spot_img

Seluruh Wilayah Kalbar Tandatangani MoU Universal Health Coverage

Penandatanganan MOU Universal Health Coverage 8 Kabupaten se Kalimantan Barat. Foto: dok. BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan menyelenggarakan Forum Komunikasi Pemangku Kepentingan Utama se-Provinsi Kalimantan Barat dan mengambil tema “Sinergi Pemerintah Daerah dalam Program JKN-KIS Menuju Cakupan Semesta”.

Acara ini dihadiri oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Wakil Bupati Kab se Kalimatan Barat, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, instansi se-Provinsi Kalimantan Barat serta jajaran BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Banten, Kalimantan Barat dan Lampung.

Salah satu agenda dalam acara ini adalah penandatanganan MOU Universal Health Coverage 8 Kabupaten se Kalimantan Barat yaitu Kabupaten Melawi, Sekadau, Kapuas Hulu, Bengkayang, Mempawah, Sambas, Singkawang, dan Pontianak. Sebelumnya sudah yang sudah menandatangani MOU UHC adalah Kabupaten Landak, Kayong Utara, Ketapang, Sintang, dan Sanggau. Sehingga secara resmi, seluruh wilayah kota/kabupaten di Kalimantan Barat sudah menandatangani kesepakatan tersebut.

Adapun tujuan ditandatanganinya MOU UHC adalah sebagai upaya bersama serta bersinergi agar Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Nasional dapat mencapai percepatan perluasan Kepesertaan yang ditargetkan 1 Januari 2019

Melalui forum ini juga diharapkan tercipta solusi, saran, gagasan, kebijakan strategis dan sinergi berbagai pihak selaku stakeholders untuk menuju cakupan semesta tahun 2019 mendatang.

“Forum kali ini kita membicarakan optimalisasi penyelenggaraan programJKN-KIS, meningkatkan progres serta aplikasi regulasi Inpres No . 8 Tahun 2017. Hasil diskusi pada hari ini diharapkan pada Tahun 2018 Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bisa menganggarkan untuk membantu anggaran Kab/Kota yang terbatas secara fiskal. Selain itu, pemerintah daerah bisa menciptakan regulasi daerah apabila masih ada badan usaha yang belum mendaftarkan seluruh karyawannya,” jelas Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah Banten, Kalimantan Barat, dan Lampung Benjamin Saut.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga berpesan agar masyarakat dapat menyaring informasi yang diperoleh melalui sumber yang tepat sehubungan dengan banyaknya berita bohong (hoax) terkait BPJS Kesehatan.

“Untuk pelayanan informasi masyarakat dapat langsung bertanya ke Kantor BPJS Kesehatan/ Kantor Kabupaten terdekat, atau layanan informasi BPJS Kesehatan Care Center 1500400,” tutur Benjamin.

Sampai awal Desember 2017, masyarakat Kalimantan Barat yang telah terdaftar mencapai 2.924.752 atau 54 % dari total populasi penduduk.

Mengukur Kadar Gula Darah Dengan Smartphone Kini Bisa Dilakukan

Sejumlah ahli dari di University of California, Amerika Serikat tengah mengembangkan casing smartphone yang juga dapat berfungsi untuk mengecek kadar gula darah seseorang. Perangkat medis bernama GPhone tersebut dikembangan beserta aplikasi terintegrasi agar dapat berfungsi secara maksimal.

Perangkat tersebut bersifat reusable atau dapat dugunakan berulang-ulang, namun memerlukan pelarut komposit karbon tunggal yang mengandung glukosa oksidase untuk diletakkan di bagian atas sensor tempat darah diteteskan. Sensor tersebut akan mengukur sinyal listrik yang dihasilkan oleh reaksi glukosa dalam darah, kemudian mentransmisikan hasilnya ke smartphone. Selanjutnya aplikasi yang sudan terintegrasi akan mengukur dan menampilkan hasil.

“Mengintegrasikan pengenal gula darah ke dalam smartphone akan menghilangkan kebutuhan pasien untuk membawa perangkat terpisah,” ujar Patrick Mercier, profesor teknik elektro dan komputer di University of California.

Selanjutnya, para peneliti tersebut berharap bisa mengembangkan produk sehingga dibutuhkan hanya sedikit darah.Mereka juga berencana untuk mengembangkan aplikasi GPhone yang mampu mengirim peringatan otomatis bagi pengguna untuk memeriksa gula darah mereka secara berkala.

Beredar Isu Tak Tanggung Biaya 8 Penyakit, Ini Penjelasan BPJS Kesehatan

Ilustrasi Pelayanan BPJS Kesehatan. Foto: Liputan 6

Sehubungan dengan beredarnya informasi bahwa BPJS Kesehatan tak lagi menanggung semua biaya 8 penyakit katastropik seperti jantung, gagal ginjal, kanker, stroke, sirosis hepatitis, thalassemia, leukimia, dan hemofilia, Kepala Humas BPJS Kesehatan Nopi Hidayat pun angkat bicara.

“BPJS Kesehatan diminta paparan tentang perkembangan pengelolaan JKN-KIS. Lalu dalam paparan tersebut ditampilkan sebagai gambaran di Jepang, Korea, Jerman, dan negara-negara lainnya yang menerapkan cost sharing. Pada saat itu kami memberikan referensi akademik. Jadi jangan salah paham duluan ya,” katanya.

Menurut Nopi, saat era Askes dulu, pemerintah memberikan dana subsidi bagi penyakit-penyakit katastropik. Pemberian dana tersebut dilakukan sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2013.

“Sejak PT Askes (Persero) bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan pada 2014 lalu sampai sekarang, belum ada regulasi tentang subsidi pemerintah untuk penyakit katastropik. Padahal dulu ada subsidi. Saat ini hal tersebut tengah diusulkan untuk revisi Perpres,” jelas Nopi.

Ia pun menegaskan bahwa sampai dengan saat ini, BPJS Kesehatan tetap menjamin ke-8 penyakit tersebut sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh regulasi pemerintah.

“Jadi masyarakat tak perlu khawatir. Selama peserta JKN-KIS mengikuti prosedur dan ketentuan, maka kami akan jamin biayanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ungkapnya.

Sebagai badan hukum publik yang berada di bawah naungan Presiden langsung, Nopi juga mengatakan bahwa pihaknya tunduk dan patuh terhadap segala kebijakan yang ditetapkan nantinya oleh pemerintah.

“Dalam mengambil kebijakan, pemerintah pasti memperhatikan kebutuhan masyarakat dan kondisi di lapangan. Yang jelas prioritas kami saat ini adalah memberikan pelayanan terbaik bagi peserta JKN-KIS,” ungkapnya.

Rumah Sakit Ini Gunakan Game Augumented Reality Untuk Pasiennya

Alder Hey Children’s Hospital di Liverpool, Inggris telah meluncurkan aplikasi augmented reality baru untuk menghibur, mendidik, dan mengalihkan perhatian pasien anak di rumah sakit tersebut. Nantinya mereka dapat memilih avatar animasi yang akan muncul di aplikasi. Selain itu, layaknya alur permainan video games, mereka bisa menyelesaikan berbagai tantangan yang terdapat dalam setiap area di rumah sakit.

Selain fitur augmented reality dan chatbot, aplikasi ini mencakup video pendidikan yang menjelaskan dan menunjukkan bagaimana rasanya mendapatkan tes darah atau sinar-X. Anak-anak juga dapat mengumpulkan lencana untuk tes, perawatan, atau operasi yang mereka jalani selama mereka tinggal.

“Visi kami adalah mengubah pengalaman anak-anak di rumah sakit. Kami ingin mengalihkan perhatian pasien selama prosedur, dan mengurangi kekhawatiran dan ketakutan mereka. Membuat agar anak-anak mengikuti prosedur perawatan merupakan elemen penting karena membantu mendorong kemajuan proses pengobatan mereka,” ujar Nik Barnes, perancang aplikasi tersebut.

Alder Hey bekerja dengan banyak mitra dalam pengembangan aplikasi ini, termasuk IBM Watson dan Hasbro. Sedangkan pendanaan diperoleh dari berbagai pihak, seperti Alder Hey Children’s Charity, Shop Direct, Liverpool John Lennon Airport, dan NHS England.

“Kami sangat terkesan dengan tingkat perawatan anak-anak yang tinggi di Alder Hey dan sangat bangga untuk terus mendukung rumah sakit tersebut dalam project ini,” ucap Craig Wilkins, direktur pemasaran Hasbro UK dan Irlandia.

Aplikasi ini sudah diluncurkan di App Store dan Google Play Store pada tanggal 8 November lalu. Karena NHS Inggris menjadi salah satu pendukung proyek ini, maka ada kemungkinan besar, aplikasi ini juga dapat digunakan pada rumah sakit anak-anak lain di Inggris.

Hmmm,,,kira-kira kapan ya rumah sakit di Indonesia ada yang mengikuti jejak serupa?

RS Columbia Asia Semarang Segera Layanin Pasien JKN-KIS

Rumah Sakit Cooumbia Asia Semarang

Rumah Sakit Columbia Asia Semarang telah akan segera membuka pelayanan kesehatan untuk peserta JKN-KIS. Hal ini diharapkan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat khususnya yang bermukim di wilayah Kota Semarang dan sekitarnya.

Direktur RS Columbia Asia Semarang, Roy Hardjalukita melalui siaran persnya, Rabu (6/12/2017) mengungkapkan, usai audiensi dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Senin (4/12/2017) lalu, BPJS Kesehatan Cabang Semarang merespon positif, cepat dan mendukung penuh kerjasama ini.

“Kami mengucapkan terimakasih kepada pemerintah daerah atas dukungannya. BPJS Cabang Semarang langsung menindaklanjuti tentang kerjasama ini,” jelas Roy.

Ia juga mengungkapkan, Pihaknya dengan pihak BPJS KCU Semarang dalam waktu dekat akan melakukan rapat koordinasi guna melakukan evaluasi berkas persyaratan maupun kelengkapan kerjasama.

RS St Antonius Kalbar Tambah Fasilitas MRI

Rumah Sakit St Antonius Kalbar. Foto: rs-antonius.com

Kini di Rumah Sakit Umum Santo Antonius Kalimantan Barat sudah tersedia fasilitas Poli Spesialis dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Diharapkan fasilitas ini dapat meningkatkan pelayanan RS kepada masyarakat.

“Poli Spesialis ini terus terang kami dari manajemen selama ini tidak pernah ada. Jadi terhitung mulai hari ini poli spesialis sore sudah mulai dibuka. Minimal dokter tetap Antonius bisa mengisi poli tersebut dan malam juga ada layanan rawat jalan di RS Antonius,” ungkap Direktur Utama RSU St Antonius, dr Gede Sandjaya.

Untuk hal keamanan, dr. Gede menjamin bagi pasien. Karena apabila pasiennya alergi maka langsung dibawa di UGD atau semacamnya. Selain itu, untuk limbahnya juga akan terkontrol dari pada praktek di ruko-ruko.

“Sedangkan MRI kami menyediakan layanan ini untuk masyarakat Kalbar, karena memang ini sangat membantu dna dibutuhkan. MRI ini pemeriksaan yang sangat spesifik untuk melihat kelainan dileher, bagian sendi jaringan lunak, sampai pembuluh darah,” tuturnya.

Dirinya melanjutkan, untuk mengoperasikan alat ini, pihaknya akan melakukan Kerja Sama Operasional (KSO) dengan dokter Adji. Beliau adalah dokter radiolog pertama yang menggunakan MRI di Indonesia sejak tahun 80-90an, jadi sudah teruji kehandalannya.

Bagi pasien yang ingin menggunakan fasilitas ini dikenakan biaya sekali pemeriksaan sebesar Rp2,7 juta serta, jika menggunakan kontras Rp 4 juta.

“Mudahan dengan ada fasilitas ini masyarakat bisa terbantu dan pelayan kesehatan dari kami semakin baik,” tutupnya.

Startup Ini Kembangakan Teknologi Robot Bedah

Cambridge Medical Robotics (CMR), startup teknologi kesehatan basal Inggris, berhasil mengembangkan teknologi bedah robot bernama Versius CMR dimana ini diyakini akan menjadi salah satu revolusi dalam dunia kesehatan.

Martin Frost, CEO CMR mengatakan bahwa teknologi besutan mereka ini berbeda dengan teknologi bedah robot lain yang sudah ada di pasaran saat ini karena lebih srbaguna, mudah digunakan dan secara biaya lebih terjangkau. Saat ini CRM sudah mengantongi pendanaan seri A dengan dengan total USD 46 juta.

Versius, robot pertama CMR, menggunakan lima lengan bedah robot mandiri yang merupakan bagian dari sistem modular ramping. Setiap lengan berisi semua kemampuan kecerdasan dan penginderaan yang dibutuhkan untuk bergerak sendiri sebagai respons terhadap perintah ahli bedah dan ini juga merespons sentuhan staf bedah yang membantu.

Masing-masing lengan bisa diletakkan di sekitar meja pasien atau bahkan digantung di atas untuk menghemat ruang. Dokter bedah mengenakan kacamata 3D dan beroperasi dengan melihat monitor. Hal ini dapat membantu dokter bedah untuk melihat dan berinteraksi lebih mudah dengan staff atau asistennya saat proses operasi. Robot dioperasikan dengan menggunakan controller yang mirip dengan joystick video game.

Tidak seperti sistem operasi robot yang ada, Versius dapat bekerja dengan instrumen yang hanya memerlukan insisi 5 mm. Biasanya ukuran instrumen terkecil pada sistem robot adalah 8 mm, dan tidak seperti sayatan 5 mm, biasanya memerlukan penjahitan dan perawatan.

Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia Gelar Lokakarya

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir menghadiri lokakarya Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI) di Hotel Grand Clarion, Sulawesi Selatan, Makassar, Kamis (30/11/2017). Foto: Tribun Makassar

Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI) menggelar Lokakarya di di Hotel Grand Clarion, Sulawesi Selatan, Makassar beberapa waktu lalu.

Perhelatan yang dirangkai dengan pelantikan Pengurus ARSPI Pusat periode 2017-2022 tersebut dihadiri Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir

Selain itu juga turut hadir Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti (SDID), Ali Ghufron Mukti, dan Rektor Universitas Hasanuddin (UNHAS) Dwia Aries Tina Pulubuhu.

Ketua umum ARSPI, Heru Hariyadi, berharapa Lokakarya serta pelantikan Pengurus tersebut menjadi tonggak awal bagi rencana kerja termasuk peningkatan kualitas RS PTN dengan menggandeng Rumah Sakit Daerah sebagai penunjang sarana pendidikan.

“Pada dunia pelayanan rumah sakit di Indonesia agar kerja sama sinergi antar profesi bisa dikembangkan dengan baik. Dan pada saat ini juga sudah ada 726 RSD yang sudah siap digunakan oleh masyarakat dan dapat digunakan sebagai sarana pendidikan,” tuturnya.

Nebulizer Center RS Permata Bunda Medan Diresmikan

Management Rumah Sakit Permata Bunda saat meresmikan Nebulizer Center. Foto: Tribun Medan

Nebulizer adalah alat kesehatan untuk merubah cairan (obat) menjadi uap yang sangat halus agar bisa dihisap ke dalam saluran pernafasan dan paru-paru. Metode pengobatan ini biasa digunakan untuk mengurangi sesak pada penderita asma atau mengencerkan dahak. Dan umumnya dilakukan kepada pasien anak.

Sedangkan tempat yang menyediakan metode pengobatan tersebut disebut Nebulizer Center sebagaimana yang baru saja diresmikan oleh Rumah Sakit Permata Bunda Medan, Sabtu (2/12/2017).

Manajer Operasional Rumah Sakit Permata Bunda, Helmy Adiputra, mengatakan, kehadiran Nebulizer Center di rumah sakit tersebut bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah sejak dini penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) sehingga masyarakat dapat lebih berhati-hati pada penyakit tersebut.

Dirinya melanjutkan, hadirnya Nebulizer Center tersebut juga tak lain sebagai upaya mengembalikan kepercayaan masyarakat tentang pelayanan rumah sakit.

“Kita ingin mengembalikan trust selama ini masyarakat menganggap Indonesia untuk pelayanan kesehatan kurang bagus sehingga memilih pergi keluar negeri untuk berobat,” ucapnya.

Kasur Kesehatan Ini Ingin Coba Bantu Penderita Insomnia

Insomnia dapat mengakibatkan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat yang memicu peningkatan nafsu makan sehingga menyebabkan obesitas dan diabetes, jantung koroner, hipertensi, gangguan imun sistem dan masih banyak lagi. Hal ini juga berhubungan dengan gangguan psikologis seperti depresi, kecemasan dan pikun.

Di era modern, insomnia tidak hanya diderita oleh orang tua, tapi juga dialami oleh masyarakat usia produktif karena faktor gaya hidup masa kini, tekanan hidup, kafein, dan lainnya. Dalam jangka panjang, orang dengan penyakit insomnia terancam mengalami penurunan produktivitas dan kualitas hidup dikarenakan krisis. Di Indonesia sendiri, prevalensi insomnia dilaporkan 10 persen dari jumlah populasi atau sekitar 28 juta orang.

Hal ini menyebabkan banyak perusahaan kesehatan mengembangkan berbagai perangkat yang dapat membantu mengatasi “krisis tidur” tersebut. Mulai dari matras tidur, bantal, selimut, obat-obatan, pijat, dan lain-lain. Salah satunya adalah Kasur kesehatan Tidur besutan Am Life.

Menurut pendiri Am Life International Lew Mun Yee, kasur kesehatan ini memanfaatkan terapi potensial listrik – yang telah diteliti secara ilmiah dan terbukti di Jepang sejak beberapa dekade yang lalu.

Dirinya melanjutkan bahwa Kasur kesehatan Am Life bertujuan untuk ‘menciptakan kesehatan dari tidur’ dengan cara yang alami, yang artinya tanpa obat-obatan, tanpa injeksi dan non-invasif. Hal ini mendorong proses penyembuhan alami tubuh, memberikan terapi paling mendasar untuk manusia modern melalui pendekatan ‘perawatan kesehatan tidur’ dengan mengatasi akar penyebab kebiasaan hidup kita sehari-hari.

Kasur perawatan potensial listrik Am Life 100 persen diimpor dari Jepang. Pada awal tahun 1928, Jepang telah menemukan terapi potensial listrik dan setelah 40 tahun menjalani studi klinis, Kementerian Kesehatan Jepang melabeli terapi potensial listrik sebagai peralatan medis pada tahun 1968. Kasur termoterapi potensial Am Life sebagai alat kesehatan diyakini dapat memperbaiki delapan gejala-gejala seperti sakit kepala, insomnia berat, bahu atau sakit leher, sembelit, gangguan pencernaan, tangan dan kaki dingin, nyeri saraf dan otot dan kelelahan kronis.