spot_img

Semua Rumah Sakit di Bogor akan Menggunakan EMR

rumah sakit di bogor
Ilustrasi EMR. Foto: cmedmgt.com.

Menurut dr Yudi Iskandar selaku Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Bogor, semua rumah sakit di Bogor dalam waktu dekat bertransformasi menggunakan EMR atau Electronic Medical Record.

Rencana ini akan diterapkan baik untuk rumah sakit (RS) di kawasan Kota maupun Kabupaten Bogor. Terdapat 59 RS swasta di Bogor telah menggunakan EMR atau hampir seluruhnya.

“Hampir 100% RS yang ada di Kota dan Kabupaten Bogor telah menggunakan Electronic Medical Record,” kata dr Yudi dilansir dari Republika (18/05/2023).

Sebagai informasi, EMR adalah sistem informasi elektronik yang menyimpan data kesehatan pasien secara terpadu dan terkoneksi dengan jaringan informasi rumah sakit. Menurut dr Yudi, penerapan EMR adalah bagian dari perubahan kesehatan di tingkat nasional yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI.

Transformasi ini juga dalam rangka transformasi dalam hal teknologi kesehatan dan sifatnya wajib.

“Ini merupakan salah satu wujud transformasi teknologi bidang kesehatan. Mulai tanggal 31 Desember 2023 seluruh fasilitas kesehatan (faskes) wajib menggunakan EMR. Terlebih lagi sudah ditetapkan oleh Permenkes No. 24 tahun 2022,” kata dokter Yudi.

Penggunaan EMR pada Rumah Sakit di Bogor Dapat Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan

rumah sakit di bogor
Ilustrasi EMR. Foto: cmedmgt.com.

dr Yudi menjelaskan, penerapan EMR ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit kepada masyarakat. Sebab ada banyak keuntungan yang akan dirasakan. Selain menghemat penggunaan kertas, juga dapat mempermudah dan mempercepat pekerjaan dokter dalam memberikan pelayanan.

“Ketika masih manual seluruh tenaga medis dapat mengisi data. Akan tetapi jika menggunakan EMR harus dokter yang mengisinya sendiri,” lanjutnya.

Sementara, Wakil Ketua ARSSI Bogor, dr Tini di tempat yang sama, menjelaskan, pengaplikasian EMR itu digunakan untuk akses berbagai informasi. Seperti rawat jalan, rawat inap, farmasi dan berbagai pelayanan penunjang lainnya.

“Seluruh data sudah direkap menggunakan program komputer yang dirancang khusus untuk EMR. Nantinya seluruh rumah sakit akan menggunakan sistem yang sama dan sudah mengarah ke sana,” kata dr Tini.

dr Tini menjelaskan lagi bahwa transformasi EMR bukan hanya berlaku di rumah sakit. Karena pelayanan kesehatan primer lain juga harus menggunakan sistem ini.

“Seluruh layanan baik primer atau rujukan menggunakannya. Primer itu contohnya klinik atau puskesmas, sampai dengan dokter praktek,” tutup dr Tini.

 

Platform TeleHealth Ora Berupaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri Penggunanya

platform telehealth ora
Ora memberikan layanan agar pasien menjadi merasa lebih baik pada diri sendiri. Foto: Ora/Techcrunch.com.

Platform TeleHealth Ora didirikan oleh Elias Pour. Ia adalah mantan CMO Zalora. Ketika masih bekerja di sana ia melihat pergeseran tren yang terjadi pada konsumen. Dari yang awalnya mereka membeli produk fashion demi mengekspresikan diri, kemudian berubah menjadi keinginan untuk merasa lebih baik terhadap diri sendiri.

Perasaan itu didapatkan dari keseluruhan dimensi diri, bukan sekedar pakaian. Mulai dari bagaimana kondisi kulit, rambut, berat badan, dan kesehatan mental. Melihat itu ia kemudian memutuskan untuk mulai mengolah segmen yang belum terjamah oleh layanan kesehatan konvensional.

Platform TeleHealth Ora kemudian didirikan oleh Pour untuk memberikan layanan konsultasi kesehatan terutama bagi kalangan millennial. Dilansir dari Techcrunch (17/05/2023), pasien yang datang ke Ora 90% berusia di bawah 39 tahun. Dari sekian banyaknya jumlah tersebut mereka kebanyakan belum pernah mendapatkan penanganan atas kondisi yang mereka alami.

Platform TeleHealth Ora Berfokus untuk Melayani Masalah Kesehatan Spesifik

Karena banyak dari kalangan millennial yang belum terjamah pelayanan kesehatan, Ora berupaya mengisi kekosongan tersebut. Platform ini hadir untuk memberikan pelayanan khususnya bagi permasalahan kesehatan yang dialami wanita dan pria, termasuk dengan perawatan kulit.

Platform yang berasal dari Singapura ini juga menggunakan sistem end-to-end yang memberikan pelayanan menyeluruh. Baik dari konsultasi, resep, sampai pelayanan pasca tindakan.

Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2021, Ora telah mempertemukan 250,000 dokter dengan mereka yang membutuhkan konsultasi. Sementara itu untuk keberlangsungan bisnis, mereka menerapkan sistem berlangganan dan menjadi sumber pendapatan sebesar 70%.

Secara umum ada tiga layanan yang diberikan oleh Ora. Pertama bernama Modules, berfokus memberikan layanan konsultasi dan resep dermatologi. Kedua bernama andSons untuk konsultasi masalah kesehatan pria. Sementara ketiga yaitu OVA. Menangani konsultasi kesehatan reproduksi wanita.

Sebagian besar pasien Ora berusia di bawah 38 tahun dan tergolong muda. Dengan begitu mereka membutuhkan layanan kesehatan yang cepat dan fleksibel yang bisa didapatkan melalui Ora.

Ora Mendapatkan Pendanaan 10 Juta Dolar

Perkembangan platform konsultasi TeleHealth Ora cukup menjanjikan. Pasalnya mereka mengumumkan perolehan Pendanaan Seri A sebesar $10 juta. Angka ini membuat Ora sebagai pendanaan terbesar bagi perusahaan TeleHealth di Asia Tenggara.

Investor yang terlibat antara lain TNB Aura dan Antler. Turut berpartisipasi di dalamnya yaitu Gobi Partners, GMA Ventures, dan Kairous Capital. Dana segar ini akan digunakan untuk memperluas cakupan pangsa pasar baru dan memperkenalkan brand Ora ke lebih dari 1,300 toko retail.

 

Distributor Alkes PT Karya Pratama Mendapatkan Sertifikat CDAKB

PT Karya Pratama adalah perusahaan yang memiliki misi untuk menyebarkan peralatan dan perlengkapan medis secara merata ke seluruh wilayah tanah air. Reputasi sebagai salah satu distributor alat kesehatan terpercaya semakin kuat karena telah mendapatkan sertifikat CDAKB atau “Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik.”

Sertifikat ini merupakan bukti bahwa perusahaan telah memenuhi standar kualitas dan keamanan dalam mendistribusikan alat kesehatan. Semua perangkat yang disalurkan dilakukan dengan baik, aman, dan sesuai standar sampai ke tangan pengguna.

Apa yang Dimaksud dengan Sertifikat CDAKB yang Telah Dipegang oleh PT Karya Pratama?

Setiap pelaku distribusi alat kesehatan perlu memegang sertifikat CDAKB. Sesuai dengan pedoman kegiatan distribusi dan jaminan mutu pengendalian pada alat kesehatan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2014.

CDAKB bertujuan untuk menjamin ketersediaan, kualitas, dan keamanan alat kesehatan yang beredar di Indonesia. Di dalamnya mencakup berbagai aspek. Mulai dari sistem manajemen mutu, sumber daya manusia, bangunan dan fasilitas, sampai penyimpanan dan penanganan persediaan.

Sertifikat ini juga termasuk penelusuran produk, penanganan keluhan pelanggan, pengembalian dan pemusnahan alat kesehatan, audit internal, dan kaji ulang manajemen. Semua itu sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi distributor alkes terpercaya di Indonesia.

Bersamaan dengan itu perusahaan juga memiliki misi untuk terus mengembangkan teknologi alkes yang berorientasi pada budaya profesional. Komitmen tinggi untuk menjadi yang terbaik dengan nilai tambah sebesar-besarnya bagi stakeholder terwujud salah satunya melalui sertifikat CDAKB ini.

Telah Memenuhi Syarat Mendapatkan Sertifikat

Dilansir dari sumber terdekat perusahaan, distributor alkes Karya Pratama dinyatakan telah memenuhi segala persyaratan mendapatkan sertifikat CDAKB. Catatan resmi ini dikeluarkan oleh Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Dra. Engko Sosialine M., Apt., M. Bio Med pada tahun 2021 dengan nomor sertifikat FK.01.01/VI/005/2021.

Sementara itu ruang lingkup alat kesehatan yang terdaftar pada sertifikat antara lain:

  • Alat kesehatan elektromedik non radiasi
  • Alat kesehatan non elektromedik non steril
  • Alat kesehatan non elektromedik steril
  • Produk diagnostik In Vitro

Melalui sertifikat ini, PT Karya Pratama mampu menjamin penyaluran, ketersediaan, dan rangkaian distribusi alat kesehatan sesuai dengan standar pengendalian mutu. Baik dari sisi manajemen, pengawasan, penyimpanan dan penanganan, penelusuran alkes yang sudah disalurkan sampai penanganan keluhan.

 

 

Somethings, Perusahaan Startup yang Fokus pada Kesehatan Mental Remaja

startup kesehatan mental remaja
Patrick Gilligan dan tim Somethings. Foto: Somethings/TechCrunch.

Kesehatan mental remaja menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Berdasarkan data CDC, di Amerika Serikat terdapat 40% remaja yang merasakan kesedihan dan putus asa. Akan tetapi hanya 20 % saja yang mencari bantuan profesional.

Demi mengatasi permasalahan tersebut, Patrick Gilligan mendirikan Somethings, sebuah startup yang berfokus pada kesejahteraan remaja. Ia membangun platform untuk menghubungkan remaja kepada mentor terlatih dengan latar belakang dan pengalaman yang mirip seperti yang mereka alami.

Startup Kesehatan Mental Remaja yang Berangkat dari Pengalaman Pribadi

Patrick Gilligan sendiri bukan tanpa alasan mendirikan platform untuk membantu remaja menghadapi masalah mental yang mereka alami. Karena dirinya pun mengalami hal serupa bahkan sejak ia berusia 10 tahun.

Ketika itu ia mengalami masalah dengan pencernaan dan harus menjalani pola diet ketat demi menghindari kalori berlebih. Akan tetapi hal itu justru membuatnya merasa tertekan, malu, dan pada akhirnya memicu gangguan makan saat ia beranjak remaja.

“Saya masih ingat ketika remaja, saya merasa malu oleh stigma dan takut untuk membahas kesehatan mental bersama teman dan keluarga,” ucap lulusan Stanford itu dilansir dari Techcrunch (16/05/2023).

Akan tetapi pemicu terbesar mengapa ia mendirikan startup Somethings adalah ketika teman sekelasnya melakukan tindakan bunuh diri. Saat itulah ia memutuskan untuk meninggalkan program Master di Stanford. Pria yang sebelumnya sudah mendapatkan gelar desain produk dari universitas yang sama memutuskan untuk membantu krisis masalah mental anak muda.

Cara Kerja Somethings

Bagaimana cara kerja startup milik Gilligan ini bekerja? Apabila ada remaja yang memiliki masalah dan curhat ke Somethings, platform akan menghubungkan dengan mentor yang memiliki kesamaan latar belakang dan pengalaman. Berbeda ketika mereka bertemu dengan konselor konvensional, berbicara bersama mentor lebih membuat mereka merasa aman dan dimengerti.

Pada awalnya mentor harus mendaftar terlebih dahulu, kemudian melengkapi pemeriksaan latar belakang, dan menyelesaikan dua modul pelatihan. Somethings tidak berupaya menjadi pengganti tenaga medis klinis, karena platform ini lebih fokus bagaimana memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh remaja.

Para mentor kemudian dilatih mulai dari bagaimana cara berkomunikasi sampai mengenali tanda-tanda seorang remaja membutuhkan penanganan klinis. Perkembangan platform ini cukup menjanjikan. Terbukti belum lama mereka mendapatkan pendanaan sebesar $3,2 juta dari General Catalyst bersama investor lainnya.

Atas tambahan dana tersebut diharapkan perusahaan startup ini mampu menjangkau lebih banyak remaja yang membutuhkan bantuan kesehatan mental.

 

PT SCNP Bidik Pendapatan Rp 1,63 Triliun di Tahun 2023

PT SCNP
Produk UVC Air Purifier dari SCNP. Foto: SCNP.Co.Id.

Dengan berbagai rencana ekspansi usaha, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk (PT SCNP) menargetkan peningkatan pendapatan yang signifikan di tahun 2023. Perusahaan ini berharap bisa meraih omzet sebesar Rp 1,63 triliun, naik 243,32% dari omzet tahun 2022 yang mencapai Rp 475,94 miliar.

Salah satu rencana usaha perusahaan ini adalah bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk membuat NIVA (Non-Invasive Vascular Analyzer). Sebuah alat kesehatan yang bisa mendeteksi penyakit kardiovaskular sejak dini.

SCNP dan ITB mempresentasikan NIVA ke Menteri Kesehatan pada 26 April 2023 dan mendapat apresiasi karena berkontribusi pada program kesehatan pemerintah untuk masyarakat terkait jantung dan pembuluh darah. NIVA juga sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan, dilansir dari SWA (15/05/2023).

PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk juga memiliki anak perusahaan bernama PT Selaras Donlim Indonesia atau SDI. Perusahaan yang disebut terakhir ini sudah menyepakati Memorandum of Understanding (MOU) bersama perusahaan elektronik besar dari luar negeri.

Kesepakatan ini bertujuan untuk mengembangkan UVC Air Purifier dilengkapi essential oil menggunakan pengendali jarak jauh digital berbasis aplikasi (App Based digital remote control).

Pendapatan PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Meningkat pada Kuartal Pertama 2023

Sementara itu pada tiga bulan pertama tahun 2023, Selaras Citra Nusantara Perkasa berhasil meningkatkan omzetnya menjadi Rp 155,79 miliar. Sama artinya mengalami kenaikan 17,77% dibandingkan dengan kuartal I/2022 yang hanya Rp 121,92 miliar. Akan tetapi perusahaan ini masih mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp 4,3 miliar pada periode yang sama.

SNCP sendiri elah melakukan IPO pada 7 September 2020 dan mendapatkan dana sebesar Rp 55 miliar dari aksi korporasi tersebut. Pada awal tahun 2023, SCNP masih memiliki dana IPO yang tersisa sebesar Rp 561,43 juta yang dialokasikan untuk berbagai keperluan. Mulai dari pengembangan teknologi informasi Rp 130,07 juta, kemudian pengembangan pemasaran Rp 131,42 juta, dan penjualan Rp 300 juta.

Untuk mendukung bisnisnya, perusahaan ini juga telah membayar uang muka sebesar Rp 9,1 miliar untuk membeli inventori SDI. Pembayaran uang muka itu dilakukan dalam dua tahap yang diumumkan oleh manajemen pada akhir Februari tahun ini. Uang muka itu berasal dari kas internal perusahaan.

Sekilas Tentang PT SNCP

Dilansir dari situs SCNP.Co.Id, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP) adalah sebuah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Cileungsi, Jawa Barat, Indonesia. Perusahaan ini bergerak di bidang industri peralatan rumah tangga dan alat kesehatan. Berdiri pada tahun 2000 dan sejak Maret 2020 berubah menjadi perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Visi mereka untuk menjadi pemimpin industri manufaktur peralatan rumah tangga dan alat kesehatan di kawasan. Kemudian konsisten mendukung masyarakat untuk gaya hidup sehat dengan menggunakan produk-produk yang mereka buat.

 

RSUD Komodo Melakukan Operasi Jantung Koroner dengan Cath Lab Perdana

operasi jantung koroner
Penggunaan cath lab perdana di RSUD Komodo. Foto: Sehat Negeriku Kemkes.

Alat Cath Lab di RSUD Komo digunakan dengan baik pada tindakan operasi jantung koroner hari Rabu (10/05/2023). Alat tersebut digunakan untuk melakukan tindakan angiography koroner.

Angiografi koroner adalah suatu prosedur pemeriksaan ke dalam tubuh pasien. Tujuannya untuk dapat melihat penyempitan atau penyumbatan bentuk pembuluh darah koroner pada pasien yang diduga memiliki penyakit jantung koroner.

Operasi jantung koroner dengan Cath Lab pertama ini bertujuan untuk mendeteksi penyakit pada pasien. Tindakan tersebut dilakukan pukul 09.00 – 09.25 WITA. Berlangsung dengan baik dan pasien stabil tanpa keluhan. Tindakan dilakukan oleh dokter dan tim cath lab dari RSUP Ngurah Bali.

Dalam tindakan ini pasien adalah seorang pria 54 tahun. Ia juga memiliki risiko hipertensi dan diabetes melitus. Ia kerap menyampaikan keluhan sakit di dada ketika beraktivitas berat.

Prosedur Operasi Jantung Koroner Berupa Kateterisasi Diagnostik

Dr. I Kadek Susila Surya Darma, Sp.JP(K), dokter yang melakukan operasi tersebut menjelaskan prosedur yang dilakukan berupa kateterisasi diagnostik. Prosedurnya tindakan ini adalah kateter dimasukkan melalui pembuluh darah arteri radialis. Posisi arteri tersebut ada di tangan kanan.

Setelah kateter masuk kemudian diberi suntikan zat kontras ke dalam tubuh melalui kateter tersebut. Nantinya zat ini akan menunjukkan lebih jelas tentang hasil pemeriksaan penunjang.

“Kita lihat kontras itu menggunakan sinar X. Dari situ dapat dilihat bagaimana posisi sumbatan pada pembuluh darah koroner pasien. Ternyata pasien yang kita tangani ini tidak begitu signifikan penyumbatannya. Dengan begitu kita hanya mengoptimalkan obat-obatan demi mencegah perburukan di kemudian hari atau risiko gagal jantung,” kata dr. Susila dilansir dari Sehat Negeriku Kemkes Rabu (11/05/2023).

“Cath Lab ini merupakan alat perdana yang di hadir dan dipasang di Flores, tepatnya di RSUD Komodo. Alat ini digunakan untuk memasukkan kateter yang disebut dengan kateterisasi. Tujuannya untuk mempermudah melihat pembuluh darah terutama bagi penyakit gangguan stroke atau jantung koroner,” lanjutnya.

Pasien Tidak Merasakan Sakit

Dilansir dari situs Sehat Negeriku Kemkes, pasien dengan inisial SO usia 54 tahun tidak merasa sakit ketika tindakan kateterisasi. Sejak dimulai sampai selesai pasien diajak berbincang-bincang bersama tim dokter dan tidak menyadari ternyata tindakan sudah selesai.

“Tiba-tiba selesai tanpa rasa sakit. Sekarang tidak ada keluhan apapun yang saya rasakan,” kata si pasien.

Ia memastikan bagi masyarakat untuk tidak perlu merasa takut atau khawatir menjalani prosedur cath lab.

“Masyarakat bisa periksa kesehatan jantung di RSUD Komodo segera. Sebab sekarang alat sudah optimal dan canggih jadi tidak perlu jauh-jauh bertandang ke rumah sakit lain,” lanjut pasien.

 

CDAKB: Apa Itu dan Mengapa Penting bagi Industri Kesehatan?

cdakb
Ilustrasi berbagai peralatan kesehatan. Foto: Flickr.

CDAKB merupakan kependekan dari Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik. Secara garis besar, istilah ini merujuk pada pedoman yang harus diikuti oleh semua pihak yang terlibat dalam distribusi alat kesehatan. Mulai dari produsen, importir, distributor, hingga pengguna akhir.

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa alat kesehatan yang didistribusikan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan. Baik dari segi kualitas, keamanan, dan efektivitasnya.

Mengapa CDAKB Penting bagi Industri Kesehatan

cdakb
Ilustrasi alkes dengan pancaran sinar-x. Foto: Pxhere.

Mengapa industri kesehatan perlu menerapkan CDAKB? Karena alat kesehatan (alkes) adalah salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan yang dapat menentukan hasil dan kualitas hidup pasien.

Apabila ada alkes yang tidak memenuhi persyaratan, maka dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan dan keselamatan pasien. Bukan itu saja karena juga bisa merugikan reputasi dan kredibilitas industri kesehatan. Sebab itu seluruh pelaku distribusi alkes perlu menjadikan aturan ini dengan baik dan bertanggung jawab.

Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik memberikan distributor alkes panduan dalam melaksanakan kegiatannya. Baik itu sejak dari pemesanan, storing, pengangkutan, sampai penyalurannya.

Halaman berikut: Apa Saja Alkes yang Wajib Distribusi dengan Baik? 

52 Miliar Dialokasikan Muhammadiyah untuk Pembangunan RS PKU

Pembangunan RS PKU Muhammadiyah
Peletakan batu pertama RS PKU Muhammadiyah Salatiga. Foto: RMOL Jateng.

Muhammadiyah melakukan pembangunan RS PKU berlokasi di Salatiga senilai Rp52 miliar. Lokasi rumah sakit tepatnya berada di Dukuh Brajan, RT 02/RW 10, Blotongan, Sidorejo, Salatiga.

Hasan As’ari Ulamai selaku Pimpinan Wilayah Muhammadiyah berkata bahwa pembangunan ini merupakan nilai tambah untuk Jawa Tengah. Seiring dengan telah hadirnya RS Muhammadiyah di 35 kabupaten/kota.

Hasan As’ari Al Ulamai mengatakan, Muhammadiyah sudah memiliki 53 RS sebelumnya. RS ini adalah wujud kepedulian Muhammadiyah untuk membantu umat yang menderita, sama prinsipnya dengan menerapkan surah al-ma’un.

Pimpinan Muhammadiyah Ketua Bidang Pembinaan Kesehatan Umum, Kesejahteraan Sosial dan Resiliensi Bencana dr. H. Agus Taufiqurrohman, Sp. S., M. Kes, mengatakan, “Muhammadiyah sebenarnya tidak punya ‘duit’, tapi nekat mendirikan RS PKU dengan anggaran 52 miliar yang kecil itu,” saat Prosesi peletakan batu pertama di Kota Salatiga dilansir dari RMOL Jateng (14/05/2023).

Dia menyampaikan, Muhammadiyah selama ini belajar untuk tidak terpaku pada formalitas sehingga harus peduli pada orang-orang sakit.

Ia menjelaskan, pembangunan RS yang diberi nama A.R. Fachruddin ini sebagai PKU termuda di 35 kabupaten/ kota di Jateng yang sudah ada sebelumnya.

“Dan dengan adanya pembangunan RS PKU ini mudah-mudahan pembangunan RSU di Salatiga menjadi kekuatan keluarga di Salatiga,” lanjutnya.

Prof. Dr. Imam Sutomo, M. Ag., selaku Ketua PD Muhammadiyah Kota Salatiga mengajak untuk bersatu dengan rasa cinta kepada Kota Salatiga melalui pembangunan RS PKU ini.

Hamam selaku Ketua Panitia pembangunan RS PKU Muhammadiyah melaporkan, proses pendirian PKU di Salatiga dimulai sejak tahun 2021. Tepatnya pada tanggal 1 Mei tahun 2021.

Dia merincikan, pada tahun pertama pembangunan 50 kamar akan dimulai pada bulan September. Dengan waktu sekitar 10 bulan tanpa hambatan pihak panitia juga memberi kelonggaran sekitar empat bulan.

Jadi, total waktu pembangunan 14 bulan berjalan. Dengan luas tanah yang dibangun sekitar 2.700 meter persegi, pembangunan 3 lantai.

 

PT IRRA Melihat Peluang Bisnis dari Penggunaan Alkes Dalam Negeri

PT IRRA
PT Itama Ranoraya ketika IPO di BEJ. Foto: Trenasia.com.

Seiring dengan langkah Pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan penggunaan alat kesehatan (Alkes) dalam negeri, PT Itama Ranoraya Tbk (PT IRRA) melihat peluang bisnis yang terbuka. Perusahaan di industri kesehatan ini melihat peluang menjanjikan dari fokus pemerintah dalam mengoptimalkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Menurut Heru Firdausi Syarif selaku Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), IRRA melihat adanya kesempatan besar dari arah belanja pemerintah. Karena saat ini pemerintah Indonesia mengutamakan peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) secara bisnis.

“Kami yakin, karena IRRA saat ini sudah punya perusahaan saudara yang berkecimpung di sektor manufaktur. Juga sudah berpengalaman lama di bisnis alat-alat kesehatan (alkes) produksi lokal,” dilansir dari PressRelease.Id, Jumat (12/05/2023).

Hal ini berarti PT IRRA mendapat keuntungan dari prioritas pemerintah yang menggunakan produk-produk lokal. Karena barang yang dibuat oleh perusahaan saudara IRRA akan menjadi produk yang membantu Pemerintah dalam mencapai TKDN di sektor kesehatan,” lanjutnya.

PT Oneject Indonesia (OJI) sebagai perusahaan saudara (sister company) IRRA sudah melakukan banyak hal, seperti membuat alat suntik pintar atau smart syringe. Ini merupakan kombinasi dari safety needle dan Auto Disable Syringe (ADS) dengan Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 60%.

Berbagai Mitra Usaha PT IRRA Memproduksi Alkes Berbeda

IRRA memiliki banyak mitra usaha yang memproduksi alat Kesehatan dan suplemen dengan berbagai merek. Seperti Avimac yang membuat suplemen, Zepa yang membuat desinfektan dan hand sanitizer, KSM Care dan Trisan Care (barang-barang medis sekali pakai).

Ada pula Sinmed yang membuat kantong plastik untuk sampah dan limbah medis. Arkan dengan produk tabung darah. Merek-merek ini membuat peralatan-peralatan kesehatan lokal.

Sementara itu ada pula Enesers, prinsipal lokal yang juga bisa membuat produk USG 2D buatan Indonesia. IRRA juga bekerja sama dengan beberapa perusahaan impor yang membuat peralatan Digital X-Ray, Mammography, ESWL, dan C-Arm.

Strategi Pemerintah Kembangkan Industri Kesehatan Lokal

Pemerintah punya strategi untuk mendorong penggunaan produk-produk lokal, terutama di instansi pemerintah. Salah satunya melalui berbagai pengadaan barang dan jasa yang didanai oleh APBN, APBD dan sumber dana lainnya.

“Kita tidak sendirian dalam kebijakan pembelian produk lokal ini. Kita sudah mulai tahun 2022. Tahun 2023, Amerika Serikat juga ikut melakukan hal yang sama, mengumumkan prioritas pembelian produk lokal pada belanja belanja pemerintah,” ujar Presiden Joko Widodo dalam sambutannya.

Sambutan tersebut disampaikan pada pembukaan Business Matching Tahap V 2023. Tema acara adalah “Produk Dalam Negeri Berdaya Saing untuk Kemandirian Bangsa” di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.

Kementerian Perindustrian mencatat setelah virus COVID-19 masuk ke Indonesia dari sekitar 500 produk alat kesehatan, lebih dari seperempatnya sudah bisa dibuat di dalam negeri. Artinya, sebagian besar bahan baku alat kesehatan masih perlu diimpor.

Oleh karena itu dibutuhkan juga dukungan dan keberpihakan dari berbagai pihak. Baik dari pemerintah pusat dan daerah dalam mendukung optimalisasi dan keberhasilan industri di dalam negeri. Termasuk yang bergerak di bidang produksi alat-alat kesehatan, sehingga bisa menyerap lebih banyak potensi belanja pemerintah di dalam negeri.

 

Proyek Pembangunan RS Unpad Mendapatkan PDF dari Kemenkeu

proyek pembangunan rs unpad
Pihak Kemenkeu bersama tim KPBU Unpad saat peninjauan proyek pembangunan RS Unpad. Foto: Unpad/Medcom.

Proyek pembangunan RS Unpad atau Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Unpad mendapatkan Project Development Facility (PDF) dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Hal ini sekaligus menandai pemberian PDF perdana dari Kemenkeu kepada Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH).

Prita Amalia, sebagai bagian dari Tim KPBU Unpad menerangkan bahwa PDF adalah salah satu bentuk dukungan pemerintah dalam persiapan proyek KPBU. Semua ini diatur di dalam dasar hukum Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 180/PMK/08/2020 tentang Fasilitas untuk Penyiapan dan Pelaksanaan Transaksi Proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha.

Prita mengatakan bahwa Unpad mendapat persetujuan karena telah mengusulkan skema KPBU untuk membangun infrastruktur. Usulan ini telah sesuai dengan ketentuan PMK 180/ PMK. 08/2020, seperti yang dilansir dari situs unpad.ac.id pada hari Rabu, 10 Mei 2023.

Proyek Pembangunan RS Unpad Adalah Proyek Perdana dalam Skema KPBU

Menurut Prita, belum ada rumah sakit yang dibangun dengan skema KPBU yang sukses. RS Unpad adalah proyek pertama yang menggunakan skema KPBU, terutama untuk infrastruktur kesehatan dan pendidikan tinggi.

Proyek KPBU sangat membutuhkan fasilitas PDF, terutama untuk mendapat bantuan dalam penyiapan proyek. PJPK harus didampingi oleh beberapa pihak, misalnya PT SMI dan PT PII.

Prita yang merupakan dosen Fakultas Hukum Unpad sekaligus Sekjen UNIID mengatakan bahwa Unpad berusaha sebaik mungkin untuk memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam pengajuan PDF. Misalnya melakukan studi awal, konsultasi masyarakat, dan studi perbandingan praktik negara dalam membangun infrastruktur rumah sakit dengan skema KPBU.

Kemudian, surat permohonan PDF dikirimkan ke Menteri Keuangan RI. Setelah memenuhi dan melalui proses yang ditentukan, pada awal bulan Mei surat persetujuan PDF untuk RSPTN Unpad dikeluarkan.

“Rektor Unpad sebagai PJPK mengajukan PDF secara langsung setelah mendapat delegasi kewenangan dari Mendikristek untuk menjadi PJPK untuk Proyek RS Unpad,” jelas dia dilansir dari Medcom (10/05/2023).

Prita menyampaikan, bahwa KPBU bisa menjadi pilihan pembiayaan untuk penyediaan infrastruktur. Khususnya di PTN Badan Hukum.

“PTN BH memiliki karakteristik yang memungkinkan kerja sama dengan badan usaha untuk penyediaan infrastruktur. Unpad beruntung bisa mendapat KPBU RSPTN ini, mudah-mudahan bisa menemukan pola-pola khusus sebagai PTN BH yang bisa ditiru oleh PTN BH lainnya,” pungkasnya.