spot_img

Kolaborasi ESA Group Dan Perusahaan Tiongkok, Bangun Pabrik Alat Kesehatan Senilai Rp 46,8 M

Penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU). Foto: Dok. ESA Group

Distributor alat kesehatan asal Indonesia, PT Esa Medika Mandiri (Esa Group) dan perusahaan asal Tiongkok, Weigao International Holding Comporation dikabarkan tengah berencana membangun pabrik alat kesehatan di Indonesia.

Hal tesebut ditandai dengan dilaksanakannya penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) beberapa waktu lalu.

Total nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun pabrik tersebut diketahui berjumlah sebesar US$ 3 juta atau setara Rp 46,8 miliar (kurs Rp 15.600). Belum termasuk tanah dan bangunan. Untuk tahap pertama, investasi yang ditanamkan sebesar US$ 1,5 juta atau setara Rp 23 miliar.

President Director PT. Esa Medika Mandiri Surya Gunawan Widjaja mengatakan ESA Group sudah menjalin kerjasama dengan Weigao Group sejak tahun 2014. Dengan sejarah kerjasama yang cukup lama, ESA Group dan Weigao Group bersepakat untuk membuat pabrik benang bedah di Indonesia.

“Kedepannya ESA Group dan Weigao Group juga akan menambah beberapa produk baru alat kesehatan untuk diproduksi di Indonesia,” ungkap Surya.

Menurut Surya, produk alat kesehatan yang dihasilkan akan berstandar internasional dan akan diekspor ke berbagai negara di Asia tenggara. Dirinya juga memastikan bahwa kerjasama ini akan membawa transfer teknologi ke negara Indonesia.

Sementara itu, Vivienne Zhang, Deputy General Manager Weigao Group mengatakan bahwa Weigao Group telah berkenalan dengan ESA Group sejak 10 tahun yang lalu. Pada saat itu ESA Group masih menjadi distributor atau agen dari produk Weigo. MoU pembentukan joint venture ini akan menjadi kado ulang tahun ke-10 kolaborasi antara Weigao Group dan ESA Group.

“Jadi sekarang ESA Group tidak cuma jadi distributor Weigao Group. Setelah penandatanganan MOU, akan ada pabrik yang akan memproduksi produk dari China tapi di produksi di Indonesia yang tentunya untuk memajukan negara Indonesia,” jelas Vivienne Zhang.

Untuk diketahui, PT. Esa Medika Mandiri (ESA Group) merupakan salah satu perusahaan distribusi alat kesehatan yang sudah berdiri sejak tahun 2000. Seiring dengan Inpres Nomor & Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

Ingin Tingkatkan Produksi Farmasi Dalam negeri, Indonesia Siap Gandeng India

Suasana jalannya acara Indonesia-India Health Business Forum di Kantor Kedutaan Besar India, Jakarta, Selasa (27/02/2024). Foto: Investortrust/Yuswialdyth Ardelia.

Saat ini sekitar 95 persen bahan baku obat di Indonesia masih diimpor. DI lain sisi, produksi obat dalam negeri meningkat sebesar 5 persen, yang mana nilai produksi medis Indonesia mencapai lebih dari 6 juta dolar AS (sekitar Rp93,65 miliar).

Terkait hal tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) berminat menggandeng India untuk meningkatkan produksi obat dengan harga terjangkau di dalam negeri.

Hal tersebut disampaikan Asisten Deputi Investasi Strategis Kemenkomarves, Bimo Wijayanto, dalam Forum Bisnis Kesehatan India-Indonesia (IIHBH) di Jakarta, Selasa.

“Dengan membina kemitraan dengan perusahaan-perusahaan India, kami bertujuan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun juga memposisikan Indonesia sebagai pusat manufaktur farmasi regional,” ucap Bimo.

Bimo melanjutkan, dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengeluarkan banyak investasi untuk meningkatkan produksi lokal bahan kimia dasar, bahan aktif farmasi, fitofarmaka, dan juga bahan mentah lainnya.

Dia juga mengatakan peluang investasi perusahaan-perusahaan India di sektor farmasi dan medis di Indonesia sangat luas dan beragam.

Sementara itu, Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor Leste Sandeep Chakravorty mengatakan bahwa investasi Indonesia dan India berjalan dua arah, terutama untuk mendorong sektor farmasi.

“Jadi, sudah banyak pertukaran yang terjadi antara perusahaan India dan Indonesia, tetapi kami hanya ingin menciptakan fokus yang lebih besar, penekanan yang lebih besar. Kami ingin perusahaan-perusahaan India datang ke sini, berpartisipasi dalam sektor kesehatan Indonesia,” pungkas Sandeep.

RSUD Raja Ahmad Tabib Resmi Menjadi RS Rujukan Penyakit Jantung di Kepulauan Riau

Rumah Sakit Umum Daerah Raja Ahmad Tabib (RSUD RAT)

Ada kabar gembira bagi warga Kepulauan Riau. Rumah Sakit Umum Daerah Raja Ahmad Tabib (RSUD RAT) Tanjungpinang resmi menjadi pusat rujukan utama pengobatan jantung di Provinsi Kepulauan Riau. Penetapan ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/1341/2023 tanggal 11 Mei 2023.

Dengan penetapan ini, berarti seluruh warga Kepulauan Riau yang ingin berobat kesehatan jantung, akan dirujuk ke RSUD RAT. Sedangkan layanan yang dapat diberikan, mulai dari pengobatan ringan tindakan intervensi jantung non-bedah.

Direktur RSUD Raja Ahmad Thabib, dr.Yusmanedi mengatakan, dengan peralatan dan tenaga dokter yang dimiliki, RSUD-RAT Tanjungpinang telah melayani tindakan intervensi jantung non-bedah dua kali seminggu sejak 10 Mei 2023. Hingga Februari 2024, tercatat sebanyak 143 pasien telah mendapatkan layanan tindakan intervensi jantung.

Untuk meningkatkan kualitas layanan dan kompetensi sumber daya manusia (SDM), menurut dr.Yusmanedi, RSUD Raja Ahmad Tabib juga baru saja mengadakan kegiatan Proctorship Diagnostik Invasif dan Intervensi Non-Bedah bekerja sama dengan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta pada tanggal 22 hingga 24 Februari 2024 lalu.

“Proctorship ini merupakan cara efektif untuk memastikan bahwa RSUD Raja Ahmad Tabib dapat memberikan perawatan dan pengobatan jantung yang berkualitas kepada pasien yang berobat,” sebut dr.Yusmanedi.

Dirinya-pun berharap, melalui kompetensi SDM tersebut, pelayanan tindakan medis di RSUD-RAT dapat terus ditingkatkan. Sehingga dapat menjadi rujukan utama bagi pasien jantung di Kepulauan Riau.

Indonesia Menjadi Tuan Rumah Kongres Dokter Mata Se-Asia Pasifik 2024

Foto: Bali Sharing

Indonesia menjadi tuan rumah Kongres Dokter Mata Se-Asia Pasifik yaitu The 39th Asia Pacific Academy of Ophthalmology (APAO) Congress. Acara tersebut tepatnya diselenggarakan di Nusa Dua Convention Center, Bali, pada 22-25 Februari 2024.

Kongres APAO 2024 kali ini mengusung team “Beyond All Limits” yang bertujuan mempersiapkan praktisi layanan mata masa kini untuk masa depan yang terus berkembang. Menghadirkan sekitar 700 pembicara yang diakui secara internasional di berbagai bidang subspesialisasi mata dan diikuti lebih dari 6.000 peserta.

Presiden Kongres APAO 2024, Dr Mohamad Sidik, SpM(K), mengatakan bahwa peserta kongres berasal dari sekitar 80 negara. Kongres tersebut menyelenggarakan beragam program ilmiah termasuk symposia, wetlab dan lomba karya ilmiah. Serta program sosial termasuk cultural night dan fundrun untuk menggalang dana kemanusiaan.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin ikut membuka kongres APAO tersebut. Dirinya menyampaikan bahwa ada 2,2 miliar orang di dunia yang mengalami gangguan penglihatan. Ia berharap peserta kongres dapat membawa pulang pengetahuan baru tentang perawatan mata untuk diterapkan di negara masing-masing guna mengatasi masalah gangguan penglihatan.

Di kesempatan yang sama, Presiden APAO, Prof Ava Hossain menyampaikan bahwa selain mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru, peserta kongres juga diharapkan bisa membangun jaringan kerja dan kolaborasi yang erat dengan rekan-rekan dari berbagai negara. Dirinya berharap kongres tahunan ini tidak hanya akan memperdalam pemahaman tentang perkembangan terbaru dalam bidang oftalmologi, tetapi juga meninggalkan kenangan tak terlupakan tentang persahabatan yang terjalin di antara para delegasi.

Punya 25 Juta Pengguna Aktif, Alodokter Raih Pendanaan Seri C4 Sebesar Rp81,7 Miliar

Startup healthtech Alodokter dikabarkan berhasil membukukan pendanaan seri C4 sebesar $5,2 juta atau setara Rp81,7 miliar. Dikutip dari Alternative.pe, pendanaan ini didapatka dari HL Mando dan Beacon Venture Capital.

Beacon Venture Capital sendiri adalah unit ventura di bawah naungan Kasikornbank, Thailand. Mereka diktehui telah berinvestasi ke sejumlah startup Asia Tenggara. Sedangkan HL Mando adalah perusahaan otomotif asal Korea Selatan yang belakangan memang tengah aktif berinvestasi di berbagai perusahan startup.

Dikutip dari situs id.techinasia.com, pihak Alodokter telah membenarkan terkait kabar ini, namun masih enggan mengkonfirmasi terkait jumlah yang didapat secara resmi.

Pendanaan ini nantinya akan digunakan oleh startup healthtech tersebut untuk mengembangkan ekosistem kesehatan digitalnya yang diklaim memiliki 25 juta pengguna aktif bulanan. Lebih lanjut, Alodokter juga mengklain telah menjalin kemitraan dengan 1.500 rumah sakit dan klinik, 500 apotek, dan 1.000 dokter.

Untuk diketahui, Alodokter didirikan oleh Suci Arumsari pada tahun 2014. Pada saat ini, startup ini memiliki lima produk utama yang terdiri dari:

– Konsultasi online dengan dokter,
– Layanan membuat janji konsultasi tatap muka dengan dokter,
– Artikel kesehatan,
– Produk asuransi Proteksi Alodokter, serta
– Layanan berbelanja online produk kesehatan.

Protes Kebijakan Pemerintah, Ribuan Dokter Korea Selatan Ajukan Pengunduran Diri Masal

Foto: YONHAP / AFP

Akibat tidak setuju dengan keputusan pemerintah Korea Selatan, sebanyak sebanyak 6.415 dokter magang di nnegara tersebut mengajukan pengunduran diri masal.

Aksi itu dilakukan karena kebijakan baru pemerintah Korea Selatan yang akan meningkatkan jumlah mahasiswa kedokteran di negara tersebut. Pasalnya dikhawatirkan dapat membahayakan kesehatan masyarakat.

Dikutip dari Yonhap News Agency, pemerintah Korea Selatan berencana untuk meningkatkan kuota pendaftaran sekolah kedokteran menjadi 2.000 dokter mulai tahun depan. Menurut otoritas kesehatan setempat, hal ini dilakukan karena jumlah dokter di Korea Selatan dinilai tidak sebanding dengan jumlah penduduk. Bahkan, jumlah dokter di Negeri Ginseng diklaim termasuk yang terendah di negara maju.

Tetapi, para dokter Korea Selatan menyatakan bahwa pemerintah terkait belum melakukan konsultasi penuh mengenai masalah ini. Juga, mereka menilai bahwa wacana tersebut akan mengancam kualitas pendidikan dan layanan kedokteran karena tidak adanya fasilitas dan kapasitas pendidikan kedokteran di Korea Selatan yang mampu menampung hingga 2.000 lagi.

Aksi pengunduran diri ribuan dokter magang ini membuat sejumlah jadwal operasi dan perawatan lainnya tertunda. Kendati begitu, Wakil Kedua Menteri Kesehatan, Park Min-soo menyatakan belum ada masalah besar dalam layanan medis akibat hal ini.

Park mengatakan bahwa pemerintah Korea Selatan akan memperpanjang jam operasional di 97 rumah sakit umum dan unit gawat darurat di 12 rumah sakit militer akan dibuka untuk umum.

Selain memperpanjang jam operasional dan membuka unit gawat darurat di rumah sakit militer, pemerintah Korea Selatan juga menangguhkan izin medis dari dua pejabat Asosiasi Medis Korea yang mewakili para dokter. Bahkan mereka mengancam tak segan akan mencabut izin medis mereka.

“Kami tidak bisa memberikan pembenaran atas tindakan para dokter yang meninggalkan pasiennya untuk memprotes suatu kebijakan meskipun mengetahui apa akibat dari tindakan kolektif tersebut,” pungkas Park.

Menjadi RS TNI Terbesar, RSPPN Panglima Besar Soedirman Diresmikan Oleh Presiden Jokowi

Foto: BPMI Setpres

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RS PPN) Panglima Besar Soedirman pada Senin (19/02/2024).

Rumah sakit tersebut tersebut memiliki gedung 28 lantai dan berdiri di atas lahan seluas 2,2 hektare dengan luas bangunan 62 meter persegi persegi. Ini sekaligus menjadikan RS PPN Panglima Besar Soedirman sebagai rumah sakit milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) terbesar.

Fasilitas kesehatan ini memiliki kapasitas 1.000 tempat tidur rawat inap, 55 tempat tidur instalasi gawat darurat (IGD), 11 ruang operasi, serta 90 ruang intensive care yang terdiri dari intensive care unit (ICU), intensive cardiology care unit (ICCU), respiratory intensive care unit (RICU), pediatric intensive care unit (PICU), dan neonatal intensive care unit (NICU).

Selain itu, rumah sakit yang terletak di Bintaro, Jakarta Selatan ini juga menyediakan layanan terpadu yang dilengkapi dengan alat-alat robotik dan laser untuk penyandang disabilitas dan penderita kelemahan kaki dan tangan.

Dikutip dari situs setkab.go.id, pada peresmian tersebut Jokowi menyampaikan bahwa dirinya mengapresiasi pembangunan rumah sakit ini karena memiliki tingkat komponen dalam negeri mencapai 70 persen. Dimana hal tersebut merupakan langkah sangat bagus untuk mendukung pengembangan industri nasional dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

“Saya berharap dengan fasilitas dan peralatan yang sangat modern ini, RS PPN dapat menjadi rujukan bagi Kementerian Pertahanan, TNI, dan keluarga serta masyarakat umum untuk mendapatkan layanan kesehatan yang terbaik, menjadi rumah sakit pendidikan bagi Fakultas Kedokteran Universitas Pertahanan. Dan, yang tidak kalah penting, rumah sakit ini akan siap menjadi rumah sakit tanggap bencana yang sewaktu-waktu kita butuhkan,” ungkap Jokowi.

Sebelum melakukan peresmian, Presiden Jokowi ditemani oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sudah terlebih dahulu meninjau ruang dan peralatan yang ada di rumah sakit tersebut. Menurut Jokowi, fasilitas yang ada RS PPN Panglima Besar Soedirman tak hanya lengkap tetapi juga sangat canggih dan modern.

RS Apung Nusa Waluya II Berhasil Layani 3.370 Penerima Manfaat Dalam 45 Hari

RS Apung Nusa Waluya II. Foto: Kristianto Purnomo/Kompas

Rumah Sakit Apung Nusa Waluya II dikabarkan telah berhasil memberikan pelayanan kesehatan di wilayah Sorong, Papua Barat dengan jumlah penerima manfaat sebesar 3.370 dalam waktu 45 hari. Termasuk diantaranya 7 kali persalinan, dan 93 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan.

Program rumah sakit apung ini merupakan hasil kolaborasi antara Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE) dan PT Pertamina International Shipping (PIS). Sedangkan untuk kualitas, RS Apung Nusa Waluya II diklaim setara dengan rumah sakit darat tipe C.

Dalam kerja sama ini, PIS mendukung ketersediaan dana untuk kebutuhan operasional rumah sakit apung yang selama hampir dua bulan, melayani masyarakat di Sorong, Papua Barat. Selama periode tersebut, RSA Nusa Waluya II tidak hanya memberikan pelayanan medis di Distrik Seget, tetapi juga ke pulau sekitar, serta melakukan beberapa pelatihan dan promosi kesehatan seperti; pelatihan dokter kecil, pelatihan asuhan ibu hamil (ANC), dan penyuluhan kesehatan.

Tak hanya itu, RSA Nusa Waluya II selama masa operasinal juga menyediakan beberapa pelayanan yakni poli umum, poli spesialis, poli gigi, poli Kesehatan Ibu Anak (KIA), pelayanan kegawatdaruratan, tindakan bedah mayor dan minor, serta rawat inap. Tercatat dalam masa pelayanan, 3 penyakit yang paling banyak dijumpai adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), mialgia (nyeri otot), dan dispepsia.

“Kerja sama ini menjadi wujud komitmen bersama anak bangsa untuk menjawab tantangan akses kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia, terutama mereka yang berada di area timur Indonesia maupun daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan,” ujar Corporate Secretary PIS Muh. Aryomekka Firdaus.

Gatam Institute Eka Hospital Hadirkan Pusat Orthopedi Dengan Teknologi Robot Navigasi

Foto: Gatam Institute Eka Hospital

Ada beberapa kelainan tulang belakang dalam dunia medis. Diantaranya iordosis, skoliosis, dan kifosis. Selain itu, ada juga nyeri pada tulang belakang yang disebabkan oleh saraf tertekan jaringan di sekitarnya yang mana masyarakat Indonesia biasa mengenalnya dengan istilah saraf terjepit.

Kondisi kelainan tersebut kerap menimbulkan ketidaknyamanan dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Terkait hal ini, Eka Hospital mengumumkan bahwa mereka memiliki Pusat Orthopedi yang bernama Gatam Institute Orthopedic and Spine. Sebuah Pusat Orthopedi & Tulang Belakang terpadu dengan Platform Revolusioner Robot Navigasi Pertama di Asia Tenggara yang digadang-gadang bisa meningkatkan keamanan pasien saat menjalani operasi tulang belakang dengan tingkat akurasi mencapai 99.9%.

Dalam rilis resminya, Eka Hospital menyatakan bahwa tim dokter orthopedi mereka telah berhasil menangani lebih dari 400 kasus operasi tulang belakang terutama scoliosis dan saraf terjepit (HNP) yang menggunakan instrument robot navigasi dengan tingkat keberhasilan operasi mencapai 99.9%.

Penggunaan robot navigasi ini digawangi oleh Dr.dr. Luthfi Gatam, Sp.OT (K) Spine, Chairman dari tim dokter orthopedi Eka Hospital. Kemudian ada juga empat orang dokter ahli spine lainnya yaitu Dr.dr.Phedy, Sp.OT(K) Spine, dr.Harmantya Mahadipta, Sp.OT(K) Spine, dr. Syafrudin, Sp.OT (K) Spine dan dr.Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine. Mereka berempat telah mendapatkan pelatihan sertifikasi untuk melakukan operasi menggunakan robot navigasi operasi tulang.

“Kehadiran Gatam Institute di Eka Hospital Group diharapkan menjadi pusat penanganan kasus- kasus berat untuk bidang orthopedi dan bukannya tidak mungkin dapat menjadi tempat pembelajaran bagi dokter-dokter orthopedi di seluruh Indonesia.

“Kami juga tidak bosan menginformasikan bahwa layanan orthopedi Gatam Institute ini hadir di jaringan rumah sakit kami, yaitu BSD City, Cibubur, Bekasi dan Pekanbaru,” kata drg.Rina Setiawati selaku Chief Operating Officer (COO) Eka Hospital Group.

Foto: Gatam Institute Eka Hospital

Menurut pihak Eka Hospital, layanan teknologi medis canggih ini juga dilengkapi dengan EOS 3D, O-Arm, 3D C-Arm, Instrumen Endoskopi Tulang Belakang Richard Wolf (Germany) hingga Standing MRI yang secara khusus dapat melihat lokasi tekan pada sendi maupun tulang belakang yang menjadi sumber nyeri.

Mereka berharap, kolaborasi teknologi kedokteran ini bisa membawa tindakan operasi tulang belakang di Indonesia ke era baru dan tentunya tidak kalah dengan perkembangan dunia kedokteran luar negeri.

Ahli Dari Rumah Sakit Sardjito Jelaskan Penggunaan Nuklir Dalam Bidang Medis

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Foto: Detik.

Bagi orang awam, ketika mendengar kata nuklir maka sebagian besar akan terbayang tentang bom dan perang. Paahal dalam dunia kedokteran, teknologi nuklir digunakan untuk berbagai diagnostik dan terapi. Hal tersebut disampaikan oleh dr. Bangbang Aryanto SpKN-TM dari Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta.

“Jadi, kedokteran nuklir itu pelayanan, sumber pelayanan kesehatan yang menggunakan sumber radioaktif terbuka untuk peranan diagnostik, in vitro (di lab) maupun in vivo (dalam tubuh), untuk terapi dan penelitian,” ucap Bangbang sebagaimana dikutip dari situs Antara.

Adapun perbedaannya dengan radiologi adalah sumber energi radiasi tertutup yang berasal dari alat, seperti X-ray, CT scan, dan MRI. Dirinya melanjutkan, bahwa di kedokteran nuklir, sumber radiasi diberikan terbuka melalui intravena (lewat pembuluh darah). Lalu disuntikkan, dihirup, ditelan, lalu masuk ke dalam tubuh sehingga pasien sendiri yang akan memancarkan radiasi tersebut. Kemudian, radiasi yang dipancarkan oleh pasien tersebut ditangkap oleh kamera gamma sehingga ada citranya.

Lebih lanjut dr. Bangbang mengungkapkan, dengan teknik kedokteran nuklir, fungsi organ juga dapat diketahui secara lebih presisi dalam diagnosis. Misal dalam pemeriksaan ginjal yang menggunakan USG, dapat diketahui bentuk dan kontur ginjal, namun tidak diketahui fungsi ginjal tersebut. Sementara itu, ujarnya, dengan menggunakan teknik kedokteran nuklir, meski tidak diketahui kontur dan bentuknya, fungsi ginjal tersebut dapat diketahui, seperti persentase dan tingkat laju filtrasi glomerular yang dihitung dalam mililiter per menit.

Adapun contoh penggunaan teknik kedokteran nuklir yang paling sering digunakan adalah untuk pasien-pasien kanker tiroid, menggunakan iodium-131.

“Dengan iodium radioaktif ini, kita menggunakan paparan sinar betanya untuk menghancurkan kelenjar tiroid,” pungkas dr. Bangbang.