Menurut dr Andreas Harry SpS (K) seorang neurolog, alat musik dapat menjadi terapi demensia. Salah satunya yaitu musik angklung, sebuah instrumen tradisional khas di Indonesia.
“Melalui sarana musik dapat menjadi terapi pendukung untuk membantu,” kata dr Andreas dilansir dari Antara, Rabu (27/09/2023).
Saat ditanya tentang dampak musik angklung bagi pasien demensia, ia menjawab bahwa itu bisa dijadikan terapi tambahan. Pada 17 September 2023, sebuah lokakarya digelar oleh HMC, ALZI Chapter Qatar, ILA, dan KBRI Doha, yang memperkenalkan angklung sebagai terapi demensia.
Dalam lokakarya itu, Ketua ALZI Chapter Qatar, Kennia Lestariyani Sulis, mengungkapkan bahwa musik sudah lama dikenal sebagai terapi demensia.
Terapi Demensia dengan Musik Angklung dan Gamelan Diyakini Mampu Berefek Positif
Dia menyebutkan bahwa gamelan dan angklung adalah dua jenis alat musik yang secara medis diyakini dapat memberikan manfaat. Manfaat tersebut salah satunya untuk penanganan orang yang mengalami demensia.
Menurut Andreas Harry, sejak zaman dahulu kegiatan seperti menyanyi disebutnya sebagai “penyenang otak”. Karena itu hingga kini tetap dilakukan sebagai pendukung untuk pasien pengidap demensia.
“Kegiatan seperti bergoyang-goyang, karena berkesan menghibur juga mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai terapi pendukung,” kata neurolog dari Unair Surabaya, Jawa Timur itu.
Menurut anggota International Advance Research Asosiasi Alzheimer Internasional (AAICAD) itu, selain alat musik, kegiatan kuline juga bisa membuat penderita demensia riang. Sebab itu juga bermanfaat sebagai terapi pendukung selain terapi medisnya. “Jadi kegiatan-kegiatan yang bersifat membuat pasien demensia senang dan riang, itu bersifat terapi pendukung yang positif dan berguna,” katanya.
Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan, ada terapi yang dapat membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Salah satu terapi yang disarankan oleh neurolog Indonesia adalah terapi musik, khususnya musik angklung.
Musik angklung memiliki keunikan dan keindahan yang dapat merangsang otak dan emosi pasien demensia. Selain musik angklung, kegiatan lain yang bersifat menghibur dan menyenangkan, seperti bernyanyi, menari, atau makan-makan, juga dapat dijadikan terapi pendukung.
Dengan kombinasi terapi medis dan terapi pendukung, pasien demensia dapat menjalani hidup dengan lebih baik dan bahagia.