spot_img

Pasar Wearable Medical Device Akan Capai USD 14,41 miliar pada 2022

Menurut riset yang dipublikasikan di situs HBC News, potensi pasar produk wearable medical device diperkirakan mencapai angka USD 14,41 miliar pada 2022. Ini berarti akan mengalami peningkatan 18,3 % dari tahun 2017.

Faktor utama yang mendorong pertumbuhan pasar wearable medical device ini diantaranya adalah meningkatnya jumlah aplikasi kesehatan berbasis smartphone yang kompatibel dengan perangkat tersebut. Selain itu, konsumen semakin menyukai konektivitas nirkabel di antara penyedia layanan kesehatan.

Kendati begitu, ada dua tantangan besar dalam pertumbuhan pasar produk ini yaitu jaminan kemanan data pengguna serta masih mahalnya harga perangkat-perangkat tersebut.

Segmen perangkat diagnostik & pemantauan diperkirakan akan menjadi yang tertinggi pertumbuhan pasarnya. Hal ini diakibatkan meningkatnya prevalensi penyakit kronis dan gaya hidup. Kemudian diikuti oleh segmen home healthcare (perawatan kesehatan rumah), olahraga dan kebugaran, dan pemantauan pasien jarak jauh.

Amerika Utara dan Eropa diperkirakan masih akan menjadi pangsa pasar terbesar. Namun, kawasan Asia Pasifik akan menjadi yang pertumbuhannya paling signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini ini disebabkan oleh meningkatnya biaya untuk perawatan kesehatan, pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk yang besar, dan meningkatnya prevalensi penyakit. Perubahan gaya hidup dan meningkatnya kesadaran akan kesehatan dan kebugaran juga menjadi faktor yang mendorong pertumbuhan pasar di kawasan ini.

Berikut daftar perusahan produsen medical wearable device :

  • Fitbit (Amerika Serikat)
  • Philips (Belanda)
  • LifeWatch (Swiss)
  • Garmin (Swiss)
  • Omron (Jepang)
  • Drägerwerk (Jerman)
  • Nokia Technologies (Amerika Serikat)
  • Jawbone (Amerika Serikat)
  • Polar (Finlandia)
  • Wor(l)d Global Network (Amerika Serikat)
  • Activeinsights (Inggris)
  • VitalConnect (Amerika Serikat)
  • Xiaomi (Tiongkok)
  • Misfit (Amerika Serikat)
  • Monica Healthcare (Inggris)

GE Healthcare Jual Lini Bisnis Patologi Digitalnya

Inspirata, perusahaan penyedia layanan patologi digital dan diagnosis kanker, baru-baru ini menandatangani kesepakatan dengan GE Healthcare untuk proses akuisisi lini bisnis patologi digitalnya Omnyx.

“Omnyx adalah perusahaan patologi digital berkinerja tinggi dengan jejak global yang menginvestasikan banyak uang selama periode 10 tahun dalam teknologi intinya.” ucap Satish Sanan, CEO Inspirata sebagaimana dilansir dari HBC News.

Omnyx adalah perusahaan patungan antara GE dan University of Pittsburgh Medical Center, yang didirikan pada tahun 2008. Namun pusat medis tersebut mengalami kemunduran pada bulan Desember 2016.

Akuisisi ini membuat Inspirata menjadi pemilik Dynamyx, sebuah perangkat lunak patologi digital besutan Omny. Perusahaan berencana untuk mengintegrasikan Dynamyx ke dalam Electric Pathology Cockpit untuk menawarkan solusi alur kerja patologi digital yang komprehensif.

Electric Pathology Cockpitadalah perangkat lunak patologi digital yang dapat digunakan oleh ahli patologi untuk melihat dan memanipulasi gambar serta berkolaborasi dengan rekan kerja dan alat pendukung pengambilan keputusan lainnya.

Inspirata berencana untuk mempertahankan karyawan Omnyx dan menggunakan kantornya di Pittsburgh, Pennsylvania dan sumber daya terkait untuk menciptakan pusat pengembangan perangkat lunak patologi digital.

AR Microsof Hololens Dapat Membantu Ahli Bedah Menyambung Pembuluh Darah Yang Rusak

Setelah mengalami luka traumatis pasca kecelakaan, ahli bedah mungkin perlu memperbaiki kerusakan dengan menggunakan jaringan yang diambil dari tempat lain di bagian tubuh. Salah satu tantangan dengan pendekatan ini adalah bahwa pembuluh darah dari jaringan “baru” harus terhubung dengan orang-orang di lokasi cedera. Saat ini, ahli bedah menggunakan pemindai ultrasound yang dapat mendeteksi denyut darah di bawah kulit, mendekati tempat pembuluh darah berada.

Sejumlah peneliti di Imperial College London kini telah mengembangkan sistem augumented reality menggunakan Micosoft HoloLens, yang memungkinkan ahli bedah melihat posisi pembuluh darah dan tulang utama dalam lapisan gambar CT pada pasien selama operasi. Teknologi ini secara efektif memungkinkan seorang ahli bedah untuk “melihat melalui” pasien. Para pengembang berharap bahwa kemampuan baru ini akan membantu ahli bedah menyelesaikan prosedur rumit, seperti melakukan anastomosis arteri selama operasi rekonstruktif.

Augmented reality menawarkan cara baru untuk menemukan pembuluh darah di bawah kulit secara akurat dan cepat dengan melapisi gambar pindaian ke pasien selama operasi,” jelas Phillip Pratt, seorang peneliti di Imperial College London.

Sistem augmented reality terdiri dari headset dimana perangkat tersebut dapat memunculkan gambar berbentuk hologram. Dalam kasus ini, ahli bedah dapat melihat overlay pemindaian CT pasien pada ekstremitas bawahnya, yang memungkinkan mereka untuk memvisualisasikan pembuluh darah.

Sejauh ini, tim telah menguji coba teknologi ini selama operasi untuk sejumlah kecil pasien, dengan hasil yang menjanjikan. “Melalui serangkaian kasus pasien awal ini, kami telah menunjukkan bahwa teknologinya praktis, dan ini bisa memberi manfaat bagi tim bedah, Dengan HoloLens, Anda melihat kaki dan melihat bagian dalamnya. Anda melihat tulang, jalur pembuluh darah, dan bisa mengidentifikasi dengan tepat di mana target berada,” pungkas Pratt.

RSU Teuku Chik Ditiro Aceh Lakukan Bedah Saraf Perdana

Rumah Sakit Teuku Chik Ditiro, Sigli, Pidie melakukan operasi terhadap dua pasien penderita hindrosefalus (saraf) dan kelainan tulang belakang, kemarin, Sabtu (3/2/2018. Dimana hal ini merupakan Operasi bedah saraf ini merupakan yang pertama di Aceh yang dilakukan oleh pihak RSU di tingkat kabupaten.

Dikutip dari serambinews.co, Direktur RSU Teuku Chik Ditiro drg Faisal Mars mengatajkan bahwa dalam operasi ini turut melibatkan Dr Endro Basuki SpBS (K) Mkes dari bedah saraf RSU Pusat, Dr Sardjito Yokyajarta serta tim dokter bedah lokal dengan jumlah 10 orang.

Kegiatan operasi pertama kali ini dilakukan mengingat selain banyaknya kasus pasien stroke maupun kecelakaan lalulintas.

“Kami berharap jika ada pasien yang diambil tindakan operasi bedah saraf maka dapat dilakukan di Pidie sebagai tempat rujukan bagi pasien luar,” jelas drg Faisal.

Sementera itu, Dr Endro Basuki SpBS (K) mengatakan, operasi bedah terhadap pasien Hidrosefalus ini tidaklah murni normal secara 100 persen akan tetapi sebagai upaya untuk meminimalisir.

“Langkah bedah ini untuk menghentikan agar pertumbuhan kepalanya tidak terlalu besar,” ujarnya.

Demikian halnya dengan pasien bedah tulang belakang akibat pertumbuhan yang tidak normal sehingga tumbuh benjolan pada bagian tulang belakang sehingga memunculkan celah dan ini patut diambil tindakan dengan bedah saraf akibat kurang normal agar pertumbuhan lebih baik.

Versana Essential, Perangkat USG Baru Besutan GE HEalthcare

GE Healthcare meluncurkan perangkat USG terbarunya yang diberi nama Versana Essential. Pihak GE menyatakan bahwa produk ini memiliki kualitas yang premium namun dibanderol dengan harga yang kompetitif. Ditargetkan bisa digunakan oleh dokter keluarga, okter praktik umum, dan oleh dokter di sejumlah spesialisasi lainnya.

Versana Essential dapat digunakan untuk melihat pembuluh darah tiroid, pembuluh darah ginjal, dan menilai aliran darah melalui pembuluh aorta, karotid, dan pembuluh lainnya.

Alat kesehatan ini memiliki sejumlah fitur semi otomatis yang membantu menghasilkan gambar beresolusi tinggi serta optimasi gambar dinamis satu sentuhan Whiz. Juga terdapat fitur pengukuran IMT Otomatis, SonoBiometri untuk pengukuran janin, serta kemampuan Doppler.

GE Healthcare juga menawarkan perangkat online bernama Scan Coach dan My Trainer yang bisa membantu dokter untuk mempelajari cara menggunakan Versana Essential dengan tepat.

Menkominfo: Investor Australia Menyukai Startup Bidang Kesehatan

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, Menteri Pembantu Perdana Menteri bidang Transformasi Digital Australia Michael Keenan, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong saat konferensi pers IADF2018 di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (1/2). Foto: ayobandung.com

Kementerian Komunikasi dan Informatika menyepakati kerjasama dengan Australia dalam bidang ekonomi digital melalui Indonesia Australia Digital Forum (IADF) 2018. Dalam pertemuan tersebut Kominfo berharap akan tercipta lima startup Unicorn baru.

“Kami yakin di 2019 akan ada lebih dari startup. Unicorn merupakan sebutan untuk perusahaan digital dengan valuasi lebih dari USD 1 miliar,” kata Menkominfo Rudiantara, Kamis (1/2/2018).

Usai forum ini, Rudiantara berencana membawa sekitar 40 startup yang sudah diinkubasi untuk bertemu investor Australia di Bali. Setelah pertemuan ini rasanya cukup serius, karenannya akan diagendakan kembali bertemu dengan venture investor di Bali.

Menurutnya, investor Australia biasanya menyukai startup di bidang kesehatan. Di Indonesia, terdapat beberapa startup potensial di sektor tersebut. “Lihat saja, anggaran kesehatan kan 5% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Kami lihat (startup sektor kesehatan) ini potensi.”

Pembicaraan soal ekonomi digital antara Indonesia dan Australia ini muncul setelah pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, Maret 2017 lalu. Melalui forum Indonesia-Australia Digital ini, lebih dari 500 warga kedua negara di bidang startup, financial technology (fintech), kesehatan digital dan smart government, serta keamanan siber dan industri kreatif berkumpul.

Gandeng Warren Buffet dan JP Morgan, Amazon Siap Masuk ke Sektor Layanan Kesehatan

Dari kiri: Warren Buffett, Jeff Bezos, dan Jamie Dimon. Amazon memasuki sektor layanan kesehatan bermitra dengan Berkshire Hathway milik Warren Buffet dan bank JPMorgan Chase.

Menggandeng Berkshire Hathway milik Warren Buffet dan bank JPMorgan Chase, Amazon akan mendirikan perusahaan mandiri yang membantu pekerja Amerika Serikat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang optimal.

“Biaya layanan kesehatan yang terus naik adalah ibarat cacing pita yang menyedot perekonomian Amerika. Kelompok kami tidak memasuki sektor ini dengan membawa jawaban untuk masalah-masalah yang ada. Tetapi kami tidak melihat masalahnya sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari” ujar Buffet dalam sebuah pernyataan tertulis.

Nantinya perusahaan ini akan dipimpin eksekutif dari ketiga persusahaan tersebut. Perusahaan ini akan fokus pada teknologi yang diharapkan meningkatkan transparansi dan penyederhanaan layanan kesehatan. Ketiganya menyatakan layanan ini akan bebas dari tujuan profit, demikian dilansir Washington Post, Selasa (30/1).

Meski sulit, Pimpinan Amazon Jeffrey P Bezos menilai upaya untuk mengurangi beban layanan kesehatan terhadap ekonomi akan sangat bermanfaat dalam memperbaiki kondisi pekerja dan keluarga mereka. Sebab kesuksesan menurut Bezos, butuh SDM ahli yang berbakat, pola pikir pemula, dan orientasi jangka panjang.

“Sistem layanan kesehatan itu kompleks. Kami coba menjawab tantangan itu dengan mata terbuka,” ungkap bos raksasa e-commerce tersebut.

Kebutuhan akan solusi untuk krisis layanan kesehatan di Amerika sangat intens. Dengan sekitar 151 juta orang yang bukan manula, asuransi kesehatan yang disponsor perusahaan merupakan bagian terbesar dalam pasar asuransi kesehatan di Amerika.

Biaya layanan kesehatan yang ditanggung perusahaan biasanya naik lebih cepat daripada inflasi dan menelan porsi semakin besar dalam anggaran perusahaan. Karena itu, perusahaan-perusahaan menaikkan biaya yang harus ditanggung karyawan dan keluarga mereka untuk memperoleh layanan kesehatan, yang sangat dirasakan imbasnya oleh warga Amerika.

Kendati begitu, ketiga pimpinan perusahaan tersebut masih belum banyak memberi rincian dan mengatakan bahwa rencana ini masih dalam tahap awal.

BPJS Kesehatan Akan Terapkan SIstem Close Payment System

Ilustrasi Pelayanan BPJS Kesehatan. Foto: Liputan 6

Mulai 1 Februari 2018, BPJS Kesehatan akan menerapkan sistem pembayaran tertutup atau close payment system untuk peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang didaftarkan Badan Usaha atau sektor Pekerja Penerima Upah (PPU).

Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan, Kemal Imam Santoso, menjelaskan, close payment adalah sistem pembayaran iuran JKN-KIS yang mensyaratkan pembayaran dilakukan sesuai dengan jumlah tagihan dari BPJS Kesehatan. Artinya, badan usaha atau perusahaan harus membayar besaran iuran sesuai jumlah yang ditagihkan.

“Kebijakan ini kami tetapkan dengan tujuan tak lain untuk kepentingan peserta. Terutama untuk memastikan tidak ada kendala saat peserta membutuhkan pelayanan kesehatan. Misalnya kartu tidak aktif karena badan usaha membayar iuran tidak sesuai dengan yang ditagihkan. Pembayaran iuran tidak boleh kurang dan kalau lebih harus sesuai dengan kelipatannya,” jelas Kemal.

Dengan sistem tersebut, data peserta terdaftar dapat lebih akurat. Karena data peserta akan disesuaikan dengan setiap perubahan yang terjadi di masing-masing badan usaha atau perusahaan. Tidak hanya itu, pembayarannya juga sesuai dengan jumlah tagihan yang dikirimkan ke setiap badan usaha atau perusahaan.

Dirinya melanjutkan, dengan sistem tersebut badan usaha atau perusahaan lebih mudah dalam memprediksi biaya yang harus dikeluarkan untuk jaminan kesehatan pegawai/karyawannya. Saat ini, iuran JKN-KIS untuk sektor Pekerja Penerima Upah dibayar oleh pemberi kerja sebesar 5 persen dari gaji per bulan sesuai ketentuan. Perusahaan punya kewajiban membayar besaran iuran kepesertaan pegawai sebesar 4 persen. Sedangkan pegawai membayar 1 persen sisanya.

Saat ini BPJS Kesehatan terus melakukan sosialisasi dan rekonsiliasi data antara pihaknya dengan badan usaha atau perusahaan agar program ini dapat berjalan dengan sukses dan tidak terhalang hambatan. Untuk itu mereka mengundang perusahaan yang belum melakukan rekonsiliasi data untuk segera menghubungi Kantor Cabang BPJS Kesehatan tempat badan usaha atau perusahaan tersebut terdaftar. Tujuannya agar sistem ini dapat memberikan manfaat terbaik bagi mereka.

“Kami juga mengimbau untuk badan usaha menggunakan aplikasi New e-Dabu (aplikasi online untuk perubahan data karyawan badan usaha atau perusahaan), karena akan memudahkan dalam hal administrasi data peserta serta tidak perlu repot-repot mendatangi kantor BPJS Kesehatan,” tutup Kemal.

GoBreath Adalah Alat Pernapasan Besutan Samsung Bagi Pasien Pasca Operasi Paru

Bagi pasien yang mengalami penyakit paru-paru, pasca operasi setelah proses anestesi umum biasanya mereka diharuskan melakukan terapi dalam rangka mengembalikan fungsi organ pernapasan secara maksimal.

Saat ini proses tersebut dibantu oleh perangkat analog bernama inspirometer namun Samsung menawarkan solusi lainnya berupa alat kesehatan bernama GoBreath.

GoBreath berbentuk seperti inhaler atau penghisap. Di atasnya terdapat layar LCD yang dapat dilipat untuk menampilkan aplikasi khusus.

Aplikasi ini akan memandu pengguna untuk melakukan latihan pernapasan rutin. Selain itu juga dapat memperlihatkan tingkat kesembuhan dan mengirim data melalui internet ke layanan kesehatan.

Samsung bahkan menawarkan layanan web dan komputasi awan bagi dokter untuk membantu mereka memantau kemajuan pemulihan pasien serta memanfaatkan fitur pengingat jadwal kepada pasien.

Perangkat ini sendiri dikembangkan melalui oleh C-Lab milik Samsung dan ditemukan oleh seorang dokter yang bekerja pada pada divisi tersebut.

Kimia Farma Resmikan Pabrik Alat Tes Kesehatan di Bali

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menandatangani prasasti peresmian pabrik skala industry fasilita produksi Rapid Test Kimia Farma disaksikan para direksi dan komisaris PT Kimia Farma. Sumber : Indopos

PT Kimia Farma (Persero) Tbk baru saja meresmikan Fasilitas Produksi alat medis Rapid Test di Gedung Rapid Test, Jalan Cargo Taman II No. 9, Denpasar, Bali. Pembangunan tersebut telah memasuki tahap penyelesaian dan akan mulai beroperasi tahun ini.

Pihak Persero menargetkan mampu memproduksi sekitar 30 juta alat tes kesehatan dalam setahun atau sekitar 100 ribu per hari di pabrik.

“Kami targetkan bulan Februari mendatang sudah mulai beroperasi,” ujar Direktur Utama PT Kimia Farma (Persero) Tbk Honesti Basyir setelah peresmian tersebut.

Adapun alat tes kesehatan yang nantinya diproduksi secara massal di fasilitas tersebut yakni alat tes kehamilan (hCG), hepatitis (HBsAg), sifilis, malaria dan dengue (IgG/IgM). Sementara itu, dua alat tes kesehatan sedang dalam proses pengembangan yakni HIV I dan II dan tes narkoba untuk morfin, kokain, mariyuana, amphetamine, methamphetamine, ekstasi dan benzodiazepine.

Produk alat tes kesehatan yang dihasilkan itu dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit, tes medis untuk pemeriksaan medis awal dengan menggunakan peralatan yang sederhana serta memberikan hasil dalam waktu yang cepat.

Honesti melanjutkan, uuntuk membangun fasilitas produksi di atas lahan 375 m2 tersebut, pihaknya menginvestasikan sekitar Rp 26 miliar termasuk pengadaan alat produksi dan pembangunan gedung.

“Pembangunan ini merupakan wujud komitmen kemandirian Kimia Farma yang diharapkan dapat mengembangkan produk lokal Indonesia serta sebagai upaya Perseroan menjadi perusahaan Healthcare pilihan utama yang terintegrasi dan menghasilkan nilai yang berkesambungan,” pungkas Honesti.