spot_img

Mix Safe Transport, Inovasi Alat untuk Menurunkan Resiko Asfiksia pada Bayi

Seorang dokter spesialis anak dari Universitas Indonesia, Prof. Rinawati Rohsiswatmo, menciptakan sebuah alat bernama Mix Safe Transport. Sebuah inovasi alat bantu pernapasan bayi yang dapat menurunkan resiko asfiksia pada bayi. Alat ini juga mudah digunakan dan dapat dioperasikan di daerah terpencil.

Asfiksia adalah kondisi di mana bayi mengalami kekurangan oksigen saat lahir atau sesaat setelah lahir. Ketika terjadi dapat menyebabkan kematian atau kerusakan otak permanen pada bayi.

Dilansir dari Antara (17/08/2023), menurut data Bank Dunia tahun 2020, angka kematian bayi akibat asfiksia di dunia adalah 17 dari 1.000 kelahiran. Sedangkan di Indonesia adalah 11,7 dari 1.000 kelahiran.

Angka ini menempatkan Indonesia di peringkat kelima di Asia Tenggara dan membutuhkan perhatian serius. Pemerintah menargetkan pada tahun 2024, angka kematian bayi akibat asfiksia turun menjadi 10 dari 1.000 kelahiran.

Untuk mencapai target ini, diperlukan solusi konkret, salah satunya adalah Mix Safe Transport Infant Blending Resuscitator, alat bantu pernapasan bayi buatan anak bangsa. Dirancang agar mampu segera membantu bayi yang mengalami asfiksia. Sebab jika terjadi maka bayi harus ditolong dalam waktu 60 detik agar tidak mengalami komplikasi.

Mix Safe Transport Dapat Dibawa Ke Berbagai Daerah Terpencil

Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo menjelaskan bahwa bayi yang mengalami kesulitan bernapas membutuhkan campuran oksigen dan gas medis dengan kadar tertentu.

Ahli anak dari Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan bahwa bayi yang bermasalah dengan pernapasan tidak cukup hanya diberi oksigen saja. Oksigen memang bisa menyelamatkan nyawanya tetapi mungkin tidak bisa menyelamatkan penglihatan, sebab organ bayi sangat rentan.

Karena itu, alat hasil karyanya ini dilengkapi dengan baterai yang dapat mengoperasikan kompresor untuk menghasilkan gas medis. Sementara itu kadarnya dapat disesuaikan dengan memutar tombol yang ada.

Selain itu, baterai pada alat ini dapat bertahan selama lima sampai enam jam. Dengan begitu, bayi yang memerlukan perawatan lebih lanjut di fasilitas kesehatan yang lebih baik, dapat dipindahkan tanpa melepaskan alatnya.

Bentuknya yang sederhana dan dapat dibawa dengan cara disampirkan ke pundak membuatnya mudah dibawa ke mana-mana. Cocok untuk digunakan di berbagai wilayah, termasuk wilayah-wilayah terpencil di Indonesia.

Berdampak Baik Pada Anak Bangsa

Alat bantu pernapasan bayi ini sudah diuji coba sejak 2015 sampai 2017, dan sudah mendapat sertifikat Hak Cipta dan ISO 13485 untuk alat medis. Inovasi dari ahli anak UI ini juga telah ikut serta pada pameran alat kesehatan yang diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab, beberapa waktu yang lalu.

Sekarang, alat ini sudah dipakai di berbagai tempat layanan kesehatan yang ada di berbagai wilayah di Indonesia. Data terkini dari Kemenkes menunjukkan penurunan AKN sejak alat ini disebarluaskan, dari 11,7 dari 1.000 bayi yang lahir hidup menjadi 9,3 dari 1.000 bayi yang lahir hidup.

Karena alat ini pula, Rina mendapatkan penghargaan Anugerah Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Kemenpan RB pada 20215. Inovasi yang dibuatnya juga mendapat pujian dari Wamenkes Dante Saksono Harbuwono.

 

Related Articles

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Media Sosial

10,000FansLike
13,700FollowersFollow
BERLANGGANAN NEWSLETTER GRATIS
I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )
Join over 3.000 visitors who are receiving our newsletter and learn how to optimize your blog for search engines, find free traffic, and monetize your website.
We hate spam. Your email address will not be sold or shared with anyone else.

Pilihan Redaksi

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x