Fujifilm, perusaahaan yang dikenal sebai produsen film fotografi, terus melakukan inovasi agar bisa melebarkan sayap bisnisnya ke berbagai bidang. Kini, mereka menjajaki sektor bisnis kesehatan.
CEO Fujifilm Holdings Corporation, Shigetaka Komori menyatakan bahwa perusahannya tengah berusaha untuk menjadi perusahaan yang memiliki solusi untuk mencegah, mendeteksi, dan mengobati berbagai masalah kesehatan.
Dalam aspek mencegah, Fujifilm telah memiliki produk suplemen kesehatan dan skincare (ASTALIFT), sementara di aspek mendeteksi telah dikembangkan alat-alat yang membantu mendeteksi penyakit seperti X-Ray, endoskopi, dan USG.
Dalam aspek mengobati, Fujifilm sangat gencar melakukan merger & acquisition perusahaan obat-obatan regenerative dan obat-obat molekul kecil.
Saat ini mereka fokus melakukan ekspansi ke negara-negara berkembang tak terkecuali Indonesia.
“Indonesia, dengan jumlah populasi dan daya beli yang besar menjadi negara yang sangat potensial,” ujar Shigetaka pada perhelatan FujiFilm Fair 2017 di Hotel Pullman, Jakarta (29/8).
Setelah melakukan penjajakan, Fujifilm Indonesia akan lebih fokus mengincar pasar Indonesia di masing-masing unit bisnisnya. “Kami terlahir kembali dari inovasi di berbagai bidang, dan dengan cara yang sama, kami akan mengembangkan pangsa pasar dan meningkatkan keberadaan kami di Indonesia,” kata Presiden Direktur PT Fujifilm Indonesia, Noriyuki Kawakubo.
PT Fujifilm Indonesia saat ini memiliki enam unit bisnis yang terdiri dari divisi Electronic Imaging (kamera dan lensa), divisi Photo Imaging (mesin pencetak foto, kertas foto, dan instax), divisi Graphic Art (mesin digital printing, offset dan onset), divisi Medical (alat-alat kesehatan), divisi Industrial Products (prescale dan NDT), dan divisi Life Science (perawatan kulit).