spot_img

Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia Gelar Lokakarya

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir menghadiri lokakarya Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI) di Hotel Grand Clarion, Sulawesi Selatan, Makassar, Kamis (30/11/2017). Foto: Tribun Makassar

Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI) menggelar Lokakarya di di Hotel Grand Clarion, Sulawesi Selatan, Makassar beberapa waktu lalu.

Perhelatan yang dirangkai dengan pelantikan Pengurus ARSPI Pusat periode 2017-2022 tersebut dihadiri Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir

Selain itu juga turut hadir Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti (SDID), Ali Ghufron Mukti, dan Rektor Universitas Hasanuddin (UNHAS) Dwia Aries Tina Pulubuhu.

Ketua umum ARSPI, Heru Hariyadi, berharapa Lokakarya serta pelantikan Pengurus tersebut menjadi tonggak awal bagi rencana kerja termasuk peningkatan kualitas RS PTN dengan menggandeng Rumah Sakit Daerah sebagai penunjang sarana pendidikan.

“Pada dunia pelayanan rumah sakit di Indonesia agar kerja sama sinergi antar profesi bisa dikembangkan dengan baik. Dan pada saat ini juga sudah ada 726 RSD yang sudah siap digunakan oleh masyarakat dan dapat digunakan sebagai sarana pendidikan,” tuturnya.

Nebulizer Center RS Permata Bunda Medan Diresmikan

Management Rumah Sakit Permata Bunda saat meresmikan Nebulizer Center. Foto: Tribun Medan

Nebulizer adalah alat kesehatan untuk merubah cairan (obat) menjadi uap yang sangat halus agar bisa dihisap ke dalam saluran pernafasan dan paru-paru. Metode pengobatan ini biasa digunakan untuk mengurangi sesak pada penderita asma atau mengencerkan dahak. Dan umumnya dilakukan kepada pasien anak.

Sedangkan tempat yang menyediakan metode pengobatan tersebut disebut Nebulizer Center sebagaimana yang baru saja diresmikan oleh Rumah Sakit Permata Bunda Medan, Sabtu (2/12/2017).

Manajer Operasional Rumah Sakit Permata Bunda, Helmy Adiputra, mengatakan, kehadiran Nebulizer Center di rumah sakit tersebut bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah sejak dini penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) sehingga masyarakat dapat lebih berhati-hati pada penyakit tersebut.

Dirinya melanjutkan, hadirnya Nebulizer Center tersebut juga tak lain sebagai upaya mengembalikan kepercayaan masyarakat tentang pelayanan rumah sakit.

“Kita ingin mengembalikan trust selama ini masyarakat menganggap Indonesia untuk pelayanan kesehatan kurang bagus sehingga memilih pergi keluar negeri untuk berobat,” ucapnya.

Kasur Kesehatan Ini Ingin Coba Bantu Penderita Insomnia

Insomnia dapat mengakibatkan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat yang memicu peningkatan nafsu makan sehingga menyebabkan obesitas dan diabetes, jantung koroner, hipertensi, gangguan imun sistem dan masih banyak lagi. Hal ini juga berhubungan dengan gangguan psikologis seperti depresi, kecemasan dan pikun.

Di era modern, insomnia tidak hanya diderita oleh orang tua, tapi juga dialami oleh masyarakat usia produktif karena faktor gaya hidup masa kini, tekanan hidup, kafein, dan lainnya. Dalam jangka panjang, orang dengan penyakit insomnia terancam mengalami penurunan produktivitas dan kualitas hidup dikarenakan krisis. Di Indonesia sendiri, prevalensi insomnia dilaporkan 10 persen dari jumlah populasi atau sekitar 28 juta orang.

Hal ini menyebabkan banyak perusahaan kesehatan mengembangkan berbagai perangkat yang dapat membantu mengatasi “krisis tidur” tersebut. Mulai dari matras tidur, bantal, selimut, obat-obatan, pijat, dan lain-lain. Salah satunya adalah Kasur kesehatan Tidur besutan Am Life.

Menurut pendiri Am Life International Lew Mun Yee, kasur kesehatan ini memanfaatkan terapi potensial listrik – yang telah diteliti secara ilmiah dan terbukti di Jepang sejak beberapa dekade yang lalu.

Dirinya melanjutkan bahwa Kasur kesehatan Am Life bertujuan untuk ‘menciptakan kesehatan dari tidur’ dengan cara yang alami, yang artinya tanpa obat-obatan, tanpa injeksi dan non-invasif. Hal ini mendorong proses penyembuhan alami tubuh, memberikan terapi paling mendasar untuk manusia modern melalui pendekatan ‘perawatan kesehatan tidur’ dengan mengatasi akar penyebab kebiasaan hidup kita sehari-hari.

Kasur perawatan potensial listrik Am Life 100 persen diimpor dari Jepang. Pada awal tahun 1928, Jepang telah menemukan terapi potensial listrik dan setelah 40 tahun menjalani studi klinis, Kementerian Kesehatan Jepang melabeli terapi potensial listrik sebagai peralatan medis pada tahun 1968. Kasur termoterapi potensial Am Life sebagai alat kesehatan diyakini dapat memperbaiki delapan gejala-gejala seperti sakit kepala, insomnia berat, bahu atau sakit leher, sembelit, gangguan pencernaan, tangan dan kaki dingin, nyeri saraf dan otot dan kelelahan kronis.

Versi Terbaru KardioBand Untuk AppleWatch Resmi Diluncurkan

AliveCor baru saja meluncurkan KardioBand versi teranyar. KardioBand sendiri merupakan aksesori perangkat medis pertama yang terintegrasi dengan AppleWatch dan dirancang untuk menampilkan dan merekam pembacaan ritme jantung tingkat klinis secara real time dalam waktu sekitar 30 detik.

Sedangkan versi terbaru ini memiliki fitur kecerdasan buatan bernama SmartRhythm. Aplikasi tersebut mampu memantau tanda-tanda awal atrial fibrillation bagi pengguna. Tak hanya itu, SmartRhythm mampu mengevaluasi korelasi antara aktivitas jantung dan aktivitas fisik dengan menggunakan data dari detak jantung dan aktivitas sensor di jam tangan, untuk kemudian meminta pengguna merekam hasil Electrocardiogram Sensor (ECG) saat detak jantung dan aktivitasnya gagal.

“KardiaBand yang dipasangkan dengan teknologi SmartRhythm akan mengubah hidup orang-orang yang serius dengan kesehatan jantung. Applikasi ini akan memungkinkan orang untuk dengan mudah memeriksa irama jantung mereka bila tidak normal, menangkap informasi penting untuk membantu dokter mengidentifikasi masalah ini dan menginformasikan jalur perawatan yang jelas untuk membantu mengelola afib, penyebab utama stroke, dan masalah serius lainnya,” jelas CEO AliveCor Vic Gundotra.

Aksesori KardiaBand dibanderol seharga USD 199 dan pengguna bisa mendapatkan layanan tambahan Premium AliveCor dengan merogoh kocek lagi sebesar USD 99 per tahunnya.

Gandeng NVIDIA, GE Tawarkan Perangkat Digital Imaging Berteknologi AI

Perangkat CT Frontier Revolution yang dilengkapi teknologi kecerdasan buatan besutan NVIDIA. Foto: nvidia.com

Seolah tak mau kalah dengan produsen alat kesehatan raksasa lainnya dalam hal pengaplikasian teknologi artificial intelligence (AI), General Electric (GE) Healthcare dikabarkan menggandeng NVIDIA untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan tersebut guna meningkatkan kemampuan pada produk digital imaging-nya.

Dilansir oleh mobihealthnews.com, kemitraan dengan salah satu raksasa IT tersebut akan berlangsung selama selama 10 tahun ke depan sebagaimana diumukan pada acara Annual Meeting of the Radiological Society of North America di Chichago, Amerika Serikat.

Adapun produk pertama hasil kolaborasi mereka bernama CT Frontier Revolution yang menggunakan platform komputasi AI milik NVIDIA. Teknologi ini diklaim mampu memproses dua kali lebih cepat serta memberikan hasil klinis yang lebih akurat pada pendeteksian lesi hati dan lesi ginjal.

Salah seorang jajaran eksekutif GE mencatat bahwa rata-rata rumah sakit menghasilkan 50 petabyte data setiap tahunnya, melalui gambar medis, grafik klinis dan sensor, serta sumber operasional dan keuangan. Namun, kurang dari 3 persen data itu dapat ditindaklanjuti, diberi tag atau dianalisis.

Strategi RS An-Nisa Kelola Implementasi Program JKN-KIS

RS An-Nisa Tangerang. Foto: luminacity.co.id

Seperti diketahui, salah satu tantangan rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain dalam penerapan Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) adalah adanya risiko arus kas dan finansial. Namun hal ini dapat ditanggulangi dengan strategi pengelolaan keuangan yang tepat. Salah satunya yang diterapkan oleh Rumah Sakit An-Nisa Tangerang.

“Kami menyadari dalam dinamika implementasi Program JKN-KIS terdapat risiko finansial. Namun hal ini kami telah antisipasi, dimulai dari RS An-Nisa memperbesar working capital – nya. RS An-Nisa juga memiliki cadangan dana yang cukup, yang selama ini dikumpulkan dari keuntungan yang diperoleh saat mengelola Program JKN-KIS. Pendapatan tidak serta merta kita habiskan untuk pelayanan kesehatan dan operasional rumah sakit, tapi ada yang kita sisihkan untuk mengantisipasi risiko finansial yang bisa saja terjadi kapanpun,” jelas dr. Ediansyah Direktur RS An-Nisa Tangerang sebagaimana dikutip dari blog resmi BPJS.

Dirinya menambahkan, dana cadangan ini tidak membuat rumah sakit terganggu operasionalnya dan pasien tetap mendapatkan pelayanan kesehatan. Dalam 1 hari rumah sakit ini bisa menerima pasien sampai 1000 orang. Sampai dengan tahun 2017 keuntungan rata-rata tiap tahun mencapai 25%. Dari sini RS An-Nisa terus berkembang dari segi kapasitas maupun kualitas.

“Dalam bisnis, situasi seperti itu sudah biasa dan seharusnya manajemen rumah sakit dapat mengantisipasinya. Saya tidak akan membiarkan hal tersebut akan mengganggu operasional rumah sakit, apalagi sampai gaji pegawai terlambat, jasa medis tenaga kesehatan tidak dibayar, atau distributor obat tidak kita bayar. Strategi selanjutnya adalah bagaimana rumah sakit ini meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, caranya adalah melalui akreditasi, harapannya mutu terjaga pelayanan kesehatan dapat diberikan secara efektif dan efisien” tutur Ediansyah.

Ediansyah melanjutkan, rumah sakit saat ini harus menerapkan sistem manajemen klaim yang baik sebagai strategi terhadap risiko finansial. Tenaga kesehatan juga diharuskan memiliki komitmen memberikan pelayanan yang tepat dan efisien melalui data dan dokumen klaim yang rapi. Hal ini dilakukan sehingga pada saat proses verifikasi klaim, dapat dengan mudah menemukan dokumen klaim yang diperlukan.

“ntuk itu kami menyarankan untuk rumah sakit mulai memperbaiki manajemen klaimnya, dimulai dengan menyusun dokumen klaim yang rapi sehingga apabila diverifikasi dan membutuhkan sample dokumen dapat mudah mendapatkan. Terlebih ke depan BPJS Kesehatan akan menerapkan Verifikasi Digital Klaim (Vedika). Dengan dokumen klaim yang rapi, dengan Vedika kepastian pembayaran klaim akan lebih terjamin,” pungkasnya.

Pemprov Sumsel Datangkan Alat Terapi Cristiano Ronaldo

Tim Sepakbola Sriwijaya FC. Foto: dok. bola.net

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) nampak sangat serius dalam meningkatkan fasilitas olahraga mereka. Setelah mendirikan kompleks Jakabaring Sport City dengan kelas internasional, mereka juga dikabarkan telah menyiapkan fasilitas untuk penyembuhan cedera atlet. Salah satunya adalah dengan mendatangkan alat terapi bernama ice cold chambers yang biasa digunakan untuk proses cryotheraphy.

Alat yang biasa digunakan bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo ini terdiri dari tiga kamar yang berbeda tingkatan dinginnya. Kamar pertama bisa mencapai minus 10 derajat celsius, kemudian kamar kedua minus 45 derajat celsius, dan kamar ketiga minus 110 derajat celsius.

Untuk atlet atau pesepakbola yang melakukan terapi penyembuhan cedera, mereka akan masuk ke dalam tiga kamar tersebut dengan durasi masing-masing satu menit. Selain itu, juga akan dibangun kolam renang air dingin dan panas untuk terapi air.

“Ini awalnya dari musim lalu karena banyak pemain Sriwijaya FC (SFC) yang cedera, kemudian kok penyembuhannya lama. Sehingga dengan adanya alat ini, diperkirakan proses penyembuhan cedera pemain atau atlet itu bisa lebih cepat. Pemain pun nanti kami tes kesehatan di sini sebelum tanda tangan kontrak,” ujar Augie Bunyamin, direktur utama PT Swarna Dwipa.

Nantinya, semua alat tersebut akan ada di Swarna Dwipa Hotel Injury and Therapy yang dibangun di atas lahan seluas 2.800 meter persegi milik Pemprov Sumsel. Di lahan tersebut sebelumnya didirikan mess pemain Sriwijaya FC.

Philips dan Nuance Ciptakan Sistem Pelaporan Radiologi Berbasis AI

Gambar ilustrasi. Foto: dok. Philips.

Philips Healthcare, salah satu produsen alat kesehatan bekerja sama dengan Nuance Communications Inc. tengah mengembangkan alat berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk diimplementasikan pada sistem pelaporan hasil pencitraan radiologi.

Keduanya menggabungkan kemampuan Philips Illumeo dan platform Nuance PowerScribe 360 ​​untuk mengurangi perbedaan dan memperbaiki pelaporan, akurasi dan standardisasi radiologi. Sistem ini diklaim dapat memberikan banyak kemudahan bagi ahli radiologi.

“Philips mengambil pendekatan untuk mengembangkan kecerdasan adaptif, dalam hal ini dengan Illumeo, untuk meningkatkan keahlian ahli radiologi,” Kata Yair Briman, business leader of health care informatics Philips.

Dengan menggunakan Illumeo, ahli radiologi dapat memperoleh relevansi kontekstual tentang pasien dengan teknologi machine learning untuk secara otomatis mengumpulkan data pasien dari sumber yang berbeda. PowerScribe 360 sendiri ​​adalah platform pelaporan radiologi real-time yang menghasilkan laporan berkualitas dengan cepat.

Ahli radiologi akan dapat melihat temuan yang dikumpulkan oleh Illumeo melalui PowerScribe 360. Integrasi keduanya akan menyediakan sistem yang memungkinkan stratifikasi risiko, ketepatan dan struktur laporan yang lebih baik serta waktu penyelesaian yang lebih cepat.

Karen Holzberger, Vice President Nuance mengatakan bahwa kolaborasi tersebut akan mengoptimalkan temuan laporan dan menerapkan alur kerja yang mengurangi langkah-langkah berlebihan, sehingga menghemat waktu dan meningkatkan akurasi. Dirinya juga menambahkan, perkembangan AI saat ini memungkinkan untuk diimplementasikan ke dalam alur kerja praktis bagi ahli radiologi.

Produksi Balon-Sten Kateter Dalam Negeri Kurangi Biaya Pengobatan Jantung

Ilustrasi

Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengatakan adanya produksi alat kesehatan berupa Balon dan Sten Kateter di dalam negeri, diharapkan bisa mengurangi biaya pengobatan penyakit jantung yang mahal. Hal tersebut diungkapkannya saat meresmikan fasilitas produksi Balon dan Sten Kateter PT Dipa Global Medtek Majalengka.

Tak hanya itu, Nila juga mengharapkan kalau produk ini bisa dapat segera masuk ke dalam e-katalog. “Diharapkan alat ini bisa segera masuk ke dalam e-katalog, agar bisa dimanfaatkan dalam layanan kesehatan,” lanjutnya

Menurutnya dengan menggunakan alat kesehatan dalam negeri, maka telah ikut berkontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia. Selain itu juga upaya memajukan dan mengembangkan industri alat kesehatan serta menguatkan daya saing ekonomi, baik secara nasional maupun global.

“Dengan adanya produk dalam negeri ini, saya harapkan Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, untuk beralih memakai alat kesehatan dalam negeri,” tuturnya.

Nila menambahkan saat ini Indonesia masih tergantung pada Balon dan Sten Karteter impor dengan harga yang sangat mahal.

“Balon dan Sten Kateter merupakan salah satu alat kesehatan dengan teknologi dan risiko tinggi, serta untuk memproduksinya diperlukan ketepatan dan ketelitian, agar memenuhi standar keamanan, mutu dan kemanfaatannya,” pungkasnya.

Berlian & PET Scans Untuk Pendeteksian Dini Penyakit Alzheimer

dr. Van Dyck. Pimpinaan penelitian asal yale School of Medicine.

Sejumlah peneliti dari Yale School of Medicine tengah mengembangkan teknik baru yang melibatkan berlian dan PET Scans guna melakukan deteksi dini pada penyakit Alzheimer.

Para peneliti tersebut menggunakan teknik bernama vibrational spectroscopy yang melibatkan penggunaan pantulan cahaya dari inti berlian untuk mengkonfirmasi karakteristik Alzheimer dalam plasma darah. Teknik ini dilaporkan 90% efektif bila dibandingkan dengan metode diagnostik klinis lainnya.

Vibrational spectroscopy diklaim juga bisa membedakan antara darah dari pasien Alzheimer dan seseorang dengan Lewy Body dementia. Kedua kondisi ini biasanya sulit untuk membedakan antara dua penyakit tersebut karena memiliki gejala yang mirip dengan gangguan otak degeneratif lainnya.

Alzheimer adalah bentuk demensia yang bisa menimbulkan masalah dengan memori, pemikiran dan perilaku, menurut Alzheimer’s Association. Ini adalah bentuk demensia yang paling umum yang memburuk seiring berjalannya waktu. Saat ini ada 5 juta orang Amerika yang hidup dengan penyakit Alzheimer.

Diagnosis yang salah dapat berbahaya karena beberapa obat tertentu dapat menyebabkan sensitivitas neuroleptik, parkinsonisme ireversibel atau sindrom ganas neuroleptik.

Menggunakan PET Scans memungkinkan dokter membuat diagnosis lebih cepat. Jika penyakit ini ditemukan sejak dini, dokter dapat mulai meresepkan obat-obatan seperti inhibitor kolinesterase yang umumnya dapat membantu orang yang memiliki penyakit Alzheimer ringan sampai sedang. Obat-obatan ini dirancang untuk membantu menunda beberapa gejala atau mencegahnya bertambah parah .

“Alzheimer menyebabkan kerusakan otak yang progresif dan ireversibel. Semakin awal Anda menangkapnya, semakin efektif intervensi kita, “kata dr. Van Dyck, pimpinan dari penelitian ini.

Penelitian ini sendiri dipublikasikan pada jurnal Prosiding National Academy of Sciences.