spot_img

RSUD Buleleng Bersiap Diri Antisipasi Meningitis Babi

antisipasi meningitis babi
Bagian depan RSUD Buleleng. Foto: Eramadani.com.

Demi melakukan antisipasi meningitis babi, RSUD Buleleng mempersiapkan berbagai fasilitas kesehatan yang ada. Mulai dari obat-obatan, dokter, dan ruang perawatan agar dapat menangani kasus Streptococcus Suis (MSS) tersebut. Sebagai langkah pencegahan, diberikan pula himbauan kepada masyarakat agar menghindari daging babi mentah.

Dilansir dari Tribun Bali pada Minggu (30/04/2023), Direktur Utama RSUD Buleleng, dr. Putu Arya menyampaikan masih mencatat nol kasus. Di sisi lain langkah pencegahan terus dilakukan.

Menghadapi kemungkinan yang ada, pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah penanganan. Di antaranya adalah menyediakan ruang Sandat dengan 12 bed untuk merawat pasien. Juga obat-obatan yang dibutuhkan, dan SDM yang terdiri dari tiga dokter ahli saraf dan 12 tenaga kesehatan terlatih.

“Kami memiliki ruang rawat inap khusus untuk kasus saraf dan stroke yang dapat digunakan jika ada pasien yang terjangkit meningitis babi. Kami sudah pernah menangani pasien meningitis dari berbagai penyebab. Memang untuk meningitis babi belum ada,” ujarnya.

Antisipasi Meningitis Babi dengan Tidak Mengkonsumsi Daging Mentah

antisipasi meningitis babi
Bagian depan RSUD Buleleng. Foto: Eramadani.com.

Meningitis babi adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus suis. Mereka hidup pada babi. Penyakit ini bisa menular ke manusia yang berhubungan dengan daging atau darah babi yang terinfeksi, terutama jika ada luka di kulit.

Penyakit ini bisa menyebabkan radang selaput otak dan sumsum tulang belakang serta komplikasi lain. Seperti sepsis, endokarditis, dan gangguan pendengaran.

Di sisi lain ancaman yang ada bisa dicegah dengan memasak daging babi pada suhu tinggi dan menjaga kebersihan tangan. Dengan demikian daging tetap bisa dikonsumsi. Terlebih lagi di dalamnya mengandung protein yang baik untuk kesehatan.

I Gede Artamawan, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Buleleng, menjelaskan bahwa penyakit meningitis bukanlah penyakit baru. Penyakit ini berkaitan erat dengan risiko konsumsi olahan daging babi yang tidak dimasak sempurna atau mentah.

Menurutnya, penyakit ini termasuk dalam kategori zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan langsung oleh hewan. Sementara itu tingkat kematiannya sekitar 3 hingga 10 persen, atau tidak sefatal virus rabies. Meskipun tingkat kematian yang tergolong kecil, namun pasien yang terkena penyakit meningitis babi akan mengalami gejala lanjutan seperti gangguan pendengaran setelah sembuh.

Artamawan mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat untuk mengonsumsi daging babi sesuai standar. Daging harus dimasak pada suhu lebih dari 70 derajat celcius, demi mencegah penyebaran penyakit ini.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu panik atau takut untuk memelihara dan mengkonsumsi daging babi, selama diolah dengan benar dan sesuai dengan ketentuan.

 

Ditemukan Kasus Meningitis Babi di Bali dan Upaya Pencegahannya

kasus meningitis babi
I Nyoman Gede Anom, Kepala Dinas Kesehatan Bali. Foto: Antara/Bali Post.

Dilansir dari Kantor Berita Antara pada Kamis (27/04/2023), terjadi kasus meningitis babi di 4 Rumah Sakit (RS) di Bali. Sementara itu sedikitnya 38 orang dirawat karena penyakit yang dikaitkan dengan mengkonsumsi daging babi yang masih mentah.

Kasus meningitis babi atau Meningitis Streptococcus Suis (MSS) di Bali disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Bali, I Nyoman Gede Anom. Saat ini sebanyak 38 kasus menyebar di empat RS. Diantaranya RSUD Negara, RSUP Prof. Ngoerah, RS Sanjiwani, dan RS Bali Mandara. Akan tetapi perlu dicatat bahwa tidak semuanya diakibatkan oleh MSS.

Anom mengatakan bahwa sedang dilakukan penelusuran epidemiologi untuk mengetahui situasi kasus di lapangan, melihat kaitan epidemiologi kasus dan paparan faktor risiko yang ada.

Faktor risiko yang dimaksud adalah konsumsi olahan babi yang kurang matang. Dari sana akan coba dicari sumber dan cara penularan, serta mengambil langkah-langkah penanggulangan sementara.

Langkah selanjutnya adalah meningkatkan kegiatan surveilans untuk mendeteksi kasus sejak dini. Lalu segera memberikan pengobatan untuk mencegah infeksi berat atau komplikasi pada pasien.

Sosialisasi kepada Masyarakat untuk Cegah Kasus Meningitis Babi

kasus meningitis babi
I Nyoman Gede Anom, Kepala Dinas Kesehatan Bali. Foto: Antara/Bali Post.

Anom menjelaskan bahwa akan segera dibuat tim koordinasi penanggulangan penyakit zoonosis dan penyakit infeksi baru di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Mereka akan melakukan tes laboratorium untuk memastikan diagnosa, serta berkoordinasi dengan lintas sektor.

Lintas sektor yang dimaksud adalah kerjasama antar bagian. Mulai dari dinas pertanian dan ketahanan pangan. Kemudian dinas kesehatan diiringi oleh tokoh desa untuk mengambil langkah lebih lanjut.

“Masyarakat dihimbau agar cepat mencari pertolongan ke fasilitas pelayanan kesehatan bila merasakan gejala-gejala tertentu. Contohnya sakit kepala, demam, kaku tengkuk, ruam, mual kadang muntah. Kemudian sensitif terhadap cahaya, pendengaran berdengung atau terganggu pasca mengkonsumsi olahan babi,” sambungnya.

Selain itu, Dinkes Bali memastikan pemberian pelayanan kesehatan kepada penderita meningitis yang sedang dirawat.

Kepada masyarakat juga diberikan sosialisasi agar mengolah makanan yang benar. Salah satunya harus memasak di atas suhu 80 derajat celcius.

Anom menuturkan bahwa penyakit yang ditularkan dari hewan ini ada penyebab dan jenis berbeda. Baik itu seperti virus, bakteri, jamur, parasit dan non-infeksi. Lalu meningitis bakteri sendiri penyebabnya beragam, seperti haemophilus influenzae, streptococcus pneumoniae, dan neisseria meningitidis.

“Seseorang dapat terpapar (Meningitis Streptococcus Suis) karena bakteri Streptococcus pada daging dan darah babi yang masih mentah. Apabila dikonsumsi dalam kondisi tidak dimasak sempurna, akan menyebabkan terjadinya proses infeksi pada selaput otak dan sumsum tulang belakang,” ujarnya.

Lebih lanjut Anom menyatakan tidak semua meningitis disebabkan daging babi yang dikonsumsi. Tetap perlu dibuktikan lebih lanjut.

 

RSUD Banyumas Hadirkan Penanganan Sakit Jantung Tanpa Operasi Bedah

jantung tanpa operasi
RSUD Banyumas memperkenalkan layanan kateterisasi jantung ke Bupati Banyumas, Achmad Husein.

Penanganan penyakit jantung tanpa operasi bedah kini dapat dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas. Inovasi ini merupakan bagian dari Instalasi Diagnostik dan Intervensi Kardiovaskular, Catheterization Laboratory (Cath Lab).

Layanan ini diresmikan oleh Bupati Banyumas Achmad Husein pada acara peringatan Hari Ulang Tahun Ke-98 RSUD Banyumas. Halaman rumah sakit menjadi lokasi acara yang diadakan pada hari Minggu sebagaimana dilansir dari Antara (30/04/2023).

Menurut Direktur RSUD Banyumas dr Dani Esti Novia, dengan adanya instalasi ini, pasien yang mengalami penyumbatan pembuluh darah jantung tidak perlu menjalani operasi bedah terbuka. Melainkan cukup dengan prosedur kateterisasi jantung.

Metode Penanganan Sakit Jantung Tanpa Operasi Bedah

sakit jantung tanpa operasi
RSUD Banyumas memperkenalkan layanan kateterisasi jantung ke Bupati Banyumas, Achmad Husein.

Kateterisasi jantung adalah prosedur medis yang dilakukan dengan memasukkan selang tipis dan fleksibel (kateter) ke dalam pembuluh darah. Biasanya dilakukan pada pembuluh darah lengan atau selangkangan. Selang tersebut kemudian diarahkan ke jantung.

Prosedur ini dapat digunakan untuk mendiagnosis maupun mengobati berbagai masalah pada jantung. Baik itu penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner, gangguan katup jantung, irama jantung tidak teratur, atau cacat jantung bawaan.

dr Dani Esti Novia, selaku Direktur RSUD Banyumas, menyampaikan Instalasi Diagnostik dan Intervensi Kardiovaskuler merupakan salah satu inovasi untuk meningkatkan fasilitas layanan yang belum ada sebelumnya. Salah satunya bagian khusus untuk penanganan jantung.

“Melalui instalasi ini, kami bisa menangani penyumbatan pembuluh darah jantung tanpa harus melakukan operasi bedah. Cukup dengan menyuntikkan alat ke pembuluh darah di lengan tangan yang berfungsi untuk menghancurkan atau membuka sumbatan di pembuluh darah jantung,” ujarnya.

RSUD Banyumas Menatap Masa Depan

Di sisi lain, Bupati Banyumas Achmad Husein berharap dengan adanya instalasi ini, masyarakat di Banyumas dan sekitarnya yang mengalami masalah jantung bisa ke RSUD Banyumas. Dengan begitu masyarakat tidak harus pergi ke rumah sakit lain yang lebih jauh atau bahkan ke luar negeri.

Ia mengatakan pihaknya selalu mendukung kemajuan dan perluasan layanan di RSUD Banyumas. Hal tersebut sudah dilakukan sejak periode pertama kepemimpinannya bersama dr Budhi Setiawan dan dilanjutkan pada periode kedua bersama Sadewo Tri Lastiono. Termasuk mengupayakan agar rumah sakit ini bisa menghadap ke jalan nasional.

Untuk itu, ia meminta seluruh pegawai RSUD Banyumas untuk dapat menginformasikan prestasi-prestasi yang telah dicapai kepada masyarakat agar meningkatkan kepercayaan.

“Menjadi RSUD seperti sekarang ini tidak mudah dan bukan sesuatu yang instan. Kami bersama Pak Budhi dan Pak Dewo selalu berkomitmen untuk menjadikan RSUD Banyumas sebagai rumah sakit terbaik,” tuturnya.

Selain Instalasi Diagnostik dan Intervensi Kardiovaskuler, RSUD Banyumas juga meresmikan Unit Transfusi Darah Rumah Sakit. Ini termasuk ke dalam salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan transfusi darah di rumah sakit tersebut.

 

Startup Kesehatan TympaHealth Mendapatkan $23 Juta untuk Mengembangkan Diagnosis Kesehatan Pendengaran

startup kesehatan tympahealth
Penggunaan alat untuk membantu diagnosis kesehatan pendengaran. Foto: TympaHealth/Techcrunch.

Startup kesehatan TympaHealth dari London mendapatkan tambahan dana sebesar $23 juta. Mereka bergerak di bidang pengembangan perangkat keras genggam untuk mendeteksi kondisi kesehatan pendengaran pada sistem operasi iPhone dan Android.

Perusahaan startup kesehatan ini juga turut membangun perangkat lunak untuk melengkapi perangkat keras tersebut. Pengembangan ini bertujuan untuk memberikan pengecekaan kesehatan pendengaran menggunakan teknologi audio mumpuni.

Pihak yang ada di balik pendanaan tersebut antara lain Octopus Ventures sebagai pemimpin putaran pemberian modal. Kemudian turut pula berpartisipasi pihak lain seperti Rezayat Investments, Dara Capital, dan pengusaha Bob Davis bersama Jeff Leerink.

Dari pendanaan yang diperoleh startup kesehatan TympaHealth, mereka akan menyasar pangsa pasar domestik (Inggris) dan Amerika Serikat. Perusahaan percaya bahwa ada peluang pasar menjanjikan pada bidang tes pendengaran. Seiring terbitnya aturan FDA yang baru, maka terbuka kemungkinan untuk mendistribusikan teknologi ini tanpa resep.

Saat ini di Inggris sendiri sudah ada 250.000 pasien lebih yang menjalani tes pendengaran dengan perangkat milik Tympa. Tersebar di berbagai laboratorium audiologi, juga ratusan apotek, panti jompo, dan klinik.

Startup Kesehatan TympaHealth Mengembangkan Aplikasi Terintegrasi dengan iOS dan Android

startup kesehatan TympaHealth
Penggunaan alat untuk membantu diagnosis kesehatan pendengaran. Foto: TympaHealth/Techcrunch.

Pendiri TympaHealtah, Ramdoo pada awalnya bekerja di Pelayanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS). Organisasi ini memang dikenal akan reputasi baiknya dalam menyediakan obat-obatan murah kepada warga Inggris, salah satunya membangun inkubator rumah. Ramdoo juga terlibat pada pembentukan konsep alat tersebut.

Kemudian Ramdoo mendirikan TympaHealth untuk membuat perangkat keras yang terintegrasi dengan iPhone dan Android. Nantinya alat komunikasi dari kedua sistem operasi tersebut tidak lagi menjadi ponsel. Sebab akan menjadi alat yang berukuran lebih besar untuk mendeteksi gangguan pendengaran.

Perangkat kerasnya sendiri terdiri dari lensa dan otoskop yang diarahkan ke telinga. Nantinya perangkat ini menjadi unit pemroses untuk mengumpulkan dan membuat kesimpulan dari data yang didapatkan.

Perusahaan ini juga mengembankan machine learning dan algoritma. Dari sana akan didapatkan kesimpulan mengenai diagnosis kesehatan pendengaran.

 

Promo Produk Alat Kesehatan Dari PT Roche Indonesia

Dalam rangka mendukung pelayanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia, PT Roche Indonesia memberikan promosi untuk pembelian instrument akan mendapatkan free reagen dengan detail seperti dibawah ini. Program ini akan berlangsung sejak tanggal tertayang di e-catalog sampai dengan 31 Desember 2023.

Nama Produk      : COBAS h 232 and Accessories
Nomor Produk     : 4815000310-AK1-000344398
Harga Promosi  : Rp 17.760.000,-

Sumber: e-katalog.lkpp.go.id

Tentang produk:

Sistem cobas h 232 PoC Roche digunakan untuk menentukan penanda jantung dalam darah secara tepat dan cepat. Perpaduan antara teknologi laboratorium, sistem analisis yang praktis, dan tingkat kebersihan yang tinggi menjadikan pendamping yang optimal untuk keseharian Anda di tempat kerja. Perangkat mudah dibersihkan, penutup area pengujian dapat dilepas untuk dibersihkan, dan panel sentuh dapat dioperasikan dengan sarung tangan.
Berkat hasil pengujian yang cepat dan tidak perlu memproses sampel atau reagen temper, sistem analisis menjadi lebih efisien dan memberikan hasil yang optimal dalam waktu singkat. Semua informasi yang relevan dapat dilihat dan dikontrol dengan mudah di touchpad yang intuitif. Penganalisis optimal untuk digunakan di kantor dokter, klinik, ambulans, dan kunjungan rumah. Deteksi dini penyakit kardiovaskular memungkinkan terapi yang spesifik dan tepat.
Tentang Perusahaan:

Kemenkes Salurkan Alat Kesehatan ke 172 RS di Daerah Demi Atasi Penyakit dengan Tingkat Kematian Tertinggi

penyakit dengan tingkat kematian tertinggi
Ilustrasi serangan stroke. Foto: Max Pixel.

Sebanyak 172 Rumah Sakit (RS) di daerah menerima bantuan alat kesehatan (Alkes) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) selama tahun 2022. Penyaluran alkes ini dilakukan demi menangani empat penyakit dengan tingkat kematian tertinggi.

Keempat penyakit tersebut antara lain jantung, kanker, stroke, dan ginjal. Sementara itu bantuan alkes ini termasuk ke dalam bagian program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) cluster kesehatan.

Bantuan dari Kemenkes diberikan kepada 24 rumah sakit vertikal Kemenkes dan 148 rumah sakit daerah di 151 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Penyaluran ini menunjukkan komitmen Kemenkes untuk memperkuat dan mempercepat agenda transformasi sistem kesehatan nasional. Dengan tujuan akhir demi meningkatkan layanan bagi masyarakat.

Kemenkes memiliki target dalam meratakan layanan rujukan melalui jejaring RS yang optimal untuk menangani 4 penyakit dengan tingkat kematian tertinggi prioritas. Yaitu jantung, kanker, stroke dan gagal ginjal.

Sampai tahun 2025, target capaian untuk meratakan layanan rujukan yang optimal di 507 RS di tingkat kabupaten/kota diharapkan bisa mencapai 50%. Selanjutnya sampai tahun 2027, 100% RS di 507 kabupaten/kota di Indonesia diharapkan bisa meningkatkan cakupan pelayanan RS rujukan. Terutama untuk 4 penyakit dengan angka kematian tertinggi itu.

Target lainnya, 34 provinsi di Indonesia akan memiliki minimal 1 RS tingkat paripurna atau utama, dan 507 kabupaten/kota akan memiliki minimal 1 RS tingkat madya.

Alkes untuk Tangani Penyakit dengan Tingkat Kematian Tertinggi Disambut Baik oleh Rumah Sakit

Sementara itu penyaluran alkes ke berbagai RS di daerah didukung dan disambut baik oleh pihak terkait. Dilansir dari Medcom (26/04/2023), banyak tanggapan positif dari RS. Misalnya saja dari RSUP dr. Kariadi di Semarang, Jawa Tengah.

“RSUP dr. Kariadi berkomitmen tinggi untuk mendukung pemerintah, khususnya Kemenkes, dalam menangani penyakit-penyakit yang menjadi penyebab utama kematian, seperti kanker, jantung, stroke, dan gangguan sistem ginjal (uronefrologi),” kata drg Farichah Hanum M.Kes, Direktur Utama RSUP Dr. Kariadi Semarang, Jawa Tengah.

Sedangkan dr. Sharlie Esa Kennedy, MARS, Direktur RSUD Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatra Selatan juga menjelaskan penunjukan pihaknya pada akhir 2022. RSUD Sekayu akan ditunjuk oleh Kemenkes RI sebagai rumah sakit rujukan pengampuan. Khususnya untuk penyakit-penyakit stroke, uro nefro (gagal ginjal), kanker, jantung, dan diabetes melitus.

“Sampai saat ini RSUD Sekayu sudah mendapatkan dana PEN yang digunakan untuk membeli alat kesehatan. Diantaranya berupa satu unit CT Scan 64 slice dan satu unit UPS 160 kVa,” jelas dr. Sharlie.

Dengan penyaluran alkes untuk membantu penanganan penyakit dengan tingkat kematian tertinggi ini diharapkan RS dapat meningkatkan pelayanan yang diberikan. Dengan begitu, rumah sakit dapat lebih mudah dan akurat dalam mendiagnosa dan mengobati pasien yang dirujuk.

 

Selang Nasogastrik Aman (SNGT): Inovasi UI yang Bisa Menyelamatkan Nyawa Pasien

selang nasogastrik aman (SNGT)
Alat Safe Nasogastric Tube (SNGT). Hasil dari pengembangan oleh peneliti UI. Foto: Tribun Jakarta.

Peneliti dari Universitas Indonesia (UI), telah mengembangkan Selang Nasogastrik Aman (SNGT) atau Safe Nasogastric Tube. Alat ini berfungsi untuk memberikan obat dan cairan lewat saluran pencernaan. Gunanya untuk membantu pasien yang mengalami penurunan kesadaran.

Selang Nasogastrik Aman ini adalah hasil dari inovasi pada selang nasogastric. Menurut peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Sigit M. Nuzul, S. Kep.Ns., M. Biomed memberikan penuturan mengenai alat ini.

Ia menyampaikan dengan bantuan inovasi dari selang nasogastric bisa mengurangi risiko fatal yang dapat menimpa pasien.

Salah satu cara memberikan cairan dan obat kepada pasien yang tidak bisa menelan adalah dengan menggunakan selang Nasogastrik (NGT). Selang ini dimasukkan melalui hidung sampai ke lambung. Namun, jika selang ini tidak dipasang dengan benar, bisa berbahaya bagi pasien.

Misalnya, pada tahun 2009 ada seorang pasien yang meninggal karena selang NGT masuk ke paru-paru dan menyebabkan infeksi berat. Pemasangan NGT sebaiknya dilakukan dengan bantuan alat pencitraan agar bisa melihat posisi selang dengan jelas. Sayangnya, alat pencitraan ini mahal dan tidak semua rumah sakit punya.

Akibatnya, banyak pemasangan NGT yang dilakukan secara buta atau tanpa panduan. Ini meningkatkan risiko kesalahan pemasangan selang ke saluran napas yang bisa fatal.

Terdapat Kasus Kematian Akibat Kesalahan Pemasangan Selang NGT

Menurut Sigit M Nuzul, pendiri startup Inovasi Alat Kesehatan dan dosen di Poltekkes Kemenkes Palu Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes RI, ada beberapa kasus kematian akibat kesalahan pemasangan selang NGT.

Risiko ini terjadi saat selang yang dimasukkan dari hidung sampai ke percabangan tenggorokan dan kerongkongan.

“Seharusnya, jika selang masuk ke tenggorokan, pasien akan batuk. Tapi, pada pasien yang kesadarannya menurun atau bayi prematur, refleks batuk tidak bekerja dengan baik. Jadi, kemungkinan selang masuk ke paru-paru lebih besar,” lanjut Sigit.

Selang Nasogastrik Aman (SNGT) Memiliki Tambahan Kantong Udara

selang nasogastrik aman (SNGT)
Alat Safe Nasogastric Tube (SNGT). Hasil dari pengembangan oleh peneliti UI. Foto: Tribun Jakarta.

Sigit menciptakan alat Safe Nasogastric Tube (SNGT) yang berupa selang lambung dengan kantong udara yang bisa dibuka dan ditutup pada bagian ujungnya.

“Alat ini sudah berhak paten IDP0000056746. Kantong udara SNGT ini dinamakan Safe Nasogastric Bag (SNB). Kantong ini berfungsi sebagai penanda letak selang dengan memanfaatkan perbedaan fisiologis antara saluran pernapasan dan saluran pencernaan.”

“Saat dipakai, SNB akan menggelembung dan menyusut jika ujung selang masuk ke saluran pernafasan atas(hidung faring). Hal ini karena adanya gerakan masuk dan keluar udara saat bernapas,” ujar Sigit.

SNB berhasil lolos ke program UI Incubate yang didukung oleh berbagai pihak. Seperti Prof. Dr. dr. Neng Tine Kartinah, M.Kes., Ketua Departemen Fisiologi dan Biofisika Fakultas Kedokteran UI, sebagai pengusul utama produk inovasi ini.

Program UI Incubate adalah program yang diselenggarakan oleh Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis UI. Tujuan program adalah untuk membantu civitas akademika dan alumni UI mengembangkan perusahaan rintisan berbasis teknologi dari inovasi-inovasi yang mereka ciptakan .

 

HUT Ke-34 RS Premier Jatinegara Dirayakan dengan Meriah

RS Premier Jatinegara
Kemeriahan acara Hut RS Premier Jatinegara Ke-34. Foto: Nova Grid.

HUT ke-34 RS Premier Jatinegara (RSPJ) dirayakan dengan tema “Excellent Care to Enhance Life.” Artinya rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tidak hanya untuk menyembuhkan tapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Rumah sakit di Jatinegara ini membuat 34 momen menuju hari jadi melalui kegiatan-kegiatan bersifat internal dan eksternal. Rangkaian road to 34th anniversary tersebut RSPJ tersebut terdiri dari berbagai acara.

Misalnya, turnamen persahabatan dengan rekanan. Kemudian lari bersama keluarga dan zumba di Eco Park Ancol, nonton bareng Mandiri Inhealth, seminar tentang perempuan di Hari Kartini bersama tim RSPJ dan komunitas.

Ada pula seminar Komite Medis, pelatihan simulasi drill tim IKO dan ICU, dan berbagai lomba antar karyawan. Tidak lupa diadakan acara pemberian apresiasi kepada dokter senior dan lainnya.

Perayaan HUT Ke-34 RS Premier Jatinegara Diliputi oleh Rasa Syukur

Dr. Susan Ananda, MARS selaku CEO dari RSPJ mengungkapkan rasa bahagia dapat terus berkontribusi dalam dunia kesehatan Indonesia.

“Kami sangat bersyukur bahwa selama 34 tahun kami tidak hanya melayani masyarakat Indonesia dengan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Tapi juga terus menghadirkan inovasi-inovasi yang mendapat kepercayaan dari masyarakat.”

“RSPJ berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang kami berikan, dengan selalu mencari cara-cara baru dan inovatif. Kami berharap apa yang kami lakukan dapat membantu kemajuan fasilitas dan pelayanan kesehatan di Indonesia,” tambahnya dilansir dari Nova Grid 926/04/2023).

Tema perayaan ulang tahun ke-34 RSPJ Excellent Care to Enhance Life menunjukkan pentingnya pelayanan kesehatan yang baik. Sebab dari sana dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang.

“Kami bangga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas selama 34 tahun. Ini adalah prestasi yang luar biasa dan kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kami”, ujar Peter Hong, Group Chief Operating Officer, Ramsay Sime Darby Health Care Group.

RSPJ saat ini sudah memiliki empat layanan andalan yaitu Neuro Center (Stroke Unit), Digestive Center, Cardiac Center dan Urology Center. Kemudian sebentar lagi akan meluncurkan layanan baru yaitu Minimal Invasive Surgical Center dan klinik mata Eyecentric pada bulan ini.

RSPJ juga sedang mempersiapkan untuk mengembangkan layanan THT yang direncanakan akan diluncurkan pada tahun 2024.

 

Terjadi Lonjakan Kunjungan Pasien Rumah Sakit Pasca Lebaran

lonjakan kunjungan pasien
Tampak depan RSI Surabaya. Foto: Suara Surabaya.

Lonjakan kunjungan pasien terjadi setelah Lebaran berlalu. Hal ini dapat dilihat salah satunya di Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya. Dilansir dari Kumparan (27/04/2023), peningkatan cukup signifikan terjadi di poli atau layanan instalasi rawat jalan, khususnya di bagian penyakit dalam.

Salah satu dampak dari lonjakan pasien adalah panjangnya antrian yang harus dilalui. Mereka harus menunggu dengan sabar untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.

dr Dodo Anando, MPH, selaku Direktur RS Islam Surabaya, A. Yani menyatakan bahwa kenaikan pasien terjadi sejak hari Rabu (26/4) lalu.

“Sejak kemarin, pasien bertambah banyak. Ada kenaikan sekitar 30 persen,” katanya dilansir dari Berita Anak Surabaya, pada Kamis (27/4).

Umumnya lonjakan kunjungan pasien ini memiliki gejala umum berupa kelelahan. Demikian yang disampaikan oleh dr. Dodo. Kelelahan tersebut memiliki beberapa tanda umum seperti mual, muntah, dan diare.

Pelayanan Tetap Lancar Walau Terjadi Lonjakan Kunjungan Pasien

Direktur RS Islam Surabaya A. Yani, dr Dodo Anando, MPH, mengatakan bahwa sejak Rabu (26/4) kemarin ada peningkatan pasien yang signifikan. “Pasien meningkat sekitar 30 persen dari hari sebelumnya,” ujarnya.

“Alhasil, mereka harus mengantri lama untuk mendapatkan konsultasi kesehatan dari dokter yang dituju di rumah sakit,” tambahnya.

Dodo menjamin, meskipun jumlah pasien rawat jalan meningkat, pelayanan tetap maksimal dan berjalan lancar tanpa ada hambatan.

Selain di Surabaya, pemerintah juga menyiapkan antisipasi peningkatan kasus Covid-19 pasca Lebaran. Salah satunya di RSPI Sulianti Saroso. Dilansir dari Tribun (27/04/2023), sejumlah ruangan untuk rawat inap pasien Covid-19 kembali dibuka.

Terdapat dua ruangan yang biasa digunakan untuk melakukan penanganan Covid-19. Satu ruangan adalah ruang perawatan reguler dan satu lagi merupakan ICU. Saat ini dibuka lima ruangan sebagai antisipasi peningkatan kasus Covid-19 setelah Lebaran. Menurut sumber, saat ini empat ruangan sudah terisi penuh. Sementara satu ruangan masih disiagakan apabila kasus meningkat.

 

Startup Alat Kesehatan Withings Memperkenalkan Body Smart Timbangan “Pintar”

startup alat kesehatan withings
Timbangan “pintar” dari Withings. Foto: Withings.

Bagi siapa saja yang selama ini merasa enggan dan “bersalah” ketika menimbang badan tidak perlu khawatir lagi. Karena saat ini startup alat kesehatan Withings memperkenalkan timbangan “pintar” terbarunya bernama Body Smart.

Dilansir dari Techcrunch (19/04/2023), Body Smart adalah keluaran terbaru dari serangkaian produk timbangan pintar yang dimiliki oleh Withings. Timbangan seharga $100 (Rp1.489 juta dengan kurs saat ini) itu melengkapi rangkaian produk yang sudah ada sebelumnya.

Produk gadget penimbang badan dari Withings antara lain Body Comp dengan harga $200 (Rp2.978.406) dan Body Scan yang dibanderol $400 (Rp.5.956.813).

Ada fitur menarik yang diberikan oleh produk dari startup alat kesehatan Withings itu. Salah satunya adalah mode “Mata Tertutup” (Eyes Closed mode). Dengan mode ini pengguna tidak akan ditunjukkan skala pada layar, namun tetap akan terlacak pada aplikasi.

Tentu saja fitur ini merupakan kabar gembira bagi mereka yang ingin mengukur berat badan tapi tidak ingin diketahui bahkan oleh diri mereka sendiri. Mereka tetap dapat secara leluasa memberikan data kepada dokter atau ahli gizi yang mereka percayai.

Startup Alat Kesehatan Withings Mengembangkan Timbangan dengan Kombinasi Berbagai Teknologi

Body Smart yang diproduksi oleh Withings sendiri menggunakan kombinasi analisis impedansi bioelectrical (BIA), sensori berat badan presisi, dan algoritma yang sudah disempurnakan. Semua kombinasi teknologi ini akan sangat membantu tenaga medis untuk melakukan analisis terhadap kondisi kesehatan seseorang.

Pihak perusahaan Withings mengatakan bahwa produknya menyediakan analisis berat badan dan komposisi tubuh yang akurat serta pengukuran kesehatan lanjutan. Termasuk denyut jantung, lemak visceral, usia metabolik, dan tingkat metabolisme basal. Semua pengukuran tersebut muncul di aplikasi perusahaan, yang dapat disinkronkan dengan aplikasi data kesehatan lainnya (seperti aplikasi kebugaran Apple dan Google).

Teknologi BIA bekerja dengan mengirimkan sinyal listrik kecil melalui tubuh. Kemudian sinyal ini akan mengukur resistansi dan reaktansi jaringan tubuh terhadap arus yang diberikan. Dengan menggunakan beberapa frekuensi, alat ini dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kesehatan tubuh.

Alih-alih berat badan, pengguna dapat memilih informasi lain. Misalnya pesan motivasi atau bahkan informasi harian seperti jumlah langkah, kualitas udara dan cuaca.