PT B. Braun Medical Indonesia baru saja meresmikan pabrik cairan infus di Kawasan Industri Indotaisei, Karawang, Jawa Barat. Nantinya, pabrik tersebut akan diproyeksikan untuk khusus memproduksi Cairan Infus Dasar atau Large Volume Parenteral (LVP) dan produk-produk larutan infus inovatif lainnya termasuk produk obat suntik guna memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
Larutan infus yang diproduksi akan dikemas dalam wadah sistem tertutup yang dapat mengurangi risiko kontaminasi udara, bakteri, dan non-bakteri. Produk-produknya meliputi Ecosol Ringer Lactate IV Inf (500 ml), Sterofundin ISO IV Inf (500 ml), Ecosol Sodium Chloride 0.9 Infus (500 ml), Ecosol Glucose 10% IV Inf (500 ml), dan Glukosa 5% (500 ml)
Pabrik ini sendiri dibangun di atas tanah seluas 19 hektare dan menghabiskan biaya Rp 900 miliar serta dilengkapi dengan teknologi canggih untuk menghasilkan produk-produk medis yang berkualitas.
Presiden B. Braun Asia Pasific, Anna Maria Braun mengatakan, dengan beroperasinya pabrik ini, perusahaan ingin melindungi dan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat Indonesia. Hal ini sesuai dengan komitmen B. Braun untuk memberikan dukungan penuh terhadap Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam menyediakan produk medis kelas dunia dan terjangkau untuk masyarakat Indonesia.
Anna melanjutkan, pembangunan pabrik akan selesai dalam dua tahap. Pada tahap pertama, kapasitas produksi tahunan pabrik akan mencapai 15 juta unit. Berlanjut ke pembangunan tahap kedua, kapasitas produksi tahunan pabrik akan meningkat hingga 48 juta unit.
Untuk pemasaran dan distribusi, nantinya akan menyasar segmen rumah sakit pemerintah, puskesmas dan rumah sakit swasta. Menurut Managing Director B. Braun Indonesia Stephan Soyka, saat ini Indonesia masih kekurangan pasokan infus. Dari 150 juta unit kebutuhan cairan infus, masih ada 30% pasokan yang belum terpenuhi.
Menteri Kesehatan Nila Farida Moeloek mengatakan, larutan infus merupakan salah satu perawatan dasar yang diberikan kepada pasien. Pada 2016, kebutuhan cairan infus mencapai 150 juta unit,” ujarnya.
Nila menambahkan, infus sangat diperlukan dan harus segera diberikan kepada pasien. Dia berharap dengan teknologi yang dimiliki B. Braun bisa memproduksi cairan infus lain seperti hemodialisis.