Dua hari lalu, dunia dihebohkan oleh adanya virus komputer Ransomware WannaCry yang menyerang komputer berbagai institusi swasta dan pemerintah termasuk dua rumah sakit di Jakarta yaitu Rumah Sakit Harapan Kita dan Rumah Sakit Kanker Dharmais.
Virus tersebut menyerang korban dengan cara mengunci komputer atau mengenkripsi semua data yang ada sehingga tidak bisa diakses. Agar bisa membuka kembali data tersebut, mereka meminta tebusan dalam bentuk Bitcoin kepada pihak korban.
Akibatnya, sistem teknologi informasi yang menyimpan seluruh data kesehatan pasien dan catatan pembayaran rumah sakit mengalami lumpuh sementara dan sempat menyebabkan pelayanan pasien terganggu. “Ini sungguh kejam,” kata Presiden Direktur Rumah Sakit Dharmais Abdul Kadir kepada Reuters.
Sampai berita ini diturunkan, RSK Dharmais sudah bisa mengatasi serangan cyber tersebut dan memulihkan sebagian besar fasilitas IT-nya. Sedangkan Rumah Sakit Harapan Kita masih belum diketahui perkembangannya.
“Kami sudah melakukan langkah antisipasi, dan saat ini dua pelayanan pendaftaran sudah dibuka. Prioritas kami membuka kembali pelayanan untuk farmasi, rawat inap, rawat jalan, dan pendaftaran yang sudah berjalan seratus persen,” ujar salah satu staf IT RSK Dharmais.
Bukan hanya rumah sakit di Indonesia saja yang menjadi korban, sistem jaminan kesehatan nasional Inggris (NHS) dan salah satu rumah sakit di Los Angeles, Amerika Serikat itu juga ikut terkena dampak ransomware WannaCry. Yang disebutkan terakhir bahkan terpaksa harus membayarkan sejumlah uang tebusan.