk CT Scanner dan Ultrasound Terbarunya

Gambar: hitachi-medical-systems.eu

Hitachi baru saja merilis rangkaian produk untuk CT Scanner (Computerized Tomography) dan ultrasonografi dalam event European Society of Radiology di Vienna Austria. Baik yang versi standar dan full-option.

CT Scan versi full-option dilengkapi dengan kemampuan cardiac dan fitur dual energy. Juga meja geser, yang mampu bergerak ke enam arah (atas, bawah, masuk, keluar, kanan, dan kiri), sedangkan versi standar hanya dilengkapi dengan meja panjang.

Versi full-option dilengkapi dengan generator bertenaga 84 kW, sedangkan versi standar hanya bertenaga 72 kW. Dengan kualitas tersebut, versi full-option  adalah pilihan tepat untuk rumah sakit kelas atas dan pusat jantung, sedangkan versi standar lebih cocok untuk rumah sakit kelas menengah.

Dirancang dengan rongga berdiameter 80cm, baik versi standar maupun canggih dapat memeriksa pasien dengan berbagai ukuran, dan keduanya dilengkapi dengan beragam aplikasi klinis, termasuk untuk yang berdosis tinggi. Perusahaan alat kesehatan raksasa asal Jepang tersebut juga meluncurkan serangkaian sistem ultrasonografi (ultrasound), yaitu ARIETTA 65 ARIETTA 50, dan ARIETTA 50LE (Limited Edition).

Produk berjangkauan menengah, ARIETTA 65 masih dirancang berdasarkan sistem ultrasonografi premium Hitachi, termasuk monitor selebar 21.5 inci dan empat konektor, namun ini juga bisa berarti solusi yang lebih efisien bagi penyedia layanan yang tidak memerlukan seluruh fitur dari versi premiumnya, yaitu fungsi 3D, fusion, contrast, dan elastografi dalam kapabilitas real-time.

ARIETTA 50 dirancang dengan fitur minimum untuk menjamin kemudahan penggunaan bagi petugas pemula, dan alur kerja yang lebih sedikit. Terdiri dari layar besar, tiga konektor dan lengan monitor tetap, juga fitur kontras dan dasar seperti B-mode dan mode berwarna.

Sedangkan ARIETTA 50LE, terdiri dari empat konektor dan layar dengan lengan monitor fleksibel yang dengan mudah digerakkan.

Kendati begitu, produk-produk tersebut saat ini masih tersedia untuk pasar Eropa. Belum ada kabar resmi kapan akan merambah Asia, khususnya Indonesia.

 

Carestream Jual Bisnis Platform Pencitraannya Kepada Philips

Gambar: businesswire.com

Philips baru saja mendapat tambahan portofolio berupa platform pencitraan berbasis cloud milik Carestream setelah mereka mengakuisisinya beberapa waktu lalu. Dilansir oleh DotMed, Pembelian ini juga mencakup sejumlah tools untuk keperluan diagnostik, pemantauan, pelaporan multimedia, dan alat analitik operasional dan bisnis.

Bisnis Healthcare Information System Carestream dan sekitar 900 orang karyawannya akan menjadi bagian dari bisnis Healthcare Informatics Philips.

“Akuisisi ini akan meningkatkan kemampuan kami dalam menyediakan solusi fleksibel pada rumah sakit dan sistem layanan kesehatan.” Ujar Robert Cascella Chief Business Leader Precision Diagnosis Philips.

Dirinya menambahkan bahwa perpaduan platform yang sekarang dimiliki oleh Philips dan Carestream akan memberikan fondasi yang solid guna membantu pihaknya menambah inovasi dalam diagnosis presisi.

Sedangkan menurut Ludovic d’Aprea General Manager Carestream, dengan menjadi bagian dari Philips maka bisnis HCIS akan menjawab peluang yang lebih besar serta berupaya terus tumbuh dan berkembang.

“Kami sebelumnya sukses dalam menyediakan radiologi dan sistem pencitraan IT perkantoran untuk membantu praktisi medis memberikan layanan berkualitas dan meningkatkan operasional mereka,” tutup Ludovic.

Sonicare Diamond Clean Adalah Sikat Gigi Canggih High Performance Besutan Philips

Menjaga kecemerlangan senyum anda adalah cara terbaik membuat And terlihat dan merasa lebih muda. Saat membuka mulut, gigi adalah hal pertama yang orang lihat. Memilih perawatan gigi terbaik dapat memastikan gigi bebas masalah dan tentunya mendorong kepercayaan diri anda.

Untuk kebutuhan perawatan gigi, Philips mengeluarkan produk sikat gigi elektrik terbaru bernama Sonicare DiamondClean Smart. Sikat gigi ini diklaim bisa mengingatkan penggunanya kapan saatnya mengganti kepala sikat. Karena kepala sikat yang terlalu lama dipakai bisa menurunkan kualitas perawatan gigi dan gusi.

Sensor tekanan yang dimiliki juga memastikan penggunanya tidak menekan terlalu keras pada gusi yang lunak, mengurangi resiko perusakan dan penyakit gusi. Sikat gigi canggih ini juga disertai dengan lima buah pengaturan sehingga anda mendapat pengalaman membersihkan terbaik untuk anda – bahkan jika anda memiliki gigi yang sangat sensitif.

Sikat gigi ini juga dilengkapi penanda waktu yang menjamin penggunanya membersihkan gigi dalam waktu yang tepat. Dua menit setiap dua kali sehari adalah waktu minimum yang dibutuhkan dalam menyikat gigi. Sehingga mengurangi resiko tumbuhnya karang gigi yang menganggu dan mengurangi kenyamanan anda.

Travel case modern yang praktis juga memudahkan alat ini dibawa bepergian dan bsia melindungi sikat gigi ini dengan sempurna kemanapun penggunanya pergi.

Tak hanya itu, sikat gigi ini bahkan bisa disambungkan dengan aplikasi smartphone yang akan menilai proses pembersihan, dan menjamin pengguna membersihkan giginya secara tepat.

CMEF Indonesia Juga Laksanakan Acara Seminar dan Business Matchmaking

Ketua ARSADA, dr. Heru Aryadi, MPH (paling kanan) ikut hadir dalam CMEF Indonesia.

Selain pameran, pada perhelatan CMEF Indonesia juga diadakan dua acara lain yaitu seminar dan pertemuan bisnis antar pelaku dalan industri kesehatan. Acara-acara ini akan digelar oleh Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia (ARSADA) dan Knowledge Partner Andaman Medica.

Untuk acara seminar, ada tiga tema yang akan dilaksanakan yaitu Manajemen Pelayanan Radiologi di Era Digitalisasi, Optimalisasi Keterlibatan RSUD dalam Pengendalian TB, serta Satuan Pengawas Internal (SPI). Untuk pembicara, pihak penyelenggara menghadirkan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ibu Widyastuti.

Sedangkan pertemuan bisnis diselenggarakan guna menjembatani aliansi yang tepat antar stake holder dan pelaku dalam industri kesehatan. Kalangan profesional medis lokal juga turut diundang menghadiri pertemuan tersebut. Menurut rilis media resminya, dilaksanakan lebih dari 300 pertemuan business matchmaking yang memfasilitasi diskusi antar distributor, perusahaan manufaktur alat kesehatan dan kelompok rumah sakit untuk menjalin kemitraan serta adanya peluang investasi asing sehingga membantu kemajuan industri medis Indonesia.

“Merupakan hal penting bagi para profesional medis Indonesia untuk tetap bersemangat dengan teknologi terbaru yang terdapat di seluruh dunia saat ini. Di Indonesia, banyak peralatan medis yang telah diproduksi secara lokal dan digunakan di seluruh rumah sakit setempat, namun masih ada ruang bagi produk premium untuk diproduksi secara lokal yang akan mengarah pada efisiensi dan kualitas layanan. CMEF Indonesia adalah platform bagi para profesional untuk mempelajari tren dan mengeksplorasi teknologi terbaru tanpa harus bepergian ke luar negeri, karena pertemuan dengan perusahaan manufaktur internasional tersebut dapat dilakukan di sini,” ucap Ketua ARSADA, Dr. Heru Aryadi, MPH

CMEF Indonesia akan diselenggarakan pada 6 hingga 8 Maret 2019 di Jakarta Convention Center.

Lebih Dari 660 Alat Kesehatan Dipamerkan Pada Pameran CMEF Indonesia

Pameran alat kesehatan (alkes) dan manufaktur internasional CMEF Indonesia yang diselenggarakan oleh Reed Exhibitions secara resmi dibuka di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (06/03).

Berlangsung tanggal 6 – 8 Maret 2019, CMEF Indonesia dinilai berlangsung pada waktu yang tepat dikarenankan pemerintah telah melakukan perubahan peraturan yang mendorong investasi asing dan kemitraan demi memajukan sektor  kesehatan Indonesia, yang termasuk diantaranya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

klik/tap untuk memperbesar gambar

Diadakan untuk memenuhi kebutuhan di sektor kesehatan Indonesia

Pada pameran selama 3 hari ini, lebih dari 660 alkes dari Cina, Jerman, India, Jepang, Pakistan, Filipina dan Korea Selatan dihadirkan di lebih dari 200 booth. Sekitar 400 diantaranya merupakan produk baru.

Adapun dari keseluruhan jumlah tersebut, sebanyak 31% merupakan Peralatan Medis, 21% Peralatan Elektromedis / Teknologi Medis, 9% Peralatan Manufaktur, Teknologi OEM dan Peralatan Rehabilitasi / Ortopedi, dan 6% Peralatan Diagnostik dan banyak lagi.

Beberapa perusahaan peralatan medis terkemuka ikut hadir, diantaranya adalah Kunshan Dynmed Medical Technology Co. Ltd, PT. Java Alkesindo, Shanxian Runte Medical Instruments co., Ltd, Sonoscape Medical dan TGJ Medical Instruments Co, Ltd yang telah berhasil menjual peralatan medis mereka di Indonesia, termasuk ke Rumah Sakit Haji Jakarta, Rumah Sakit Jakarta, Grup Prodia, Puskesmas Seberuang, RS Antam, RS Asri Medika, RS Bungsu, RS Evasari, RS Immanuel, RS Pasar Rebo, RS Pelabuhan, RS Permata Depok, RS Persahabatan, RS Wijaya dan banyak lagi.

“Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia diprioritaskan sebagai salah satu pasar utama bagi strategi pemasaran global kami. Produk dan solusi yang ditawarkan perusahaan Mindray dapat ditemukan di lebih dari 190 negara dan sekarang diadopsi oleh dua rumah sakit Indonesia terkemuka,” kata Mark Sun, GM Asia Pasifik Mindray.

Sementara itu, Mr. Yan Bing Wakil Presiden Sinopharm International mengatakan bahwa pihaknya selalu mencari peluang untuk bekerja sama dengan perusahaan di seluruh dunia serta berharap dapat memulai persahabatan dan kemitraan dengan komunitas medis Indonesia.

klik/tap untuk memperbesar gambar

Saat ini industri kesehatan Indonesia terus menciptakan berbagai peluang bisnis secara global.  Dengan pemetaan kesehatan  diharapkan akan mencatat pertumbuhan di tahun-tahun mendatang.

“Sektor kesehatan Indonesia saat ini tengah mengalami transformasi besar yaitu ketika pemerintah menentukan bahwa industri ini akan memainkan peran penting bagi masa depan negara ini. CMEF Indonesia tidak hanya memberi kami sebuah platform untuk mengeksplorasi peluang bisnis dengan komunitas medis lokal, tetapi juga tempat untuk mempelajari tren pergeseran, mendapatkan pemahaman mendalam mengenai proses registrasi medis dan menemukan keberhasilan dalam menapakkan langkahnya di sektor kesehatan Indonesia ” pungkas Mrs. Yang, Wakil Presiden Erbe China.

Sword Health Adalah Startup yang Mengembangkan Platform Terapi Fisik Digital

Gambar: www.mobihealthnews.com

Sword Health adalah sebuah startup asal Amerika Serikat yang tengah mengembang layanan terapi fisik digital. Platform terapi fisik digital tersebut terdiri dari pelacak gerakan untuk mengukur pergerakan, aplikasi mobile, dan portal situs. Setiap perkembangan pasien bisa diawasi oleh tenaga ahli secara jarak jauh. Jadi pasien tidak harus bertemu langsung dengan terapis.

Terkait hal itu, mereka mengklaim bahwa dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI), platform mereka lebih baik dan lebih efektif dibanding rehabilitasi standar.

Ini berdasarkan penelitian dan hasil tes mereka terhadap beberapa pasien. Walaupun memang kesimpulan ini masih membutuhkan pembuktian lebih lanjut.

“Penemuan ini membuktikan bahwa pendekatan inovatif Sword Health adalah masa depan terapi fisik. Kami sedang memnbuktikan mampu menyediakan pendekatan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih nyaman dalam terapi fisik yang membantu pasien pulih di rumah” ujar CEO Sword Health Virgilio Bento.

Pada penelitian pertama, yang diterbitkan dalam Journal of Medical Internet Research (JMIR), mereka mengamati pemulihan klinis yang relevan selama enam bulan diantara 29 pasien yang menerima rehabilitasi konvensional dan 30 yang menggunakan perangkat digital. Skor pemulihan dengan perangkat digital jauh lebih baik. Mereka yang menggunakan perangkat digital juga tercatat memperoleh tingkat kepuasan dan keterlibatan tinggi, dengan angka 82 persen.

Peelitian kedua, yang diterbitkan pada Nature Scientific Reports, juga memeriksa 29 pasien terkontrol dan 30 pasien intervensi selama delapan minggu periode studi. Hasil penellitian menyatakan pasien bereaksi positif terhadap penilaian mengenai kualitas hidup mereka dan kemampuan untuk melakukan aktivitas harian.

Komitmen RSA UGM Menjadi World Class Teaching Hospital Dan Rumah Sakit Ramah Lingkungan

Gambar: Tribun Jogja

Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM berkomitmen untuk menjadi World Class Teaching Hospital. Direktur Utama RSA UGM dr Arief Budiyanto PhD SpKK(K) menyatakan bahwa hal tersebut bisa dicapai melalui berbagai berkolaborasi dan kerjasama di tingkat internasional serta memperbaiki tata kelola manajemen rumah sakit dengan baik. Itu diungkapkannya pada acara HUT RSA ke-7 beberapa waktu lalu.

Selain itu juga, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang sesuai standar serta peningkatan dan pengembangan kompetensi SDM rumah sakit.

“Peningkatan kompetensi SDM salah satunya dengan mengirimkan tenaga medis ke National Taiwan University Hospital (NTUH) untuk mengembangkan kompetensi medis sebagai dukungan layanan unggulan RSA UGM,” tuturnya.

Tak hanya itu, narasumber ahli dari dalam dan luar negeri pun akan dihadirkan guna meningkatkan berbagai keterampilan dan pengetahuan di bidang medis.

“Budaya pelayanan kesehatan kualitas ini diharapkan mampu diimplementasikan di RSA UGM, sehingga akreditasi yang diterima bukan sekedar sertifikat,” ucap dr Arief.

Dirinya melanjutkan, capaian kinerja manajemen tahun 2018, ditunjukkan dengan berbagai penghargaan yang diterima oleh staf medis dan non medis di tingkat lokal sebagai tenaga medis dan tenaga teknis terbaik UGM, penghargaan oleh Balai Bahasa DIY kategori lembaga publik berbahasa Indonesia terbaik 2018, serta pada tingkat nasional meraih 2 kategori dalam penelitian yang dilakukan mendapatkan PERSI AWARD.

Sedangkan di tingkat internasional telah berpartisipasi dalam berbagai kongres di Asian Oceanian Congress of Neurology (Korea 2018), Asia Pacific Society Genetics Autumn School (Singapore 2018) Asia Pacific Congress of Pediatrics, Bali 2018, serta Annual Meeting of the Pacific Association of Pediatric Surgeons (PAPS), Japan 2018.

Tak hanya itu, RSD UGM juga berkomitmen mendukung program ‘Go Green‘ dengan menjadi menjadi rumah sakit yang ramah lingkungan (Green Hospital).

“Rumah sakit merupakan salah satu organisasi yang menyumbang jumlah sampah plastik, sehingga Pimpinan RSA UGM dan seluruh karyawan berkomitmen untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan,” pungkasnya.

Jeff Benck Pegang Tampuk Pimpinan Benchmark Electronics

Gambar: www.bizjournals.com

Benchmark Electronics mengumumkan bahwa Dewan Direksi perusahaan teknologi dan alat kesehatan tersebut menunjuk Jeff Benck (53 tahun) sebagai Presiden dan CEO menggantikan Paul Tufano yang akan menjadi Penasihat dan anggota Dewan Direksi perusahaan.

Menurut pihak perusahaan melalui rilis medianya, Benck adalah pemimpin yang cakap dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam sektor teknologi. Dia sebelumnya pernah menjadi Presidend an CEO Lantronix, penyedia jasa kemanan akses data dan solusi manajemen untuk industri IoT (Internet of Things). Di bawah kepemimpinannya, Lantronix saat itu berhasil meraup keuntungan hingga tiga kali lipat.

“Jeff adalah pemimpin luar biasa dengan rekam jejak kesuksesan dalam industri teknologi.” Ujar David Scheible, Chairman of the Board of Directors.

Dirinya menambahkan, selama beberapa bulan terakhir Dewan mengadakan proses panjang yang menyeluruh dan mendalam, dan mereka yakin Jeff adalah orang yang tepat untuk memimpin Benchmark menuju pencapaian yang sesuai. Selain itu, pemahaman dan keahliannya dalam IoT membuat dirinya semakin relevan dengan misi perusahaan yang saat ini sedang bertransisi ke teknologi 5G.

Scheible menambahkan, “Saya ingin sekali lagi berterimakasih kepada Paul untuk kontribusinya pada Benchmark. Paul telah menjadi bagian tak ternilai bagi perusahaan selama masa baktinya sebagai Anggota Dewan dan kemudian CEO. Visi dan kerja kerasnya telah memperkuat fondasi Benchmark.

Pun dengan mantan CEO  Paul Tufano. Dirinya menyatakan bahwa Jeff merupakan sosok pimpinan yang tepat dan cakap bagi Becnhmark. Dan dirinya tidak sabar menanti untuk bisa melihat transisi perusahaan di bawah kepemimpinan baru.

Siloam Hospital Akan Buka Lima Rumah Sakit Baru di Sejumlah Daerah

Siloam Hospital TB Simatupang. Sumber gambar : beritasatu.com

Tahun ini PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) tengah merencanakan sejumlah ekspansi bisnisnya. Salah satunya adalah perluasan jaringan rumah sakit dan meningkatkan pertumbuhan jumlah pasien untuk mendongkrak pendapatan rumah sakit.

Untuk jaringan rumah sakit, mereka akan membuka lima rumah sakit baru di Pasar Baru Jakarta, Ambon, Tulungagung, Paal Dua di Manado dan Banjarmasin. Hal tersebut diungkapkan oleh Head of Public Affairs Siloam Hospitals Group Jimmy Rambing sebagaimana yang dilansir oleh Kontan.co.id.

Saat ini tercatat ada 35 rumah sakit yang bernaung di bawah payung SILO. 11 rumah sakit berada di wilayah Jabodetabek dan 24 sisanya tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara.

Selain itu, SILO juga akan menjejakkan kakinya ke bisnis layanan bedah otak. Untuk memuluskan langkahnya tersebut, emiten rumah sakit ini telah mengakuisisi 30,9% saham Klinik Gamma Knife Center pada 13 Februari 2019. Akuisisi ini dilakukan oleh anak usahanya yang bernama PT Prima Mugi Jaya. Total kepemilikan PMJ di Gamma Knife sebesar 50,8% senilai Rp 12,75 miliar.

Sedangkan uang yang digunakan untuk mendanai langkah-langkah bisnisnya tersebut, menurut Jimmy diambil dari kas internal SILO. “Kami mendanai operasi sehari-hari dari arus kas kami,” pungkasnya.

11 Rumah Sakit di Kalimantan Selatan Miliki Status Terakreditasi Bintang Lima, Ini Daftarnya!

Rumah Sakit Pertamina Tanjung. Salah satu yang berakreditasi bintang lima. Gambar: Banjarmasin Post

Pencapaian akreditasi yang didapatkan oleh Rumah Sakit merupakan salah satu cara untuk mendorong pengelola instansi kesehatan tersebut untuk terus dan terus memperbaiki mutu pelayanannya terhadap pasien.

Rumah Sakit yang terakreditasi masing-masing juga miliki nilai yang berbeda. Itu digambarkan dengan jumlah bintang yaitu bintang satu untuk Rumah Sakit terakreditasi dengan status lulus perdana hingga bintang lima untuk Rumah Sakit berakreditasi dengan status paripurna.

Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia sendiri dikeluarkan oleh lembaga independen yaitu Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang diperbaharui setiap tiga tahun sekali.

Terkait dengan penjelasan tersebut, ada kabar cukup baik bagi warga Kalimantan Selatan. Ternyata di provinsi tersebut ada tiga belas Rumah Sakit yang sudah memiliki status akreditasi. Sebelas diantaranya memiliki nilai bintang lima, dan dua sisanya bintang satu.

Dikutip dari Banjarmasin Post, di Provinsi Kalimantan Selatan saat ini tercatat ada sebelas Rumah Sakit yang berakreditasi bintang lima berstatus paripurna, berikut daftarnya:

  • RSUD Ratu Zalecha
  • RSUD Dr H Moch Ansari Saleh
  • RS Umum Sari Mulia
  • RS Jiwa Sambang Lihum
  • RS Umum Pertamina Tanjung
  • RS Bhayangkara Tk III Banjarmasin
  • RS Umum Suaka Insan
  • RSUD Pambalah Batung
  • RSUD dr H Andi Abdurrahman Noor
  • RS Tk III Dr R Soeharsono dan RSGM Gusti Hasan Aman

Sedangkan dua rumah sakit berakreditasi dengan status lulus perdana yaitu RSUD Datu Sanggul Rantau dan RS Umum Danau Salak.