spot_img

Penggunaan Fasilitas JKN Terus Meningkat Sejak 2014, Segini Jumlahnya

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan tercatat sampai dengan bulan Agustus 2019 telah digunakan sebanyak 277,9 juta kali oleh pesertanya.

Adapun yang terbanyak digunakan adalahFasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Termasuk di sini adalah Puskesmas dan dokter praktik perorangan, kunjungan ke poliklinik rawat jalan di rumah sakit, dan kunjungan rawat inap di rumah sakit.

Data tersebut juga mencatat bahwa sejak JKN diselenggarakan pada 2014, penggunaannya terus meningkat. Pada tahun pertama penyelenggaraan, total pemanfaatan JKN berjumlah 92,3 juta kunjungan, 2015 meningkat menjadi 146,7 juta, tahun 2016 jadi 192,9 juta, 2017 meningkat lagi menjadi 219,6 juta, 2018 menjadi 233,75 juta, dan tahun ini hingga Agustus mencapai 277,9 juta kali.

Selain pemanfaatan, peningkatan juga terjadi pada cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Total cakupan kepesertaan JKN per 30 September 2019 sebanyak 221,2 juta jiwa atau kurang lebih 84 persen dari jumlah penduduk. Pada 2018 cakupan kepesertaan JKN mencapai 207 juta jiwa, dan pada 2017 kepesertaan JKN mencapai 187,9 juta jiwa.

Terkait hal tersebut, pemerintah Indonesia mengaku akan terus berupaya mengirimkan tenaga medis di semua daerah di Indonesia, terutama di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan yang harus merata untuk seluruh wilayah. Kementian Kesehatan tengah mengupayakan hal tersebut di antaranya melalui program Nusantara Sehat di Puskesmas dan Pemberdayaan Dokter Spesialis di rumah sakit.

Tak hanya itu, Menteri Kesehatan Nila Moeloek juga menegaskan bahwa pemerintah berjanji akan mempermudah akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dan kelengkapan alat kesehatan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan.

“Peningkatan cakupan kepesertaan JKN terus kita upayakan untuk mencapai Universal Health Coverage (UHC). Di mana masyarakat sudah terjamin semua secara pembiayaan kesehatan,” pungkas Nila.

Alat Ini Bisa Memprediksi Ledakan Emosi dan Agresifitas Anak Dengan Autisme

Purwarupa perangkat Q-Sensors. Gambar: medgadget.com

Anak-anak dengan autisme acapkali menjadi sulit dikendalikan. Ledakan emosi dan agresifitas yang tiba-tiba merupakan tantangan tersendiri bagi keluarga dan pengasuh.

Terkait hal tersebut, sebuah perusahaan kesehatan teknologi asal Amerika Serikat bernama Affectiva, membuat sebuah perangkat bernama Q-Sensor. Alat ini diklaim mampu mengidentifikasi tingkat aktivitas elektrodermal sehingga bisa sebagai indikator untuk mensiasati ledakan emosi yang tiba-tiba pada anak-anak autis.

Dikutip dari situs Medgadget.com, penelitian ini melibatkan delapan anak-anak dengan kasus gangguan spektrum autisme parah yang harus memakai Sensor-Q baik di pergelangan tangan atau pergelangan kaki mereka. Mereka dipantau dan perilaku mereka dianalisis dan diberi peringkat dalam hal tingkat agresifitas dan prilaku.

“Lonjakan aktivitas elektrodermal memberi tahu kita bahwa tubuh individu bereaksi secara fisiologis terhadap sesuatu yang membuat stres, yang bisa berupa keadaan internal mereka, sesuatu di lingkungan, atau kombinasi keduanya,” kata Bradley Ferguson, peneliti utama dari studi ini muncul dalam jurnal Frontiers in Psychiatry.

Jika orang tua atau pengasuh diberitahu sebelumnya bahwa tingkat stres anak mereka meningkat, lanjut Bradley,  mereka mungkin memiliki kesempatan untuk mensiasati agar hal tersebut tidak semakin parah.

Namun sayangnya perangkat ini masih belum dijual secara resmi. Pihak Affectiva dan sejumlah peneliti dari University of Missouri masih menyempurnakan alat ini hingga nanti siap diluncurkan di pasar.

Ingin Beri Kemudahan Bagi Perserta, BPJS Kesehatan Resmi Gandeng Halodoc

GambarL Republika

Pengelola BPJS Kesehatan resmi meggandeng startup kesehatan Halodoc untuk mengembangkan layanan kesehatan berbasis digital. Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman pada Kamis, 10 Oktober 2019.

Nantinya kedua pihak akan bersama-sama menggabungkan sumber daya yang mereka miliki guna memberikan kemudahan bagi peserta BPJS Kesehatan. CEO Halodoc, Jonathan Sudharta, menyampaikan bahwa kerja sama ini membuka kesempatan bagi kami guna memperluas akses dan layanan kesehatan yang tak hanya terpusat di kota-kota besar melainkan menjangkau masyarakat di daerah terpencil, terlebih mengingat BPJS Kesehatan memiliki basis pengguna terbesar di Indonesia.

“Kami melakukan kerja sama untuk merumuskan langkah-langkah terbaik,” ujar Jonathan.

Kendati begitu, Jonathan mengaku kerja sama belum memiliki gambaran kerja sama bisnis yang lebih detail ke depan. Halodoc dan BPJS Kesehatan, lanjut dia, saat ini masih dalam tahap komunikasi untuk merembuk rencana yang akan digarap bersama guna pengembangan teknologi

Sementara itu, Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan Wahyuddin Bagenda mengatakan bahwa kerja sama ini akan menjadi langkah awal dari pengembangan teknologi di sektor kesehatan Indonesia. Menurutnya, hal ini sejalan dengan fokus pihaknya guna mengoptimalkan kualitas layanan.

Salah satunya adalah Mobile Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang merupakan transformasi digital dari layanan administrasi kepesertaan yang selama ini dilakukan di kantor cabang.

“Melalui penggabungan keahlian dari Halodoc di bidang teknologi, kami berharap dapat melengkapi pengalaman pengguna akan fasilitas kesehatan dengan lebih inklusif, efisien, dan efektif,” ujarnya.

Adapun, pada tahap awal kerja sama ini, peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) akan mendapatkan akses dan layanan kesehatan secara digital Halodoc, seperti konten promosi kesehatan yang terintegrasi dengan aplikasi Mobile JKN BPJS Kesehatan.

Untuk diketahui, per September 2019, jumlah peserta JKN-KIS telah mencapai lebih dari 221 juta jiwa atau lebih dari 83% total populasi penduduk Indonesia. Sementara, tercatat lebih dari 50% pengguna Halodoc merupakan penduduk luar pulau Jawa, dan 74% diantaranya tinggal di luar Jakarta dan Surabaya.

Kolaborasi ARSSI dan Emedis Selenggarakan Pembahasan Regulasi PMK 30 Tahun 2019

Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) menggelar Thursday Morning Coffee, hari Kamis (10/10) di NAM Hotel Kemayoran, Jakarta.

Dalam acara tersebut dibahas mengenai regulasi PMK nomor 30 tahun 2019, dampak regulasinya terhadap prakterk dokter, penetapan kompetensi dokter dan kompetensi tambahan, serta kendala yang dihadapi oleh rumah sakit swasta.

Selain dihadiri oleh sejumlah narasumber dari industri kesehatan di Indonesia, beberapa perusahaan juga ikut serta berpartisipasi menjadi pendukung acara. Salah satunya adalah Emedis.

Ini kembali menegaskan komitmen Emedis dalam meningkatkan kualitas ekosistem industri kesehatan di Indonesia. Karena dengan lebih mengedepankan semangat kolaborasi dibandingkan kompetisi, kami percaya berbagai tantangan dalam industri kesehatan di Indonesia bisa ditemukan solusinya.

Pada cara tersebut, Emedis juga mendapat kesempatan untuk memperkenalkan dan mempresentasikan FlexiPay. Sebuah solusi pembiayaan belanja alat kesehatan berbunga rendah bagi fasilitas rumah sakit dan klinik.

Aplikasi Ini Gunakan Kecerdasan Buatan Untuk Membantu Penderita Sakit Punggung

Kaia Health, perusahaan teknologi kesehatan yang berbasis di New York City, Amerika Serikat telah mengembangkan aplikasi smartphone yang dapat memandu pengguna melalui latihan untuk membantu mengatasi sakit punggung dan COPD. Aplikasi yang diklaim menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) ini bisa memantau gerakan pengguna melalui kamera ponsel dan memberikan umpan balik pada latihan yang sudah dilakukan. Aplikasi ini dapat membantu pengguna untuk melakukan latihan terapi dengan benar, dan memaksimalkan efektivitasnya.

Nyeri punggung bagian bawah merupakan sumber utama ketidaknyamanan bagi banyak orang di seluruh dunia. Namun, alih-alih hanya mengandalkan perawatan obat, dokter semakin menyadari nilai program latihan sebagai terapi lini pertama untuk nyeri punggung bawah. Namun, latihan tersebut harus dilakukan dengan benar untuk memaksimalkan manfaat, dan menghindari memperburuk kondisi lebih lanjut.

Untuk mengatasi hal ini, startup teknologi kesehatan asal Amerika itu telah mengembangkan aplikasi khusus untuk membantu pengguna melakukan latihan terapi dengan benar. Namun, aplikasi ini tidak hanya memberikan bantuan dengan terapi fisik, tetapi juga menyediakan dukungan psikologis dan pendidikan bagi pengguna, dan dengan tujuan bahwa pendekatan multimodal akan lebih efektif.

Dalam studi peer-review baru-baru ini di NPJ Digital Medicine, sekelompok pasien dengan nyeri punggung bawah non-spesifik menunjukkan penurunan signifikan dalam tingkat nyeri setelah tiga bulan menggunakan aplikasi Kaia, dibandingkan dengan kelompok kontrol pasien yang menerima fisioterapi dan intervensi pendidikan online.

Mereka juga menawarkan versi aplikasi untuk penderita COPD, yang bertujuan untuk membantu rehabilitasi paru-paru untuk meredakan gejala-gejala COPD. Rehabilitasi paru dapat memiliki efek signifikan pada kualitas hidup pasien COPD, sesak napas, dan kemampuan untuk melakukan olahraga, dan beberapa studi telah menunjukkan bahwa efek ini bisa lebih besar daripada banyak perawatan COPD lainnya.

RS Mulia Insani Resmi Berganti Nama Menjadi Metro Hospitals Cikupa

Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar saat meresmikan perubahan nama Rumah Sakit Mulia Insani menjadi Metro Hospitals Cikupa, Kabupaten Tangerang, Rabu (9/10/2019). Gambar: Tribun News

Rumah Sakit Mulia Insani Tangerang resmi berganti nama menjadi menjadi Metro Hospitals Cikupa (MHCP). Tak sekedar mengganti namanya, pihak pengelola rumah sakit juga menyatakan bahwa mereka juga akan terus melakukan peningkatan pelayanan kepada masyarakat umum, perusahaan, asuransi, dan warga masyarakat peserta BPJS.

Menurut Direktur Metro Hospitals Cikupa, dr Lily A Widya Winata Mkes, RS Mulia Insani didirikan pada 2009 dan pada September 2017 telah diakuisisi oleh Grup Metro Hospitals. Setelah diakuisisi dan berubah menjadi Metro Hospitals Cikupa, kapasitas tempat tidur (TT) sebanyak 107 TT, 12 poliklinik rawat jalan dengan tenaga 24 dokter spesialis yang diperkuat oleh tenaga medis yang terlatih dibidangnya.

Untuk layanan gawat darurat siap 24 jam yang ditunjang dengan sarana medis seperti farmasi, laboratorium, dan radiologi. “Layanan radiologi dilakukan selama 24 jam dengan fasilitas digital X-Ray dan CT Scan, sehingga pelayanan kasus kegawatdaruratan dapat lebih cepat tertangani dan akurat.

Secara bertahap, fasilitas dan pelayanan di Metro Hospitals Cikupa akan menambah jumlah tempat tidur termasuk critical care, hemodialisa serta medical check up.

“Kami berharap kehadiran Metro Hospitals Cikupa dapat memberikan dampak positif khususnya di bidang pelayanan kesehatan dan dapat mendukung program pelayanan kesehatan di Kabupaten Tangerang dan Provinsi Banten. Dalam melakukan pelayanan, Metro Hospitals Cikupa berkomitmen melakukan pelayanan bermutu, dan senantiasa mengutamakan keselamatan pasien,” tegas dr Lily dalam acara peresmian ganti nama tersebut.

Sementara itu, Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar yang juga tutur hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa di wilayah Kabupaten Tangerang banyak berdiri rumah sakit swasta. Hal ini sesuai dengan perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Tangerang.

“Saya ikut senang karena jumlah rumah sakit di Kabupaten Tangerang yang semakin banyak. Hal ini akan memberikan manfaat yang lebih kepada warga Kabupaten Tangerang, terutama dalam hal pelayanan kesehatan,” tandas Zaki.

Oneject Indonesia Targetkan Produksi 2 Miliar Jarum Suntik

PT Oneject Indonesia dikabarkan telah mengembangkan pabrik barunya di Cikarang, Bekasi. Ini merupakan pengembangan tahap kedua produsen alat kesehatan tersebut.

Direktur Utama PT Oneject Indonesia, Jahja Tear Tjahjana mengatakan pabrik baru itu bakal dikembangkan dalam dua tahap selama 5 tahun dengan nilai total investasi mencapai Rp 350 miliar.

Berkaitan dengan pengembangan tersebut, perusahaan menargetkan mampu memproduksi sekitar 600 juta – 1,2 miliar jarum suntik per tahun. Dan selanjutnya, mereka memperkirakan mampu memproduksi 2 miliar jarum suntik, dimana hampir sebagian akan diekspor ke luar negeri, terutama ke Amerika Serikat.

“Untuk pasar ekspor, sekitar 30% – 40% akan kami kirim ke luar. Pasar terbesar sebenarnya Amerika,” jelas Jahja.

Jahja mengatakan pihaknya optimistis mampun menyasar pasar Amerika Serikat dengan dukungan principal luar negeri. Apalagi, sebut dia, pabrik baru tersebut akan memproduksi alat suntik model baru, yakni Apiject yang merupakan hasil temuan Marc Koska dari Inggris.

Berbeda dengan alat suntik terisi awal atau prefill syringes yang sebelumnya beredar dan terbuat dari gelas atau kaca, produk anyar ini terbuat dari plastik.

“Praktis penggunaannya sekaligus aman. Selain itu, juga jauh lebih murah harganya dibanding glass prefill syringes dan tahan banting sehingga dapat dikirim dengan drone ke daerah terpencil.”

Pada tahap awal, Jahja mengatakan pihaknya ingin memacu produksi guna memenuhi kebutuhan jarum suntik dalam negeri. Menurutnya, saat ini rerata penggunaan jarum suntik per kapita di Indonesia mencapai 2 alat per tahun. Jumlah itu jauh berada di bawah tingkat penggunaan warga di negara-negara maju yang mencapai 8 – 10 jarum suntik.

Namun, dia memperkirakan ke depan pemanfaatan jarum suntik di Indonesia akan terus meningkat signifikan.

“Dengan penduduk 263 juta saja, berarti kebutuhan mencapai sekitar 500 juta jarum suntik pertahun. Jadi, untuk megantisipasi itu kami harus tingkatkan produksi,” tutupnya.

Bisa Sebabkan Kanker, Ratidin Resmi Ditarik Dari Pasar

Ratidin, produk obat yang biasa digunakan untuk gejala penyakit tukak lambung dan usus secara resmi ditarik dari pasaran oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Pasalnya, telah ditemukan temuan cemaran senyawa kimia N-Nitrosodimethylamine (NDMA). Dimana jika dikonsumsi oleh manusia lebih dari 96 ng/hari, maka akan menimbulkan sifat karsinogenik atau berpotensi menyebabkan kanker jika dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama.

Keputusan BPOM ini juga berdasarkan temuan dari lembaga pengawasan obat dan makanan serta kesehatan (FDA) di Amerika Serikat dan European Medicine Agency (EMA).

“Dalam rangka kehati-hatian, Badan POM telah menerbitkan Informasi Awal untuk Tenaga Profesional Kesehatan pada tanggal 17 September 2019 terkait Keamanan produk ranitidin yang terkontaminasi NDMA,” tulis BPOM dalam keterangan resminya sebagaimana MedX kutip dari situs Bisnis.com.

Untuk itu BPOM memerintahkan kepada Industri Farmasi pemegang izin edar produk tersebut untuk melakukan penghentian produksi dan distribusi serta melakukan penarikan kembali seluruh bets produk dari peredaran.

Sebagai bentuk tanggung jawab industri farmasi dalam menjamin mutu dan keamanan obat yang diproduksi dan diedarkan, industri farmasi diwajibkan untuk melakukan pengujian secara mandiri terhadap cemaran NDMA dan menarik secara sukarela apabila kandungan cemaran melebihi ambang batas yang diperbolehkan.

Masyarakat yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang terapi pengobatan yang sedang dijalani menggunakan ranitidin, juga disarankan untuk menghubungi dokter atau apoteker.

Catat! Penunggak BPJS Bakal Tidak Dilayani Urus SIM dan Paspor

Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris menyatakan bahwa pihaknya akan memberi sanksi tegas kepada peserta JKN yang terus menerus menunggak iuran berupa pemutusan akses ke layanan publik.

“Kita sedang susun inpres (Instruksi Presiden) melalui Menko PMK untuk sanksi pelayanan publik dan medsos. Hampir 4 tahun, kalau tidak bayar terus, tak bisa urus SIM, urus paspor dan kredit bank,” tegas Fahmi.

Selama ini sanski tersebut sebenarnya sudah ada, lanjut Fahmi,tapi hanya sebatas tulisan tanpa ada tindakan nyata karena tidak ada payung hukumnya.

“Itu hanya tekstual tanpa eksekusi dan mudah mudahan nanti dengan adanya instruksi kita tidak perlu gunakan pendekatan hukuman pidana,” sebutnya.

Kendati begitu, dirinyaa menegaskan sanksi tersebut tidak bertujuan menyusahkan tapi untuk meningkatkan kesadaran untuk membayar kewajibannya. Pun Fahmi berharap setelah ini tidak akana da sanksi lain karena ini sudah dianggap cukup.

Juga dirinya menjelaskan bahwa BPJS Kesehatan sendiri bukannya kebal sanksi. Mereka dihukum jika telat bayar ke Rumah Sakit, sejumlah 1% dari klaim yang masuk. Semuanya dilaporkan ke kemenkeu berapa denda yang dibebankan APBN.

“Pertanyaan policy saya kira tidak perlu tambah dosis. Proses teknis kami ikuti saja. Inpres, pasca audit BPK, kementerian yang pimpin Kemenko PMK, jadi skrg kita berproses. Kalau ditanya kapan ya kami lihat lebig cepat lebih baik,” tandas Fahmi.

Malaysia Healthcare dan Traveloka Luncurkan Promo Wisata Kesehatan

Gambar: Bisnis.com

Malaysia Healthcare Travel Council dan Traveloka sepakat menjalin kerja sama untuk memperluas penawaran layanan wisata kesehatan di Malaysia serta memperkuat posisi Negeri Jiran tersebut sebagai destinasi wisata kesehatan terbaik di dunia.

Dalam kerja sama ini, Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) menawarkan berbagai promo wisata kesehatan yang menarik bagi warga Indonesia yang mencari perawatan medis di Malaysia.

“Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Traveloka. Kami berharap dapat meningkatkan konektivitas dan akses bagi pasien karena kedua hal ini sangat memengaruhi pertumbuhan industri wisata kesehatan Malaysia,” ucap Chief Commercial Officer MHTC Nik Yazmin Nik Azman.

Program pertama yang akan dijalankan dari kemitraan tersebut, jelas Yazmin, adalah ‘Traveloka VIP pass for Malaysia Healthcare’, yang fokus pada layanan dalam layanan kesehatan.

Nantinya, para wisatawan kesehatan dapat mengakses situs Traveloka melalui microsite Medical Tourism Malaysia yang ada di Indonesia, yakni medicaltourismmalaysia.id, untuk mencari pilihan akomodasi termurah dan terjangkau yang dekat dengan fasilitas kesehatan yang menjadi pilihan mereka. Melalui microsite ini, para wisatawan akan mendapat diskon khusus hingga 25 persen untuk hotel-hotel tertentu.

Sementara itu, Vice President Market Management Accomodation Traveloka John Safenson menerangkan adanya kerja sama ini memperkuat posisi Traveloka di Malaysia. Menurutnya, pihaknya bisa membantu wisatawan kesehatan dari Indonesia mendapatkan fasilitas kesehatan serta akomodasi di sekitarnya.

“Mengingat bahwa Malaysia merupakan salah satu tujuan wisata terpopuler di Asia Tenggara, di mana negara ini juga merupakan pangsa pasar utama yang kuat bagi Traveloka,” pungkasnya.