spot_img

Meningkatkan Devisa dengan Wisata Medis: Indonesia Merancang Sanur Sebagai Lokasi Pertama

Potensi wisata medis menjadi salah satu hal yang dikembangkan oleh beberapa negara untuk menarik wisatawan. Namun, hal ini justru membuat Indonesia kehilangan devisa. Sebabnya lebih dari dua juta WNI setiap tahunnya memilih berobat ke luar negeri. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif merancang wilayah Sanur sebagai lokasi pertama wisata medis di Indonesia.

Dalam upaya untuk memikat daya tarik wisata medis, pemerintah akan membangun sebuah rumah sakit bertaraf internasional. Bekerjasama dengan RS di Amerika Serikat untuk menarik wisatawan lokal, Dr. Ediansyah, seorang doktor yang baru saja menjalani ujian disertasi program doktoral di Binus Business School, Jakarta, menyatakan bahwa hal ini merupakan hal yang tepat karena masyarakat tidak perlu jauh-jauh bila ingin berobat.

Di sisi lain, menurut penelitian program doktoralnya, WNI memilih berobat keluar negeri karena mereka sudah mendapatkan data yang jelas. Baik mengenai rumah sakit dan biaya, dan di waktu yang sama bisa mengajak keluarga berlibur.

Di Malaysia misalnya, Penang terkenal sebagai lokasi wisata medis dan jadi tujuan para WNI yang ingin berobat. Faktor terbesar karena sudah menjabarkan dengan rinci mengenai pelayanan kesehatan yang diberikan. Seperti berapa waktu yang dibutuhkan untuk perawatan, biayanya, lokasi rumah sakit, dan hotel bagi keluarganya yang menunggu. Sebaliknya, di Indonesia belum bisa karena masing-masing rumah sakit seakan berlomba menarik pasien.

Wisata Medis Marak di Luar Negeri Salah Satunya Karena Faktor Biaya dan Pajak Alkes

Ada faktor lain yang menyebabkan biaya medis di luar negeri seperti Malaysia Lebih murah. Hal ini disebabkan pemerintah negeri jiran membebaskan pajak bagi alat kesehatan yang digunakan rumah sakit dan fasilitas kesehatan disana. Berbeda dengan di Indonesia, pajak alat kesehatannya tinggi bahkan disamakan dengan pajak barang mewah. Karena itu biaya rumah sakit di Indonesia menjadi mahal.

Prof. Dr. Ir. Mohammad Hamsal, Head of Corporate Strategy and Agility, Area of Knowledge Inquiry in Doctor of Research in Management Program Binus Business School, juga mengatakan bahwa di Indonesia fasilitas kesehatan di daerah berbeda dengan wilayah di luar negeri.

Di luar negeri, setiap daerah punya ciri dan keunggulan rumah sakit di masing-masing daerah. Oleh karena itu, perlu daerah yang punya potensi wisata seluruh stakeholder bersatu, sebagaimana dilansir dari Berita Satu (11/03/2023).

“Di masa depan, RS di setiap daerah perlu memiliki ciri khasnya masing-masing untuk menerapkan wisata medis. Misalnya di Jakarta spesialisasinya untuk penyakit apa, sedangkan Bali tentang apa, Medan tentang apa sehingga masyarakat bisa memilih mana yang terbaik di dalam negeri dan tidak perlu keluar negeri lagi untuk berobat,” kata Prof. Mohammad.

Apabila setiap daerah memiliki ciri khas wisata medis masing-masing, akan meningkatkan pendapatan negara. Juga mendorong pertumbuhan sektor pariwisata dan kesehatan di Indonesia.

 

Related Articles

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Media Sosial

10,000FansLike
13,700FollowersFollow
BERLANGGANAN NEWSLETTER GRATIS
I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )
Join over 3.000 visitors who are receiving our newsletter and learn how to optimize your blog for search engines, find free traffic, and monetize your website.
We hate spam. Your email address will not be sold or shared with anyone else.

Pilihan Redaksi

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x