spot_img

Siloam Hospitals Surabaya Kini Miliki Alat Pendeteksi Kanker Payudara

Dokter Anggraeni Dwi spesialis radiologi Siloam Hospitals Surabaya (kiri) menunjukkan cara kerja alat mamografi. Foto : surya.co.id

Prof dr Ami Ashariati, spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi medik Siloam Hospitals Surabaya menjelaskan bahwa deteksi kanker payudara sejak dini penting untuk dilakukan, sehingga tingkat penyembuhan juga tinggi.

“Satu dari delapan wanita di dunia punya potensi besar mengidap kanker payudara, sehingga deteksi kanker payudara sangat diperlukan untuk menekan angka penderita kanker payudara stadium lanjut,” jelasnya dalam media gathering bertema ‘Deteksi Dini Kanker Payudara Sebelum Terlambat’ di Siloam Hospitals Surabaya, Minggu (15/7/2018).

Untuk itu, Siloam Hospitals Surabaya mengadakan Alat mamografi membantu meningkatkan deteksi lebih dini kanker payudara. Alat dengan merk Siemens ini menurut dr Anggraeni, adalah bentuknya yang digital, dan mampu mereproduksi data tak terbatas.

“Alat ini juga high definition, sehingga ia bisa membedakan lesi ukuran mikro dengan sangat baik,” tuturnya.

Mamografi 3 dimensi ini memiliki keakuratan dan spesifitas tinggi terutama untuk mendapatkan gambaran klasifikasi ukuran kecil, radiasi dikurangi hingga 30%, dan kekuatan kompresi akan diatur otomatis bedasarkan ukuran payudara pasien.

Sebagian besar pasien kanker payudara terlambat menyadari penyakitnya karena tidak merasakan nyeri, dan tidak ada benjolan yang tampak. Bagi yang belum memiliki benjolan atau merasa sakit, akan dilakukan skrining dengan alat mamografi ini. Sedangkan yang sudah, akan dilakukan diagnostic.

AS Berencana Meningkatkan Ketahanan Tubuh dengan Menyetel Gen

Amerika Serikat berencana untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit dengan mengembangkan sistem penyetelan gen.

Proyek ini rencananya bakal dilakukan oleh agensi yang bertugas mengembangkan teknologi baru untuk militer AS, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA).

Inovasi baru di bidang kesehatan ini bakal menyetel gen manusia untuk memberikan perlindungan dari penyakit. Sistem penyetelan ini dapat digunakan ketika dibutuhkan dan dimatikan ketika tidak diperlukan, seperti sistem on-off.

Menurut pernyataan dari DARPA, setiap tubuh manusia sebenarnya sudah memiliki pertahanan dari ancaman penyakit di dalam DNA. Namun, pertahanan itu sering kali tak bekerja maksimal ketika dibutuhkan. Misalnya, manusia tetap terkenal flu meskipun sistem imun telah mencoba melawannya.

DARPA bertugas mengembangkan penelitian untuk mencari cara 2agar dapat menyetel gen tersebut supaya membuat tubuh manusia terhindar dari ancaman biologi atau kimia saat dibutuhkan. Untuk menjalankan proyek ini DARPA membentuk tim Preemptive Expression of Protective Alleles and Response Elements (Prepare).

“Prepare bakal mempelajari bagaimana mendukung resistensi bawaan ini dengan memberikan dorongan secara sementara, setelah atau sebelum terpapar (penyakit), tanpa harus mengubah gen,” kata manager Prepare Renee Wegrzyn, dikutip dari Live Science.

Wegrzyn menjelaskan Prepare bakal berkonsentrasi mencari teknik tanpa harus mengubah DNA. Tekni ini berbeda dengan teknik mengubah gen yang sebelumnya pernah diperkenalkan CRISPR.

Wegrzyn menyebut tekni menargetkan epigenom atau sistem yang mengontrrol ekspresi gen. Dengan begitu, gen dapat dapat diaktifkan atau dimatikan dengan cara membuat modifikasi eksternal pada DNA.

Prepare bakal memulai program ini dengan fokus pada empat tantangan utama kesehatan yakni infeksi virus influenza, overdosis opioid, keracunan organofosfat (dari bahan kimia dalam pestisida), dan paparan radiasi gamma.

Agar program ini berhasil, para peneliti harus menghadapi sejumlah rintangan. Peneliti harus mengidentifikasi gen spesifik yang dapat memberikan perlindungan terhadap ancaman kesehatan. Lalu, mereka bakal bekerja untuk mengembangkan teknologi yang dapat memodifikasi target gen tersebut. Mereka juga perlu mengembangkan cara untuk menyampaikan teknologi ke gen yang sesuai. Peneliti juga harus memastikan bahwa teknologi ini memenuhi standar peraturan yang ditetapkan oleh Food and Drug Administration (FDA).

Program ini juga bekerja sama dengan ahli bioetika untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah etika, hukum dan kemasyarakatan yang mungkin disebabkan oleh teknologi ini.

NU Jatim Award 2018, Tiga Rumah Sakit NU Bersaing yang Terbaik

Paparan RSI Siti Hajar di hadapan dewan juri. Foto : NU Online

Setidaknya ada tiga rumah sakit yang bersaing untuk menjadi unit usaha terbaik. Diharapkan peserta ini dapat meningkatkan layanan, termasuk memastikan terjaganya aset yang ada.

Ketiganya adalah rumah sakit dengan kategori jenis B. Yakni Rumah Sakit Islam Ahmad Yani, Rumah Sakit Islam Jemursari yang keduanya di Surabaya, serta Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo.

“Untuk penilaian utama tentu adalah soal kelengkapan administrasi terkait aset,” kata Sururi Arumbani, Ahad (8/7). Karenanya, masing-masing unit layanan kesehatan tersebut harus memastikan bahwa aset yang ada telah aman, lanjut salah seorang panitia PWNU Jatim Award 2018 tersebut.

Dalam pandangan Sururi, memastikan kelengkapan administrasi aset sangat penting demi kelangsungan usaha yang ada. “Juga dilengkapi dengan strktur dan pola hubungan koordinasi di internal pengurus serta pengelola,” ungkap Pemimpin Redaksi TV9 ini.

Hal lain yang menjadi pertimbangan dewan juri adalah keberadaan yayasan, pola hubungan dan bentuk kerja sama dengan NU maupun badan otonom setempat. “Bagaimana layanan kesehatan ini mengoptimalkan kepengurusan NU di level kecamatan hingga desa,” ungkapnya.

Tentu saja yang tidak kalah penting demi kesinambungan kinerja adalah kelengkapan administratif, ketersediaan sarana dan prasarana juga sumber daya manusia. “Kalau soal ini tentu profesionalitas masing-masing unit kesehatan akan diuji,” urainya.

Setelah melalui proses ujian, nilai masing-masing akan dijumlah untuk memastikan siapa yang layak menjadi juara. “Pengumuman pemenang akan disampaikan berbarengan dengan acara halal bi halal PWNU Jatim,” tandasnya.

Halal bi halal diselenggarakan Senin (9/7) di lantai tiga gedung NU setempat yang berada di jalan Masjid Al-Akbar Timur 9 Surabaya. Para pemenang nantinya akan mendapatkan tropi, piagam, serta uang pembinaan. Bahkan untuk kategori Pengurus Cabang NU terbaik akan mendapatkan mobil.

Sumber :www.nu.or.id

Amazon Akuisisi PillPack, Startup Farmasi Asal AS

Amazon, perusahaan e-commerce raksasa asal Amerika Serikat mulai terjun ke sektor bisnis farmasi setelah mengakuisisi sebuah perusahaan startup PillPack dengan nilai USD 1 juta.

Pengamat menyatakan bahwa akuisisi ini merupakan langkah awal dari Amazon untuk head to head dengan perusahaan farmasi, distributor dan toko obat yang sudah ada sebelumnya.

“Tim visioner PillPack memiliki kombinasi pengalaman apotek yang mendalam dan fokus pada teknologi,” ujar Jeff Wilke, CEO Amazon Worldwide Consumer. Dirinya menambahkan bahawa layanan yang dimiliki PillPack merupakan sebuah inovasi guna meningkatkan kualitas kehidupan manusia, dan pihaknya ingin membantu PillPack agar bisa terus memudahkan orang untuk menghemat waktu, menyederhanakan hidup mereka, dan merasa lebih sehat.

Startup yang berbasis di New England, Amerika Serikat ini mengemas secara inovatif obat-obatan dalam kemasan dengan dosis sesuai dengan resep (dokter) yang mereka terima, serta memastikan pengiriman dikirim tepat waktu. Layanan ini menargetkan pasien yang diharuskan mengkonsumsi lebih dari satu jenis obat secara rutin.

Startup yang didirikan pada tahun 2013 tersebut sampai saat ini telah menerima pendanaan sebesar USD 100 juta.

“Bersama dengan Amazon, kami ingin terus bekerja dengan mitra di seluruh industri perawatan kesehatan untuk membantu orang-orang di seluruh AS yang dapat memperoleh manfaat dari pengalaman farmasi yang lebih baik,” ungkap TJ Parker, salah seorang pendiri dan CEO PillPack.

Amazon bukan satu-satunya perusahaan raksasa yang tertarik pada PillPack. Menurut CNBC, jaringan departement store raksasa Walmart juga pernah mengincar startup farmasi ini.

Mewaspadai Ancaman Virus Flu Burung Jenis Baru

Kementerian Pertanian (Kementan) dan FAO ECTAD Indonesia mengingatkan para peternak akan ancaman pandemik di sektor perunggasan nasional, salah satunya yaitu temuan jenis virus flu burung baru di Indonesia, H9N2. Virus ini bersifat “low pathogenic avian influenza” (LPAI) atau penyakit flu burung tidak membahayakan manusia.

Virus ini dapat menurunkan produksi, terutama pada peternak ayam petelur hingga 70 persen, menurut keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis,5 Juli 2018, seperti dilansir Kantor Berita Antara.

Untuk itu Kementan bersama dengan FAO ECTAD Indonesia dan sejumlah lembaga lainnya telah mengambil sejumlah langkah aktif dalam mengendalikan flu burung termasuk aktivitas lain untuk mendorong para peternak menghasilkan produk unggas yang sehat bagi masyarakat.

“Kita menghadapi tantangan penurunan produksi telur akibat H9N2. Di sisi lain, kita juga kesulitan untuk memproduksi vaksin. Dahulu untuk virus flu burung jenis H5N1 (bersifat highly pathogenic), kita lebih mudah memproduksi vaksinnya. Tapi untuk virus H9N2 ini sulit untuk ditumbuhkan dan dibuatkan vaksin, tapi sangat merugikan peternak karena menurunkan produksi telur,” ujar Direktur Kesehatan Hewan, Kementan, Fadjar S.

Selain H9N2, Fajar menjelaskan mendapat banyak laporan terkait kematian terutama pada peternakan ayam broiler.

“Muncul berbagai dugaan penyabab timbulnya kasus-kasus tersebut, apakah hanya karena infeksi tunggal dari suatu jenis penyakit atau melibatkan infeksi bersama dan permasalahan lainnya seperti manajemen pakan, vaksinasi, biosekuriti dan sebagainya,” ujar dia.

Penggunaan AGP

Untuk itu Fajar mendorong para peternak agar bisa memperbaiki pengelolaan kandang, sebagai usaha terbaik untuk mencegah infeksi virus dan kuman pada unggas.

“Perhatian kami yang lain, yaitu terkait penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan (antibiotic growth promotor) di sektor perunggasan. Ini sudah dilarang, di seluruh dunia, dan kami sudah yakinkan para peternak bahwa AGP hanya memberi keuntungan jangka pendek, tapi sangat merugikan untuk jangka panjang,” katanya,seperti dilansir Kantor Berita Antara.

Senada dengan Fajar, Ketua Tim FAO ECTAD Indonesia James McGrane menegaskan, penggunaan antibiotik yang tidak sesuai, menjadi perhatian serius di seluruh dunia karena menyebabkan resistensi antimikroba.

Tidak hanya pada sektor kesehatan manusia, tapi juga pada sektor pertanian dimana penggunaan antibiotik di sektor tersebut masih sulit untuk dikendalikan.

“Jika kita tidak melakukan sesuatu, diperkirakan kematian manusia akibat infeksi yang tidak bisa disembuhkan karena kuman yang resisten dapat mencapai 10 juta jiwa pada 2050,” katanya.

Untuk itu, tambah James, melalui program EPT2 yang didanai oleh USAID, FAO ECTAD mendorong peningkatkan kapasitas pemerintah Indonesia dalam menghadapi dan mencegah ancaman pandemik termasuk resistensi antimikroba.

“Saya sangat senang hari ini kami, bersama dengan Kementan dan para peternak bisa duduk bersama untuk mendiskusikan masalah yang sedang dan akan kita hadapi di waktu yang akan mendatang, dan mari kita bersama-sama mencari solusinya,” katanya.

Anak Perusahaan Kalbe Menjadi Distributor Perusahaan Diagnostik Asal Spanyol

PT Enseval Medika Prima (EMP) yang merupakan anak perusahaan PT Kalbe Farma Tbk., mendapat lisensi sebagai sole distributor untuk produk hemostasis dan analisa gas darah dari Werfen yang merupakan perusahaan asal Spanyol.

Werfen sendiri adalah perusahaan kesehatan yang fokus pada produk diagnostik in vitro (IVD) untuk hemostasis, diagnostik perawatan akut dan autoimunitas.

Taruna Widjaja, Presiden Direktur EMP menyatakan kerjasama dengan Werfen juga didorong untuk meningkatkan pengetahuan para dokter patologi klinik dan tenaga ahli di bidang diagnostik laboratorium.

“Kami ingin memberikan perkembangan terakhir tentang perkembangan ilmiah untuk menunjang diagnostik hemostasis dan critical care,” kata Taruna dalam keterangan resmi, yang dikutip dari situs bisnis.com.

Taruna menyatakan bahwa rumah sakit dan laboratorium kesehatan di era jaminan kesehatan nasional memiliki beragam tantangan yang harus diselesaikan. Tantangan terbesar yakni memberikan layanan terbaik kepada masyarakat namun disaat yang sama harus mampu mengontrol biaya dan meningkatkan efisiensi.

“Ini sejalan dengan fokus EMP sebagai salah satu anak perusahaan dari Kalbe group yang bergerak dibidang alat kesehatan dan diagnostika di Indonesia untuk memberikan solusi yang berkualitas dalam menjawab tantangan pemeriksaan hemostasis dan analisa gas darah di Indonesia,” tegasnya.

Untuk diketahui, pemeriksaan hemostasis berfungsi untuk mengetahui adanya gangguan fungsi pembekuan darah apakah sulit membeku atau terlalu mudah membeku. Sedangkan pemeriksaan gas darah diperlukan untuk mengetahui kondisi vital tubuh dari tekanan parsial oksigen, karbondioksida, asam basa dan kadar ion tubuh. Pemeriksaan gas darah diperlukan hasilnya dalam waktu singkat untuk memonitor kondisi pasien.

Pemerintah Tiongkok Akan Dukung Layanan ‘Rumah Sakit Online’

Platform Layanan Kesehatan Online Milik DXY

Li Tiantian, Pimpinan DXY, salah satu perusahaan penyedia platform kesehatan online terbesar di Tiongkok mengatakan bahawa Kementerian Kesehatan negara tersebut telah menemui sejumlah perusahaan penyedia layanan kesehatan.

Melalui pertemuan-pertemuan itu, Kementerian Kesehatan menyatakan berencana untuk segera merilis kebijakan tentang layanan yang dapat melakukan pelayanan kesehatan online.

Kebijakan ini nantinya akan memungkinkan rumah sakit untuk memberikan layanan konsultasi, memberikan resep obat, dan menjual obat kepada pasien secara online. Li menyebut, sebuah daerah otonom bernama Ningxia sudah mulai memperbolehkan sejumlah penyedia layanan itu untuk percobaan.

“Saya rasa kebijakan baru ini akan dirilis segera, mungkin di bulan Juli,” katanya, dikutip dari Reuters. Namun, beberapa tahun lalu sebuah rencana serupa gagal direalisasikan akibat kekhawatiran terkait keamanan dan respons negatif dari distributor.

Jika benar akan terlaksana, kebijakan ini tentu akan menciptakan persaingan baru di pasar penjualan obat yang selama ini hanya didominasi oleh distributor dan rumah sakit umum.

Ini Hasil Rapor Kesehatan Nasional

Ilustrasi Lansia

Usia harapan hidup orang Indonesia naik delapan tahun pada 2016 menjadi 71,7 tahun dan beban penyakit menular seperti diare dan tuberkulosa menurun. Bahkan, infeksi saluran pernapasan tidak lagi masuk dalam 10 penyebab kematian utama di Indonesia. Akan tetapi, penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, diabetes, stroke, kanker dan lain-lain, juga turut meningkat.

Dalam diskusi studi terbaru yang merupakan bagian dari Studi Global “Burden of Disease” atau Beban Penyakit Global, penulis utama studi dan mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dr Nafsiah Mboi, berkata bahwa Indonesia sedang mengalami beban ganda.

Nafsiah dan tim peneliti dari Institute for Health Metrics and Evaluation, termasuk Badan Litbang Kementerian Kesehatan, BAPPENAS, Biro Pusat Statistik, Eijkman Oxford Institute, Universitas Indonesia, dan BPJS Kesehatan, mengkaji penyebab kematian dan disabilitas dari 333 penyakit di Indonesia dan tujuh negara pembanding dari kurun waktu 1990-2016.

Mereka menemukan bahwa peningkatan usia harapan hidup di Indonesia disebabkan oleh keberhasilan Indonesia dalam menanggulangi penyakit menular, penyakit terkait kehamilan, neonatal, dan penyakit-penyakit gizi. Sayangnya, masalah maternal dan gizi juga membuat usia harapan hidup perempuan, yang meskipun lebih lama daripada pria, masih berada di bawah ekspektasi. Di Indonesia, masih banyak perempuan yang meninggal waktu melahirkan.

Sowarta Kosen, MD, yang terlibat dalam penelitian, mengatakan, usia harapan hidup sangat tergantung pada angka kematian bayi. Kalau ini tidak diatasi, ya (usia harapan hidup) tidak akan naik drastis. Di saat yang sama, indonesia juga mengalami peningkatan beban penyakit tidak menular, seperti jantung dan stroke, karena pola makan yang tidak sehat, tekanan darah tinggi, kadar gula darah yang tinggi, dan kebiasaan merokok.

Nafsiah berkata bahwa yang paling mengkhawatirkan adalah diabetes karena tingkat kematian dan disabilitasnya naik 38,5 persen dalam 10 tahun. Dia pun menyoroti meningkatnya disabilitas akibat sakit pinggang dan nyeri leher bawah. “Tanpa upaya pencegahan, ini akan menjadi beban berat bagi seluruh sistem kesehatan di Indonesia,” katanya. Pencegahan ini, dijelaskan oleh Nafsiah, harus dimulai dari kandungan dan perilaku hidup sehat harus ditanamkan sejak usia anak. Kebijakan dan program juga harus holistik atau mencakup fisik, mental, sosial, dan semua siklus kehidupan.

Untuk pemerintah dan swasta, tim peneliti masih menemukan perlunya perluasan infrastuktur, sumber daya manusia, alat kesehatan, obat-obatan, laboratorium dan lain-lain agar merata ke seluruh daerah di Indonesia. Tujuannya adalah untuk benar-benar mencapai Cakupan Pelayanan Kesehatan Semesta (UHC). Studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal The Lancet pada hari ini (29/6/2018) diharapkan dapat memberi masukan penting untuk akses kesehatan dan mutu pelayanan di Indonesia.

Hasil studi juga akan dilanjutkan dengan studi beban penyakit regional di 34 provinsi yang rencananya dirilis pada tahun ini, dan studi efektifitas biaya untuk intervensi. 10 Penyebab dari beban penyakit pada tahun 2016:

1. Penyakit jantung iskemik
2. Stroke
3. Diabetes
4. Tuberkulosa (TBC)
5. Sakit pinggang bawah dan nyeri leher
6. Komplikasi disebabkan kelahiran prematur
7. Masalah yang berhubungan dengan panca indra
8. Cedera dan kecelakaan lalu lintas
9. Penyakit kulit
10. Penyakit yang berhubungan dengan diare

10 Faktor Resiko Utama – yang berkontribusi pada beban penyakit pada tahun 2016:

1. Pola makan
2. Tekanan darah sistolik yang tinggi
3. Gula darah puasa tinggi
4. Kebiasaan merokok
5. Gangguan gizi pada anak dan ibu hamil
6. Indeks Massa Tubuh (BMI) yang tinggi (kegemukan)
7. Risiko terkait pekerjaan
8. Polusi udara
9. Kolesterol total tinggi
10. Gangguan ginjal

OMNI Hospital Group Resmi Bermitra Dengan Prudential

Foto : The Straits Time

PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) resmi menjalin kerja sama dengan OMNI Hospitals Group untuk menjadi rekanan rumah sakit jaringan PRUmedical network. Fasilitas asuransi dari Prudential ini akan bisa dinikmati oleh nasabah di OMNI Hospitals Alam Sutera dan OMNI Hospitals Pulomas.

OMNI Hospitals menjadi rekanan PRUmedical network yang ke-6 setelah sebelumnya Prudential Indonesia menggandeng Siloam, Mayapada, Mitra Keluarga, Royal Taruma dan Premier Hospital Group. Hingga saat ini jumlah total rumah sakit rekanan yang tergabung di dalam PRUmedical network menjadi 50 rumah sakit yang tersebar di 27 kota di seluruh Indonesia.

Presiden Direktur Prudential Indonesia, Jens Reisch menjelaskan, kerja sama ini memperkuat komitmen kami untuk menyediakan solusi perlindungan yang selalu mengedepankan pelayanan terbaik untuk nasabah.

“Harapannya dengan adanya semua fasilitas yang diberikan oleh PRUmedical network, pasien OMNI Hospital khususnya pemegang polis Prudential bisa menikmati layanan terbaik dari kami dan bukan hanya untuk pasien tapi juga untuk keluarga yang menemani bisa merasakan benefit-nya,” ujar Jens di Jakarta, akhir pekan ini.

Layanan dan fasilitas yang disediakan oleh jaringan PRUmedical network yang dapat dinikmati oleh para nasabah Prudential Indonesia adalah jaminan ketersediaan kamar rawat inap apabila kelas kamar yang sesuai dengan plan yang diambil oleh pasien penuh maka Rumah Sakit akan memberikan kelas kamar yang lebih tinggi dengan biaya sesuai dengan plan pasien tanpa ada biaya tambahan, sampai tersedia kamar yang sesuai plan pasien, layanan pasien untuk bantuan proses administrasi di rumah sakit, dan sejumlah fasilitas penunjang kenyamanan untuk pasien dan keluarga yang menemani.

Sementara itu, Presiden Direktur OMNI Hospitals, S. Shrikanth menyampaikan, “Kami sangat bergembira OMNI Hospitals telah bergabung dalam PRUmedical network untuk melayani Nasabah Prudential Indonesia sejak Mei 2018, hal ini merupakan salah satu bagian dari komitmen yang berkelanjutan untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik berstandar tinggi.”

Sebagai bentuk komitmen pelayanan terbaik, Omni Hospitals Group mempunyai 9 Centers of Excellence yaitu Cardiovascular Center, Neuroscience Center, Orthopedic Center, Urology Center, Kawasaki Center, Digestive & Bariatric Center, Oncology Surgery Center, Fertility Center, serta Diabetic and Metabolic Center, yang didukung oleh Dokter Spesialis dan Sub-spesialis serta tim paramedis yang berpengalaman dan kompeten di bidangnya.

“Harapan kami, melalui berbagai inovasi layanan yang mengutamakan kebutuhan dan kenyamanan nasabah, akan dapat membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya memiliki polis asuransi karena banyak yang sudah merasakan manfaatnya,” tutup Jens.

Alibaba Gencar Kembangkan Kecerdasan Buatan Untuk Sektor Kesehatan

ilustrasi. (Foto: Laudy Gracivia)

Alibaba dikabarkan tengah gencar Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelegent (AI) untuk sektor kesehatan.

“Kesempatan ini berkembang sangat cepat,” kata Chief Machine Intelligence Scientist di Divisi Cloud Alibaba Min Wanli.

Alibaba bekerja sama dengan rumah sakit di Shanghai menggunakan AI untuk memprediksi kebutuhan pasien dan pengalokasian dokter. Di Provinsi Zhejiang, Alibaba juga mengembangkan alat diagnosis yang dibantu dengan AI untuk menganalisis gambar medis seperti CT Scan dan MRI.

“Calon tenaga kerja harus melalui pelatihan yang sangat khusus untuk membaca CT Scan dan MRI,” ujar Min. Memang selama ini di Tiongkok, tenaga ahli yang mampu menganalisa hasil CT Scan dan MRI terbilang langka sehingga pemanfaatan teknologi ini diharapkan bisa menjadi solusi.