spot_img

Google Tengah Kembangkan Augmented Reality Microscope Untuk Mendeteksi Kanker

Melalui sebuah posting di blognya blognya, Google mengumumkan tengah mengembangkan platform Augmented Reality Microscope (ARM). Sebuah sistem mikroskop yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk secara otomatis mendeteksi pertumbuhan sel kanker pada sampel jaringan tubuh manusia.

Pihak Google menyatakan bahwa saat ini, alat tersebut mampu mengidentifikasi kanker payudara dan prostat serta dua jenis kanker lain yang masih belum disebutkan secara mendetail.

ARM dapat diintegrasikan ke dalam mikroskop konvensional yang ada saat ini serta diklaim dapat mengambil alih beberapa tugas yang selama ini dilakukanoleh tenaga manusia. Selain itu platform ini juga dapat mengurangi waktu diagnosis, mengarah ke perawatan yang lebih cepat, dan berpotensi menangkap hal-hal yang tidak terdeteksi oleh mata manusia.

Kendati begitu, nantinya tetap alat ini masih butuh dioperasikan oleh tenaga manusia yang sbeelumnya sudah terlatih.

Pemanfaatan Teknologi Telemedis Bisa Optimalkan Layanan Kesehatan Di Indonesia

Suryo Suwignjo, Presiden Direktur Philips Indonesia. Foto : breakingnews.co.id

Dalam acara diskusi “Peran Teknologi Meningkatkan Akses Kesehatan” di Jakarta beberapa waktu lalu, Presiden Direktur Philips Indonesia Suryo Suwignjo mengatakan bahwa layanan kesehatan di Indonesia sebaiknya segera memanfaatkan teknologi dengan menerapkan telemedis atau telekomunikasi kesehatan.

“Kami melihat masalah Indonesia itu selalu dikaitkan dengan akses, kapabilitas, kapasitas, dan keterjangkauan. Terobosan teknologi sebetulnya bisa memperbaiki ini,” ungkapnya.

Dalam penerapannya, Suryo menerangkan bahwa telemedis bukan hanya sekadar konsultasi medis antara masyarakat dan tenaga kesehatan secara jarak jauh. Lebih lanjut, telemedis menawarkan kemudahan bagi pasien dan juga tenaga medis untuk dapat mengetahui berbagai hal terkait diagnosis, kondisi bahkan hingga pemantauan.

“Telemedis bukan cuma penggunaan aplikasi konsultasi online misalnya. Tetap tidak akan bisa mengantikan kebutuhan konsultasi tatap muka. Tapi, konsep ini luas sekali salah satunya teleradiologi,” lanjutnya

Telemedis dapat diterapkan mulai dari pendaftaran pemeriksaan kesehatan sehingga menghemat waktu, rekam medis yang terintegrasi, hingga penggunaan alat kesehatan yang saling terhubung.

Suryo mengatakan sejauh ini alat kesehatan yang dikeluarkannya sudah memiliki teknologi berstandar internasional. Namun, pemanfaatan alat kesehatan itu di Indonesia masih belum maksimal lantaran sistem telemedis yang belum terbentuk.

“Alat kesehatan kami seperti MRI, CT-Scan terhubung dengan internet dan bisa diakses di seluruh dunia juga dilengkapi software yang memudahkan diagnosis. Tapi, penggunaan itu tergantung siapa yang memakainya,” tutur Suryo.

Dengan pemanfaatan yang optimal melalui telemedis, Suryo menyebut pelayanan kesehatan bakal lebih efisien baik dari segi waktu dan biaya.

Penerapan telemedis ini juga dinilai penting oleh Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI).

“Menurut kami telemedis ini lebih cepat lebih baik. Buat kami ini sangat membantu kami. Ini sudah menjadi kebutuhan bagi industri rumah sakit,” kata Tim Kompatemen Jaminan Kesehatan Nasional ARSSI Fajaruddin Sihombing.

Hanya saja untuk menerapkan hal itu, Fajaruddin menilai memerlukan beberapa perubahan seperti sinergi antar rumah sakit dan regulasi yang mendukung. Selain itu, konsep telemedis ini juga membutuhkan infrastruktur telekomunikasi yang besar berupa jaringan dan koneksi internet yang kuat.

“Ini tugas berat, belum semua rumah sakit punya sudut pandang yang sama dan platformnya berbeda-beda, negeri dan swasta. Perlu sinergi termasuk dengan penyedia jaringan komunikasi,” tutur Fajaruddin.

Inggris Mulai Implementasikan Teknologi Terapi Kanker Dengan Sinar Proton

The Rutherford Cancer Centre yang berada di South Wales, inggris dikabrkan telah mendatangkan teknologi terapi proton untuk penderita pasien kanker. Metode ini dipercaya mampu memberikan efek pengobatan yang lebih efektif namun memiliki lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan radioterapi konvensional selama ini.

Professor Karol Sikora, Chief Medical Officer Proton Partners International (PPI), perusahaan induk dari The Rutherford Cancer Centre menyatakan bahwa di negara Inggris belakangan permintaan untuk metode penyembuhan kanker dengan terapi sinar proton semakin meningkat, dan pihaknya berusaha untuk memenuhi permintaan tersebut.

Dirinya meyebutkan saat ini, ada lebih dari 150.000 pasien kanker di Inggris yang menjalani terapi setiap tahunnya. Perusahaan yang bermarkas di Welsh itu sendiri berencana untuk membuka delapan lagi pusat terapi kanker di seluruh Inggris.

The Rutherford Cancer Centre menggunakan sistem terapi sinar proton jenis single-room Proteus One , yang dirancang oleh Aplikasi Ion Beam (IBA) Group dan mendapatkan persetujuan penggunaan pada bulan Februari.

“Dengan terapi sinar proton sekarang yang akan kami terapkan di Wales, setidaknya kami sekarang memiliki roadmap yang membawa kami dari jalan kelas B ke jalan tol dan pasien akan mendapat manfaat dari meninggalkan rute indah di belakang,” tegas Sikora.

Saat ini, PPI tengah terlibat dalam proyek penelitian kolaboratif dua tahun dengan Universitas Liverpool guna mengembangkan sistem pengukuran untuk meningkatkan teknologi terapi sinar proton.

Perkembangan Penerapan Teknologi Kecerdasan Buatan Dalam Dunia Medis

Ilustrasi AI Dalam Dunia Media. Foto : Futurism.media

Perkembangan teknologi dewasa ini semakin bertambah pesat. Untuk beberapa hal bahkan digunakan untuk menggantikan beberapa peran tenaga manusia seperti menghitung, memprediksi, mengenali masalah, menggambar atau bahkan menghibur. Di lain sisi, tantangan baru dalam dunia medis semakin bertambah. Untuk menangani penyakit-penyakit baru, dibutuhkan berbagai metode pengobatan baru dan kemajuan teknologi mutakhir yang mengharuskan dokter untuk memperluas ilmu pengetahuannya secara berkesinambungan.

Awal tahun ini, Forbes melaporkan bahwa algoritma kecerdasan buatan (AI) memberikan kinerja medis yang menjanjikan yang diketahui hanya mampu dilakukan oleh seorang dokter. AI sendiri didefinisikan sebagai cabang ilmu komputer yang berhubungan dengan tingkah laku cerdas, belajar dan beradaptasi pada sebuah mesin. Dengan demikian bidang ilmu komputer merupakan dasar untuk membangun mesin cerdas.

Hasil dari studi terbaru yang ditujukan pada penentuan diagnosis tuberkulosis (TB) di gambaran rontgen dada dengan bantuan AI, menunjukkan akurasi yang luar biasa. Peneliti mulanya “melatih” model AI dengan ratusan gambaran rontgen pasien tanpa TB dan pasien TB. Kemudian, mereka menguji AI dengan 150 gambar rontgen baru. Angka akurasi dari sistem mencapai angka mengagumkan yaitu 96% akurat yang melewati hal yang dicapai oleh seorang spesialis radiologi.

Penemuan terbaru oleh tim di Universitas Adelaide Australia yang menciptakan sistem kecerdasan buatan untuk memprediksi masa hidup seseorang hanya dengan mempelajari gambaran digital organ tubuh menunjukkan hasil prediksi yang sama baiknya jika diperiksa oleh seorang dokter.

Tim tersebut menggunakan kecerdasan buatan untuk memeriksa gambaran digital dada 48 pasien. Hasilnya menunjukkan prediksi kecerdasan buatan terhadap pasien yang akan meninggal dalam kurun waktu 5 tahun dengan akurasi sebesar 69%, dibandingkan prediksi manual oleh dokter.

“Memperkirakan masa depan seorang pasien sangat berguna karena dapat digunakan oleh dokter untuk menyesuaikan terapi pada masing-masing individu,” kata ketua peneliti Dr Luke Oakden-Rayner. “Daripada memusatkan perhatian untuk mendiagnosis penyakit, sistem secara otomatis dapat memprediksi hasil akhir medis yang tidak diajarkan kepada dokter dengan menyatukan volume data berjumah besar dan mendeteksi pola-pola yang halus,” tambahnya.

Walaupun penggunaan kecerdasan buatan masih dalam tahap permulaan, namun Isaac Kohane, seorang dokter dan ketua bidang biomedis informatika Fakultas kedokteran Harvard, memperkirakan kecerdasan buatan akan mulai mendapat perhatian di bidang pencitraan digital dalam tiga tahun kedepan. Dia berpendapat para dokter harus mulai berpikir untuk beradaptasi pada perubahan-perubahan di masa yang akan datang.

Ini 10 Rumah Sakit Di Indonesia Yang Mendapatkan Sertifikasi Syariah

Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) menyelenggarakan International Islamic Healthcare Conference and Expo (IHEX) di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (10/4). Foto : Republika

Seiiring dengan diselenggarakannya International Islamic Healthcare Cenference & Expo (IHEX) yang mengusung isu rumah sakit yang berlandaskan syariah di Indonesia, ternyata saat ini sudah ada 10 rumah sakit yang sudah mendapatkan sertifikasi syariah.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) Mashyudi. “Umat Islam tidak perlu risau lagi dengan hadirnya rumah sakit yang telah disertifikasi syariah oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ini yang pertama kalinya,” ungkapnya.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, KH Ma’ruf Amin mengatakan, ada 173 elemen penilaian yang ditetapkan Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Dari penilaian itu, menghasilkan 13 standar syariah.

“Standar itu terkait akad-akad, kehalalan makanan, pengelolaan dana, akuntansi syariah, pelayanan pasien dan lain sebagainya,” kata Ma’ruf.

Sepuluh rumah sakit itu antara lain Rumah Sakit (RS) Islam Sultan Agung Semarang, RS Nurhidayah Bantul, Yogyakarta, RS Sari Asih Arrahman Tangerang, RS Sari Asih Cilledug, RS Sari Asih Sangiang, dan RS Amal Sehat Wonogiri, serta, RS Islam Yogyakarta PDHI, RS Muhammadyah Lamongan.

Pihak MUKISI sendiri menargetkan hingga akhir tahun 2018 akan ada 30 rumah sakit yang bersertifikasi syariah.

Penyelenggaraan IHEX Fokus Pada Isu RS Berbasis Syariah

Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) akan melangsungkan acara Islamic Healthcare Conference and Expo (IHEX) di Jakarta Convention Center (JCC) pada 10-12 April 2018.

Ketua Panitia acara, Burhanuddin Hamid Darmadji mengatakan bahwa MUKISI masih fokus pada isu rumah sakit syariah tahun ini. Isu tersebut menjadi isu sentral dalam agenda MUKISI sekaligus isu pembeda dengan asosiasi rumah sakit yang lainnya.

Peserta dari dalam dan luar negeri serta para pembicara nasional dan internasional akan hadir dalam IHEX guna memantapkan bangkitnya rumah sakit yang berlandaskan syariah di Indonesia.

Rumah Sakit Syariah akan dibahas dari beberapa pendekatan berbeda dengan tujuan yang sama, yaitu membangkitkan rumah sakit syariah di Nusantara,” kata Burhanuddin.

Dirinya mengajak khalayak meramaikan pameran yang juga didukung oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tersebut dalam konteks ikhtiar dakwah Islamiyah. Rangkaian acaranya telah didesain sedemikian rupa sehingga harapannya dapat terjalin kolaborasi semua komponen umat dalam ikhtiar ini.

Ia menegaskan, bukan hanya komponen umat di dalam negeri. Tetapi juga komponen umat di luar negeri. “Dalam rangkaian kegiatannya akan dibahas isu-isu penting mengenai rumah sakit syariah, disamping seminar internasional, ada juga workshop yang bersifat lebih teknis menyiapkan rumah sakit sertifikasi syariah,” ujarnya.

Burhanuddin berharap, Allah SWT berkenan meridhai kegiatan IHEX. Juga berharap IHEX didukung segenap pihak terkait. Melalui kegiatan ini diharapkan mampu menghadirkan sebuah sistem pelayanan kesehatan yang memiliki kapabilitas dalam menjawab kebutuhan umat, yakni kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang sesuai dengan prinsip syariah dan bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang.

RNI Group Gelar RNI Award 2018, Diikuti 80 Karya Inovasi

Acara RNI Award 2018. Foto : Warta Ekonomi

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) kembali menggelar event dua tahunan, RNI Award. RNI Award merupakan ajang penghargaan bagi karya-karya terbaik RNI Group yang meliputi inovasi, karya seni, karyawan terbaik, serta kinerja perusahaan.

Direktur Pengendalian Usaha RNI, Agung P. Murdanoto, menuturkan bahwa seperti pelaksanaan tahun sebelumnya, Eksebisi Inovasi RNI Award selalu menjadi daya tarik dan pemicu bagi seluruh entitas perusahaan untuk berlomba-lomba menampilkan karya inovatif terbaik. Tidak heran, seluruh anak perusahaan RNI Group berpartisipasi mengirimkan inovasinya.

Pelaksanaan RNI Award tahun ini tidak terlepas dari upaya RNI untuk mempertahankan capaian positif perusahaan yang pada tahun buku 2017 lalu RNI kembali meraih peningkatan laba yang signifikan. Tidak kurang dari 80 (delapan puluh) karya inovasi yang meliputi 4 (empat) bidang bisnis RNI diperlombakan, baik itu inovasi seputar agroindustri, farmasi dan alat kesehatan, distribusi, dan perdagangan, serta properti.

Karya inovasi yang dipamerkan diantaranya dalam bidang farmasi dan alat kesehatan dari PT Mitra Rajawali Banjaran, tentang mekanisme percepatan sterilisasi dalam proses pembuatan jarum suntik, yang sebelumnya proses sterilisasi harus dilakukan dalam jangka waktu 4-6 jam kini dapat dipangkas menjadi 2 jam. Selain itu, ada juga inovasi berbasis teknologi informasi yang diusung PT PG Rajawali II, yaitu Sistem Monitoring kebun atau “Simontok”.

“Inovasi-inovasi tersebut dapat berdampak pada efisiensi, efiktifitas yang pada akhirnya dapat menurunkan harga pokok produksi. Seberapa signifikan berpengaruh pada penurunan ongkos produksi menjadi salah satu kriteria penilaian,” ungkap Agung.

Selain karya inovasi, RNI Award 2018 juga menghadirkan perlombaan karya seni sebagai bentuk apresiasi bagi bakat-bakat seni RNI. Pentas ini juga sebagai bentuk partisipasi RNI dalam merawat seni budaya bangsa.

“RNI merupakan miniatur Indonesia karena Anak Perusahaan dan cabangnya tersebar dari barat hingga timur Indonesia sehingga dalam pentas seni sering kali Anak Perusahaan menampilkan kebolehannya dalam membawakan kesenian tradisional setempat, seperti tari kecak atau permainan alat musik talempong, ” ungkapnya.

Diikuti Peserta Dari 13 Negara, Pameran LabIndonesia 2018 Resmi Digelar

LabIndonesia 2018. Istimewa 2018. Foto : Merdeka.com

Selama tiga hari, mulai tanggal 4 sampai dengan 6 April 2018, pameran LabIndonesia 2018 dgelar di Hall A dan B, Jakarta Convention Center. Perhelatan ini merupakan hasil kerja sama antara PT ITE Exhibitions Indonesia dengan ECMI ITE Asia Sdn Bhd. Pameran teknologi peralatan laboratorium terbesar di Indonesia tersebut secara resmi dibuka hari ini oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir.

LabIndonesia 2018 menampilkan instrumentasi, teknologi, produk dan layanan terbaru di semua bidang ilmu analitik dan layanan laboratorium. Acara ini dihadiri oleh para ilmuwan, manajer laboratorium, dosen dan mahasiswa, lembaga penelitian dan pengembangan, manajer kontrol kualitas / jaminan, ahli kimia dan ahli biokimia, ahli mikrobiologi, direktur, manajer pengadaan dan analisis.

Lebih dari 210 peserta pameran dari 13 negara memamerkan produk teknologi mereka di LabIndonesia 2018 antara dari Indonesia, Australia, Cina, Prancis, Jerman, Hong Kong, India, Jepang, Korea, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Thailand. Jumlah eksibitor asal luar negeri ini mencapai 43 persen dari jumlah keseluruhan peserta. Mereka akan menempati 4 paviliun Negara yakni Cina, Jerman, Korea, dan Singapura.

Pada penyelenggaraan tahun ini, terjadi peningkatan 18 persen jumlah peserta pameran dan lebih dari 20 persen peningkatan ruang pameran dibandingkan dengan pelaksanaan sebelumnya.

Managing Director PT ITE Exhibitions Indonesia, Juanita Soerakoesoemah yang merupakan penyelenggara LabIndonesia 2018 mengatakan bahwa peserta pameran yang kembali berpartisipasi memiliki keyakinan dan optimisme terhadap pasar Indonesia yang akan terus mengalami perkembangan.

Oleh karena itu, mereka menggunakan ruang pameran yang lebih besar dari sebelumnya. Sebagian besar merek peralatan laboratorium yang terkenal, serta produsen dan distributor peralatan dan layanan terbesar di Indonesia akan hadir di pameran tersebut.

“LabIndonesia adalah pameran lab terbesar di Asia Tenggara. Penting bagi pemain lokal dan internasional untuk berada di acara ini demi kelangsungan bisnis mereka. Kami menargetkan 11.000 pengunjung dalam pameran tahun ini,” ujar Juanita Soerakoesoemah

Dirinya memperkirakan tren Industri 4.0 akan masuk dalam industri laboratorium Indonesia dalam beberapa tahun mendatang. Konsep Industri 4.0 yang memanfaatkan perkembangan internet dan digitalisasi menjadi kunci yang akan mendisrupsi banyak aktivitas ekonomi yang ada saat ini.

“Oleh karenanya penting bagi pelaku industri di Indonesia untuk merespons isu strategis sedini mungkin dengan menerapkan peralatan dengan teknologi terkini yang semuanya itu dapat di temukan di LabIndonesia 2018,” tambahnya.

Indonesia saat ini menjadi negara pengimpor peralatan laboratorium, dengan perkiraan impor peralatan senilai USD 305 juta tercatat pada awal tahun 2017. Permintaan dari industri perawatan kesehatan, serta pertumbuhan berkelanjutan terjadi pada sektor bahan kimia & farmasi, makanan, logam & pertambangan, dan elektronik, akan terus mendorong permintaan untuk peralatan laboratorium.

LabIndonesia menangkap peluang tersebut dengan menghadirkan teknologi dan alat-alat laboratorium terkini, sekaligus menjadi ajang bagi produsen, pemasok serta masyarakat dan industri laboratorium untuk bertemu hingga memungkinkan terjalin hubungan bisnis.

Selain memamerkan peralatan laboratorium dalam tiga hari pameran, LabIndonesia 2018 juga akan menjadi tuan rumah bagi 100 seminar menghadirkan para pakar industri dan 15 workshop yang digelar oleh asosiasi-asosiasi terkait. Juga akan digelar the 14th Asian Conference on Analytical Sciences (ASIANALYSIS XIV).

Dirjen Kemristekdikti : Dokter Harus Menguasai 155 Kompetensi

Ilustrasi Dokter

Pendidikan dokter tidak hanya cukup mengejar kompetensi, keterampilan dan pendekatan pada pasien dan berorientasi pada kepuasan, sama pentingnya. Secara kompetensi, dokter di Indonesia maupun Inggris dituntut harus mengejar indikator yang sama, harus menguasai sekitar 155 kompetensi.

Namun yang membedakannya adalah sentuhan yang lebih manusiawi, dokter di Inggris lebih bagus dalam hal komunikasi dan berorientasi pada kepuasaan pasien.

“Beberapa bulan lalu, kami ke Inggris dan melihat langsung fasilitas kesehatan terintegrasi. Jaminan kesehatannya sama dengan kita, begitu juga sistem rujukannya. Pembedanya, penanganan kesehatan yang kolaboratif, tidak hanya ditangani satu atau dua orang dokter saja namun bekerja sama dengan dokter ahli lainnya,” ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Ali Ghufron Mukti di Jakarta, belum lama ini.

Ali Ghufron mencontohkan, di Inggris untuk penanganan ibu hamil tidak hanya melibatkan dokter kandungan tetapi juga ahli gizi, dokter penyakit dalam juga ahli farmasi, semuanya berperan dalam bidangnya masing-masing.

“Kami akan mencoba menerapkan layanan yang lebih terintegrasi tersebut di sejumlah rumah sakit pendidikan di Tanah Air yakni di Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, Universitas Airlangga, dan Universitas Padjajaran.”

Memiliki Kode Galileo, Penerus Jam Pintar Samsung S3 Tengah Dikembangkan?

Jam Pintar Samsung S3. Foto : TechRadar

Beredar rumor bahwa saat ini Samsung tengah mengembangkan generasi penerus dari produk jam pintar Samsung S3 dan dikabarkan akan meluncur pada tahun ini. Kabar ini bersumber dari SamMobile, sebuah blog yang memuat konten khusus tentang Samsung.

Co-founder SamMobile, Martin Reinders mengatakan produk tersebut memiliki kode nama Galileo, berisi nomor model SM-R800 dan akan memiliki fitur sleep tracking dan S Health yang lebih baik daripada perangkat S3. Kendati begitu untuk bentuk, dirinya mengatakan perangkat ini akan memiliki desain yang hampir mirip dengan S3.

Reinders melanjutkan bahwa, kita (konsumen) dapat berspekulasi tentang fitur-fitur kesehatan yang akan dimasukkan dalam perangkat tersebut berdasarkan langkah terbaru lainnya oleh Samsung. Sebagai contoh, Samsung telah memasukkan pemantauan tekanan darah ke ponsel-ponsel terbaru. Sebuah aplikasi yang diluncurkan pada bulan Februari menggunakan sensor optik baru Galaxy S9 untuk mengukur langsung tekanan darah, memungkinkan smartphone untuk mengambil bacaan tanpa perangkat keras eksternal. Memiliki tekanan darah di pergelangan tangan bisa lebih bermanfaat.

Pada perhelatan HIMSS (Healthcare Information and Management Systems Society) pada bulan Maret lalu, salah satu petinggi Samsung Dr. David Rhew mengatakan ahwa visi keseluruhan untuk S Health adalah untuk menciptakan platform komprehensif yang akan dapat membantu pengguna di seluruh rangkaian perawatan, mulai dari pelacakan kebugaran dan kesehatan hingga perawatan akut hingga manajemen kondisi kronis – dan sensor adalah bagian besar dari rencana itu.

“Secara khusus kami fokus pada tiga area, yang pertama adalah pelatih pribadi. Kami memiliki banyak sensor di perangkat kami yang melacak langkah-langkah dan hal-hal lain yang terjadi. Jadi Anda mendapatkan akses ke itu, Anda mendapatkan wawasan dari itu. Jadi itu menciptakan pelatih digital yang dipersonalisasi sehingga memungkinkan Anda hidup setiap hari dengan cara yang lebih baik dan kemudian melacak tren Anda dan hal-hal seperti itu.”