Menghabiskan waktu tiga tahun penelitian, sejumlah ilmuwan dari IBM Research and Sutter Health berhasil mengembangkan platform yang dapat memprediksi resiko gagal jantung dengan menggunakan EHR (Electronic Health Record) milik pasien. Pengembangan tersebut memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan, termasuk penggunaan big data analytics.
Saat ini, pasien biasanya didiagnosis gagal jantung setelah mereka mencapai tahap akut. Pada saat itu, mereka sudah dirawat di rumah sakit dengan kondisi stadium lanjut dan kerusakan organ yang cukup parah. Namun platform ini memungkinkan bagi pihak dokter dan rumah sakit memprediksi resiko gagal jantung bahkan sebelum orang tersebut merasakan gejalanya.
Para ilmuwan IBM Research and Sutter Health akan terus bekerja sama untuk meningkatkan akurasi dan dengan cara melakukan pengujian klinis secara lebih detail. Mereka mencatat bahwa ketersediaan data dan kemajuan besar dalam komputasi kognitif dapat menghasilkan “kemajuan dramatis dalam pendeteksian penyakit”.
Berdasarkan laporan MarketsandMarkets, penggunaan big data pada industri kesehatan diperkirakan akan meningkat terus pada tahun mendatang.