Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan kunjungan verifikasi untuk peninjau persiapan pembukaan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Dalam kunjungan tersebut melibatkan sejumlah perwakilan Kemenkes yang hadir ke kampus ITS di Surabaya.
Rombongan Kemenkes yang melakukan peninjauan di ITS dipimpin oleh Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes, Drg Arianti Anaya MKM. Kedatangan rombongan Kemenkes pada Jumat (17/2/2023) disambut oleh sejumlah pemimpin ITS, termasuk Rektor Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng.
Dalam sambutannya, Ashari menyampaikan bahwa pendirian fakultas baru ini dilatarbelakangi oleh kurangnya jumlah dokter di Indonesia. Dia menjelaskan, menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), idealnya satu dokter melayani seribu orang.
Namun, pada kenyataannya, jumlah dokter di Indonesia belum memenuhi kriteria itu. Saat ini, Indonesia hanya memiliki 170.000 dokter sehingga masih membutuhkan sekitar 100 ribu dokter baru untuk memenuhi standar WHO.
“Dari data Direktorat Pendidikan Tinggi, tiap tahunnya Indonesia meluluskan sekitar 4.500 dokter baru. Sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia, ITS tentu ingin turut berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan dokter,” ujar guru besar Teknik Elektro ITS itu sebagaimana dilansir dari Detik (17/02/2023).
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan ITS Ingin Melahirkan Dokter Melek Teknologi
Selain mencetak lulusan dokter, ITS juga berupaya melahirkan dokter yang menguasai teknologi. Ashari mengatakan bahwa dengan adanya Fakultas Kedokteran dan Kesehatan di ITS, mereka ingin menghasilkan lulusan dokter yang melek teknologi.
“Karena ketika kedokteran dikolaborasikan dengan teknologi, hal itu dapat membawa perubahan yang besar,” kata Ashari dengan nada optimistis.
Dirjen Nakes Kemenkes RI, Drg Arianti Anaya, membenarkan apa yang disampaikan Ashari. Menurutnya, kolaborasi antara teknologi dengan dunia kedokteran akan sangat baik sekali. Terlebih lagi mengingat alat kesehatan di Indonesia hingga saat ini masih didominasi oleh impor.
“Alat kesehatan di Indonesia 95% di antaranya adalah hasil impor. Ini cukup ironis mengingat banyaknya insinyur dan juga dokter yang kompeten di Indonesia,” katanya.
Di akhir acara, Ashari menyatakan bahwa ITS akan terus mempersiapkan diri untuk membuka fakultas yang berfokus pada pelayanan kesehatan ini.
“Semoga dengan adanya Fakultas Kedokteran dan Kesehatan dapat memberikan kontribusi bagi dunia kedokteran di Indonesia,” ujarnya.